Pustaka
Bahasa Indonesia

FROM KOREA WITH LOVE

43.0K · Ongoing
Didit Suryadi
41
Bab
459
View
9.0
Rating

Ringkasan

Berawal dari pertemanan di sosial media, Kim dan Dhika akhirnya menjalin hubungan serius. Kim adalah militer Korea Selatan berpangkat sersan satu. Umur 8 tahun ia ditinggal mati kedua orang tuanya. Kemudian ia diasuh oleh negara hingga selesai kuliah. Setelah selesai kuliah, Kim ikut program wajib militer. Saat Kim ditugaskan ke Nigeria dalam misi perdamaian, Kim iseng iseng membuka media sosial dan ia berkenalan dengan Dhika. perkenalan Dhika dan Kim berlanjut. Ketika Kim dapat cuti, ia nekat ke Indonesia menemui Dhika.

militeractionRomansabadboyDewasapembunuhanCinta Pada Pandangan PertamapetarungThrillerMetropolitan

PERKENALAN

Dhika menggerutu mendengar nada notifikasi dari aplikasi tertentu. Ketika dilihat, ia menyesal telah menggerutu. Ternyata seorang gadis entah Cina atau Korea mengirimi permintaan pertemanan. Tanpa pikir panjang ia konfirmasi permintaan pertemanan tersebut baru membuka profilnya.

Diki bangkit dari ranjang, berulang kali melihat profil gadis itu. Kim Castro, Busan, Korea Selatan.

Selanjutnya ia melihat lihat unggahannya. Hanya ada dua. Foto profil dan foto bersama rekan satu kesatuan. Antara percaya dan tidak Diki melihat seragam yang dikenakan adalah seragam tentara berpangkat sersan satu.

Mulanya Diki menduga paling cewek ini cuma tipu tipu seperti cewek cewek lain di medsos yang memajang foto editan atau foto orang lain. Belum tuntas ia mencurigai Kim, bocah itu kirim massanger.

"Hallo, how are you?" tulis Kim.

"Im fine, and you?."

Gampang mah kalau cuma itu, Dhika membatin. Asal jangan panjang panjang aja nulis pesannya, ribet translate. Mana hapenya sudah Senin kemis tinggal nunggu saatnya dikubur.

"Where are you from?" tulis Kim.

"Im from Indonesia."

"My mother is also from Indonesia. Chinese father. They died in a car accident when I was 8 years old."

Wah ngajak berantem ni anak, Dhika kelabakan sambil menggerutu sendiri translate.

"Sialan, jaringannya pake lelet lagi," Diki mengumpat sendiri.

"Hello, are you still in there?"tulis Kim.

Tunggu Kim, jaringannya lelet nih.Aduh...apa sih artinya yang tadi, gumam Diki.

Saking paniknya karena membuka translate tidak juga terbuka, Diki membalas sekenanya.Bodo amat, kalau perlu kamu yang translate.

"Hallo Kim, i Don't know. What you write."

Kabur aja dah sana, bikin pusing orang aja. Sudah malam begini ganggu orang.

Tidak terpikir oleh Diki bahwa perbedaan waktu di Indonesia dan di Korea sekitar 2 jam.Saat itu di Korea baru jam 10 malam.

Diki terkejut ketika Kim membalas massager dengan bahasa Indonesia. Hati Diki tersentuh haru.

Kim menulis bahwa ibunya orang Indonesia sedang ayahnya orang Cina. Kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan kereta api ketika Kim berusia 8 tahun.Ia tidak punya kakak maupun adik. Selanjutnya Kim dipelihara oleh negara dan setelah dewasa ia masuk menjadi tentara, kini berpangkat sersan satu.

"Maaf Kim, aku turut berduka. Semoga kamu tabah. Percayalah bahwa kedua orang tuamu sekarang sudah tenang di surga karena menurut keyakinan aku mereka mati syahid." tulis Diki.

"Terimakasih atas doanya. Senang bertemu dengan anda. Semoga kita bisa menjalin pertemanan dengan baik."

"Sama sama. Aku juga senang bertemu dengan kamu."

"Ok, Saya harus istirahat. See you latter."

"See you Kim. Godbless you."

Messenger ditutup. Diki termenung diatas ranjang. Belum pernah ia ngobrol lewat messenger sepanjang ini apalagi sama orang yang baru kenal. Sudah cantik,sersan tentara lagi.

Tapi apa betul Kim baru berumur 25 tahun. Kenapa ia mengirim permintaan pertemanan dengan lelaki Indonesia. Mungkin ia suka berteman dengan orang dari berbagai belahan dunia.

Ah, paling cuma tipu tipu. Anak Depok pake foto tentara Korea untuk modus penipuan atau pemerasan. Ini baru langkah awal perkenalan, nanti lama lama bilang ini itu. Perlu biaya operasi lah, apalah. Lagu lama neng.

*****

Pukul delapan Diki bangun bukannya cuci muka, bikin kopi atau apa gitu. Ponsel dulu yang dipegang.

"Selamat pagi Diki, semoga istirahat anda nyenyak."tulis Kim.

Ni anak gimana sih, orang bangun tidur dibilang selamat tidur, batin Diki.

Saat sarapan di warung, Diki cerita dengan anak mahasiswa yang sama sama pelanggan warung tersebut.

"Kalau dia orang Korea, ya bener ngucapin selamat tidur.Perbedaan waktu disini sama di Korea sana 2 jam. Kalau disini jam 8 pagi, disana mungkin jam 6 pagi," kata anak mahasiswa itu.

"Gitu ya. Berarti anak itu nggak tipu tipu ya!?"

"Nggak semua perempuan di medsos itu modus mas. Banyak juga yang bener."

Diki berpikir. Kalau tidak modus, apa maksud anak itu itu mau berteman dengan dirinya.

"Kalau mau tau orang itu tinggal dimana, liat aja nomor WA nya. Dia cantumkan nomor telpon nggak?" tanya mahasiswa itu.

Diki membuka hapenya, kemudian melihat profil Kim.

"Ada mas. Ni nomornya."

"Masukkan dikontak mas Diki."

"Tolong masukin dah."

Diki menyerahkan hapenya.

"Gaul juga mas Diki ini. Instagram ada, FB ada. Ni, sudah mas. Lihat disini, tu... ketahuan kan dia tinggal dimana."

"Dimana mas?"

"Nigeria."

Diki berpikir lagi, katanya Korea, kok Nigeria.

"Ini beneran ya ia tinggal di Nigeria."

"Di tes aja mas pake SMS. Coba sini."

Mahasiswa itu ngetes kirim SMS ke nomor yang tercantum di profil Kim.

"Sukses, terkirim. Berarti dia di Nigeria."

Sampai di rumah Diki langsung kirim massager pada Kim.

"Kim, kamu di Nigeria ya. Bukannya di Korea."

"Betul Diki. Saya sudah sebelas bulan ditugaskan di Nigeria. Bulan depan kembali ke Korea."

"Selamat bertugas, jaga kesehatan."

"Terimakasih atas perhatiannya. Kamu juga jaga kesehatan untuk saya."

Diki mulai baper dengan tulisan Kim. Apakah ia tulus menulis begitu atau sekedar basa basi.

Sejak saat itu Diki hampir setiap saat membuka hape sekedar memandang foto Kim barang sejenak. Lama kelamaan wajah Kim lekat dalam ingatannya.Bermain main dalam angan menggoda Diki.

Parah ini, istighfar Dik. Ingat kamu siapa, batin Diki memperingatkan dirinya sendiri.Diki sudah berusaha menepis bayangan wajah Kim dari angannya. Namun semakin ia berusaha menghindar, bayangan itu semakin mengejarnya.

*****

Lepas jam kerja Kim kirim messenger untuk Diki. Saat itu di Nigeria pukul lima sore, sedang di Indonesia pukul 12 malam.

"Selamat sore Diki. Saya baru pulang kerja."

Sore gundul mu, disini sudah tengah malam, batin Diki.

"Sore Kim, istirahat dulu, baru mandi. Malam nanti kalau capek aku pijitin."

"Kamu ini lucu. Gimana mau pijitin saya kalau kamu di Indonesia."

Berarti humor ala Indonesia tidak dipahami orang sana, batin Diki.

Malam itu Diki gelisah tidak bisa tidur. Kenapa wajah Kim selalu mengikutinya. Apakah ia sudah jatuh cinta pada anak itu. Tapi apa ya mungkin cewek secantik dia mau sama aku, tanya Diki pada dirinya sendiri.

Diki kemudian mengambil hape, mencurahkan kegalauannya pada Kim lewat messenger. Diterima syukur, tidak diterima langsung blok.

"Kim, entah kenapa wajahmu selalu membayang dalam anganku. Apakah itu artinya aku jatuh cinta padamu.Ok Kim, dari pada muter muter kaya gasingan aku nyatakan, I love you."

Setelah massanger terkirim, Diki bukannya tenang, ia semakin galau, ia cemas. Kemungkinan Kim menerima cintanya sangat kecil, bisa jadi ia memaki dirinya karena tidak bercermin dulu siapa dirinya. Diki pasrah, menunggu apa jawaban Kim besuk. Biasanya jam lima pagi waktu Indonesia ia kirim pesan.