Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 10 Dia menghilang?

Malam itu dilewati dengan berbagai masalah juga terasa sangat lama hingga matahari menampakkan bentuknya.

***

" Buck berhenti menjilati ku! " Seruku walaupun mataku masih terpejam. Jelas, angin yang menyapu pipi ku yang dingin karna air liur Buck tertinggal disana. Matahari menyinari melewati jendela kamar kakek dan nenek yang dibuka.

Aku mengerjap terduduk dan menyingkirkan Buck hingga ia terjatuh dari tempat tidur yang cukup tinggi. Buck menggonggong seakan marah ia juga menarik baju ku menahan nya dengan gigitan nya.

" Aly, sedang apa kau mengintip di situ sayang? " Sahut nenek membuat ku terkejut salah tingkah seperti pencuri yang sudah tertangkap basah dan tidak bisa mengelak

" Kakek? " Tanya ku padanya. Ia menggendong ku dan membawa ku ke kursi meja makan. Terdapat jus bewarna hijau? Apa itu alpukat? Juga terdapat beberapa roti bakar dengan selai strawberry di atas nya.

" Dia sedang mengantarkan nyonya rose kerumah nya. Baiklah, ini makanlah " Suruh nenek. Ia memainkan matanya dan tersenyum saat aku menikmati 3 potong roti sekaligus juga menghabiskan setengah gelas jus buah yang tidak ku ketahui.

" Iyekkkk!! Nenek!! Ini kiwi!? " Sahutku berteriak mengeluh padanya yang ia barengi tertawa puas dari dirinya. Aku membenci buah kiwi, aku tidak menyukai nya.

" Bukan nya kiwi itu sehat bean? Kau harus mencoba nya makan sesekali saat pohon itu kembali berbuah " Ucap nenek lembut. Aku menggelengkan kepala dengan cepat bentuk kiwi yang sangat aneh itu lah yang membuat aku tidak menyukai nya. Bewarna coklat juga berbulu halus? Ia bagai monster yang sering ku tonton di TV.

Seakan aku melupakan kejadian semalam aku berlari keluar setelah melihat kakek kembali dengan menunggangi Lil disana. Lil tampak gagah dibawah sinar matahari yang cerah tubuh nya yang seluruh nya bewarna hitam juga rambut nya yang panjang nan rapi membuat ia terlihat sangat eksotis.

" Wow kau bangun awal? " Sahut kakek melompat dengan cepat menuruni Lil.

" Apa kau akan bermain lagi aly? Mau membantu ku " Tanya kembali. Seperti orang dewasa yang mempunyai janggut di dagu aku menggosok-gosok dagu ku berpikir dengan matang.

Aku membulatkan pilihan ku dengan ikut kakek membawa empat keranjang penuh dengan buah dan sayuran menuju desa cizan yang letak nya tidak terlalu jauh dari desa ku saat ini. Tidak memakan waktu yang lama agar aku bisa menyempatkan waktu ku bermain dengan Kim hari ini. Apa aku terlihat seperti orang dewasa yang sibuk sekarang?

Orang desa menyambut kedatangan kakek sekumpulan orang juga bertepuk tangan. Beberapa ku lihat anak kecil yang mungkin lebih tua dari usia ku. Kakek menurunkan keranjang besar tersebut satu persatu dari gerobak yang lil tarik. Terlihat orang-orang desa tersebut antusias dengan kedatangan kakek yang membawakan beberapa bahan makanan tersebut. Orang-orang didesa tersebut juga sangat ramah menyapa ku dan tersenyum. Kakek tertawa lepas dan bangga saat beberapa orang mengatakan bahwa cucu nya sangat cantik dengan warna rambut abu-abu yang sangat asing disini. Kakek memberikan bahan makanan tersebut secara percuma, Gratis. Beberapa wanita juga memberikan kakek imbalan seperti barang-barang yang susah didapatkan di desa kecil ini yang ditolak nya mentah-mentah. Mata ku memicing tajam menatap wanita tersebut yang membuat mereka salah tingkah. Dengan alasan memberikan sesuatu Sebenarnya wanita itu mendekati kakek kan? Bagaimana pun dilihat kakek terlihat sangat tampan benar-benar tidak ada kerutan diwajah nya layak nya kakek-kakek pada umum nya.

" Kakek sangat populer! " Ucapku berteriak di kursi belakang. Diperjalanan pulang aku mengoceh tentang betapa populer nya kakek seperti selebriti yang ku lihat di TV. Yang disambut kakek dengan tawa berat dan bangga nya.

