Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Destroy Her Pride| 9

Perry berjalan sendiri usai menemani Sam malam itu. Ya, Sam meninggalkan wanita itu sendirian dan membiarkan angin malam mengelilingi tubuhnya. "Aku akan membuktikan semua ucapanku Sam,"  ucap Perry sendiri sembari berjalan menyusuri jalanan malam itu.

Tak terasa Perry sudah sampai di pintu apartemen, Perry mulai membuka pintu dan melihat pemandangan yang benar-benar membuat paru-parunya sedikit bisa bernafas. "Ka-kakak," ucap Perry tak percaya melihat Kyle tengah asik menggunakan hair dryer di rambutnya.

Perry sungguh ingin mengungkapkan semua hal yang terjadi saat Kyle tak ada disini, Perry ingin mengatakan bahwa ia telah diperkosa oleh lelaki yang tak ia kenal mengatasnamakan dirinya, namun Perry memilih diam, karena Perry takut jika Kyle melarikan diri kedua kalinya.

"Darimana saja kau Perry, bukankah aku sudah bilang padamu, jangan pernah berkeliaran di malam hari," kata Kyle mengibaskan rambut.

Perry menahan seluruh amarah yang mungkin saat ini sudah di atas ubun-ubun, Perry lebih memilih diam saat ini. "Apakah kakak menyayangiku?" Tanya Perry.

Kyle tersenyum menaikan pipi sebelah kiri. "Aku membencimu Perry, apa kau tahu? Kau merebut seluruh kebahagiaanku, dilahirkan menjadi saudara kembar itu tak membuatku cukup bahagia," tindas Kyle menatap benci Perry.

"Apakah kau tahu kak? Apa yang terjadi padaku selama kau pergi meninggalkan Canada?" Perry mendekati Kyle tak perduli air mata itu sudah jatuh bergantian di pipi Perry.

"Aku sudah bilang padamu Perry, pulang lah ke Los Angles, aku tak pernah menyuruhmu untuk bertahan disini," balas Kyle acuh.

"Tapi apakah kau mengerti apa yang terjadi padaku? Setelah kau berbohong padaku," Perry berjalan mendekati lemari mengambil pakaian kerja Kyle yang hampir mirip saat ia diperkosa oleh Sam dan Charles.

"Apakah kau ingat dengan ini kak? Aku benci pakaian ini, aku benci dengan semua kebohongan mu," ucap Perry menginjak pakaian itu di depan Kyle.

PLAK

Kyle menampar keras pipi Perry, "berani-beraninya kau menginjak pakaian yang dengan susah payah aku dapatkan," Perry terdiam memegang Pipinya.

"Pergilah kau! Aku mengusirmu dari sini! Pergilah! Aku tak membutuhkan mu Perry!" Perintah Kyle dengan mendorong tubuh Perry membuat Perry hampir terjatuh di dekat pintu.

Perry lebih memilih diam dan pergi dari sana, lagipula debat dengan kakaknya takkan merubah apapun bahwa Kyle tetap membenci Perry.

_________________********___________

Sam terdiam sejenak di dalam mobil, mengingat ia membiarkan Perry berjalan sendiri di malam hari ini. "Aku harus memastikan mu Kyle, apa kau sudah sampai di apartemen atau tidak," kata Sam memutar balik arah mobilnya menuju apartemen Kyle.

Sam terus melajukan mobil dengan kecepatan sedang, pria itu sedikit merasakan ada sesuatu hal yang tak bisa ia jelaskan. "Kenapa... Kenapa aku mulai tak tega melihat air mata itu berjatuhan di kedua pipinya," hembusan panjang Sam.

Tak perlu mengetuk pintu bagi Sam untuk memasuki kamar Kyle, tentu saja Sam memiliki kunci duplikatnya sendiri. "Kyle.. Kyle.." panggil Sam sembari membuka pintu.

"A-aaaa-aaaaaa," teriak Kyle melihat kedatangan Sam.

"Berani-beraninya kau memasuki kamarku tanpa seizinku," tindas Kyle membenarkan baju tidur yang sedikit berantakan.

Damn...

Kyle terdiam, Kyle tak bisa mengedipkan kedua matanya. "A-ah- oh- tuan Sam?" Ucap Kyle melebarkan kedua matanya.

Sam melihat aneh tatapan Kyle. "Kenapa kau begitu histeris melihat kedatangan ku Kyle? Bukankah kita sudah sering bertatapan mata seperti ini?" Sam mendekati Kyle dan mengunci lengan Kyle.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel