Pustaka
Bahasa Indonesia

For My Love i don't Give Up

135.0K · Tamat
sigmuel
111
Bab
1.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Ini adalah Series Terakhir dari kisah cinta dan perjuangan mereka tentang cinta dari saudara kembar tiga, yang sebelumnya sudah rilis adalah :1. My Wife Is Twin2. My Wife is a Volunteer Doctordan ini series terakhir nya yaitu yang ke 3. For My Love i don't Give Up .... "dek, sampai kapan akan seperti ini tanpa penjelasan?" kata seorang lelaki yang telah jatuh cinta padanya, tapi mereka menjalani hubungan tanpa kejelasan, "jika tidak ada kejelasan terus, aku akan nekat menemui orang tuamu dan melamarmu tanpa sepengetahuanmu" batin hamzah sambil cengengesan

PresdirKampusRomansaIstriSweetCinta Pada Pandangan PertamaDewasaKeluargaPernikahanMenantu

Bab 1

BAB 1 Awal

Handphone di atas meja kecil berdering, siapa lagi kalo habis magrib ada yang telfon kalo bukan sang mommy tercintanya, karena jaman belum secanggih sekarang, handphone jaman dulu hanya digunakan sebagai mengirim/menerima pesan dan menerima/melakukan panggilan telfon.

“Assalamu’alaikum ra” kata seseorang diseberang telfon

“Wa’alaikumsalam mom” jawab sang anak

“dimana sayang? Udah makan belum” sang mommy biasa mengabsen kegiatan anaknya yang hidup diluar kota

“dikos, baru selesai mandi, makan nunggu nana pulang mom, rara masih belum pulang nih, tadi kuliah sore dia” jelas naira

“enggak masak ?” Tanya mommy nya lagi, dia harus tau betul kegiatan kedua putrinya, meskipun mereka udah kuliah hampir semester tiga, tapi sang mommy masih setia mengabsen kegiatan anaknya, ya enggak tiap hari telfon, tapi tiap hari kirim sms

“males mom, lagian tadi rara pulang juga udah jam 15.00, sampe kos mandi sholat tidur” jelas putrinya itu.

Mereka adalah saudara kembar yang sama-sama kuliah di bandung tapi beda kampus, yang raina kuliah teknik informatika, yang kembarannya naira dia mengmabil jurusan Managemen Bisnis, tapi mereka tetap satu kos, kos yang mereka tempati jaraknya lebih dekat dengan kampus raina, jadi naira harus menggunakan kendaraan jika berangkat kuliah, mereka juga berbagi kendaraan yaitu sepeda motor matic yang dibelikan papahnya ketika mereka awal-awal kuliah, tapi jangan salah meskipun mereka kembar, teman kuliah mereka tidak ada yang tau kalo dia kembar, hanya teman satu kosnya dan ibu kos aja yang tau mereka kembar, pasalnya emang mereka jalan bareng karena mereka memiliki urusan masing-masing di kampus masing-masing

“kuliah dan belajar yang bener ya sayang, mommy mau nemenin papah makan dulu” pamit mommy dan kemudian mematikan sambungan telfonnya

“cekrek” pintu kamar kos terbuka

“sumpah panjang umur, barusan mommy telfon nanyain kamu” kata naira yang melihat kedatangan saudara kembarnya

“hm.. Cuma ngabsen doank kan, enggak ada yang lain?” Tanya raina sambil menggantungkan tasnya di gantungan baju, dan naira menjawab dengan gelengan “ini pesenanmu” dia memberikan bungkusan nasi goreng “aku mandi dulu” dia langsung berlalu menuju kamar mandi, mereka menempati sebuah kamar kos yang tak terlalu besar, tapi emang khusus ditempati berdua, jadi ada dua tempat tidur, satu almari besar, dua meja belajar, satu TV dan satu kipas angina, serta kamar mandi dalam, jadi mereka emang jarang keluar kamar, dan jarang ketemu dengan penghuni kos lainnya, mungkin hanya papasan ketika menjemur cucian atau memasak di dapur

“besok kamu kuliah jam berapa?” kata raina yang sudah keluar dari kamar mandi

“kenapa? Mau bolos lagi, atau gimana?” Tanya naira ulang, karena mereka sudah sering kayak gitu tukar tempat kuliah, dan mereka juga udah bisa menirukan tanda tangan masing-masing untuk absen mata kuliah yang membutuhkan tanda tangan, bahkan teman dan dosennya pun tidak menaruh curiga, karena dia emang kembar identic tanpa adanya perbedaan

“aku kuliah jam siang jam 13.15, kalo nyuruh aku masuk pagi aja, besok aku ada ujian siang” dia sudah hafal banget apa maunya raina

“besok aku ada kuis Fisika II, seperti semester sebelumnya lah ra, hahahaha” jelasnya “jam 8.30 ya ra, gedung H202” setiap ada ujian / tugas Kalkulus, Fisika, raina akan selalu mengandalkan kembarannya, karena dia emang males, dan enggak mau, kalo Cuma kuliah aja dia bakalan masuk. Sama halnya ketika ada ujian praktik olahraga jaman sekolah, raina yang bakalan maju, yang satunya menggantikan dia di pelajaran lainnya, hanya beberapa sahabat mereka yang tau itu, dan yang lainnya tetap tidak bisa mengenali mereka dengan pasti, karena kadang mereka meggunakan gaya rambut yang sama, dan kadang teman yang papasan dengannya aja akan menanyakan dia siapa dulu, biar enggak salah orang

“iyaaa…, tapi aku selesai langsung pulang kos lagi lho” raina hanya cengengesan mendapatkan persetujuan kembarannya itu “besok ku telfon, aku lupa lokasi gedung kampusmu, terlalu ribet denahnya”

“oke adeek tersayangku” jawab raina, dan raina melanjutkan membuat tugas kuliah dia yang lainnya, sedangkan naira asyik drakor, dia jarang belajar kalo enggak ada tugas, tapi jangan salah dia memiliki otak yang sangat pandai, dan dia bakalan mengikuti semua mata kuliahnya dengan serius, naira hanya lemah soal pelajaran fisik, dan dia selalu mengandalkan raina jika menyangkut hal fisik.

Kedua orang tua mereka juga tau perbuatan kedua putri kembarnya itu, tapi selama mereka tidak bikin kekacauan yang mengakibatkan panggilan orang tua ke sekolah untuk teguran, mommy dan papahnya tidak mempermasalahkannya, dan syukur hingga sekarang dia tidak pernah mengacau seperti itu, dan naira yang sepandai itu dia juga menyembunyikan kepintarannya, dia tidak suka menonjol karena akan menimbulkan kecurigaan jika dia dan raina sedang bertukar posisi.

“halo aku udah diparkiran” kata naira di telfon, dan saudara kembarnya dikos sedang asyik nonton film kartun di tv yang tayang setiap pagi, itu adalah kartun tontonan mereka sebelum kuliah biasanya.

“udah di depan parkiran dosen kan?” naira berjalan dari parkiran mahasiswa sampai parkiran dosen yang ada di depan gedung rektorat dia masih menaruh handphonenya di telinganya untuk mendapatkan arahan dari raina, kali ini dia berdandan ala raina, yaitu rambut dikuncir kuda, menggunakan sepatu cat, celana jeans, tas ransel yang berisi laptop biasanya, tapi kali ini ta situ hanya berisi beberapa buku kuliah raina hari ini kecuali laptop, karena naira tak mau membawa laptopnya raina karena berat, dan enggak perlu di kuliah yang dia gantikan

“Lurus sampai depan lapangan, ada tulisan gedung H kan?” naira masih berjalan sesuai arahannya, naik ke lantai 2, ah salah masudnya naik sampai lantai tiga” karena yang paling bawah itu ruang dosen jurusan, dan aula mahasiswa

“na.. tunggu” panggil seorang dari arah belakang

“na ada yang manggil” ya maklum aja karena itu kampus teknik yang banyak cowoknya, dan pastinya yang disitu hanya dia ceweknya, siapa lagi kalo bukan dia “dia nyuruh aku nunggu” jelasnya

“tungguin, dan kamu terus dengerin aku, sampai aku mengenali suaranya” intruksi raina

“jalan sendiri? Yang lain mana?” Tanya orang tersebut dan raina yang ada disebrang telfon langsung mengenali suara itu, dan naira yang menyamar menjadi raina hanya menjawab dengan mengangkat bahunya

“panggil dia hamzah, dia temen sekelasku semester ini, ikuti dia aja, dan duduk disebelahnya, jangan banyak bicara entar ketahuan, kalo mau bicara ke dia gunakan cara bicaraku yang bedugalan, jangan yang halus kayak kamu, kamu harus duduk disebelahnya, karena kalo ada dia aku selalu duduk disebelahnya, dan nanti jangan kaget jika ada yang datang 3 cowok lainnya” naira masih menaruh telfonnya sambil berjalan sampai kelas

“ya udah mom, raina masuk kelas dulu” naira langsung mematikan sambungan telfonnya, dan dia menyebutkan kata mom, agar dikira yang ditelfon itu mommy nya pasti percaya, karena mommy emang kayak gitu kalo telfon lama, hahaha