
Ringkasan
"Aku bersedia menikah denganmu bukan karena aku menginginkanmu, aku hanya ingin mengembangkan bisnisku dan memenuhi keinginan orang tuaku" ujar laki-laki dihapadapaku ini. "Kamu pikir aku juga menginginkannya? Jangan bermimpi Mr. William" balasku sambil berlalu.Keira Morgan perempuan berhati dingin, datar dan ketus. Menikah dengan seseorang yang tak kalah dingin, datar dan juga kejam bernama Natte William. Mereka dipertemukan dalam suatu pernikahan.Bagaimana kisah pernikahan mereka dengan keduanya yang masing-masing mempunyai sifat dingin yang tak tersentuh?
Bab 1
"Kerjakan kembali!. Aku membayarmu untuk bekerja dengan baik, bukan untuk hasil seperti ini," ucapku dingin kepada seorang wanita muda dihadapanku ini sambil membanting dokumen ke depannya. Wanita itu hanya menunduk, terlihat ketakutan tergurat di wajahnya. Aku memang seorang atasan yang sangat tidak suka dengan hasil kerja yang buruk dan tidak kompeten. Aku tidak pernah memandang dengan siapa aku berhadapan jika itu menyangkut hal pekerjaan.
"Ba... Baik miss saya akan kerjakan ulang."
"Kembali ke tempatmu dan selesaikan itu dalam waktu satu jam."
"Satu jam miss?."
"Kamu keberatan?."
"Ti.. Tidak miss. Kalau begitu saya permisi," pamit wanita itu yang langsung keluar dari ruanganku.
Wanita itu sekretaris baruku. Ya sekretaris lamaku yang sangat mengenalku dan bekerja sesuai dengan apa yang aku mau kini telah resign karena dia mengikuti suaminya yang menetap di Perancis. Dan sekarang aku harus mengajari sekretaris baruku ini dari awal. Dia memang direkomendasikan oleh sekretaris lamaku Emma. Emma bilang dia seseorang yang jujur dan giat bekerja. Aku menerimanya karena aku memang menjujung tinggi kejujuran dan aku suka dengan seseorang yang giat untuk bekerja denganku.
Handphoneku berdering menandakan ada panggilan yang masuk. Aku lihat mamah ku yang memanggil. Aku sudah tidak enak hati saat akan menerimanya karena aku tau apa yang akan dibicarakan oleh mamahku jika menelepon. Ternyata benar mamahku menelepon untuk menyuruhku segera menikah.
"Kamu sudah beberapa kali mamah jodohkan, tapi sikapmu selalu dingin, datar dan kejam membuat semua laki-laki itu menyerah."
"Lalu aku harus bagaimana?." Tanya nya frustasi.
"Bersikaplah seperti wanita kebanyakan."
"Mom," pekikku mendengar apa yang dikatakan oleh mamahku sendiri. Aku memang bersikap seperti yang mamah katakan. Tapi itulah diriku semenjak enam tahun yang lalu tidak bisa diubah.
"Jika memang dia ingin menikahiku maka dia harus terbiasa dengan sikapku."
"Terserah katamu saja. Kamu datang malam ini kerumah untuk makan malam keluarga. Akan ada teman mamah dan papah yang datang jadi berdandanlah yang cantik."
"Apa mamah akan menjodohkanku lagi?."
"Kita lihat saja nanti anakku yang keras kepala. Bye."
"Mahh... " Mamahku rupanya tidak jngin berdebat denganku dan malah menutup panggilannya. Aku pusing sekali, belum beres masalahku mengajari sekretaris baruku ini nanti malam aku harus menghadiri perjodohanku lagi.
Aku kira mamah sudah lupa dengan perjodohan, karena sudah sebulan ini mamah tidak pernah menjodoh-jodohkan aku lagi. Aku hanya bisa menghela nafas dan menjatuhkan tubuhku ke kursi kebesaranku.
**
Hari ini aku memiliki janji untuk bertemu dengan CEO dari Perusahaan William. Kami mensepakati kerja sama sebulan yang lalu dan hari ini aku akan menandatangi kontrak kerja sama dengan perusahaan itu.
Pintuku diketuk oleh Clarisa yang tidak lain adalah sekretaris baruku. Dia melaporkan bahwa Tuan William sudah datang. Akupun mempersilahkannya untuk masuk. Aku melihat ke pintu, laki-laki tampan dengan penampilan yang sangat rapi memasuki ruang kerjaku. Dia memakai setelan jas abu-abu dengan kemeja putih yang membungkus tubuh tegapnya itu. Seketika aku tau dia adalah laki-laki yang mementingkan penampilannya. Ku lihat lagi cara dia menatapku tajam dan cara berjalannya aku langsung tau dia adalah seorang laki-laki dengan kepribadian angkuh dan dingin. Aku memang selalu menilai orang yang akan bekerja sama denganku.
"Selamat siang Miss. Morgan, perkenalkan saya Natte William, CEO dari Perusahaan William." Sapa laki-laki dihadapanku dengan tatapan dinginnya.
"Selamat siang Mr. William, saya Keyra Morgan senang berkenalan dengan anda." Balasku dengan tatapan datar yang aku punya.
Kamipun membicarakan hal mengenai kesepakatan kerja dengan wajah yang lebih dingin juga serius. Petemuan kami diakhiri dengan tanda tangan kontrak.
"Senang bisa bekerja sama dengan perusahaan anda Miss Morgan. Semoga selama kita bekerja sama, perusahaan anda tidak mengecewakan," ujarnya dengan senyum yang bisa aku artikan menantang.
Sial, dia baru saja menandatangi kontrak tapi dia sudah menantangku. Oke aku tidak akan kalah denganmu. Ucapku dalam hati karena geram akan kata-katanya. Ternyata orang dihadapanku sama kejamnya denganku.
"Iya, kami juga senang bisa bekerja sama dengan perusahaan anda. Anda tidak usah meragukan kinerja perusahaan kami, anda pasti tau dari luar bagaimana perusahaan kami. Semoga selama kita bekerja sama, perusahaan anda tidak memalukan atau menjatuhkan nama baik perusahaan saya." Kali ini balasku dengan senyum yang lebih sinis dari yang dia berikan tadi. Dan laki-laki itu hanya kembali tersenyum sini dan mengatakan, "tentu miss, itu pasti." Diapun memakai kacamata hitamnya dan keluar dari ruanganku, berjalan dengan sangat angkuh.
***
Ketika waktu menunjukan pukul lima sore aku langsung pulang dari kantor karena aku mempunyai janji makan malam dengan kedua orang tuaku dan aku termasuk orang yang tepat waktu jadi aku memilih pulang saat karyawan lain pulang. Orang-orang kantor terutama sekretaris baruku heran karena biasanya aku akan bekerja hingga malam. Aku memang termasuk orang yang ambisius dan gila kerja.
Aku memasuki sebuah butik ternama, aku selalu ingin terlihat cantik dan elegan. Aku tidak peduli berapa uang yang harus aku keluarkan untuk terlihat cantik, karena aku memang mencari uang dengan gila untuk bisa menikmati hidup mewah dan cantik. Hingga itu juga salah satu alasan banyak laki-laki yang mundur untuk mendekatiku.
Aku memilih gaun backless milik brand ternama Dior berwarna putih gading dengan panjang hingga tumit. Aku memilih gaun ini untuk menunjukan kepada orang yang akan dijodohkan denganku bahwa aku memiliki selera yang tinggi dan aku berharap dia akan mundur dari perjodohan ini.
Setelah membeli gaun akupun mendatangi salon ternama di New York yang dimiliki oleh Mark Bustos. Dia adalah seorang hair style yang terkenal dikalangan artis dan tidak murah tentunya untuk bisa dilayani olehnya. Bisa menghabiskan ratusan dolar untuk sekali tapi percayalah hasilnya tidak diragukan lagi. Aku pun meminta untuk didandani secantik mungkin namun tetap natural dan harus terlihat elegan.
**
Aku memasuki mansion kedua orang tuaku tepat pukul delapan malam. Mamah menyambutku dengan riang dan memuji penampilan ku yang sangat cantik. Begitu juga dengan papahku. Kami mengobrol di ruang makan dengan pertanyaan yang selalu sama jika aku menandatangi mansion kedua orang tuaku. Hingga akhirnya obrolan kami terhenti ketika kepala pelayan rumah kami mengatakan bahwa keluarga William sudah datang. Akupun mengernyitkan keningku, apakah mungkin keluarga William yang akan dijodohkan denganku adalah keluarga William yang tadi menandatangi kontrak kerja denganku?.
Aku melihat wanita dan pria paruh baya seumuran dengan mamah dan papahku masuk. Namun, saat aku lihat seseorang dibelakang mereka akupun terkejut ternyata memang benar yang akan dijodohkan denganku adalah laki-laki itu Natte William.
Dia memakai setelan jas berwarna hitam. Dia memang terlihat tampan dan rapi. Kulihat lagi pakaian yang dia kenakan, aku tau itu adalah pakaian brand ternama. Memang penilaianku saat pertama tadi melihatnya tidak salah. Diapun terlihat mengamati ku dan kemudian tersenyum sekilas.
"Jadi kami pertemukan kalian disini untuk menjodohkan kalian berdua. Aku dengar kalian memiliki kepribadian yang sama. Aku yakin dengan modal itu kalian tidak akan sulit untuk menjalani perjdohan ini lagi pula perusahaan kalian bekerja sama kan?," tanya mamahku yang langsung membuatku tidak percaya mungkinkah ini rencana kedua orang tuaku dengan kedua orang tuanya karena dia juga terlihat sama terkejutnya denganku. Lalu kami kembali memasang wajah dingin dan datar kami.
"Iya benar, kenapa mamah bisa tau?." Aku bersuara karena dia tidak juga menjawab.
"Mamah dan papahlah yang mengusulkan kepada orang tua Natte untuk mengadakan kerja sama dengan perusahaan kita agar kalian banyak memiliki waktu bersama." Jawab mamahku lalu memegang punggung tanganku menandakan dia sebenarnya menyesal melakukan itu.
"Oh mom, kamu membuatku malu." Geram ku.
"Maaf sayang."
"Aku tidak bisa mom."
"Aku bisa tante, aku mau dengan perjodohan ini." Potong Natte dengan wajah datarnya. Kenapa dia ini mau menyetujui perjodohan ini?.
"Tapi aku tidak bisa," kilahku memandang wajah Natte tajam.
"Kamu tidak bisa karena kamu takut akan jatuh cinta denganku?." Tembaknya dengan senyum menantang yang tadi aku lihat ketika dikantor disertai dengan tatapan yang tak kalah tajam dariku. Aku geram dengannya. Oke jika ini yang kamu mau. Aku menerima tantanganmu.
"Jangan harap!." Seruku keras.
"Kalau begitu buktikan." Tantangnya.
"Oke, kalau memang itu maumu. Semoga kamu tahan denganku."
"Tuh kan kalian itu sama-sama dingin, datar dan kejam. Tapi percayalah lama kelamaan hati kalian akan saling mencairkan satu sama lain." Suara riang orang tua Natte memecah ketegangan antara kami.
"Jangan harap." Kata kami berbarengan
"Haha tuhkan kalian kompak. Oke, tandanya kalian setuju. Baiklah kalau begitu pernikahan kalian akan kami adakan dua minggu lagi." Perkataan mamah Natte atau Sivia itu membuat kami sama-sama terbelalak.
"Tante!." Seruku.
"Mom!." Seru Natte.
"Ya ampun gak nyangka tante bakal dapetin menantu yang cantik banget, mau lagi sama si kutub ini."
"Mom!" Nate terus memperingati mamahnya.
"Memang benar. Lihat Keyra sangat cantik sekali dan memiliki selera yang tinggi sama sepertimu."
Kamipun akhirnya menerima perjodohan ini. Selama perbincangan keluargapun kami tidak banyak mengeluarkan suara hanya saling menatap dari jauh.
Setelah perbincangan antara keluarga kami, aku pun mendinginkan kepalaku dengan berdiri di taman belakang menatap kosong ke depan seakan bisa menerawang apa yang ada dihadapanku. Aku memikirkan apa keputusanku ini tepat. Apa menikah dengannya sudah tepat. Akupun jadi teringat akan kejadian enam tahun yang lalu, yang membentuk kepribadianku seperti sekarang ini. Seketika lamunanku buyar ketika terdengar langkah seseorang mendekatiku.
"Aku bersedia menikah denganmu bukan karena aku nenginginkanmu, aku hanya ingin mengembangkan bisnisku dan memenuhi keinginan orang tuaku." Jelas laki-laki dihapadapaku ini.
"Kamu pikir aku juga menginginkannya?. Jangan bermimpi Mr. William." Balasku sambil berlalu.
Aku terus berjalan sampai ke ruang tengah dan duduk diantara pertemuan keluargaku dengan keluarganya. Aku hanya diam dan memainkan gelas yang ku pegang. Saat aku sedang asyik dia menghampiriku masih dengan wajah dinginnya dan kutunjukan padanya bahwa aku juga sama dingin sepertinya.
Dia duduk disebelahku kemudian dia mendekatkan wajahnya ke telingaku dan berbisik "Kita lihat saja siapa yang akan mundur dari pernikahan kita nanti. Aku yakin kamu tidak akan tahan denganku Miss Morgan. Oh iya kamu terlihat cantik dan seksi malam ini". Aku hanya tersenyum sinis mendengarnya dan berbalik mendekatkan wajahku kepadanya "Oke, kita lihat saja. Terima Kasih atas pujian anda Mr. Willian. Anda juga terlihat tampan Mr. William" dan mencium bibirnya sekilas untuk menunjukan bahwa dia salah telang menggodaku. Namun, termyata pertahanannya tidak mudah runtuh dia tetap dengan tatapan dingin dan tajamnya.
Aku tau laki-laki disebelahku ini bukan lawan yang mudah untuk ku buat menyerah dan bertekuk lutut dihadapanku. Dia sama angkuhnya, dinginnya dan kejamnya seperti diriku. Aku sedikit senang karena orang tuaku menjodohkan aku dengannya, aku seakan memiliki tantangan dan tentunya aku tidak perlu repot-repot dengan berbagai urusan karena dia pasti menginginkan hal yang sama denganku dalam pernikahan ini.
"Kita lihat saja Natte, kamu akan tau siapa seorang Keira Morgan itu." Senyum jahatku kemudian terukir di wajahku.
