Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Nikmatnya pembantu pacarku

Gadis desa bernama Tari itu memutuskan untuk menggantikan peran ibunya sebagai seorang asisten rumah tangga Renata. Renata adalah anak konglomerat yang hidup sendiri dirumah mewah dan besar. Kedua orangtua dan adiknya tinggal di Bali lantaran mengelola perusahaan kuliner dan properti mereka yang ada disana. Renata yang hidup sendiri kerap membawa kekasihnya menginap dirumah, tak jarang kedua sahabatnya juga kerap datang menemui dia. Tari yang awalnya hanya gadis polos desa, bertekad mengubah takdirnya setelah melihat kehidupan bebas dan glamour sang majikan. Hingga suatu hari ia merelakan tubuhnya pada kekasih Renata, sampai akhirnya ia menjadi wanita yang haus sentuhan hingga berakhir menjadi wanita simpanan ayah Renata, yang tak lain adalah majikannya. 

*****

Siang itu Felix berkunjung ke rumah Renata,karna Renata memaksa nya untuk datang.

Saat ia mengetuk pintu,seorang asisten rumah tangga muda dan cantik serta memiliki body yang aduhai menyambut ke datangan nya.

"Sudah di tunggu nona di atas Tuan."

Ucap asisten rumah tangga pada nya.

Felix memandangi lekuk tubuh sang pembantu dari ujung kepala hingga ujung kaki.dada dan bokong nya terlihat begitu sintal,memiliki kulit kuning langsat khas sunda dan tinggi badan sekitar 160 serta senyum yang manis di hiasi gigi gigi yang rapi.

Seperti nya pembantu Renata baru,karna sebelum nya ia belum pernah melihat,body nya jauh lebih menggiurkan di banding milik Renata yang cenderung tinggi dan kerempeng.

Saat tengah asik memandang  pinggul si pembantu yang meliuk naik turun dengan indah saat meninggalkan nya pergi ke dapur ,Felix di kaget kan dengan suara Renata yang memanggil nya .

"Fel,..buruan naik ke atas."

Renata meminta Felix untuk menuju ke kamar nya.

Felix pun segera pergi ke atas menemui Renata.

Sesampai nya di atas Renata langsung menghambur ke pelukan Felix namun sikap Felix begitu datar terhadap nya.Ia bahkan lebih tertarik pada pembantu Renata di banding Renata.

Tak lama kemudian pembantu Renata datang membawa dua gelas jus jeruk dan cemilan.

Saat si pembantu  tengah menunduk meletakan jus bagian dada nya yang hanya mengenakan kaos pun menyembul kan payudara nya yang begitu besar menggantung dan menggoda membuat Felix  ingin menjamah nya.

"Ini non jus nya."

"Iya mbak makasih ya."

"Saya permisi non."

Pembantu tersebut pun kemudian keluar dari dalam kamar .

"Orang baru."Tanya Felix kemudian.

"Ia nama nya Tari,ia sementara menggantikan ibu nya karna ibu nya tengah sakit ."

"O...lo coba ke bawah dong Nat ambilin tas gua di mobil."

"Kenapa gak di bawa sekalian si tadi."

Keluh nya seraya bangun dan turun ke bawah.

Saat Renata tengah pergi Felix diam diam memasukan obat ke dalam minuman Renata.

Dan kemudian mengaduk nya menggunakan jari nya.

Ia segera menghabiskan minuman untuk nya dan menyisakan milik Renata.

kemudian Felix pura pura berbaring menunggu Renata kembali.

Renata yang terengah engah menaiki anak tangga masuk dan segera meneguk minuman nya lantaran haus.

"Makasih Nat."

"Iya Fel."

Jawab nya kemudian membaringkan tubuh nya di samping Felix seraya memeluk Felix .

Felix pura pura bersikap manis sambil menunggu reaksi obat yang ia berikan.

"Fel..."

"Iya sayang..."

"Mata gue berat banget fel...hoaaaam."

"Yaudah lo tidur Ren,sini gue peluk."

Ucap felix dengan lembut nya.

Renata benar benar tak tau mengapa ia tiba tiba merasa begitu mengantuk,atau mungkin lantaran ada felix di samping nya,hingga rasa nyaman membuat nya menjadi mengantuk..

Ia pun kemudian memejamkan mata nya dengan begitu cepat.

Felix tersenyum puas,ia memasukan obat tidur dengan dosis tinggi.

Setelah di rasa aman ia kemudian keluar kamar .

Kemudian ia melihat Tari yang tengah mengepel pantat nya yang menungging semakin membuat nya tertantang.

"Hey kamu."Panggil nya pada Tari .

"Saya Tuan."

"Iya,kesini kamu." Tari pun menuruti panggilan kekasih majikannya itu dan segera naik ke lantai atas.

Felix menunggu nya di dalam kamar,Renata seperti orang yang pinsan ia tak mengingat apa pun .

"Ada apa Tuan."

"Tolong sikat wastafle kamar mandi .

Perintah Felix,yang kemudian di laksanakan oleh Tari.

Tari baru akan masuk ke dalam kamar mandi nona nya.

Namun kemudian bokong nya di remas oleh Felix.

"Lo bersihin tuh kaca nya yang kotor."

Ucap Felix seolah tengah mendorong tubuh Tari,Tari mencoba berfikir positive mungkin tidak sengaja .

Tari pun segera masuk dan menyemprot cairan pembersih ke kaca.

Felix kemudian masuk,dengan sengaja ia membuka reslerting nya dan mengeluarkan pen*s nya kemudian kencing di samping Tari.

Tari kemudian membuang wajah nya menghindari Felix yang tengah kencing.

Kemudian fokus pada kaca di depan nya.

Felix dengan sengaja membuka celana jeans dan pakaian nya serta hanya menyisakan boxer yang ia kenakan .

Kemudian berjalan ke arah Tari dan menekan Tari dengan tubuh nya,seraya menggenggam tangan Tari dan mengajari nya cara yang benar dalam membersihkan cermin.

"Cara nya itu begini ,lo musti cepat bersihin nya."

Lirih nya di telinga Tari membuat Tari begidik ngeri karna benda keras di balik boxer Tuan nya terasa menggesek gesek pantat nya ,ingin sekali ia berteriak namun takut dengan felix,belum lagi jika sampai Renata yang tertidur kemudian bangun alamat ia akan di pecat hari ini juga.

Tari mencoba menggeser tubuh nya karena risih namun Felix justru menekan pinggul nya.

"Tuan maaf Tuan,tolong percayakan pada saya,saya pasti akan  membuat kamar mandi ini bersih,Tuan bisa kembali bersama Nona."

Lirih nya dengan takut takut.

"Udah lo fokus ama kerjaan lo oke..gue cuma mau ngawasin hasil kerja lo."

Lirih nya sengaja di tengkuk Tari,membuat bulu kuduk Tari meremang geli,dan tak di pungkiri ada rasa nikmat di sana.

tari kemudian pasrah dan mencoba fokus pada pekerjaan nya.

namun saat ia mengangkat tangan nya untuk membersihkan bagian kaca yang tinggi,tiba tiba tangan Felix meremas payudara nya.

Membuat nya kaget dan segera menepis tangan Felix.

"Astaghfirullah Tuan tolong jangan Tuan.''teriak nya kemudian seraya berbalik.

membuat Felix menyeringai karna ia tak suka dengan penolakan.

Felix kemudian mendorong tubuh Tari hingga membentur wastafle kemudian mencekram tangan Tari membuat dada Tari naik turun keringat dingin nya bercucuran karena rasa takut terhadap pacar majikan nya.

"Gue gak suka penolakan lo ngerti,..dan gue bisa bilang ke Renata jika lo sengaja masukin obat tidur ke minuman nya,supaya lo bisa godain gue.

Dan....dapat di pastikan lo bakal di pecat! Lo mau itu.?!"

"Tu Tuan jangan Tuan saya mohon,saya masih ingin bekerja,ibu saya butuh uang untuk pengobatan  Tuan.."Isak nya kemudian

"Kamu cuma perlu diam  dan nikmati."

"Ta tapi Tuan."

Felix tak perduli ia  kemudian kembali meremas payudara milik Tari ,Tari pun terisak lantaran takut,ia juga tak menyangka jika kekasih majikan nya itu akan berbuat seperti itu terhadap nya yang hanya anak desa biasa.

Tangan Felix kemudian masuk ke balik celana Tari,Tari pun mencoba berontak namun sia sia,Felix segera menekan payudara nya sebagai intimidasi.

Akhirnya Tari pun pasrah saat tangan Felix mulai memain kan jari nya di kelent*t nya,Tak di pungkiri ada rasa nikmat menjalari tubuh nya saat kelent*t nya di mainkan oleh Felix,dan ini adalah kali pertama ia merasakan sentuhan laki laki secara langsung,sebagai gadis biasa ia biasa nya melakukan masturbasi sendiri di dalam kamar.

"Aaaah..."

Satu desahan lolos dari mulut nya seraya memejamkan mata.

Membuat Felix menyeringai puas.

Felix kemudian menarik celana milik Tari,dan membuka kaos serta bra yang di kenakan Tari,Tari yang sudah terangsang pun pasrah dengan semua nya.

"Nikmati jalang."

Lirih Felix di telinga Felix.

Felix kemudian kembali memainkan kelent*t Tari seraya mencecap puting Tari seraya bergantian membuat Tari menggeliat ke kanan kiri menahan nikmat di tubuh nya.

"Ah...Tuan ...ssstt.."

Desah nya penuh nikmat.

Kemudian Felix mempercepat tempo gesekan jari nya membuat nafas Tari semakin memburu dan mencekram kuat kuat pegangan nya pada wastafle .

Sedetik kemudian tubuh nya menggelinjang dan terhentak hentak serta nafas nya memburu.

"Ah.. aaaaaaaa...."

Tari mencapai orgasme nya .

Ia kemudian menunduk malu saat Felix menatap nya dengan tersenyum.

"Lo mau yang lebih enak bukan."

"Tuan maaf cukup Tuan.."

Lirih nya.Namun Felix tak perduli,Felix kemudian menggesekan kepala pen*s nya ke clit*rs Tari.

Membuat Tari memejamkan mata menahan nikmat.

Felix merasa tak nyaman dengan posisi mereka yang berdiri.

Ia kemudian menggendong tubuh Tari.

"Tuan mau kemana Tuan."

"Ssst..."

Felix kemudian merebahkan tubuh Tari disamping Renata yang tidur seperti orang pinsan itu.

"Tuan tapi Tuan."

"Sssstttt...lo diam dan cukup nikmatin oke."

"Tuan nanti kalau nona bangun gimana Tuan."

"Sst..udah diam."

Felix kemudian mencoba memasukan pen*s nya kedalam vag*na Tari yang sudah basah.

"Ah Tuan sakit."

Lirih Tari yang merasakan pen*s Felix mencoba memasuki vag*na nya yang masih sempit belum pernah di jamah itu.

"Tahan manis..nanti lo bakal ke enakan,lebih enak dari tadi manis."

Balas nya seraya menghentakan pen*s nya merobek selaput dara milik Tari.

"Aaaakh ..Tuan." Pekik Tari kemudian Felix menutup mulut nya.

Felix membiarkan pen*s nya diam sejenak agar vag*na tari terbiasa terlebih dulu.

Setelah di rasa Tari cukup tenang,ia pun memompa pelan pelan pen*s nya .

Obat tidur Felix sepertinya bekerja dengan baik,karna Renata justru semakin mendengkur meski di samping nya Felix membuat guncangan .

"Ah..ah..ah..ouh.....pembantu nikmat ouh oh."

Erang nya menikmati jepitan vag*na pembantu Renata .

Benar benar sensasi yang gila saat ia bisa bermain di samping Renata .

"Ah ah ah Tuan ,ah..saya seperti mau pipis Tuan tolong lepas.'

"Ah ah ah...nikmatin Tari...itu kencing enak Tari."

Balas Felix seraya mempercepat kocokan pen*s nya.

Seraya terus meremas dan memainkan puting payudara Tari.

"Ah ah ah Tuan aaaaakkkkkkhhhh..."

Tubuh Tari menggelinjang bak di setrum aliran listrik .tubuh nya bergetar,ia merasakan kenikmatan yang luar biasa,kenikmatan yang baru pertama kali ia rasakan dalam hidup nya.

Felix tersenyum puas,ia kemudian memompa pen*s nya kembali seraya mencecapi kedua puting payudara Tari secara bergantian

Membuat Tari kembali di hujani rasa nikmat.

"Ah ah ah Tuan ah..."

Tubuh nya kembali menggelinjang menerima orgasme kedua nya,Felix tak memberi jeda ia terus memompa pen*s nya,sesaat kemudian.

"A a a ah ah ah ...aaaaaaaaakh....."

Ia menyentakan pen*s nya menghujam dalam dalam vag*na Tari seraya menyemprot kan sperma nya di dalam rahim Tari.

Setelah puas ia pun kemudian mencabut pen*s nya yang terdapat darah segar milik Tari.

"Beresin baju lo,dan kembali ke dapur,jangan sesekali bilang tentang apa yang kita lakukan ngerti."

Tari pun bangkit dengan mata yang nanar,ia baru saja kehilangan mahkota nya.namun dengan bodoh nya ia menikmati permainan Bejat Felix.

Ia pun kemudian pergi ke kamar mandi dengan tertatih lantaran vag*na nya begitu nyeri.

Felix kemudian menghampiri nya karna akan membersihkan diri.

