Pustaka
Bahasa Indonesia

Divorced To Be Happy

28.0K · Tamat
Bahiya Padmi
42
Bab
700
View
9.0
Rating

Ringkasan

Purnama berharap pernikahannya penuh kebahagiaan namun derita yang ia dapat setelah satu tahun pernikahan. Bintang sang suami menafkahinya hanya 200ribu sebulan sehingga Purnama harus bekerja demi memenuhi kebutuhan rumah tangganya dan memberi makan mertuanya. Bintang sang suami juga acap kali melakukan KDRT dan menggunakan uang Purnama untuk pergi ke dukun. Dan puncaknya Bintang tidak mengakui anak mereka. Jika perceraian adalah pintu menuju bahagia maka itulah yang ia pilih. Akankah Purnama raih bahagia?

RomansaDokterIstriPerselingkuhanPerceraianRevengeKeluargaPernikahanMenyedihkanSuspense

Bab 1 Satu Tahun Pernikahan

Malam yang gelap, Purnama baru saja pulang dari tempat kerjanya. Setelan blazer dan rok sepannya sudah kusut setelah seharian bekerja. Jam 6.30 pagi ia berangkat dan kini jam 11 malam dia pulang.

Turun dari mobil milik rekan kerjanya, Purnama tergesa memasuki rumah. Menoleh pada rekan kerjanya lalu Purnama melambaikan tangan.

Beberapa kali ia mengetuk pintu namun tidak ada siapa pun yang menjawab. Purnama berinisiatif menggerakkan gagang pintu.

Krek!

Pintu rumah ternyata tidak dikunci, ia membukanya. Di dalam keadaan amat gelap karena lampu ruang tamu dimatikan.

Klik!

Lampu menyala saat Purnama menutup pintu.

"Dari mana kamu jam 11 malam baru pulang?" Bintang, suami Purnama duduk di sofa sambil merokok.

"Lembur, Mas. Ini ‘kan akhir tahun, aku harus nyelesaiin laporan."

"Lembur apa lembur?!" Bintang meniup asap rokok, menaruh puntungnya lalu berdiri dan berjalan ke arah Purnama. Mata Bintang menatap tajam pada Purnama.

"Ya, lembur banyak kerjaan. Tadi jam 7 kan aku udah bilang kalo malam ini lembur."

"Yang anter kamu pulang tadi siapa?" tanya Bintang tepat di depan Purnama. Bau asap rokok bercampur alkohol begitu terasa di hidung Purnama.

"Itu pak Alex, manajer aku, Mas."

"Mobilnya bagus ya?" tanya Bintang.

"Mobil?" Purnama tidak mengerti mengapa sang suami bicara kesana dan kesini.

"Mobil gue kan cuma Avanza model lama, dia Fortuner model baru. Pasti bagusan Fortuner kan?" tanya Bintang sinis.

"Maksud Mas apa?"

"Jangan belaga bego! Uang dia pasti lebih banyak dari uang aku."

"Kok jadi ke masalah uang?" Purnama makin tidak mengerti.

"Lembur tuh cuma alesan kamu biar kamu bisa berduaan sama manajer kamu." tuduh Bintang.

"Mas jangan sembarangan nuduh!"

"Buktinya kamu pulang diantar dia!"

"Jam 10 tadi aku minta tolong sama Mas untuk jemput tapi mas bilang gak bisa, sibuk. Pak Alex cuma berbaik hati nganterin aku karena udah malem, Mas."

"Owh, sekarang kamu bela dia. Ngerti aku." Bintang mengangguk-angguk.

"Apa sih maksud kamu, Mas?"

"Kamu selingkuh!" Bintang mencengkeram bahu Purnama.

"Itu tuduhan gak berdasar, Mas!" Purnama berusaha melepas cengkeraman tangan suaminya. Namun tenaga Bintang jauh lebih besar dari Purnama. Postur tubuh Bintang yang tinggi besar seakan menenggelamkan tubuh Purnama yang mungil.

"Kamu cari yang lebih kaya kan?!" Tatapan tajam Bintang seakan menusuk Purnama.

"Enggak, Mas, demi Allah dia cuma rekan kerja aku." Purnama bicara penuh kesungguhan.

"Atau kamu cari lelaki yang bisa kasih kamu kepuasan lebih?" Pertanyaan Bintang menyalakan api di hati Purnama.

"Kamu mabuk, Mas! Omongan kamu ngaco semua!"

Cengkeraman Bintang makin keras, tubuh Purnama makin tidak dapat bergerak.

"Sakit, Mas." ringis Purnama.

"Atau kamu cari keduanya, harta dan kepuasan?" Mata Bintang menatap nyalang pada istrinya.

"Ngaco kamu!"

"Dasar lonte! "

Plak!

Purnama menampar suaminya dengan tenaga yang tersisa.

"Aku istri kamu!" ucap Purnama penuh amarah.

Mendapat tamparan dari sang istri, emosi Bintang semakin naik. Matanya menyalang menatap Purnama, gerahamnya saling beradu.

Diusapnya bekas tamparan Purnama lalu tangan kanannya memegang kepala Purnama dari arah belakang.

"Malam ini kamu akan dapat kepuasan dariku!" Bintang menyeringai.

Bintang mencium istrinya dengan kasar, tangannya menekan kepala Purnama hingga Purnama tak mampu berontak atas ciuman suaminya.

Bintang mendorong tubuh Purnama ke dinding tanpa melepas ciumannya.

"Le..pas!" Purnama terus berontak namun Bintang tak peduli. Nafsu menguasainya, Vodka yang diminumnya beberapa saat sebelum Purnama pulang memperparah semuanya.

Bintang melucuti pakaian istrinya satu demi satu dengan paksaan dan membawa Purnama ke kamar mereka.

Air mata Purnama meleleh, ini pertama kalinya ia melayani sang suami dengan terpaksa. Selama ini ia berusaha menjadi istri yang baik, melayani suami sepenuh hati.

Lebih dari satu jam Purnama bergumul dengan suaminya dan kini Bintang telah lelap di sebelahnya. Tubuhnya terasa sakit semua apalagi hatinya.

Purnama melihat jam yang bertengger di dinding. Hari sudah berganti dan ini adalah hari ulang tahun pernikahannya dengan Bintang, tepat setahun mereka menikah.