Pustaka
Bahasa Indonesia

Direkturku Yang Dingin

6.0K · Ongoing
sigmuel
48
Bab
131
View
9.0
Rating

Ringkasan

“Kamu harus bantu aku, aku ada balapan dengan teman-temannku” Emir memaksa chika untuk ikut dengannya, karena mommy nya lebih percaya dengan chika ketimbang anaknya yang paling ganteng sendiri, emir emang beberapa kali hampir kehilangan nyawanya karena balapan liarnya itu, dan bahkan dia sempat diasingkan oleh orang tuanya untuk mengurus perusahaan cabang dan menjual semua mobil dan montor sport milik emir, tapi dengan rayuan emir ke mommy nya akhirnya menyisakan mobil sport yang baru dibelinya tapi belum di modifnya. Emir tetaplah emir, selalu mencari cara untuk bisa ikut balapan, awal mula karena pelampiasan sakit hatinya, tapi sudah bertahun-tahun dia menjadi keterusahan, dan sekarang dia menemukan celah dimana mommy sangat menyayangi gadis bernama chika, yang merupakan seorang auditor dan analys, bahkan mommy nya sudah mengklaim chika sebagai anak mantunya, chika selalu tak nyaman jika diperlakukan istri dari mantan presdirnya itu seperti menantunya, pasalnya chika dan emir selalu berantem jika bertemu. Dengan alasan akan mengantakan chika pulang kerumah kakaknya, akhirnya sang mommy mengijinkan, apapun itu kalo menyangkut chika dia akan luluh, mengingat chika pernah menyelamatkan nyawanya dan mengorbankan dirinya sendiri, alasan mengantarkan chika pulang adalah opsi terakhirnya, karena semua alasan sebelum-sebelumya sudah diketahui oleh mommy nya dan membuat mommy nya murka. “apapun kamu harus ikut aku balapan” kata emir sambil menyeret chika untuk masuk ke mobilnya

RomansaPresdirBillionaireIstriMenantuFlash MarriageLove after MarriageKeluargaPernikahanTuan Muda

BAB 1 Chika Pov

Ruchika, atau biasa dipanggil dengan nama chika, dia adalah gadis berusia 23tahun lulusan S1 Sistem komunikasi di sebuah universitas swasta disalah satu universitas bergengsi di kota S, dia bukan wanita cerdas, kepintaran dan kecerdasannya sangat-sangat stadart, dia dulu bermimpi memasuki sebuah universitas negeri tapi tak pernah lolos dalam seleksinya, hingga dia berkali-kali mencoba, tapi tuhan berkehendak lain, sehingga dia mau tak mau masuk ke universitas swasta tersebut tanpa pemikiran matang, apa motivasimu ketika mendaftar di kampus tersebut, jawabannya pasti beda dari yang lain “ya mau gimana lagi, universitas negeri yang aku inginkan tak menerimaku, ya terpaksa aku masuk sini, dari pada aku enggak kuliah, karena pilihannya adalah kuliah yang ada dikota kelahiranku atau tak usah kuliah” kedua pilihan itu aku tak mau sama sekali, dan mau tak mau ketika aku melihat selebaran dari sebuah expo kampus langsung aku mendaftar disitu.

Oke soal perkuliahan selesai, disini aku sudah lulus kuliah dari setahun yang lalu, karena aku belum punya pekerjaan, dan gara-gara aku harus ke rumah kakakku yang di kota B, setelah lulus aku langsung berangkat ke kot B, karena kakakku melahirkan, disana aku menjadi baby sister dadakan dari ketiga ponakanku yang nomer 1 baru TK, yang nomer 2 baru 3 tahun, dan yang 3 baru lahir ketika aku wisuda. Disana juga aku niatnya sambil mencari kerja, tapi apa daya panggilan tak kunjung datang menghampiriku, hingga setahun aku masih setia menjadi baby sister dirumah kakakku, dan kebetulan kakak iparku tidak diumah, karena sehabis menemani kakakku lahiran dia haru layar yang diperkirakan hampir 10bulan tak bakalan kembali ke rumah

“neng, coba kamu lamar kerjaan disini” itu kata tetangga sebelah rumah kakakku, aku pun mencobanya, dengan mengirim email, tapi tak ada panggilan juga, kata ibuku aku disuruh sabar

“udah nduk sabar aja, kalo rejeki pasti enggak kemana, kamu disana aja sementara waktu nemenin kakakmu kasihan harus ngurus anak 3 sendirian” itu kata ibuku, ibuku tak pernah menuntutku untuk langsung bekerja setelah lulus, itulah yang aku seneng dari beliau, ibuku emang orang yang dibilang tua, tapi dia enggak kolot seperti ibu-ibu yang lain yang malu jika anaknya enggak kerja, kalo bapakku, beliau sudah meninggal ketika aku masih dibangku SMA, dia terkena serangan jantung, jadi kita semua ditinggalkan bapak tanpa persiapan, karena sebelumnya bapakku habis ngajar, karena beliau seorang guru SMP negeri yang sebentar lagi akan pensiun.

“iya buk...” aku menuruti perkataan ibuku, karena surga ada dibawah kaki ibuku kan

“kamu jangan pulang dulu kalo kakak iparmu belum pulang layar, kasihan mbakmu” itulah ibuku memiliki hati yang sangat lembut dan sangat halus, sebetulnya dirumahku ada si bibi yang mengerjakan pekerjaan rumah, tapi si bibi akan pulang kerumahnya jika sudah jam 3 sore

“iya bu iya” jawabku singkat, sebuah notifikasi pesan muncul di HP ku ternyata dari temanku

“chik, buruan kirim lamaran disana, lagi ada lowongan itu” isi pesan dari teman kampusku, ketika aku melihat ternyata dari salah satu perusahaan rokok terbesar yang sedang membutuhkan staff sesuai kriteriaku, dan ketika aku membacanya, ternyata penempatan di kota S

“itu harus ke kta S ya?” tanyaku memastikan “aku enggak bisa den, aku sekarang ada di kota B, mungkin hingga akhir tahun” jawabku pada dendi, hanya beberapa temanku saja yang tau aku sedang dikota B, mereka mengira aku masih menempati kos-kosan yang aku sewa ketika aku kuliah

“ya udah, aku tawarin ke lainnya aja, ntar kalo ada yang dekat daerahmu sekarang aku kabari ya” balas dendi

“oke,.. makasih ya den” dan chatingan kami terputus

Hari berganti bulan, mungkin kakak iparku terlalu kasihan mendengar cerita kakakku kalo aku masih belum dapat kerjaan, dan masih ngurusin anak-anaknya, dan kadang bantuin bibi di dapur “ itu si chika bukain toko sembako aja, ada ruko kosong kata pak RT di dejat masjid” kata kakak iparku, ketika kakakku cerita ya aku bilang terserah aja, karena aku orangnya nurut, dan bener juga kakak iparku mendatangkan beberapa orang untuk merenov ruko yang dimaksud dan mengisi barang-barang dengan sembako yang siap dijual, Alhamdulillah tokoku itu tak pernah sepi pengunjung, jadi bisa buat kesibukan sementaraku

“gimana dek penjualannya?” itu pertanyaan yang muncul dari kakak iparku setelah toko itu berjalan 2 bulan

“alhamdulillah mas ramai” jawabku, iya kakakku sendiri adalah seorang guru SMK, jadi dia kadang bantuin ditoko ketika pulang mengajar sekitar jam 3an

“toko mau kamu tutup kapan dek?” itu pertanyaan kakak iparku, karena ini adalah bulan ramadhan dan seminggu lagi sudah lebaran, jadi kakak iparku menanyakan itu karena kita akan mudik kerumah ibuku

“emang kita mau mudik kapan mas? Kalo ini barang toko sudah mulai habis, kalo pulang lusa ya besok siang aku tutup, enggak perlu nyetok barang lagi” jawabku, karena kebetulan emang aku harus nyetok barang untuk dua minggu sekali

“lusa tapi malam hari dek” kata kakakku “soalnya aku masih masuk sampai jam 12 siang” imbuh kakakku, kalo kakak iparku setiap habis layar dia bakalan libur hingga sebulan-3bulan

“ya udah besok siang aku tutup aja tokonya” kemudian aku membuat tulisan yang aku print kalo toko tutup hingga H 15, maklum aku pengen lama-lama dirumah ibu, kangen juga suasana dikampus yang masih asri dan aku tentunya bisa berkumpul dengan teman-temanku

“dek lama bener H 15” protes kakakku

“iyalah mbak, aku pengen lama dirumah ibu sementara, ntar anakmu yang tengah biarin dikampung sama aku sampai aku kembali ke kota B” kataku, karena aku tau, mbakku juga harus ngajar, sedangkan ponakanku nomer 1 harus sekolah sedangkan yang nomer 3 masih asi yang otomatis tak bisa jauh dari mamahnya, jalan satu-satunya buat ngeringanin mbakku ya sementara anak yang nomer dua sama aku dulu

“emang si Mei mau sama kamu lama-lama?” tanyanya ragu

“mau lah mbak tenang aja, orang biasanya juga gitu” emang mei putri kedua mbakku itu malah lebih deket sama aku ketimbang sama mamanya, kalo sama mamanya entah kenapa bawaannya mereka berantem melulu, tapi kalo sam aku si mei nurut, rewelpun juga Cuma bentar dan masih bisa diatasi

“iya... lihat besok, dia milih siapa” jawab kakakku yang tak yakin

***

Sekitar jam 10 pagi kami sampai dirumah ibu, dikampung kelahiranku pastinya, kita menempuh perjalanan darat hampir 11 jam, karena kakak iparku menyetir sendirian, karena aku ataupun kakakku belum bisa menyetir mobil, jadi kita sering istirahat cukup lama di masjid ataupun rest area yang sudah disediakan dinas perhubungan

“kapan datang nduk?” tanya adik dari bapakku yang rumahnya depan rumah ibuku

“tadi jam 10an tan,..” jawabku, aku ketemu dia sore hari kita ketemu dihalaman rumah ibu ketika menyapu halaman

“udah kerja dimana chik?” aku yang ditanya seperti itu hanya nyengir karena aku tak bisa menjawab, bukannya aku malu kalo aku buka usaha toko sembako, tapi karena aku malas menjawab aja, aku tau gimana sifatnya tanteku itu, dia tak pernah puas dengan jawaban kita pasti ada aja salahnya