" Benarkah? "

" Walaupun begitu. Nenek mu lah wanita kakek satu-satunya, sampai kapanpun itu " Sahutnya seperti peramal yang tau apa yang akan ku katakan. Ia mengangkat tangan kanan nya dan menunjukkan jari manis yang terdapat cincin bewarna emas terlingkar disana. Melihat cincin tersebut aku ingin juga memiliki nya.

" Stop! Aly berhenti disini! " Teriakku membuat kakek menarik pelana nya agar Lil berhenti. Lambaian tangan ku terhenti saat melihat kakek sudah cukup jauh berjalan menuju rumah. Lagi dan lagi kakek selalu memperingatkan agar menjauhi air dan segera pulang jika senja telah menampakkan sinarnya.

Dengan melompat-lompat kecil dan bersiul nada princess dont cry yang selalu ku dengar melalui radio kecil milik kakek aku menuju ke tujuan ku. Tempat semua rahasia ku berada, rumah pohon. Aku juga sangat kaget bahwa aku menghafal nada lagu tersebut dengan sempurna. Angin dingin bertiup sedikit demi sedikit membawa kesan yang sangat nyaman jika berada dibawah rumah pohon ini, sayang nya aku tidak membawa bekal makanan dan membuat perutku sedikit keroncongan. Matahari sudah di atas kepala bayangan diri sendiri mulai muncul, Mencari batu kecil dan ramping aku menundukkan badan ku dan memasang mata ku dengan tajam. Melemparkannya nya ke dalam air laguna adalah cara yang tepat memanggil kim, bahwa aku telah disini menunggu nya agar segera bermain bersama lagi.

Tidak ada jawaban. Tidak ada sesuatu yang muncul, air bahkan begitu tenang.

" Dimana dia? "

Tidak biasa nya dia seperti ini, ini pertama kalinya kim tidak berada di batu tempat ia biasa duduk. Dia selalu disana walaupun aku belum ada dirumah pohon tersebut, seperti ia mengetahuinya kedatangan ku. Tapi tidak terjadi hari ini, rumah pohon ku terasa sunyi dan sepi. Angin yang membuat dedaunan bergoyang seperti melantunkan suara suling yang begitu menyedihkan menggambarkan suasana hati ku saat ini.

" Wofff woffff wofff "

Suara gonggongan Buck terdengar dari jauh, seperti nya ia menyusul ku disini atau kakek yang menyuruh ke sini. Terlihat Buck dengan bulu nya bewarna kuning emas berlari ke arah ku dengan lidah nya yang menjulur. Setidak nya aku tidak sendiri disini.

" Hei buddy " Sahutku mengelus-elus kepala nya yang dibalas jilatan Buck yang sangat kasar. Buck berlari kesana kemari mengejar tupai atau sesuatu yang bisa ia mainkan. Seperti menangkap burung dan membawa nya ke tempatku, aneh nya Buck tidak membunuh hewan-hewan yang ia tangkap. Ia hanya memainkan nya dan melepaskan nya jika ia sudah puas bermain

" Buck. Lepaskan tupai itu! Apa kau tak lihat badan nya gemetar karna mu! Ayo lepaskan " Sahutku padanya Buck yang sedang membawakan tupai bewarna coklat tua di mulutnya. Tupai tersebut tidak terluka Buck tidak mengigit pundak tupai tersebut menggunakan gigi nya yang tajam. Tupai tersebut sedang mengigit buah kenari yang biasa tupai makan, dia memiringkan kepala nya yang sedetik kemudian aku ikuti lalu berlari melewati pundak ku dan memanjat ke atas, rumah pohon.

" Hufhhhh "

Sebenarnya dimana kim?

Aku tidak mengetahui dimana ia tinggal ataupun darimana ia berasal. Rasa kecewa dan kesal menjalar dihatiku, rasanya ingin marah juga sedih di satu sisi. Apa aku melakukan kesalahan hingga membuat ia marah dan tidak menemui ku?

Yang jelas air mata ku mengalir sedikit demi sedikit yang ku seka sedetik kemudian saat Buck datang ke arah ku dan duduk di kaki ku yang ku julurkan memanjang. Buck mengerti suasana hatiku saat ini, ia datang dan duduk di sisiku seperti ingin menenangkan atau sekedar menghibur ku.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel