5. Kau bukan manusia
Pikiran Quinn menjadi kosong saat ini, dia hanya menatap Maximilano, barulah berikutnya dia memikirkan beberapa hal-hal aneh ketika dia hampir saja mati. Ketika dia hendak ditabrak mobil, ketika reruntuhan bangunan hampir memecahkan kepalanya, dan masih banyak kejadian lain. Dia benar-benar yakin bahwa dia pasti akan mati setiap kali hal buruk terjadi padanya, tapi ketika dia membuka mata atau dia menyadari bahaya itu, dia sudah bergeser dari tempatnya duduk atau berdiri.
Di beberapa mimpi dia seperti mengingat seseorang menyelamatkannya dari berbagai bahaya itu, tapi setiap kali dia bangun dia pasti tidak akan bisa mengingat wajah pria itu.
Jadi, apakah pria yang telah menyelamatkannya berkali-kali itu memang benar Maximilano?
“Aku tidak membunuh orangtuamu, mereka terlalu tidak penting untuk mengotori tanganku!” Maximilano berkata lagi. Dia benci disalahpahami sebagai pembunuh. Dia akan mengakui tanpa ragu jika dia benar-benar yang telah membunuh orang lain. Tangannya sudah terlalu banyak dikotori oleh darah vampir, iblis, penyihir dan serigala yang memiliki pemikiran untuk memberontak sebelum kejadian seribu tahun lalu.
Quinn tidak tahu apakah dia harus mempercayai kata-kata Maximilano atau tidak, pria itu bisa saja memanipulasi pikirannya. Dia bukan manusia, dia bisa melakukan hal itu.
“Biarkan aku keluar dari tempat ini, aku ingin melihat orangtuaku.” Quinn kembali ke tujuan awalnya.
“Kau tidak ditahan di sini, Nona Quinn. Jika kau ingin pergi kau bisa melakukannya, tapi aku pastikan bahwa aku tidak akan pernah datang untuk menyelamatkanmu lagi!”
Quinn tidak ingin mati sekarang, setidaknya sampai dia tahu alasan orangtuanya terbunuh dan kenapa makhluk-makhluk mengerikan itu mengincar nyawanya.
Yang membuat Quinn sangat sedih adalah saat ini dia tidak bisa melihat orangtuanya bahkan dia tidak bisa menyaksikan pemakamannya. Dia tidak tahu sampai kapan dia akan berlindung di kediaman ini. Dia harus keluar jika dia ingin mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Hati Quinn benar-benar sakit sekarang. Ia masih berharap apa yang terjadi padanya saat ini hanyalah mimpi buruk. Ia ingin segera bangun dan melihat orangtuanya di pagi hari dengan senyum hangat mereka.
Quinn tidak memiliki apa-apa untuk dikatakan lagi. Jadi, dia berbalik dan hendak pergi. Namun, Maximilano menahan wanita itu. Gerakannya sangat cepat, bibir keduanya sudah menempel.
Akan tetapi, Maximilano tidak memiliki pikiran kotor di otaknya sama sekali saat ini. Dia ingin Quinn melihat siapa wanita itu sebenarnya.
Quinn ingin berontak, tapi dia tidak bisa melepaskan dirinya. Segera bayangan demi bayangan hinggap di kepalanya, tapi itu semua asing. Seperti sebuah ingatan yang bukan miliknya sama sekali.
Dimulai dari seorang pria dan wanita berambut perak bersama, lalu setelah itu sang pria dibunuh oleh beberapa pria dan wanita, berikutnya wanita yang bersama dengan pria itu melarikan diri dengan perutnya yang besar.
Pria dan wanita itu tampak memiliki hubungan yang sangat intim, mereka mungkin suami istri.
Setelah itu si wanita berambut perak melarikan diri ke hutan. Wanita itu menggunakan ilmu sihirnya untuk memperlambat pasukan yang mengejarnya.
Hingga akhirnya wanita itu bertemu dengan orangtua Quinn yang kebetulan berada di dekat hutan. Orangtua Quinn menghentikan mobil mereka, membawa wanita berambut perak itu masuk ke dalam mobil tua mereka.
“Aku adalah seorang penyihir.” Wanita berambut perak yang tidak lain adalah Isabelle ibu kandung Quinn memberitahu Marisa dan Dalton. Isabelle bisa merasakan bahwa pasangan yang membantunya merupakan bagian dari makhluk abadi.
“Tolong bawa aku ke kediaman kalian. Aku akan melahirkan sebentar lagi,” tambah Isabelle. Dia hanya membutuhkan tempat untuk melahirkan. Dia tidak memiliki banyak waktu lagi. Pasukan Raja Vladimir pasti akan menemukannya dalam beberapa jam ke depan.
Dalton melihat ke arah Marisa, dan wanita itu menganggukan kepalanya.
Tubuh Isabella berkeringat dingin, dibantu dengan Marisa, wanita itu akhirnya berhasil melahirkan bayi perempuan yang sangat cantik.
