Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2

Amierra tengah berdiri di balkon kamarnya, ia menatap nanar foto pria di dalam handphonenya. Pria tampan yang mampu menjerat hati Amierra saat mereka pertama kali masuk kuliah.

Dia adalah My Ozan. Atau Fauzan Adipta, pria yang di pacari Amierra dua tahun lalu. Mereka sempat dekat satu tahun perkuliahan berlangsung. Mekera kenal saat Masa Orientasi Siswa di kampus, Fauzan adalah Kakak tingkatnya.

Setahun setelah pendekatan, akhirnya Fauzan menyatakan perasaannya pada Amierra dan mereka jadian. Amierra begitu bahagia saat itu karena Fauzan begitu romantis dan sangat perhatian. Tetapi tentunya orangtua Amierra tidak tau karena sang Ayah begitu keras mendidik Amierra. Sampai pacaranpun di larangnya,

Setelah lulus, Fauzan yang saat itu mengambil jurusan Kedokteran melanjutkan kuliah Spesialisnya ke Amerika Serikat. Dan sejak saat itu juga Amierra kehilangan kabarnya. Dia tidak pernah mengabari Amierra sedikitpun.

Padahal ini sudah setahun berlalu, dan Amierra sudah hampir tingkat akhir kuliahnya. Tetapi hanya satu yang masih Amierra sebelum Fauzan pergi.

Aku akan datang ke rumahmu dan melamarmu setelah aku berhasil menjadi seorang Dokter.

Dan tidak di pungkiri, hingga saat ini ia masih menunggunya walau tanpa kabar apapun.

Amierra menghela nafasnya, dan mengirimkan pesan ke email Fauzan. Sudah puluhan email yang di kirim Amierra tetapi tidak ada jawaban dari Fauzan.

My Ozan, Ayah menjodohkanku dengan seorang pria. Usianya 10 tahun di atasku, aku tidak mau dengannya. Cepatlah datang dan lamar aku ke Ayah, supaya perjodohan ini batal.

Amierra menyimpan handphonenya kembali.

***

Amierra baru saja keluar dari area kampusnya dan kaget saat melihat Djavier tengah berada di atas motor Tigernya tepat di depan gerbang kampus. Amierra menatap Djavier dari atas hingga kaki.

Dia memang terlihat tampan dan gagah menggunakan celana jeans, kaos berwarna putih yang melekat di tubuhnya dan jaket kulit yang menempel di tubuhnya yang berotot dan tegap. Bahkan ada beberapa wanita yang mencuri pandang padanya, dan menyapanya. Tetapi tetap saja Amierra tidak suka. Lancang sekali pria tua itu mendatangi kampusnya. Pikir Amierra.

"Heh Paman,"

"Wa'alaikumsalam." Sindir Djavier membuat Amierra menggerutu dan akhirnya mengucapkan salam.

"Ngapain disini? Mau ngecengin cewek-cewek?"

"Kenapa? Apa kamu cemburu?" godanya.

"Ayolah Paman yang tidak tau malu, aku sama sekali tidak cemburu. TIDAK CEMBURU! Paham." Ucapnya penuh penekanan.

"Oke, sekarang naiklah. Aku akan mengantarmu pulang." Ucapnya menaiki motor Tigernya.

"Gak mau, enak saja," ucap Amierra seraya merapihkan rambut panjangnya.

"Ayahmu yang meminta, ayo naik."

"Kita bukan muhrim,"

"Saya tau, saya tidak memintamu untuk memeluk saya. Saya hanya memintamu menaiki motor untuk pulang bersama." Ucapan Djavier yang terang-terangan membuat Amierra menggerutu kesal.

"Aku tidak mau,"

"Sebentar lagi akan hujan, Amierra." Ucapnya dengan sabar.

"Well?"

"Naiklah, besok kita akan pergi ke tempat Wedding Organizer."

"Maaf maaf aja nih Paman, tapi siapa yang mau menikah denganmu. Aku sudah menolaknya,"

"Ayahmu sudah menerima lamarannya."

"Ya sudah Paman menikah saja dengan Ayah. Kenapa memaksaku?" ucapnya bersidekap. "Oh aku tau sih kalau aku itu sangat cantik, jadi pria lapuk kayak Paman sangat menginginkanku. Wajar sih yah," ucapnya dengan percaya diri membuat Djavier terkekeh seraya memalingkan wajahnya. Ia terlihat menahan tawanya.

"Sudah selesai promosinya?"

Amierra merengut sebal mendengar penuturan Djavier yang terkekeh. "Menyebalkan!"

Djavier hanya terkekeh kecil. "Ya sudah maju sana aku naik, jangan deket-deket bukan muhrimnya."

"Mau naik juga,"

"Lumayan ngirit ongkos Grab," ucapnya dengan santai dan duduk menyamping di atas motor tiger itu.

"Maju dikit ih," Amierra mendorong punggung Djavier dengan tasnya.

"Ini sudah mepet Amierra,"

"Bodo, pokoknya jaga jarak. Awas saja kalau mundur." Ancamnya membuat Djavier menghela nafasnya dan mulai menjalankan motornya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel