Pustaka
Bahasa Indonesia

Empress Xie

103.0K · Tamat
Baekhyun_G
59
Bab
61.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Bagaimana rasanya jika tiba-tiba saja kau bangun dari sebuah peti mati dan mengagetkan banyak orang? Bagaimana rasanya jika kau mendapati dirimu berada di tempat yang biasanya hanya kau lihat dalam drama atau film kolosan kerajaan? Terkejut? Tentu saja. Takut? Tak perlu ditanya. Bingung? Apa lagi. Semua hal itu Yue Yin alami. Ia tidak tahu mengapa ia bisa berada di sini, ia tidak tahu mengapa masih hidup dan berada di tempat yang sama sekali tidak pernah ada dalam benaknya sekalipun. Setahu dan seingat Yue Yin, Ia sudah mati karna sebuah kecelakaan yang menimpa dirinya sepulang kerja. Lantas apa yang sedang terjadi padanya kini?

RomansaFantasiDewasaCinta Pada Pandangan PertamaSweetWanita CantikZaman Kuno

Bab 1 - Prolog

Wu Yue Yin atau biasa di panggil Yue Yin merupakan gadis berusia 22 tahun yang berpropesi sebagai karyawan dari salah satu perusahaan swasta yang ada di China. Saat ini pukul sebelas lebih beberapa menit, ia dan beberapa rekannya baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Malam ini mereka lembur untuk menyelesaikan pengimput data akhir tahun perusahaan tempatnya bekerja.

Tugas mereka telah selesai dan saat ini Yue Yin mulai membereskan meja kerjanya dengan semangat mengingat besok ia tidak harus masuk kerja lagi, sebab besok ia dan rekan-rekan lainnya akan libur akhir tahun hingga menjelang tahun baru.

Namun siapa sangka ? Takdir berkata lain. Saat Yue Yin tengah menyebrang saat lampu merah, tiba-tiba sebuah mobil dari arah berlawanan datang dengan kecepatan tinggi. Tanpa mampu ia hindari, tubuh Yue Yin menabrak tubuh mobil dengan cukup keras dan saat mobil yang menabraknya merem mendadak seketika tubuhnya terpental jauh dan pada akhirnya tubuhnya harus kembali menabrak mobil yang tengah berhenti menunggu lampu merah yang kini telah berubah hijau. Akhirnya tubuhnya menghantam kerasnya aspal dengan kepala yang jatuh lebih dulu.

Darah segar mengalir deras dari setiap luka yang ada di sekujur tubuh Yue Yin, suara pekikan rekan-rekan kerjanya sayup-sayup terdengar. Di sisa kesadarannya, Yue Yin masih mampu melihat banyak orang yang mulai mengerumuninya. Terdengar dari kejauhan suara sirine Ambulans mulai terdengar semakin dekat namun kesadaran yang di miliki Yue Yin mulai menipis. Yue Yin tersenyum miris, pada akhirnya ia tak mampu merayakan tahun baru untuk tahun ini, sebab tak berselang berapa lama ia menghembuskan nafas terakhir dan kegelapan mulai merenggut semuanya.

* * * * *

Di tempat lain, tepatnya di sebuah kerajaan dinasti Ming. Di dalam aula kerajaan MingWu terdapat sebuah peti besar, sebuah meja dekat peti besar yang merupakan peti mati yang berisikan persembahan terakhir sekaligus penghormatan untuk mengiring kematian putri kerajaan MingWu. Dalam peti terdapat sebuah putri bertubuh gemuk dan berwajah jelek karna banyaknya lemak di daerah wajahnya, kulitnya putih serta halus terawat khas seorang putri kerajaan. Sayangnya fisiknya tidak mengambarkan putri kerajaan pada umumnya yang bertubuh mungil, tinggi semampai, berwajah cantik, dan memiliki postur tubuh idaman setiap gadis kebanyakan yang memiliki buah dada sediki besar dan pantat yang berisi.

Putri kerajaan MingWu, Wu Mei Yin mengakhiri hidupnya setelah mendapat penolakan dari pangeran kerajaan ZhaoXu, pangeran Xu Ming Lang. Malu karna cintanya terus di tolak serta malu karna memiliki fisik yang jelek membuat putri kerajaan MingWu memilih mengakhiri hidupnya setelah mendapat hinaan serta cemohan dari banyak orang. Suara tangis menggema di segala penjuru ruangan, kabar kematian putri kerajaan MingWu mulai tersebar bahkan sampai pada telingan para rakyat kerajaan MingWu dan telinga kerajaan-kerajaan tetangga lainnya.

