Bab 1 Keluarga kecil
Mentari pagi yang hangat menyinari rumah gubuk kecil yang bergaya America house.
Kupu-kupu warna warni berterbangan kesana kemari menghampiri beberapa bunga atau sekedar bermain diudara.
Bunyi jangkrik menemani seorang kakek yang sedang duduk melihat anak kecil , bukan.. cucu nya berlari kecil dihalaman rumah nya.. Menangkap beberapa belalang atau sekedar berlari bersama anjing berjenis Golden Retriever.
" Berlari-lah pelan pelan jika jatuh , kamu akan menangis Bean " katanya penuh khawatir.
" Aly, waktu nya sarapan sayang .. astaga sepagi ini kamu sudah berlari dengan perut kosong seperti itu "
" Sayang!! bagaimana kamu biarkan cucu mu berlari sepagi ini " kata nenek Eliza penuh cemas sembari memukul kecil bahu suaminya.
" Ayolah, aku nggak ingin mengganggu kesenangan Aly.. lihatlah cara ia tersenyum " penuh bahagia saat kakek Jason mengatakan nya dan membuat nenek Eliza luluh terhadap kelakuan dan sikap imut cucu perempuan satu-satunya.
Aly nama gadis umur 9 tahun tersebut , iya itu aku.. Ya dulu aku sering menghabiskan waktu ku bersama kakek nenek ku ketimbang orang tua ku , kali ini liburan musim panas nya aku habiskan dirumah kakek nenek ku yang berada di pedesaan yang cukup jauh dari kota dan memakan waktu 16 jam untuk berkendara menggunakan mobil dari rumah ku yang berada di kota Vichigan.
" Aku lapar nek " Ucap ku dengan semangat walaupun perut ku sedang kosong
" Kemarilah, Aku membuatkan mu sosi goreng kesukaan mu Aly " sahut nenek sambil menaruh beberapa sosis buatan nya di piring kosong ku tak lupa ia memberikan ku telur dadar juga sesendok potongan jagung.
" Yeay " Sahut ku dengan gembira meminta izin ku sebelum makan dan melahap dengan cepat.
Aku makan dengan gembira , tapi kaki ku tidak bisa diam. Aku membawa piring berisi sarapan yang cukup lezat dan membawa nya keluar dari rumah terdengar suara nenek yang berteriak untuk aku tetap berada didapur saat makan.
" Aly... " Teriak nenek dengan keras
Langkah kaki ku melewati kakek yang sedang membawa Dua ember susu sapi yang baru ia peras. Aku hanya tersenyum melewati nya dan berlari terus. Kakek tau bahwa aku akan kemana , jadi ia tidak terlalu mengkhawatirkan ku dan juga aku tidak tau tempat lain kecuali .. Rumah pohon ku ..
Sungai yang indah dan rumah pohon yang di buat kakek dan aku saat ulang tahun aku ke 7. Rumah pohon nya cukup sederhana tapi itu membuatku nyaman dan betah berlama-lama disana.
" Hehehe Aku pulang .. " Teriak ku dengan kencang sambil menginjak tangga untuk naik ke rumah pohon. Aku memakan cukup banyak dan menyisakan Dua batang sosis , nenek menggoreng cukup banyak dari porsi makan ku.
Waktu cukup sore aku habiskan sisa waktuku sebelum pulang dengan menangkap kupu-kupu dan belalang
Berlarian kesana kemari tanpa berpikir bagaimana jika aku jatuh dan luka. Ah, aku masih ingat betapa sesaknya aku saat itu karena berlarian kesana kemari tanpa ada kata berhenti
" Aly, Ayo pulang .. " Suara kakek dengan lantang meneriakkan cucu nya dengan menunggangi kuda.
" Kakek! Ah Lil, kamu membawa Lil " Sapa ku sambil memeluk condong kuda bewarna hitam legam yang kuberi nama Lil tersebut.
" Ayo, pulang.. Nenek akan menjewer Aku saat Aku tidak membawa tepat waktu.. apa kamu mau nenek menjewer diriku " Katanya sambil mencubit pipi ku dengan gemas.
