Chapter 1

Daniella benci membuka matanya setiap pagi

‘Ah… migrain sialan ini. Mengapa aku harus mengalami rasa sakit yang sama dua kali dalam hidupku?’

Daniella memegangi kepalanya yang sakit dan bangkit. Hidupnya mengikuti jalan yang persis seperti di dalam mimpinya. Begitu dia mulai menstruasi pada usia 15 tahun, dia mulai menderita migrain parah setidaknya sebulan sekali dan paling banyak tiga hingga empat kali dalam sebulan. Meski tidak serius, penyakit itu ternyata menjadi penyakit kronis yang menyiksa seumur hidupnya.

Saat Daniella berusia 18 tahun, dia benar-benar percaya bahwa dia telah melihat masa depannya sendiri dalam mimpinya. Dia telah berusaha keras. Banyak hal tentang masa depannya telah berubah.

Namun terkadang, masa depan tidak bisa dihindari dan tidak ada yang bisa dilakukan untuk mengubahnya. Misalnya, pada musim panas ketika dia berusia 13 tahun, terjadi hujan lebat yang membanjiri seluruh lantai pertama istana kerajaan. Musim dingin berikutnya, cuaca dingin akibat banjir menyebabkan kekurangan kayu bakar. Dia menghabiskan seluruh musim dingin dengan menggigil kedinginan.

Ketika dia berusia 15 tahun, dia mulai menstruasi dan menderita migrain. Begitulah kekuatan yang dimiliki masa depan. Meski mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya, dia tidak mungkin mengubahnya.

Ketika dia berusia 19 tahun, Raja akan meninggal. Daniella akan dijual kepada Count Matin yang bertubuh seperti seekor babi. Itu adalah bagian dari masa depan yang tidak bisa diubah Daniella. Ketika dia menyadari hal ini, dia menjadi sangat putus asa. Apa gunanya mengetahui masa depan? Rasanya surga menarik kakinya, mengubah segalanya menjadi sebuah lelucon besar.

Dia mengurung diri di kamarnya dalam keputusasaan, tetapi dia membiarkan semuanya berlalu hanya beberapa hari kemudian. ‘Bahkan jika aku mati kelaparan di sini, tidak akan ada yang tahu.’ Rasanya seperti menghirup udara segar, dia tidak lagi merasakan beban kesedihan yang berat membebani hatinya.

Daniella membuka jendelanya. Udara pagi yang dingin mengisi seluruh ruangan. Dia bersandar di ambang jendela dan membiarkan angin sedingin es bertiup ke seluruh tubuhnya. Seolah-olah dia sedang menghadapi takdir dinginnya sendiri.

Dia sekarang cukup tinggi untuk meletakkan tangannya di ambang jendela dan mencondongkan tubuh untuk melihat dunia luar. Dia mirip ibunya, jadi dia memiliki tubuh kecil. Rambutnya berwarna emas seperti penduduk lainnya, dengan mata biru yang berkilauan seperti langit dan menonjol dari yang lain. Selebih itu, dia tampak seperti orang lain yang bisa ditemukan di jalan.

Meski begitu, bukan berarti dia tidak punya daya tarik apa pun. kulitnya yang pucat namun bersinar, jadi jika berdandan sedikit akan mampu membuat dia menunjukkan pesonanya. Dia tidak membutuhkan korset karena pinggangnya yang kecil. Tubuhnya yang terlihat lemah dapat memicu naluri protektif sebagian besar pria. Namun, penampilannya tidak cocok untuk bangsawan kelas atas, sehingga tidak ada satupun pesonanya yang bisa diapresiasi.

"Mari kita lihat. Aku kehabisan kayu bakar, kehabisan kentang dan juga telur.”

Dia saat ini sedang berdiri di samping meja kayu tuanya yang berderit, menginventarisasi kebutuhan hidupnya. dengan sembarangan dia mengikat rambut panjangnya menjadi ikatan ekor kuda, dan gaun poplin polosnya tampak hampir identik dengan seragam pelayan istana kerajaan. Dalam kondisinya saat ini, tak seorang pun akan mengira dia adalah seorang putri.

“Aku harus pergi meminta barang yang diperlukan hari ini.”

Tidak pantas bagi Putri Daniella untuk melakukan semua ini sendirian, tetapi hal itu menjadi wajar setelah beberapa tahun. Tidak ada satu pun pelayan resmi yang tinggal di istananya saat ini. Untungnya, tempatnya tidak terlalu besar, jadi tidak terlalu merepotkan. Lantai atas istana telah diblokir untuk alasan keamanan sejak dia pertama kali tiba di sini. Saat ini, sebagian lantai satu juga ditutup. Satu-satunya tempat tinggal yang bisa dia gunakan hanyalah kamar tidurnya dan beberapa kamar lainnya.

Awalnya, dia memiliki lima pelayan yang menunggunya. Tapi mereka kasar dan sama sekali tidak bisa dianggap sebagai pelayan istana.

Para pelayan kerajaan memiliki harga diri mereka sendiri. Para pelayan yang melayani para bangsawan terhormat semuanya disebut ‘pelayan’, tetapi ada tingkatan yang berbeda di antara mereka.

Seorang pelayan istana kerajaan memeriksa tugas-tugas dan pekerjaan lain yang diselesaikan oleh pelayan buruh rendah. Secara resmi, Daniella yang merupakan bagian dari keluarga kerajaan harus memiliki seorang pengurus rumah tangga, pelayan istana kerajaan, pembantu buruh, dan tiga orang pembantu.

Masalahnya adalah jumlah keturunan kerajaan terlalu banyak. Masalah utamanya adalah Daniella menduduki peringkat terbawah di antara saudara-saudaranya. Tidak peduli seberapa kerasnya para pembantu rumah tangga bekerja, tidak ada harapan untuk mendapatkan promosi dan tidak ada seorang pun yang bersedia menjadi sukarelawan untuk posisi tersebut. Tidak mungkin para pelayan menerima uang saku tambahan, jadi semua pelayan menghindarinya. Seiring berlalunya waktu, para pelayan pensiun satu per satu dan tak lama kemudian Daniella tidak memiliki seorang pun yang tersisa di sisinya.

Awalnya, setelah seorang pembantu pensiun, seorang pembantu baru seharusnya dipekerjakan. Namun, istananya tidak memiliki harapan untuk mendapatkan penghasilan yang baik, jadi pelayan istana kerajaan atau pelayan buruh mana pun akan menghindari tempat ini. Para pelayan istana kerajaan menerima gaji yang cukup untuk kehidupan sehari-hari mereka. Namun, akan Sulit bagi buruh pembantu untuk bertahan hidup hanya dengan gajinya saja.

Para pelayan yang dipekerjakan untuk melayani Daniella akan berhenti setelah beberapa hari atau menyuap pejabat tinggi untuk dipindahkan ke tempat lain. Segera, para pelayan berhenti datang ke istana Daniella untuk selamanya. Nama para pelayan dicatat dalam daftar dan menerima gaji, namun mereka tidak pernah muncul untuk melakukan pekerjaannya.

Jika Daniella secara resmi mendaftarkan pengaduannya, permasalahannya akan terselesaikan. Meskipun dia tidak memiliki kekuatan, dia tetap dianggap seorang putri. Di dalam mimpinya, dia secara pribadi pergi menemui pelayan dan menyelesaikan masalahnya. Kali ini juga, dia memutuskan untuk mencari pelayan dan membereskan masalahnya. Namun dalam perjalanan ke sana, dia bertemu dengan seorang pelayan istana kerajaan yang salah mengira dia sebagai pembantu buruh dan memberinya tugas sederhana.

Sebuah ide cemerlang muncul di benak Daniella dan dia menyelesaikan tugasnya tanpa mengeluh. Dia telah memutuskan untuk tidak mengajukan pengaduan, dan kembali ke rumah untuk mengatur pikirannya. Jika dia berpura-pura menjadi pelayan cukup lama, dia akan mendapat kesempatan untuk keluar dari istana kerajaan.

Pembantu terakhir Daniella meninggalkannya pada usia 15 tahun, dan yang terjadi selanjutnya adalah kehidupan gandanya yaitu sebagai seorang putri sekaligus seorang pelayan. Sebagai seorang pelayan, dia harus pergi mencari kebutuhan sehari-hari dan melakukan pekerjaan kasar, tapi dia mendapatkan kebebasan untuk meninggalkan istana kerajaan.

Daniella telah tinggal sendirian di istana selama tiga tahun. Mungkin masih tercatat bahwa Daniella tinggal bersama lima pelayan lainnya.

Tidak ada pejabat istana yang mau repot-repot datang dan memeriksanya sendiri apakah laporan itu benar atau tidak. Keluhan anak-anak raja yang tak terhitung jumlahnya sudah cukup membuat kepala para pejabat itu meledak kesakitan. Para pejabat tidak punya waktu untuk Daniella yang tidak pernah mengungkapkan keluhannya.

Daniella kembali ke rumah setelah dia meminta kebutuhan sehari-hari pagi ini, sambil juga menerima tip agar pekerjaannya selesai dengan baik. Entah itu istana kerajaan atau jalanan kota yang kotor, semua manusia pada dasarnya sama. Uang membujuk orang untuk terus berjuang maju.

Ada pintu berbeda yang digunakan pelayan untuk meninggalkan istana. Mereka semua berdiri dalam antrean panjang menunggu giliran. Antrean berangsur-angsur memendek hingga akhirnya tiba giliran Daniella. Dia menunjukkan kepada penjaga izinnya untuk meninggalkan istana. Itu adalah izin yang dikeluarkan oleh Putri Sophia yang adalah dirinya sendiri. Namun, meskipun Daniella menunjukkan wajahnya kepada penjaga, dia tidak akan mengenalinya. Dia dengan cepat memastikan keaslian izin tersebut dan mengangguk.

“Apakah kau membawa sesuatu ke luar istana?”

Penjaga itu sudah memastikan bahwa Daniella dengan tangan kosong, tetapi dia tetap bertanya.

"TIDAK."

Penjaga itu mengangguk sekali lagi dan membiarkannya keluar istana.

Daniella menghirup udara segar dalam-dalam. Dia menoleh dan menatap tembok istana raksasa yang mengelilingi tempat itu.

Aman di dalam tembok istana. Di luar tembok, sulit bagi seorang gadis muda untuk berjalan sendirian dengan aman.

Status seorang putri berpangkat rendah menguntungkannya untuk memberikan banyak kebebasan. Daniella dalam mimpinya tidak pernah menyadari fakta itu, tapi dia telah menyadarinya sekarang.

Namun, masa depan membuatnya tidak bisa bernapas. Dia ingin melarikan diri dari tempat itu secepat mungkin.

“Aneh rasanya ada begitu banyak orang saat ini.”

Orang-orang berkerumun di jalan secara massal. Setiap kali dia berhasil menerobos, kerumunan orang akan mendorong dia ke arah lain, membuatnya berlari berputar-putar.

Setelah bekerja keras melewati kerumunan, dia tiba di sebuah rumah kecil berlantai dua, di mana seorang wanita paruh baya membuka pintunya. Alis dan matanya berkerut seperti orang yang sedang marah, tapi itu sebenarnya adalah wajah aslinya.

"Selamat datang."

Halo, Nyonya Phil. Apakah Nona Norman ada di rumah?”

“Dia selalu ada di rumah. Dia masih tidur terlentang di lantai setelah semalaman minum. Tunggu sebentar, biarkan aku mengambilkan teh untukmu.”

“Terima kasih, Nyonya Phil.”

Aroma teh yang menenangkan memenuhi ruang tamu saat Daniella duduk dengan sabar dengan ekspresi lembut, menikmati tehnya. Suara gemerincing Nyonya Phil terdengar dari dapur, tapi suara ini terdengar seperti musik di telinganya. Impian Daniella adalah membeli rumah kecil seperti ini dan menikmati hidupnya. Dia akan mempekerjakan dua orang dan membiarkan mereka melakukan pekerjaan kecil, dan dia akan menikmati hidup sambil minum teh dengan tenang. Dia akan melakukan hal biasa seperti berjalan-jalan atau menghabiskan waktu sambil membaca buku. Meski dia tidak tahu kapan mimpi itu akan menjadi kenyataan.

Senyuman lembut terlihat di wajah Daniella. Seorang wanita kurus dengan kikuk terhuyung-huyung menuruni tangga dari lantai dua, nyaris tidak mampu mengangkat tubuhnya sendiri sementara matanya tampak kabur karena kabut. Dia mengeluarkan suara berderit.