Seorang pria berwajah tampan bersimpuh di samping peti mati tersebut dan terus meracau dan memanggil gadis berusia 19 tahun yang berada di dalam peti mati yang sudah terbujur kaku dengan kulit yang berubah pucat karna darah mulai berhenti mengalir di setiap pembulu darahnya. Namun seketika, langit kerajaan MingWu seketika ditutupi awan gelap nan pekat, suara guntur dan kilat saling bersahutan seakan alam tengah murka. Hembusan angin kencang yang kuat membuat beberapa orang terkejut saat pintu aula utama kerajaan MingWu terbuka secara paksa karna hembusan angin kencang.

Lilin dan dupa yang menyala di atas meja persembahan padam karna hembusan angin. Diluar langit hanya gelap, serta petir dan kilat mulai menyambar namun tidak ada tanda bahwa hujan akan turun. Seorang pelayan yang berada dekat pintu mulai menutup pintu aula kembali, seorang pria paruh baya mulai menyalakan lilin dan dupa yang ada di meja persembahan seperti semula.

Perlahan langit gelap berubah sedikit bercahaya saat tiba-tiba ada sebuah cahaya terang yang tiba tiba datang menembus langit hitam pekat dan pada akhirnya cahaya itu terus melesat dan jatuh diatas sebuah bangunan besar yang ada di kerajaan MingWu.

Cahaya tersebut merupaka jiwa Yue Yin dari masa depan yang tak sengaja terpental dari rombongan jiwa-jiwa lain yang akan ke nirwana. Jiwa Yue Yin tersesat dan tak sengaja memasuki ruang dan dimensi waktu yang membawanya kemasa lalu, dimana masa kerajaan MingWu masih berada pada masa kejayaannya. Jiwa Yue Yin memasuki raga putri kerajaan MingWu, jiwanya terperangkap dan menjadi satu dalam raga putri kerajaan MingWu tersebut tanpa mampu lepas dan keluar.

******

Kulit pucat putri kerajaan MingWu yang berada di dalam peti mati berangsur-angsur berubah. Jantung yang beberapa jam lalu telah berhenti kini kembali berdetak, organ-orang tubuh lainnya pun mulai bekerja seperti paru-paru yang kini kembali mulai memompa.

Jiwa Yue Yin mulai menyatu dengan raga putri kerajaan MingWu. Pendengarannya mulai berfungsi dengan baik saat menangkap suara berisik dari tangisan para penghuni kerajaan. Penciumannya pun juga mulai bisa membaui saat tak sengaja menghirup oksigen yang telah bercampur bau wewangian kemenyan yang berasal dari dupa yang ada di meja persembahan.

Yue Yin mengernyit di tempatnya sekarang, ia merasa aneh saat mendengar suara berisik dan menciumi bau-bau nyengat disekitarnya. Yue Yin merasa bingung, bukan kah ia telah mati? Lantas mengapai ia masih bisa mendengar, mencium dan membaui, ia bahkan kembali bernafas serta saat ini ia bisa merasakan jantungnya yang berdetak normal.

Seketika kelopak matanya yang tertutup terbuka saat mengetahui jawaban dari kebingungannya, mungkinkah ia di selamatkan oleh para tim medis rumah sakit? Namun saat matanya terbuka sempurna, bukan langit-langit dan ruangan bernuangsa putih yang menyapanya melainkan langit-langit ornamen kayu dengan banyaknya ukiran. Serta bukan ruang putih yang sekarang di lihatnya melaikan sebuah ruangan besar dengan banyaknya pilar dengan warna merah terang bercampur warna emas di setiap ukiran yang ada pada pilar-pilar yang berdiri dengan kokohnya.

Yue Yin sering melihat tempat seperti ini dalam drama-drama serta film kolosan yang selalu ia nonton di Tv, tapi tidak mungkin bukan, ada rumah sakit yang bernuangsa tradisional dan mengangkat tema kerajaan dengan warna-warna cerah, sedangkan kebanyakan rumah sakit selalu di dominasi warna putih. Berharap menemukan jawaban dari kebingungannya, Yue Yin lantas bangun dan mendudukan dirinya. Namun saat ia bangun, suara pekikan keterkejutlah yang pertama kali di dengarnya.

"Kyakk!"

"Oh dewa!"

Yue Yin menoleh kebawa dan menatap orang-orang yang kini menatapnya dengar raut wajah terkejut dan takut, bahkan ada beberapa orang yang mulai kehilangan kesadarannya saking terkejutnya.

Yue Yin mengerut keningnya dalam tanda ia tidak mengerti, mengapa orang-orang menatapnya begitu terkejut dan takut? Tak berselang berapa lama seorang pria tampan menghampirinya. Wajahnya begitu kacau dan Nampak sembab, ia melangkah begitu hati-hati mendekati Yue Yin dan hal itu semakin membuat Yue Yin mengerutkan keningnya semakin dalam.

"Mei mei, kau kah itu?" Tanyanya dengan suara sedikit parau

"Apakah kau kembali hidup?" Tanyanya lagi

"Mei mei?" Tanya Yue Yin bingung.

Yue Yin menatap sekeliling dan terpaku saat menatap meja persembahan yang penuh makanan, buah, lilin dan juga dupa. Seketika Yue Yin tersadar dan menatap tempatnya terbangun. Dan seketika Yue Yin memekik terkejut.

Ini kah yang membuat orang-orang di dalam ruangan tersebut ketakutan menatapnya?

Belum habis keterkejutan Yue Yin, Yue Yin mulai sadar dengan tububnya saat ini. tubuhnya saat ini begitu gemuk dan sangat berisi. Sadar akan tubuhnya yang sangat mengerikan, Yue Yin kembali berteriak nyaring.

"KYAKKKK... TUBUH SIAPA INI?"

* * * * *

Kaisar Wu Chun Ying baru saja memenangi perang dengan kerajaan YangShi dalam memperebutkan provinsi MingChu yang merupakan perbatasan barat kerajaan MingWu dan kerajaan YangShi. Kaisar Wu Chun Ying pulang ke kerajaan dengan tergesa-gesa saat mendapatkan kabar bahwa putri kesayangannya meninggal dunia akibat patah hati di tolak oleh pangeran Xu Ming Lan dari kerajaan ZhaoXu.

Sepanjang perjalanan rahang kaisar Ying mengeras, kulitnya yang kuning langsat kini berubah menjadi merah padam menahan gejolak amarah yang bertalu-talu dalam benaknya. Darahnya mendesir hingga keubun-ubun, luapan amarahnya hampir meledak namun sekuat tenanga ia tahan. Kaisar Ying tidak boleh nampak lemah disaat seperti ini, ia tidak boleh larut dalam emosinya walaupun hati kecilnya menjerit untuk segera menghabisi kerajaan ZhaoXu.

Di saat seperti ini ia tidak boleh gegabah, kaisar Ying harus tenang dan mengikhlaskan kepergian putri kesayangannya agar ia tenang di alamnya. Kaisar Ying menarik kekangnya dan memacu kudanya semakin kencang, wajahnya kini dingin dan datar namun pancaran matanya memancarkan kesedihan teramat dalam.

Kaisar Ying membelah kerumunan rakyat yang bersujud menagisi kepergian putrinya di pinggir jalan, melihat hal itu kaisar Ying semakin terpukul dan semakin di tampar oleh kenyataan kalau putrinya benar-benar pergi meninggalkannya mengikuti mendiang istrinya. Walaupun terus menyangkal kenyataan bahwa berita yang di dapatinya hanyalah sebuah kebohongan namun saat ia sampai di istana, tepatnya di halaman aula kerajaannya dimana para mentri dan pejabatnya bersujud, meraung dan menangisi putrinya. Kaisar Ying hampir saja jatuh karna goyah jika saja tubuhnya tak segera di tangkap oleh jendral Mo Lian Bo.

Mata kaisar Ying memanas, perlahan cairan bening jatuh membasahi kedua pipinya. Terakhir kali ia menangis saat istrinya meninggal dunia 15 tahun yang lalu saat usia putrinya berumur 4 tahun. Dan hari ini ia kembali menangis, dan kembali harus merasakan kehilangan untuk kesekian kalinya.

Kaisar Ying di papah oleh jendral Bo menuju aula utama kerajaan, kaisar Ying bahkan begitu terpuruk bahkan untuk melangkah pun ia merasa begitu lemas. Hatinya begitu sakit, trauma akan kehilangan orang-orang yang ia sayangi dan cintai kini kembali terbuka. Perih dan sakit yang bertubi-tubi menghantamnya. Kaisar Ying menangis tanpa suara dan menaiki satu persatu anak tangga, ia tak ingin meraung dan menjerit sebab itu semua tidak akan mengembalikan putrinya.

Saat tiba di depan pintu aula, kaisar Ying tertengun begitu pula dengan jendral Bo saat pandangan mereka tertuju pada putri Wu Mei Yin nampak baik-baik saja duduk di dalam peti matinya.

"A-apa yang terjadi?" Tanya jendral Bo pada seorang kasim dekat pintu masuk.

"Yang mulia putri tiba-tiba bangun dari peti matinya, saat beberapa jam lalu tabib kerajaan menyatakan yang mulia putri telah meninggal dunia karna racun yang di minumnya" jawab kasim tersebut.

"Tidak mungkin!" Gumam jendral Bo

"Yang mulia, mungkinkah ini sebuah keajaiban?"