Air mata Isabelle jatuh. “Sayang, Ibu dan Ayah sangat mencintaimu. Ibu minta maaf karena tidak bisa menemanimu tumbuh dewasa. Ibu berharap kau hidup dengan bahagia. Ibu memberimu nama Quinne Alarice.”
Isabelle mencium kening putrinya, pada saat yang sama dia bisa merasakan kehadiran pasukan Raja Vladimir.
Isabelle menekan dadanya, lalu setelah itu sebuah batu permata merah berada di telapak tangannya. Kemudian ia memejamkan matanya dan mengucapkan mantra. Sebuah kalung kini berada di tangannya. Dia memakaikan kalung itu pada putri mungilnya.
“Aku tahu bahwa Nyonya Marisa tidak bisa memiliki keturunan. Aku memberikan putriku padamu, tolong perlakukan putriku dengan baik.” Isabelle tidak bisa melihat masa depan lagi sejak dia tidak menjadi penyihir suci, tapi dia bisa membaca pikiran Marisa yang sangat mendambakan bayi.
“Apa maksud Anda, Nona Isabelle?”
“Hidupku tidak akan lama lagi. Aku menyerahkan putriku padamu.”
Merasa semakin mendesak, Isabelle mulai membaca mantra. Matanya terus menatap ke bayi mungilnya yang kini berada di pelukan Marisa. Air matanya terus berjatuhan. Dia ingin membesarkan putrinya, tapi dia tahu bahwa tidak mungkin bisa melarikan diri dari Raja Vladimir, satu-satunya cara adalah dengan kematiannya.
Setelah mantra terakhir dia ucapkan, tubuh Isabelle berubah menjadi asap lalu kemudian menghilang. Wanita itu mengorbankan nyawanya untuk melindungi putrinya sendiri. Selama putrinya menggunakan kalung itu maka putrinya akan aman, Raja Vladimir tidak akan pernah menemukannya.
Marisa menatap Quinn yang berada di pelukannya. Wanita itu menangis sembari tersenyum. “Quinn, mulai sekarang kau adalah putri Ibu. Ibu dan Ayah akan mencintai dan melindungimu.”
Maximilano menjauhkan bibirnya dari bibir Quinn. Pria itu melihat wajah Quinn yang dibasahi oleh air mata. Andai saja dia bisa, dia tidak ingin Quinn hanya menjatuhkan air mata biasa, tapi air mata darah.
“Sekarang kau sudah tahu makhluk seperti apa dirimu, bukan? Kau bukan manusia, kau adalah keturunan penyihir dan iblis,” seru Maximilano dingin. “Selain itu kau juga yang telah menyebabkan kematian orangtuamu. Ibu kandungmu mengorbankan dirinya untuk menjagamu dengan menggunakan darah dari jantungnya sebagai pelindung, dan kemarin orangtuamu tewas karena ingin melindungimu. Kau adalah penyebab kematian ibu kandungmu dan orangtua angkatmu!” Maximilano berkata dengan kejam.
Quinn terhuyung mundur, wajahnya yang memucat karena kejadian beberapa saat lalu kini menjadi semakin pucat. “Tidak mungkin! Tidak mungkin!” Quinn berkata tidak percaya, tapi air mata mulai berjatuhan di wajahnya.
Maximilano mendengkus sinis. “Tidak peduli seberapa keras kau menolak kenyataan, itu adalah faktanya. Kau adalah penyebab kematian ibu kandungmu dan orangtuamu!”
Kata-kata Maximilano seperti pisau tajam, menghancurkan hati Quinn tanpa ampun. Quinn terus mundur sampai dia mencapai pintu, setelahnya wanita itu keluar dan mulai berlari, tapi kakinya sudah terkilir. Wanita itu akhirnya terjatuh dan duduk di lantai tampak sangat menyedihkan.
Ia menggelengkan kepalanya, menyangkal setiap kata-kata mematikan dan beracun yang diucapkan oleh Maximilano.
Tidak bisa menahan rasa sakit dan kebenaran yang terungkap, Quinn jatuh tidak sadarkan diri. Wanita itu sangat sedih sampai-sampai jiwa dan tubuhnya tidak bisa menerimanya.
Maximilano kembali melangkah menuju ke kursinya, pria itu tidak akan kasihan sedikit pun pada Quinn. Dia akan membuat Quinn tersiksa oleh rasa bersalah dan kemudian menaruh dendam pada Raja Vladimir, dengan begitu Quinn memiliki alasan untuk membunuh Raja Vladimir.
Di dunia Alambra, saat ini Raja Vladimir tengah murka karena pasukan yang dikirimnya lagi-lagi tidak kembali dan tewas.
Dia kini merasa mulai sedikit yakin bahwa keturunan penyihir Isabelle memiliki kekuatan yang luar biasa. Kemarin dia bisa merasakan aroma yang begitu kuat, jika itu hanya makhluk abadi biasa maka aromanya tidak akan sekuat itu.
Itu bahkan lebih kuat dari aroma Maximilano, makhluk abadi yang paling kuat di dunia Alambra.
Pemimpin klan Cardence sudah menemui Raja Vladimir kemarin, pria itu ingin membalas dendam atas kematian putra sulungnya.
Pria itu akan pergi sendiri untuk memburu keturunan penyihir Isabelle, dia juga meminta Raja Vladimir untuk mengirimkan pasukan yang lebih kuat untuk bersamanya.
“Ayah, biarkan aku pergi untuk membunuh keturunan penyihir itu.” Raziel Salvatore, penerus Raja Vladimir mengajukan dirinya. Di dunia Alambra, Raziel menjadi salah satu yang terkuat karena ayah pria itu adalah raja kaum ilbis, sementara ibunya adalah putri tertua dari penyihir klan Dermund. Ibunya merupakan salah satu penyihir terkuat setelah kematian seluruh klan Vetteriano yang merupakan saingan klan Dermund.
Dengan gabungan kekuatan keduanya yang mengalir di darah Raziel, pria itu menjadi tak tertandingi.
“Kau tidak bisa pergi, Raziel.” Ratu Zetta tidak mungkin mengirim putra tertuanya ke gerbang kematian. Dia tidak mengetahui seperti apa keturunan penyihir Isabelle dan seberapa kuatnya dia.
“Ibu, jika aku tidak bisa membunuh keturunan penyihir Isabelle yang menjadi ancaman bagi Ayah, maka aku akan menjadi sangat tidak berguna. Para rakyat Alambra pasti tidak akan mempercayai dunia Alambra padaku.” Raziel berkata dengan yakin. Dia ingin menunjukan bahwa dia memang pantas menjadi penerus ayahnya, jadi dia ingin memburu keturunan penyihir Isabelle.
“Kau bisa pergi, Raziel.” Berbanding terbalik dengan Ratu Zetta, Raja Vladimir membiarkan putranya pergi. Apa yang putranya katakan memang benar, jika putranya saja tidak mampu melindungi nyawa ayahnya sendiri, bagaimana bisa dipercaya melindungi seluruh nyawa yang ada di benua Alambra.
“Yang Mulia.” Ratu Zetta tidak terima. Di wajahnya terdapat banyak keluhan. Bagaimana bisa suaminya mau mengirim putra tertua mereka ke misi berbahaya seperti itu. Apakah suaminya tidak mencintai putra mereka sama sekali?
“Aku tidak akan membiarkan Raziel pergi sendirian, Ratuku. Aku akan mengirim bawahanku yang terkuat untuk menemani Raziel.”
Di benua Alambra, Raja Vladimir sangat menghargai mereka yang memiliki kemampuan terbaik, oleh sebab itu dia menjaga mereka semua di bawah kekuasaannya yang akan dia gunakan untuk melindungi posisinya dan juga benua Alambra dari pemberontakan dan masalah lainnya.
Ratu Zetta masih tidak ingin membiarkan putranya pergi, tapi Raziel segera menyatakan kesiapannya untuk pergi.
“Aku akan segera bersiap, Ayah.” Dia bersemangat untuk misi ini. Dia yakin bahwa ramalan penyihir suci ayahnya tidaklah benar. Tidak akan ada yang bisa membunuh ayahnya. Ayahnya yang hebat akan terus hidup abadi.
Raziel segera undur diri dan meninggalkan orangtuanya saja.
“Suamiku, bagaimana bisa kau mengirim Raziel pergi? Jika terjadi hal buruk padanya, aku tidak akan bisa hidup!” seru Ratu Zetta cemas.
“Raziel akan dilindungi, dia tidak akan mengalami hal buruk seperti yang ada di pikiranmu. Aku juga menyayangi putraku, Ratuku. Jadi, jangan bicara seolah-olah aku sedang mengirimnya pada kematian. Ini adalah waktu yang tepat baginya untuk membuktikan diri.” Raja Vladimir berkata dengan tegas. Raja Vladimir memiliki banyak anak dari hasil penyatuannya dengan putri-putri para pemimpin dari empat bangsa, tapi anak-anak dari Ratu Zetta lebih disayangi olehnya.
Ratu Zetta memiliki kecantikan yang memikat dan luar biasa, hal itu masih bertahan meski sudah ribuan tahun. Raja Vladimir sangat menyukai ratunya, meski dia memiliki banyak selir, tapi Ratu Zetta adalah favoritnya.
Kata-kata Raja Vladimir membuat Ratu Zetta merasa bersalah. “Maafkan aku, Yang Mulia. Aku hanya sangat mengkhawatirkan putra kita.”
“Aku mengerti. Aku ingin kau tidak mengulangi hal seperti ini lagi. Raziel adalah penerusku, dia akan menghadapi bahaya yang jauh lebih banyak lagi. Jika reaksimu terus seperti ini maka Raziel tidak akan pernah keluar dari bayang-bayang perlindungan orangtuanya.”
“Aku mengerti, Yang Mulia.” Ratu Zetta menahan keluhan di dalam hatinya saja. Apa yang dikatakan oleh suaminya memang benar, tapi dia adalah seorang ibu. Jika dia bisa melindungi putra-putrinya terus menerus agar tetap aman maka dia akan melakukannya.