" Tentu tidak ! Aku tidak ingin kakek sakit.. " Balasku dengan cemas.
" Tunggu apalagi.. Ayo " Sambil mengulurkan tangan untuk menggendongku dan meletakkan ku di depan ia duduk.
Kakek mulai menghentakkan tali pelana agar Lil si kuda berjalan pelan, tiba-tiba aku berteriak kencang seperti kesurupan. Aku masih ingat betapa kagetnya kakek saat itu.
" Piring, Piringku kek.. aku meninggalkan nya di bawah rumah pohon " kataku cemas sambil nendang-nendang agar Lil berbalik arah untuk ke rumah pohon ku tadi
Aku mengikuti cara kakek yang seperti menendang-nendang perut kuda dan berputar arah dan yang ku buat hanyalah membuat Lil tambah ketakutan dan melompat ke sana kemari dengan liar.
Sempat malu melihat kakek yang sedang menenangkan Lil yang ketakutan itu. Tapi kakek memutar arah dan berbalik menuju arah rumah pohonku. Aku berlari menuju piring yang diletakkan di bawah pohon yang sedikit dekat dengan air sungai
Entah itu sungai atau laut, air itu sangat biru dan sangat luas.
" Loh, dimana sosis ku " tanyaku kebingungan. Aku mencari-cari dimana sosis ku , kemana ia menghilang.
" Mungkin diambil tupai " Kata kakek ku sambil menggendong ku yang membawa piring kosong tanpa sosis di atas nya
" Saat nya kita pulang, tidak baik lama lama di sekitar air " kata kakek sambil khawatir
" Tapi sosis ku " penuh sedih aku bertanya
" Kita akan menggoreng lagi saat kita pulang, bagaimana ? " Tanya kakekku sambil menyemangati ku
" Baiklah , ayo kita pulang.... Yeay " sahutku dengan semangat
Bunyi telapak kaki kuda yang meninggalkan rumah pohon dengan matahari yang mulai terbenam
Kakek menyuruhku untuk masuk duluan ke rumah sementara ia mengembalikan Lil ke kandang nya
" Aku pulang nek... Ini piring nya.. " Sambil menaruh di wastafel aku berlari ke nenek yang sedang duduk dan mengaduk adonan kue
" Nenek.. " kataku pelan
" Hei, Sudah habis bermain ? " Tanya nya dengan tenang
" Sosis ku.. aku tidak menghabiskan nya tapi hilang begitu saja " Berkata dengan lemah
" Kamu menyesali nya telah hilang ? Disini masih cukup banyak Bean., Kamu bisa menggoreng nya dan membawa nya lagi untuk makan disana " jawab nenek dengan tenang
" Nenek tidak marah padaku? "
" Tentu tidak, sekarang mandilah dan bersihkan dirimu.. saat kamu siap membersihkan diri.. Cookie panggang siap untuk mu " Penuh ceria nenek mengatakan nya. Terlihat juga ia sedang memasukkan kue cookie ke dalam oven aku yang melihat makin tambah semangat mencium bau aroma cookie yang mulai matang.
" Terimakasih nek, " Sambil memeluknya dan berlari ke kamarku untuk membersihkan diri.
Pukul 20 : 00
Waktunya sedikit cepat dua jam dari kota Vichigan. Dirumah gubuk kecil ini penuh dengan aroma makanan yang lezat nenek memasak cukup banyak , dan kakek sangat tidak sabar untuk menikmati semua
Kakek mengambil kan Ayam bakar untukku dan Soup untuk ku makan
Makanan nenek cukup lezat dan enak daripada makanan ibuku.
" Ingin menelepon ibumu Bean, Jika ia besok mari kita telpon mereka " tanya nenek ku sambil menuangkan Sup kembali ke mangkok ku
" Tidak, aku tidak ingin " jawabku ketus
"Baiklah, kamu tidak perlu menelpon mereka biar kakek saja bagaimana sayang?" Sahut kakek Jason yg seperti nya mencairkan suasana yang membuat kesan sedikit tegang di ruang makan dan aku mengangguk dengan tawaran yang kakek berikan.
