Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6

Sedangkan di tempat Percy berada saat ini. Percy pergi bersama Rasya dan Pretty menuju ke sebuah mall, mereka berjalan-jalan dan menonton film komedi. Pretty terlihat menatap kosong layar bioskop tanpa merasa terhibur walau yang lain terlihat tertawa. Rasya bahkan tertawa terbahak-bahak karena filmnya, Rasya sangat menyukai film comedy sama seperti Percy.

"Ini sangat konyol, Per." ucap Rasya.

"Loe bener, Sya.hha." tawa Percy.

Rasya dan Percy mengobrol dengan antusias, hingga pandangan Rasya terarah ke arah Pretty yang hanya diam saja di sampingnya.

"Prit, apa tidak seru ceritanya?" Tanya Rasya membuat Percy menatap adik tersayangnya.

"Aku ngantuk," dusta Pretty.

"Apa kita lebih baik pulang saja?" Tanya Percy.

"Sebaiknya seperti itu, Per." ujar Rasya dan merekapun berlalu pergi meninggalkan bioskop.

Kini mereka tengah makan di tempat jajanan kuliner malam di pinggir jalan. Percy memesan berbagai macam makanan untuk mereka. Pretty hanya mengaduk makanannya. Kebetulan itu makanan kesukaan Azka.

"Martabak telor," ujar Rasya antusias.

"Ini makanan kesukaan kita, Sya. Sepertinya kita harus bertanding untuk siapa yang menghabiskannya terlebih dulu." tantang Percy.

"Ide bagus tuh, Per. Prit, loe yang jadi wasitnya yah." ujar Rasya dan Pretty hanya tersenyum saja.

"Baiklah kita mulai pertandingannya," ujar Percy.

"Akan aku hitung sampai tiga, 1..2..3,, mulai." ujar Pretty

Rasya bersama Percy menikmati potongan martabak telor yang ada di atas meja. "ssshhhtt,, panas" gumam Rasya.

"Cemen loe," ledek Percy dan Rasya hanya mencibir saja. Ia kembali memakan martabaknya itu dengan sangat lahap. Pretty tersenyum melihat kekonyolan kakak dan sahabatnya itu, mereka memang terlihat cocok dengan berbagai kesamaan yang mereka miliki.

"Yes,, gue menang." ucap Percy bangga sambil mengunyah makannya.

"Martabaknya masih panas, lidah gue gak biasa makan yang masih panas," ucap Rasya.

"Ngeles aja loe," ujar Percy dan Pretty hanya tersenyum saja.

"Nih, bersihin tuh mulut. Belepotan banget sausnya." Rasya menyerahkan tissue ke Percy.

Percy hanya terkekeh saja seraya menerima tissue yang di sodorkan Rasya untuknya.

***

Di kediaman Prasaja

Rasya baru saja masuk ke dalam rumah, dan sang papa dan mamanya memanggilnya ke ruang keluarga.

"Kamu dari mana, Sya?" Tanya Ratu.

"Dari rumah Pretty, Ma." ujar Rasya.

"Bagaimana dengan kondisi Pretty sekarang?" Tanya Ratu.

"Masih murung Ma, tapi tadi sedikit ada perubahan,"

"Sayang, Papa mau bicara sama kamu." ujar Angga melepas kaca mata minusnya dan menyimpannya di atas meja.

"Ada apa ma, Pa? kelihatannya serius." Tanya Rasya,

"Sayang, om Edwin dan tante Dewi sudah melamar kamu untuk Percy."

Deg.... Rasya mematung di tempatnya mendengar ucapan Angga barusan yang membuat otaknya mendadak macet.

"Maksud Papa apa?" ujar Rasya tak paham.

"Begini Nak, Setelah pernikahan Pretty gagal. Kondisi kakeknya Percy semakin drop, ia ingin segera cucu pertamanya menikah saat ia masih hidup. Makanya tante Dewi da nom Edwin melamar kamu." jelas Angga.

"Tapi kenapa Rasya, Pa?"

"Karena kami pikir kalian terlihat cocok, kalian juga sudah saling kenal satu sama lainnya dari sejak kecil."

"Tapi Rindi?"

"Ada apa dengan Rindi?" Tanya Angga terlihat bingung.

'Sepertinya Papa tidak mengetahui hubungan Percy dan Rindi.'

"Ada apa sayang?"

"Tidak Pa,"

"Kami akan membicarakan ini lagi besok malam dengan makan malam keluarga." Ucap Angga.

"Apa Papa sudah menerima lamaran mereka?"

"Iya sayang, kenapa tidak. Papa senang bisa berbesan dengan anggota brotherhood. Itu mampu mempererat tali silaturahmi persahabatan kami." Rasya terdiam memikirkan ucapan sang Papa.

"Ada apa, Sayang? Kamu tidak senang?" Tanya Ratu yang baru bergabung dengan mereka berdua dengan membawa tiga gelas berisi teh.

"Bukan, ini sangat mendadak sekali."ucap Rasya terdiam memikirkannya.

"Jangan terlalu memikirkannya, Sayang." Ucap Ratu membelai lengan Rasya.

Rasya hanya tersenyum kecil ke arah orangtuanya.

***

Di kediaman Edwin

Percy tengah memainkan handphonenya di dalam kamarnya, hingga Dewi dan Edwin datang membuat Percy mengernyitkan dahinya. Tidak biasanya kedua orangtuanya masuk ke dalam kamarnya. Biasanya mereka akan memanggil Percy.

"Ada apa Ma, Yah?" Tanya Percy menyimpan handphonenya ke atas nakas.

"Ayah mau bicara sama kamu, Nak." ujar Edwin membuat Percy menatap mereka dengan seksama.

"Ayah dan Mama sudah melamarkan Rasya untukmu."

Deg.... Percy melotot sempurna mendengar penuturan Edwin barusan.

"Apa maksud Ayah?" pekik Percy kaget.

"Percy, umur kamu sudah waktunya untuk menikah. Acara pretty sudah gagal, dan Aki haji ingin kamu yang segera menikah." ujar Dewi,

"Tapi kenapa dengan Rasya, Ma?" ujar Percy.

"Karena kami pikir dialah wanita yang sangat cocok untuk mendampingi kamu. Dia cantik, keibuan." Ucap Dewi, "Dia juga putri dari anggota brotherhood yang sudah kami kenal."

"Percy hanya menginginkan Rindi." Ucapan Percy membuat Dewi dan Edwin terdiam, Dewi sudah terlihat emosi menatap putranya itu.

"Percy, kamu masih saja keras kepala. Kamu dan Rindi tidak bisa menikah, agama kalian berbeda. Pahamilah Percy, kalian tidak akan pernah bisa bersama." ujar Edwin.

"Kenapa Ayah dan Mama begitu mengatur hidupku? Ini hidup Percy, Yah, Ma. Percy mencintai Rindi dan Percy hanya akan menikah dengannya, dengan restu maupun tanpa restu kalian." pekik Percy.

"PERCY!!" amuk Edwin membuat Percy terdiam.

"Kamu berani melawan kami, orang tua kamu sendiri. Percy ingat, kakek kamu itu sedang sakit. Dia ingin menyaksikan salah satu cucunya menikah. Mama dan Ayah gak maksa kamu saat Pretty akan menikah. Tapi sekarang keadaannya berbeda, Pretty tidak mungkin menikah dalam waktu dekat ini. Dan harapan Ki haji hanya kamu, Percy." ujar Dewi sudah menangis.

Percy mengusap rambutnya gusar. "Kenapa harus Rasya?" ujar Percy.

"Karena dialah yang cocok untukmu," ujar Edwin.

"Mama dan Ayah akan mengurusi semua persiapan lamaran dan pernikahan kalian. Dan kami tak membutuhkan jawaban dari kamu." ujar Dewi berlalu pergi diikuti Edwin.

"Shitttt!!" umpat Percy kesal menjambak rambutnya sendiri.

Bagaimana bisa hidupnya di atur seperti ini oleh orangtuanya. Yang Percy cintai itu Rindi bukan Rasya, kenapa mereka begitu ngotot untuk menikahkan Percy dengan wanita lain.

****

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel