Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2

Saat ini tepat di sebuah bar. Julian kemudian duduk di kursi tepat berada di sudut ruangan ini. Dirinya seperti sedang menunggu kedatangan seseorang. Tidak lama setelah itu, dirinya melihat salah satu orang yang ternyata seperti sedang mabuk. Orang itu terus mengoceh hal aneh dan tidak lama kemudian marah-marah. Julian yang merasa sedikit terganggu itu, seketika dirinya berusaha untuk bergerak dan berniat pergi. Namun, tidak lama setelah itu, orang yang ditunggunya itu datang. Ternyata orang itu tidak lain adalah paman yang beberapa bulan yang lalu pernah bertemu dengannya. Orang tersebut tampak bergembira begitu bertemu dengannya. Mereka berdua mulai saling bertukar cerita. Malam hari yang terasa begitu ramai. Sesekali Julian memang pergi keluar dan kemudian bertemu dengan beberapa orang yang dikenalnya. Selama ini, ada banyak sekali hal yang sering membuat dirinya merasa gelisah. Seketika dirinya seperti dihadapkan akan beban yang sungguh luar biasa. Ada kalanya hal itu malah semakin lama semakin berada didalam kepalanya bahkan sampai sekarang ini. Keduanya masih terus berbincang. Julian kemudian memberitahukan alasan kenapa dirinya datang ke wilayah ini. Saat itu pula paman ini seketika merasa senang dan kemudian menyuruhnya untuk memberitahukan apa pun padanya dan kemungkinan besar orang ini memang ingin membantunya. Julian tentu saja merasa sangat senang. Hari ini sungguh mengejutkan. Ada begitu banyak orang yang ternyata memang seperti sedang waspada akan sesuatu. Disaat itu pula Julian sempat merasa penasaran kenapa mereka sampai seperti ketakutan ketika bertemu orang baru dan tentunya tidak bersikap ramah. Selain itu, dirinya juga merasa ada yang aneh dengan kebanyakan orang yang tinggal di wilayah ini seolah mereka mengalami trauma. Saat Julian sudah sampai di rumah pamannya, sekarang ini dirinya berjalan memasuki kamarnya dan seketika pula ada yang membuat dirinya teringat akan sesuatu. Julian kembali ke lantai bawah dan tidak lama setelahnya dirinya melihat pamannya yang ternyata sekarang sedang duduk sambil menikmati secangkir kopi panas.

“Kau sedang mencari sesuatu?” tanya paman.

“Ah, ya. aku harus membawa berkas.”

“Maksudmu tumpukan kertas ini?”

“Benar. Untungnya aku meletakannya disini.”

“Jangan sampai teringgal. Oh iya, bagaimana? Kau sudah bertemu dengan orang itu?”

“Ya. Kami bertemu di bar tadi. Rupanya paman itu masih mengenaliku dengan baik. Kupikir akan melupakanku begitu saja. Ternyata tidak.”

“Mustahil orang itu akan melupakanmu. Sejauh ini, ada banyak hal yang harusnya kau tanyakan pada orang itu. apa kau melakukannya?”

“Aku hanya bertanya beberapa hal penting saja. Tapi, bagaimana paman tahu kalau ada informasi yang sedang kucari.”

“Bukankah kau memang memerlukannya? Kalau seandainya kau di tempatkan di divisi khusu, kau akan memerlukannya. Jadi jangan malu untuk bertanya.”

“Ya. Tentu saja.”

“Oh iya, akhir-akhir ini situasi saat ini sedang tidak baik-baik saja.”

“Apa?”

“Beberapa jam yang lalu ada orang yang melaporkan telah terjadi kekacauan yang ternyata ada pelaku kejahatan yang berkeliaran. Mereka juga belum menangkap orang itu.”

“Kali ini apalagi yang terjadi? Tidak mungkin hanya kejahatan biasa bukan?”

“Entahlah. Kurasa ini semacam perampokan. Biasa orang-orang di wilayah ini memang selalu saja mengabaikan peringatan untuk berhati-hati dan begitulah yang terjadi. Sejujurnya itu salah mereka juga.”

“Ah, ternyata seperti itu. tapi itu cukup membuat mereka trauma juga.”

“Kau benar.”

Sejauh ini masih banyak sekali hal yang harus kupersiapkan. Setelah hampir satu minggu lamanya tinggal di tempat paman dan ada beberapa alasan lain Julian sampai merasa sedikit kepikiran. Setelah dirinya dinyatakan diterima di tempat itu dan kemudian dimasukan ke divisi khusus, saat itu pula dirinya merasa sedikit tertekan. Keesokan paginya. Julian mulai pergi bekerja dan sekarang ini sudah berada tepat didepan kantor kerjanya itu. Seseorang menyambutnya dengan ramah dan ternyata mereka memang sangat ramah sekali. Tidak lama setelah itu, Julian juga merasa kalau mungkin saja dirinya bisa bertahan lama di tempat ini. Setelah itu, dirinya mulai berbaur dengan yang lainnya. Suasana tempat kerja yang cukup nyaman. Sejauh ini belum terjadi sesuatu yang mengerikan. Tidak lama setelah itu, dirinya kemudian diajak pergi bersama dengan seniornya dan mereka pergi menuju ke suatu tempat. Dalam perjalanan, keduanya sama sekali tidak merasa canggung dan kemudian terus saling berbincang satu sama lain. Sebelumnya, Julian sempat berpikir kalau mungkin saja semuanya tidak berjalan dengan baik dan dirinya sungguh merasa frustrasi akan hal itu. Namun ternyata hal itu malah tidak pernah terjadi dan sekarang ini dirinya sungguh merasa sangat senang sekali. Akhirnya mereka berdua sampai tepat di sebuah tempat yang dituju mereka. Kali ini, Julian berjalan bersama dengan seniornya ini dan hendak bertemu dengan seseorang.

“Sudah sampai. Kuharap orang itu sekarang ada di tempat ini,” ucap tuan Marley.

“Apa ini sungguhan tempatnya?”

“Ya. Menurut informasi, orang itu memang tinggal di daerah sini dan ini adalah kediamannya.”

“Tapi, kenapa kita harus menemuinya seperti ini?”

“Asal kau tahu saja, ini adalah bagian dari latihanmu.”

“Apa? latihan?”

“Ya. Menemui seseorang yang cukup penting itu sangat sulit. Dan sekarang adalah kesempatan yang kuperlihatkan padamu. Dari pada itu, ayo kita harus pergi sekarang.”

“Ah, Baiklah kalau begitu.”

“Sial. Dari tanda-tandanya, sepertinya sedang tidak ada di rumahnya. Bagaimana ini?”

“Apa? Ah, maksudku…”

Mereka berdua berusaha menemui seseorang dan kemudian mereka malah sial sekali. Ternyata tuan rumah itu sekarang ini sedang tidak ada di rumahnya dan kemudian mereka berdua kembali lagi ke kantor. Julian yang sedikit merasa kecewa itu ternyata mencoba untuk memendamnya. Disaat itu juga seniornya mulai mengatakan beberapa hal kepada Julian. Kali ini mereka berdua berada di ruangan mereka dan setelah itu beberapa petugas detektif yang lain juga ternyata sedang ada di kantor ini dan mereka saling berbincang juga. Sudah lama sekali mereka sedikit merasa aneh dengan beberapa hal yang dilaporkan warga. Ada banyak orang yang mengeluh ada perampokan dan sejenisnya.

“Kurasa ini adalah laporan yang ketiga kalinya,” ucap Timoti yang tidak lain adalah detektif di tempat ini juga.

“Apa? itu banyak sekali.”

“Ya. Kurasa mereka terus mengalami kejadian yang sama dan tentunya orang yang melaporkannya juga orang yang sama. Bagaimana ini senior?”

“Astaga. Itu cukup merepotkan. Perampokan ya? sangat merepotkan saja.”

“Apa kita akan mengambil kasus ini atau malah sebaliknya?”

“Sebentar. Kurasa aku perlu sedikit berpikir.”

“Hah? Apalagi yang kau pikirkan? Sudah jelas sekali ini berbahaya.”

“Aku tahu.”

“Menurut keterangan korban, saat itu nyawanya hampir saja menghilang untungnya bisa melarikan diri dan sedikit melakukan perlawanan. Apa ini tidak cukup agar kita mengambil kasusnya?”

“Astaga. Baiklah aku mengerti. Kita akan mengambilnya.”

Meski terkadang tempat ini cukup ramai karena ada beberapa perdebatan diantara mereka, tidak tahu kenapa hal itu malah terlihat menyenangkan. Itulah yang dilihat oleh Julian. Dirinya yang kemudian ikut membahas soal masalah ini bersama dengan yang lainnya, sesaat dirinya juga merasa kalau mungkin saja orang-orang memang waspada akan hal ini. Setelah diperhatikan lebih lanjut, ternyata kasusnya lumayan parah juga. Julian merasa kalau mungkin saja pelaku memang sengaja merampok tempat itu karena orang yang tinggal disana memang memiliki apa yang diinginka pelaku. Dengan polosnya dirinya mengatakan pendapat itu kepada yang lain yang kemudian membuat mereka sontak tertawa. Sementara itu, sekarang ini tepat di rumah paman. Orang itu seperti sedang menikmati waktunya dan tidak lama setelahnya dirinya sempat mengkhawatirkan sesuatu. Ada begitu banyak hal yang memang terbilang sangat mengejutkan. Selain itu, dirinya juga sudah menganggap kalau kemungkinan besar terjadi sesuatu yang buruk, dirinya bisa saja menyelamatkan diri bersama dengan yang lainnya. Setelah hampir satu jam lamanya duduk sambil menikmati secangkir kopi dan juga melihat berita hari ini, seketika dirinya teringat akan satu hal yang sangat penting. Beberapa hal yang mungkin saja terlupaka dan itu perlahan mulai merasuki pikirannya saat ini. Hari sudah semakin sore saja. Julian yang masih berada di tempat kerjanya itu sekarang sedang sibuk menangani beberapa dokumen yang ada disana. Setelahnya, dirinya juga sempat merasa kepikiran lagi akan beberapa kasus yang sebelumnya dibaca olehnya dari beberapa dokumen yang ada di sana. Seketika dirinya hampir merasa pusing dan mungkin saja sudah nyaris stress. Ada begitu banyak dokumen dan ini adalah dokumen yang sudah selesai diperiksa olehnya dan kemudian diletakan kembali pada tempatnya. Setelah semuanya selesai, dirinya kemudian menghela nafas dan tidak lama setelah itu kembali duduk dan seketika memeriksa ponselnya. Saat ini, ada beberapa pesan yang masuk yang tidak lain dari Jasper.

“Kau masih disini?” tanya seseorang yang tiba-tiba saja datang mendekati Julian dan orang itu tidak lain adalah Timoti.

“Ah, itu benar. baru saja kuselesaikan semuanya. Karena itu, kurasa sebaiknya aku beristirahat dulu sebentar.”

“Ya. Kau benar. memang perlu sekali melepaskan penat. Tapi, apa kau sudah membaca kasusnya? Sepertinya kita akan sedikit kerepotan. Bagaimana menurutmu?”

“Kalau soal itu, kurasa tidak ada masalah. Lagi pula aku sudah siap dengan konsekuensinya.”

“Wow. Kau ternyata bersemangat juga. Baguslah.”

“Ya.”

“Oh iya, satu hal penting lainnya, kurasa sebaiknya kau jangan terlalu memaksakan diri kau boleh beristirahat kapan pun dan jangan terlalu banyak mengabaikan dirimu sendiri.”

“Ya. Baiklah. Aku mengerti.”

Setelah hampir merasa sedikit lelah, saat itu juga Julian beranjak dari tempat duduknya dan sesekali memeriksa ponselnya. Jasper terus mengirimkan pesan padanya yang berisi beberapa peringatan agar dirinya jangan terlalu terbawa suasana dan harus teguh akan pendirian sendiri. Sejauh ini, orang itu terus memberikan banyak sekali informasi seperti ini dan mungkin saja akan berguan di lain waktu. Akhirnya hari sudah mulai gelap dan tidak lama kemudian Julian pergi dari tempat kerjanya karena sekarang adalah waktunya untuk pulang. Namun, tepat di sudut jalanan yang lain terlihat seorang wanita sedang berteriak dan kemudian mencoba untuk melarikan diri.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel