Pustaka
Bahasa Indonesia

Diawali dengan Penceraian

20.0K · Ongoing
SkyEyes07
15
Bab
98
View
9.0
Rating

Ringkasan

Diusir dari Keluarga Wilton, Gerald menjadi pria miskin selama 15 tahun. Ia kemudian dijuluki 'menantu sampah' yang diceraikan Clarisa setelah dua tahun pernikahan. Namun, perceraian itu hanyalah awal dari kisah barunya. Tertarik dengan kisahnya?yuk baca novel selengkapnya! bagi yang ingin membaca plot-plot tersembunyi, novel-novel terbaru Author dan membaca update bab tercepat. kalian bisa membacanya di karyakarsa. cari dan follow akun kreator karyakarsa author @SkyEyes07

RomansaBillionaireMenantuPerceraianKawin KontrakKeluargaMenyedihkanTuan MudaKekuatan SuperIdentitas Ganda

BAB 01: Sayang, pinjami Aku 20.000 $KS!

Vortez City

Di sebuah Apartemen Mewah...

Pagi yang dingin menyelimuti lantai marmer apartemen mewah itu. Di tengah ruangan, seorang pria muda berlutut, memohon dengan putus asa.

"Sayang, pinjami aku dua puluh ribu Kredit Standar (20.000 KS)! Aku mohon, ibuku sedang dalam masa kritis di rumah sakit. Aku sangat butuh uang itu sekarang!" Gerald (23 tahun), dengan wajah tampan yang kini dipenuhi kecemasan, menatap memelas pada wanita yang duduk di kursi tunggal berlapis beludru.

Wanita itu, Clarisa, mengenakan gaun sutra rumahan yang elegan. Dia hanya menatap Gerald dengan sorot mata yang sulit diartikan, antara iba dan lelah.

"Gerald, kamu ini! Dasar menantu sampah! Tiap hari hanya bisa menyusahkan Clarisa saja!"

Sebelum Clarisa sempat menjawab, sebuah teriakan marah yang memekakkan telinga datang dari ambang pintu apartemen. Di sana, berdiri seorang wanita paruh baya dengan dandanan mencolok, wajahnya memerah karena emosi.

"Bu, mengapa kamu ada di sini?" Clarisa terkejut, beranjak dari kursi menghampiri ibunya, Nyonya Maya.

"Kalau Ibu tidak datang, bukankah kamu akan memberi suamimu yang tidak berguna ini uang?!" Nyonya Maya melangkah masuk, tatapannya menghina lurus tertuju pada Gerald yang masih berlutut.

"Bu, jangan seperti ini. Mau bagaimana pun, Gerald adalah suamiku," Clarisa mencoba menenangkan, suaranya terdengar pahit.

Ia kembali menatap Gerald dengan rasa kasihan yang mendalam. "Gerald, aku akan segera mentransfer uangnya padamu. Cepat pergi ke rumah sakit sekarang."

"Tidak boleh!" Nyonya Maya berteriak keras. "Clar, kamu tidak boleh terus membela dia. Lagipula, kamu seharusnya cerai dengan dia! Ingat, pernikahan kalian hanyalah sebuah pernikahan tanpa perasaan!"

Gerald mendongak, hatinya terasa remuk. Kalimat itu, 'pernikahan tanpa perasaan', selalu menjadi belati yang menusuk harga dirinya. Ya, dia tahu statusnya. Dia hanya suami di atas kertas, menantu yang hanya menumpang.

"Aku tahu diri, Bu. Aku tidak akan memintanya lagi. Aku akan mencari cara lain," ujar Gerald, berusaha berdiri. Keputusasaan di matanya tak bisa disembunyikan.

"Mencari cara lain? Mau cari di mana? Dengan wajahmu yang menipu itu, kau hanya akan berakhir jadi penipu ulung," cibir Nyonya Maya sinis. "Dengar, kau bukan lagi bagian dari keluarga kami. Clarisa sudah menyiapkan surat perceraian."

Kata-kata Nyonya Maya bak pukulan telak. Gerald menoleh ke arah Clarisa.

"Clar... benarkah itu?" Suara Gerald bergetar.

Clarisa menghindari tatapannya. Dia kembali duduk, memijat pelipisnya. "Aku lelah, Gerald. Aku lelah dengan semua ini. Ibu benar, kita menikah tanpa cinta. Selama dua tahun, kau tidak pernah memberiku apa-apa. Kau hanya... beban."

Air mata Gerald menetes. Ia tidak marah pada Clarisa, ia marah pada nasibnya sendiri. Ia adalah keturunan dari salah satu keluarga yang sangat kaya dan kuat, namun sebuah insiden membuatnya terpaksa hidup miskin, dia benar-benar tidak ingin menghubungi Kakeknya jika tidak perlu, sementara pernikahan kontrak ini? Itu adalah apa yang di atur oleh kakek Clarisa, kakek Clarisa dulunya adalah kepala pengurus rumah tangga di keluarganya.

"Baiklah, aku mengerti," ujar Gerald pelan, suaranya serak. Ia mengeluarkan ponsel lamanya dan mengetik beberapa pesan. Setelah itu, ia berkata dengan kesungguhan. "Aku akan mencari uang untuk operasi ibu, dengan caraku sendiri. Aku janji, ini terakhir kalinya kau melihatku dalam kondisi seperti ini."

Clarisa tiba-tiba merasa cemas melihat wajah Gerald yang kini tampak dingin, kehilangan semua keputusasaan yang tadi ia tunjukkan. "Gerald, tunggu! Uang untuk pengobatan..."

"Aku bilang tidak usah!" potong Gerald cepat, nadanya tegas dan penuh kehinaan yang tertahan. "Simpan saja uangmu, Clarisa. Jaga dirimu baik-baik."

Dia tidak menunggu lagi. Gerald berbalik, melangkahkan kaki keluar dari apartemen, menutup pintu dengan bunyi dentuman yang menggema.

Nyonya Maya tertawa puas. "Bagus, Clar! Akhirnya kau mengambil keputusan yang tepat. Sekarang, carilah menantu yang sepadan dengan keluarga kita."

Clarisa hanya diam, menatap pintu yang baru tertutup. Entah mengapa, Hatinya terasa perih. Sejujurnya, selama dua tahun ini, Gerald cukup baik padanya. namun tekanan dari ibunya dan gosipan 'tetangga' nya membuatnya harus memilih.

--

Gerald berjalan terhuyung di sepanjang trotoar. Ponsel di tangannya tiba-tiba berdering. Itu pesan balasan dari pesan yang baru saja ia kirim.

'Tuanmuda Ketiga, dana 500.000 Aurum (500.000 Au) telah ditransfer ke rekening Kamu, dan Tuan Besar sepertinya tidak melarangku mengirim uang padamu. Sepertinya, dia sudah memaafkan mu dan keluarga mu.'

Hmph, dia mungkin sudah memaafkan keluargaku. Tetapi aku, masih tidak bisa memaafkan 'bajingan' tua itu. Batin Gerald Mendengus dingin.

Gerald menarik napas dalam. 500.000 Au. Jauh lebih besar dari dua puluh ribu Kredit Standar yang ia mohonkan pada Clarisa. Selama dua tahun ini, ia hidup dari uang saku minim, dia kerja serabutan, terkadang dia hanya bergantung pada istrinya 'Clarisa' Gerald selalu menahan diri untuk tidak menghubungi siapa pun dari keluarganya, berharap bisa menjalani hidup yang damai dan tenang.

"Ibuku sedang sekarat. Aku hanya bisa menghubungi mereka, Huh, lupakan saja. Nanti jika aku ada uang, aku akan mengganti uang ini, aku tidak ingin menerima belas kasihan dari 'Bajingan' tua itu." gumam Gerald pada dirinya sendiri, suaranya dipenuhi tekad yang kuat.

Ia segera memesan taksi online. Tujuannya adalah Rumah Sakit Utama Vortez.

Di rumah sakit, ibu Gerald, Bu Rina, terlihat pucat di atas ranjang. Di sampingnya, seorang wanita muda yang tampak lelah sedang menangis, itu adalah adik Gerald, Nadia.

"Nadia! Bagaimana Ibu?" tanya Gerald, tergesa-gesa mendekati mereka.

Nadia menoleh, air matanya membanjiri pipi. "Kak, akhirnya kau datang. Dokter bilang kita harus segera membayar biaya operasi sebesar dua puluh ribu Kredit Standar. Kalau tidak..."

Gerald mengeluarkan Kartu Aura Hitam (Abyssal) dari dompetnya. Kartu ini telah lama ia simpan, sebuah kunci ke kekayaan yang luar biasa. Hanya saja, sudah lama tidak ia gunakan!

"Aku sudah urus semuanya. Uangnya sudah ada. Ibu akan dioperasi hari ini juga," kata Gerald, suaranya meyakinkan.

Nadia terkejut. "Dua puluh ribu Kredit Standar? Bagaimana kau mendapatkannya? Bukankah Kak Clarisa tidak memberimu?"

"Bagaimana Aku mendapatkannya. Itu tidak penting sekarang," potong Gerald. "Aku akan menemui dokter. Kau jaga Ibu."

--

Di meja administrasi rumah sakit, seorang perawat menolak mentah-mentah kartu Gerald.

"Maaf, Tuan. Ini bukan kartu pembayaran biasa. Kami butuh transfer bank atau Kartu Aura Debit/Kredit yang valid."

Gerald menghela napas. Tentu saja. Kartu Standar 'Putra Mahkota' ini tidak dikenali oleh sistem bank umum. Ia mengeluarkan ponselnya dan menelepon kontak khusus.

"Aku butuh 50.000 Aurum ditransfer ke rekening rumah sakit ini sekarang. Pakai kode bank Vortez Hospital."

"Baik, Tuan Muda," jawab suara di ujung telepon dengan hormat.

Hanya dalam sepuluh detik, telepon terputus.

Perawat itu bersiap untuk mengusir Gerald. Ketika Tiba-tiba, bunyi notifikasi transfer masuk berdering di komputer mereka.

"Tunggu sebentar... transfer masuk sebesar... lima puluh ribu Aurum?!" Perawat itu terperanjat, matanya melebar tak percaya. Lima puluh ribu Aurum itu sekitar tujuh ratus lima puluh ribu Kredit Standar! Jauh di atas dua puluh ribu Kredit Standar yang mereka minta.

Gerald menatap perawat itu dengan dingin. "Lima puluh ribu Aurum. Gunakan dua puluh ribu Kredit Standar untuk operasi. Sisanya untuk perawatan terbaik VVIP Ibuku. Dan aku minta, kau urus perpindahan kamar Ibu ke bangsal VVIP elit, sekarang juga."

Wajah perawat yang tadinya sombong kini berubah pucat pasi dan penuh hormat. "Ba... Baik, Tuan! Maafkan kami atas ketidaknyamanan ini. Semuanya akan kami urus dalam lima menit."

Gerald tidak berkata apa-apa. Ia berbalik dan kembali ke kamar ibunya.

Bersambung...

*****

Catatan Informasi Mata Uang Novel

Kredit Standar ($KS) dan Aurum ($AU) adalah mata uang yang digunakan di dunia novel ini. Kredit Standar adalah mata uang dasar, sementara Aurum adalah mata uang besar (biasanya digunakan oleh orang-orang kaya dan berkuasa alias orang-orang elite)

Perbandingannya, 1 $AU sama dengan 15 $KS.

Lalu, Kartu Aura Hitam (Kartu Abyssal) adalah kartu debit Eksklusif yang menunjukkan kekayaan dan status. di bawah tingkatan kartu ini, masih ada kartu-kartu yang tingkatannya lebih rendah.