"Jangan lupa lo minum,karna gue gak akan tanggung jawab kalau lo hamil."

Bisik nya seraya memberikan dua butir pil pada Tari.

Tari pun mengangguk namun Felix kemudian keluar dan mengambil gelas yang berisi air dan meminta Tari menelan obat di hadapan nya.

Setelah itu Tari pun kembali ke kamar nya.

Felix membersih kan diri nya kemudian ia merebahkan diri di samping Renata yang tertidur pulas.

"Gue bakal sering ke sini Nat."

Lirih nya kemudian.

Ya Felix akan sering berkunjung,bukan untuk menemui Renata namun pembantu baru Renata.

Tari menangis sesenggukan di dalam Kamar.

****

Malam pun tiba,Renata baru saja siuman dari tidur nya.

Ia kemudian melihat ke samping nya ,Felix yang memeluk nya.

Ia pun kemudian mengecup bibir Felix dan bangun menuju ke dapur.

"Mbak tolong siapin makan malam ya mbak."

Ucap nya pada Tari.

"Ba baik Non."

Jawab Tari gugup,ada rasa takut jika sampai Nona nya mengetahui tentang nya.

Renata kemudian mandi,dan membangun kan Felix mengajak nya untuk makan.

Setelah itu mereka berdua makan dengan di layani oleh Tari.

Tari tak berani melihat ke arah Felix,ia menundukan wajah nya.

"Mbak sakit?."

Tanya Renata kemudian

"Eh eng enggak nona."

"Oh saya pikir sakit,mbak bisa istirahat setelah saya selesai makan."

"Ba baik non."Felix pura pura tak melihat dan acuh pada Tari.

"Jangan terlalu baik dengan pembantu Ren,nanti mereka negelunjak Ren.

Ucap Felix saat Tari sudah pergi.

"Enggak lah,lagian kasian kayak nya dia pucat gitu Fel hoam."

Renata menjawab seraya menguap,mata nya masih terasa mengantuk.

Felix pun tersenyum ke arah nya,seraya memuji jika kekasih nya itu selain cantik juga malaikat yang baik.

Setelah selesai makan,Renata menonton televisi dan tertidur di sofa,Felix yang menemani nya pun tersenyum senang.

Felix kemudian pergi ke dapur mencari Tari.

Namun ia tak menemukan nya,ia kemudian mencari ke kamar pembantu yang tak terkunci itu dan membuka nya

Felix menemukan Tari yang tertidur dengan hanya menggunakan daster tipis yang menampilkan bentuk tubuh molek  nya.

Membuat pen*s felix kembali mengeras dan berdiri.

Ia kemudian masuk dan segera mengunci pintu.

Tari terkejut saat mendengar seseorang masuk dan tak lain adalah Felix.

"Tuan."Lirih nya.

Felix hanya menyeringai kemudian ia merebahkan dirinya di samping Tari.

"Tuan.."

"Ssst..."Balas nya,seraya mencumbui leher jenjang milik Tari.

"Ah...Tuan.."

Lagi lagi Tari tak mampu manahan nafsu nya saat Felix kembali menyentuh tubuh nya,ia justru terangsang dan merasa ingin di puas kan.Tak perduli lagi dengan status Felix yang merupakan kekasih majikan nya

Malam ini mereka pun kembali berlayar di lautan kenikmatan,Desahan serta keringat membasahi tubuh mereka.

Bahkan saat Felix meminta nya untuk naik ke atas dan mengajari nya memimpin permainan,ia pun menurut dan justru bergoyang dengan lincah nya,seperti saat di desa ia belajar kesenian jaipong .

Membuat Felix merem melek,di buat nya.

Mereka pun mencapai orgasme bersama berkali kali,hingga saat pagi buta  Tari akan bangun untuk memulai aktivitas nya di dapur pun,Felix kembali meminta nya untuk bermain terlebih dahulu.

Setelah hingga tubuh Tari terasa begitu remuk.

"Tuan...cukup..saya musti kembali bekerja ini sudah pukul empat pagi."

Ucap Tari setelah selesai satu ronde terakhir seraya memakai celana dalam nya.

"Oke ..manis,ini buat lo,besok jangan lupa beli lingerie yang sexy dan siap siap layani gue tiap kali gue ke sini."

Balas Felix seraya memberikan beberapa lembar uang seratus ribuan pada Tari.

"Baik Tuan."

Ia kemudian meminum obat pemberian Felix dan bergegas menuju dapur.

Sedang Felix mengendap endap keluar dari kamar menuju lantai atas dan masuk ke dalam kamar Renata.

Ia yang lelah kemudian tertidur.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel