Pustaka
Bahasa Indonesia

Dipaksa Menjadi Pemuas

37.0K · Ongoing
petapa genit
34
Bab
19.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

⚠️ 21++++ konten ini mengandung kekerasan, perbudakan hingga adegan BD5M. jika tidak yang tidak suka, harap di skip saja. Mutiara Shintia Dewi adalah wanita berusia 37 tahun yang memiliki darah keturunan Turki dari sang Ibu. Sedangkan suaminya bernama Kevin Ardianto adalah seorang pria berusia 39 tahun yang memiliki darah keturunan Belanda dari sang ayah. Mereka di karuniai seorang putri yang di beri nama Citra Putri Mutiara. seorang Gadis cantik dengan tinggi badan 165cm, kulitanya putih dan mulus, memiliki kedua bola mata coklat, hidung mancung. Citra benar-benar wanita sempurna di mata sebagian para lelaki. bahkan Citra adalah murid tercantik di sekolahnya. Kehidupan Citra dan kedua orangtuanya begitu harmonis. namun keharmonisan keluarga mereka sirna karena kesalahan kedua orangtuanya. bahkan Citra yang harus menanggung kesalahan kedua orantuanya itu. Hidup Citra yang penuh kebahagiaan itu berubah saat ia dipaksa menjadi pemuas.

DewasaKeluargaBalas DendamPsikopatIstriDrama

Pindah Rumah

"Akhirnya kita bisa menempati rumah ini ya, Pah..!" ujar Tiara kepada suaminya Kevin.

"Iya, Mah.. semoga kita betah tinggal di rumah ini" ujar Kevin.

"Citra dimana Mah?" tanya Kevin.

"Citra sedang melihat-lihat kamar yang di atas" jawab Tiara.

"Aku pilih kamar yang ini saja. selain nyaman, pemandangannya juga enak dilihat" ujar seorang gadis berusia enam belas tahun yang sedang berdiri di depan jendela kamar memandangi rumah-rumah warga dari tempat ia berdiri.

Gadis itu bernama Citra Putri Mutiara. seorang gadis cantik bermata coklat yang berusia enam belas tahun.

Citra dan kedua orangtuanya baru saja pindah kerumah yang baru selesai satu bukan yang lalu. sebelum Citra tinggal di kota sebelah, namun karena ayah Citra lebih banyak memiliki bisnis di kota ini, mereka akhirnya memutuskan untuk pindah rumah.

"Sayang.. gimana? kamu mau kamar yang sebelah mana?" tanya Tiara, ibu Citra yang sudah berdiri di belakang Citra.

"Aku mau kamar yang ini saja, mom..!" ujar Citra.

"Ya sudah kalau begitu, daddy sama Momy akan menempati kamar Sebelah" ujar Tiara.

"Kamar yang dibawah pada kosong dong mom.?" ujar Citra.

"Nanti kan kita Art sama supir. jadi, nanti kamar yang dibawah bisa di tempati sama Art dan supir" ujar Tiara.

"Sayang banyak kamar yang tidak terpakai. dady sih, sudah tahu kita hanya bertiga, tapi bikin rumah malah ada tujuh kamar. buat apaan, coba?" ujar Citra.

"Sayang.. kamu itu semakin hari akan semakin dewasa. suatu hari nanti kamu pasti akan menikah dan mempunyai anak. jadi, nanti rumah ini bisa untuk suami dan anak kamu" ujar Tiara.

"Momy.. usia aku masih enam belas tahun loh.. masa sudah biacara kearah sana" ujar Citra.

"Ya tidak apa-apa, kan kenyataannya memang akan seperti itu. lagi pula, Papah sama Mamah berencana mau kasih kamu Adek" ujar Tiara.

"Srius Mom..!!" Citra begitu senang mendengarnya. Citra memang sudah lama ingin mempunyai seorang adik, tetapi kedua orangtuanya yang selalu sibuk bekerja itu belum bisa mengabulkan keinginan Citra.

"Iya, sayang.. tapi tidak sekarang" ujar Tiara.

"Kapan?" tanya Citra.

"Tahun depan, soalnya kalau sekarang, Momy masih banyak sekali kerjaan" ujar Tira.

"Yah.. kelamaan" ujar Citra begitu kecewa mendengarnya.

"Ya sudah, Citra mau ambil barang-barang dulu" ujar Citra yang kemudian menuju lantai dasar.

Citra dan kedua orangtuanya sibuk menata barang-barang bawaan mereka, namun hanya pakaian, berkas-berkas dan barang pribadi saja, karena rumah itu sudah dipenuhi barang-barang elektronik dan yang lainnya.

Rumah Citra dan kedua orangtuanya berlantai dua dan terlihat mewah dan dikelilingi dinding yang cukup tinggi sehingga para tetangga tidak bisa melihat kearah rumah. di depan rumah terdapat taman bunga yang cukup luas dan juga garasi mobil yang cukup untuk menampung lima sampai tujuh mobil. sedangkan halaman belakang rumah lebih luas dari halaman depan, disana ada kolam renang disisi sebelah kiri. sedangkan disisi sebelah kanan ada gazebo yang lumayan luas dan terdapat bangunan 10x10 di ujung halaman belakang. bangunan itu di pergunakan sebagai gudang penyimpanan alat bersih-bersih dan yang lainnya.

Tin.. Tin..

Terdengar klakson mobil dari depan gerbang rumah.

"Pah.. kayaknya itu orang-orang yang mengantar mobil kita deh..!!" ujar Tiara.

"Iya, Mah.. ayo kita kedepan" ajak Kevin.

Benar saja, disana sudah ada tiga mobil yang berhenti didepan gerbang. salah satunya mobil pick up yang membawa dua unit vespa matic berwarna merah dan kuning. sedangkan dua mobil lagi, mobil pribadi milik Kevin dan Tiara.

Setelah orang-orang yang mengantar kendaraan pergi, Tiara yang hendak menutup gerbang di hampiri oleh seorang wanita berusia 44 tahun bertubuh gempal.

"Pagi Bu.. Ibu pemilik rumah ini?" tanya wanita itu.

"Ah iya, Bu.. saya baru saja pindah hari ini" ujar Tiara.

"Maaf, Ibu warga sini?" tanya Tiara.

"Iya, Bu.. saya warga sini" jawabnya.

"Oh iya.. saya Tiara. nama ibu, siapa?" tanya Tiara.

"Saya Sumi, Bu.." jawabnya.

"Kalau gitu, kita ngobrol di dalam saja yuk, Bu.." ajak Tiara.

"Gak usah, Bu.. saya tidak enak" tolak Sumi.

"Gak apa-apa Bu.. ayo bu, saya sekalian mau tanya-tanya soal pak Rt" ujarnya.

"Ya sudah deh, kalau gitu" ujar Sumi yang akhirnya masuk kedalam halaman rumah Tiara.

"Ya ampun.. mewah banget rumahnya. halamannya juga luas" ujar Sumi kagum.

"Ah, biasa saja kok, bu.." ujar Tiara.

"Ini mah luar biasa Bu.. garasi rumah Ibu saja berkali-kali lipat dari kontrakan saya" ujar Sumi.

"Ibu Sumi punya kontrakan?" tanya Tiara.

"Bukan punya kontrakan bu.. tapi saya yang ngontraknya" ujar Sumi terkekeh.

"Ah, Bu Sumi, bisa saja." ujar tiara.

"Maklum Bu.. saya cuma buruh cuci" ujar Sumi.

"Ibu kerja di laundry?" tanya Tiara.

"Bukan Bu.. tapi kalau ada tetangga yang mau saya cuciin, baru saya cuci. gitu loh Bu.." jelas Sumi.

"Oh.. iya-iya.. maaf ya, Bu.. saya kira di laundry" ujar Tiara.

"Kalau begitu kebetulan dong.. saya baru saja mau cari orang yang mau kerja di rumah saya." ujar Tiara.

"Kerja apa Bu..?" tanya Sumi.

"Ya.. seperti masak, nyuci sama bersih-bersih Bu.. maaf, Ibu mau tidak, kerja di rumah saya?" ujar Tiara menawarkan.

"Wah.. mau saya, Bu.. mau banget. soalnya kalau buruh cuci sekarang susah dapat pelanggan. kebanyakan lebih memilih nyuci di laundry" ujar Sumi.

"Kalau begitu, tunggu sebentar ya, Bu.. saya panggil suami saya dulu" ujar Tiara yang kemudian bergegas memanggil suaminya.

Tak lama kemudian Tiara keluar bersama suaminya.

"Pagi Pak.." Sumi berdiri menyapa kevin.

"Pagi juga Bu.." ujar kevin yang kemudian memperkenalkan diri.

"Kita ngobrolnya di dalam saja Mah" ujar Kevin.

Akhirnya mereka pindah keruang tamu.

"Ibu beneran mau kerja disini?" tanya kevin.

"Mau Pak.. saya mau, soalnya suami saya juga akhir-akhir ini sedang sepi penumpang" ujar Sumi.

"Memangnya suami Ibu kerja apa?" tanya Kevin.

"Suami saya supir angkot, Pak." jawab Sumi.

"Wah.. kebetulan saya juga sedang cari supir untuk antar jemput putri saya sekolah. kira-kira suami ibu mau tidak, kerja disini" ujar Kevin.

"Pasti mau Pak. soalnya kalau narik angkot, akhir-akhir ini sepi penumpang. maklum sekarang orang-orang lebih memilih pakai motor" ujar Sumi.

"Ya sudah, nanti Ibu bicarakan dulu sama suami Ibu. kalau suami ibu setuju, ibu sama suami ibu boleh kerja disini" ujar Kevin.

"Baik pak, nanti saya bilang sama suami saya" ujar Sumi.

"Oh iya, Pah.. ibu Sumi ini ngontrak. gimana kalau ibu Sumi sama suaminya tinggal disini saja. kita kan sering keluar kota, jadi kalau Ibu Sumi dan suaminya tinggal disini, kita gak terlalu khawatir sama Citra" usul Tiara.

"Boleh.. justru itu lebih baik. Citra jadi tidak sering sendirian" ujar Kevin setuju.

"Bagaimana Bu..? apa Ibu mau, tinggal disini? kalau ibu tinggal disini, ibu tidak perlu lagi bayar kontrakan" tanya Kevin.

"Ya ampun.. mimpi apa, saya semalam. sudah dapat kerjaan, dapat tempat tinggal pula" ujar Sumi dengan kedua mata yang berkaca-kaca.

"Apakah sekarang suami ibu sedang narik angkot?" tanya Kevin.

"Suami saya masih ada di rumah, Pak. belum berangkat narik" jawab Sumi.

"Kalau begitu, bisa tidak suami ibu menghadap saya. saya mau bicara dulu sama suami ibu. kalau cocok, ibu sama suami ibu, besok bisa langsung kerja dan tinggal disini." ujar Kevin

"Baik Pak.. kalau gitu, saya panggilkan suami saya dulu" ujar Sumi.

"Saya antar ya, Bu.. sekalian saya mau ke warung" ujar Tiara.

Tiara dan Sumi pun langsung meninggalkan rumah. Tiara berbelanja di warung, sedangkan Sumi memanggil suaminya.