"Nyonya Phil, air~!”

Norman duduk di sofa di seberang Daniella dan bersandar di sandaran tangan. Dia memiliki tubuh kurus dan wajah yang memberikan suasana tidak bersahabat. Dia tampak berusia lebih dari 30-an, tetapi sebenarnya masih sangat muda. Norman menenggak segelas air yang dibawa Nyonya Phil, dan mendesah dengan berat seolah dia ingin mati.

“Aaah, bagian dalam tubuhku terasa sakit.”

“Kau harus mengurangi kebiasaan minummu, ck ck.”

Nyonya Phil bergumam dengan nada blak-blakan yang unik dan kembali ke dapur. Ucapan dan sikapnya selalu kasar, tetapi Daniella mengetahui kebaikan nyonya Phil. dia pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan yang dapat meredakan mabuk Norman.

“Kenapa kau minum begitu banyak?”

“Aku pikir aku akan bisa menulis satu baris lagi jika aku minum, tapi aku tidak bisa mengendalikan diriku. Aku minta maaf. Dalam keadaan ini, aku tidak bisa merawat tamuku dengan baik. Terima kasih sudah datang sejauh ini.”

“Apa yang kau maksud dengan tamu? Tidak ada kesulitan sama sekali untuk mengunjungimu. Bahkan jika aku tidak harus datang ke sini, aku tetap akan pergi berjalan-jalan.”

“Ada sesuatu di laci meja di sana. Buka, buku terbaruku ada di sana.”

Norman adalah seorang penulis; dia adalah seorang penulis roman terkenal. Buku-buku Norman semuanya tentang cinta, tetapi orang-orang menganggap buku-buku ini berkelas dan cerdas. Itu menyenangkan tapi mendidik; bukunya yang membunuh dua burung dengan satu batu, telah menimbulkan sensasi. Karena banyaknya buku yang dia rilis beberapa tahun terakhir ini, dia bisa hidup nyaman tanpa perlu melakukan banyak hal.

Ketika Daniella mengeluarkan buku itu, dia tersentak.

“Akhirnya selesai! Aku sudah menunggu lama sekali.”

Daniella bergegas ke halaman terakhir buku itu.

“Kau sudah mengakhirinya? Kenapa? Serial ini sangat populer.”

“Akan membosankan jika aku menambahkan terlalu banyak bab, panjangnya pas. Editorku mengikutiku, memerintahkan aku untuk memperpanjang seri ini dengan dua atau tiga buku lagi. Hehehe."

“Sayang sekali. Aku rasa tidak apa-apa jika Kau mengikuti saran editormu.”

“Lihat ke dalam buku itu juga.”

Daniella membalik-balik halamannya dan menemukan sebuah amplop tersembunyi di dalam buku. Di dalamnya, ada tanda terima yang menyatakan bahwa uang telah disetorkan. Mata Daniella melotot ketika dia melihat jumlah uang itu.

“Norman, ini berlebihan….”

"Ambil. Kau pantas mendapatkannya.”

“Tapi aku sudah menerima banyak uang…”

“Ini bonus karena aku sudah menyelesaikan novelku. Jika Kau masih merasa belum benar, Kau dapat menganggapnya sebagai bayaran untuk membantu ku menyumbangkan ide untuk novelku. Ide untuk novel ini sebagian besar datang darimu.”

Dulu, Norman bukanlah seorang penulis populer. Dia adalah seorang penulis miskin yang kesulitan membeli makanan sehari-hari. Topiknya yang biasa adalah percintaan antara perempuan biasa dan laki-laki bangsawan. Hal seperti itu tidak mungkin terjadi dalam kehidupan nyata, tapi orang selalu bisa melamun tentang hal itu.

Namun, yang diinginkan pembaca bukanlah wanita biasa, melainkan wanita bangsawan yang anggun. Rakyat jelata ingin merasakan kehidupan bangsawan melalui buku-buku ini, sementara para bangsawan tidak mau repot-repot membaca buku tentang rakyat jelata. Meski begitu, Norman tidak punya cara untuk menulis tentang wanita bangsawan, karena dia tidak tahu sedikitpun tentang bagaimana mereka hidup.

Norman, orang biasa yang tidak punya uang, tidak akan bisa ikut serta dalam acara sosial yang diselenggarakan oleh para bangsawan. Dia harus banyak membaca buku orang lain, atau mewawancarai pelayan yang pernah melayani bangsawan sebelumnya. Namun, dia tidak punya uang, jadi dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Buku-bukunya tidak laku, jadi dia bahkan tidak bisa membayar sewa. Meskipun bakatnya hanya menulis, dia tidak melihat cara untuk menembus industri novel. Saat Norman sedang duduk di jalanan kosong di alun-alun kota, Daniella muncul entah dari mana dan memberinya sepotong roti. Norman percaya bahwa pertemuannya dengan Daniella telah mengubah hidupnya.

Norman tidak pernah tahu, tapi Daniella sudah lama mengawasinya. Norman tidak tampak seperti pengemis tunawisma, tapi dia terlihat sangat lapar. Dia duduk di pinggir jalan, tapi tidak pernah meminta makanan. Daniella mau tidak mau mendekat dan berbicara dengannya.

Begitulah cara mereka berdua bertemu.

“Alasanku sampai bisa berada di sini hari ini adalah karena kau, Daniella.”

Daniella telah mengajari Norman semua yang dia ketahui tentang masyarakat kelas atas. Daniella telah menghadiri banyak pesta sosial di dalam mimpinya. Kata-katanya tidak bisa dibandingkan dengan pelayan sederhana yang hanya melayani para bangsawan di sisinya. Norman dapat membangun landasan yang kuat untuk novel-novelnya melalui kisah-kisah panjang Daniella tentang wanita bangsawan di masyarakat kelas atas.

“Itu karena novel Norman luar biasa.”

“Kalau bukan karena dirimu, aku tidak akan bisa menulis satu kalimat pun, jadi itu semua berkat kau. Aku dapat terus menghasilkan lebih banyak uang sekarang.”

Daniella mengunjungi Norman seminggu sekali. Mereka berbicara selama beberapa jam dan melalui ini, Daniella mendapat cukup banyak uang.

Norman telah membayarnya sejumlah besar uang. Tentu saja pada awalnya Daniella harus mengunjunginya dengan membawa sekeranjang penuh roti, namun begitu bukunya mulai laku, Norman tak segan-segan mengucapkan terima kasihnya melalui uang.

Perannya telah berubah sekarang. Banyak orang, termasuk para janda, datang mengunjunginya. Dia telah menstabilkan pijakannya. Norman sekarang dapat mengumpulkan informasi sebanyak yang dia butuhkan bahkan tanpa Daniella. Namun Norman tidak bisa menjadi manusia yang tidak tahu berterima kasih kepada orang yang telah membantunya saat dia sangat membutuhkannya.

Norman ingin terus mensponsori Daniella dan membantunya menikah juga. Mereka tidak hanya terhubung melalui uang. Norman menganggap Daniella sebagai adik perempuannya.

“Terima kasih, Norman. Keberuntungan terbesarku adalah bertemu denganmu.”

“Itulah yang ingin kuberitahukan padamu.”

Mata Daniella bergetar ketika dia memastikan jumlah uang yang dia terima. Dengan jumlah yang dia tabung sejauh ini, dia akan bisa melarikan diri dengan aman dan memulai hidup baru dengan lancar.

'TIDAK. Risiko dan bahayanya terlalu besar.’

Tidak peduli betapa kecilnya minat yang dia peroleh dari orang lain, dia tetaplah seorang putri. Jika dia menghilang, penjaga istana akan dikerahkan untuk melacaknya. Bukan karena mengkhawatirkan Daniella, tapi karena reputasi mereka akan ternoda. Jika benar, mereka akan mengetahui kedekatannya dengan Norman. Kemungkinan besar Norman akan mengalami ketidakadilan atau hukuman yang cukup berat.

Tidak ada jaminan dia bisa melarikan diri sama sekali. Agar berhasil melarikan diri, dia harus meninggalkan ibu kota dan melakukan perjalanan ke suatu tempat yang sangat jauh. Dia hanyalah seorang gadis yang sendirian; sembilan dari sepuluh kasus dia akan mengalami kecelakaan. Dia telah mempertimbangkan penjaga atau pendamping, tapi dia tidak bisa mempercayai siapa pun. Sebaliknya, kemungkinan besar para penjaga akan menikamnya dari belakang dan mencuri semua uangnya.

Jika dia ingin merencanakan pelarian, akan lebih aman setelah menikah dengan Count Matin. Dia tidak akan dianggap sebagai bagian dari istana kerajaan lagi, jadi meskipun dia hilang, tidak ada yang peduli. Dia bisa memejamkan mata dan menderita selama satu tahun sambil mencari seseorang yang dapat dipercaya dan membuat perencanaan yang matang, sehingga tidak ada yang akan menemukannya ketika dia melarikan diri.

‘Tapi… aku tidak mau, orang itu…’

Rasa dingin merambat di punggungnya hanya karena membayangkan wajah orang itu. Apakah benar-benar tidak mungkin? Sebuah cara untuk melarikan diri darinya.

“Daniella, apakah kau punya pacar?”

“Ya… apa?”

“kenapa kau begitu terkejut? Aku ingin tahu apakah kau punya pacar? Jika Kau tidak mengenal siapa pun, maka aku dapat mencari seseorang yang sangat baik dan memperkenalkannya kepadamu.”

"Menurutmu berapa umurku? Aah, lupakanlah.”

“Kau baru berusia 18 tahun. Bukannya aku menyuruhmu untuk langsung menikah. Kau harus mengenal beberapa pria, jadi ketika Kau berusia sekitar 22 tahun, Kau dapat memilih seseorang di antara mereka untuk dinikahi. Kau tahu Pelayan istana sangat populer. Orang mengira mereka sangat rendah hati. Pandangan mereka terhadap perempuan berbeda dengan perempuan yang melakukan pekerjaan kasar atau bertani untuk mencari nafkah. Kalian juga memiliki kulit pucat. Ikuti saja arusnya dan katakan padaku. Tipe pria seperti apa yang kau suka? Apakah Kau menyukai pria tua yang dapat diandalkan? Pria muda yang imut? Aku akan mencarikannya untukmu.”

"Bagaimana denganmu? Norman kenapa kau masih lajang?”

Mata Norman yang sebelumnya berbinar berubah menjadi bosan setelah topik beralih kembali padanya.

“Bagiku, aku sudah terlalu tua.”

“Apa hubungannya usia dengan sesuatu? Kau hanya tidak tertarik pada hal itu. Kau menipu pembacamu. Bagaimana bisa kau tidak percaya pada cinta ketika kau seorang penulis yang menulis novel roman?”

“Ck, apa maksudmu menipu? Aku memberikan kehidupan pada cinta abadi yang tidak ada di dunia nyata. Saat pembacaku tertarik pada novelku, mereka hidup dalam mimpi yang aku buat.”

“Lalu kenapa kau menyuruhku menikah?”

“Meski tidak ada yang namanya cinta abadi, menurutku ketika hati dua orang terhubung, mereka bisa menjadi teman baik satu sama lain. Karena kau selalu sendirian, aku berharap kau menemukan teman yang bisa bersamamu sampai akhir.”

“Kenapa aku sendirian? Aku punya dirimu, Norman. Norman, kau adalah teman dan keluargaku.”

Norman memandang Daniella dengan mata terpengaruh dan membuka tangannya lebar-lebar. “Cepat dan peluklah kakak perempuanmu.” Daniella tertawa terbahak-bahak sementara mata Norman berbinar ke arahnya.

“Kau berbau seperti alkohol, jadi aku tidak mau.”

“Eh? Bagaimana Kau bisa merespons seperti itu di momen yang menghangatkan hati ini?”

“Aku akan pergi sekarang. Norman, kau harus tidur lagi. Kau kelihatannya seperti bisa mati kapan saja.”

Norman memiliki lingkaran hitam yang menggantung di bawah matanya, membuatnya tampak seperti mayat hidup.

“Aah, aku benar-benar harus kembali tidur. Aku merasa seperti ada yang memutar organ dalam diriku. Jika Kau tidak sedang terburu-buru, silakan istirahat lebih lama dan luangkan waktu untuk pulang. Lagi pula, ada banyak orang di luar dan akan sulit untuk bepergian.”

“Sekarang setelah kau mengungkitnya, apakah ini hari yang spesial? Aku melihat banyak orang dalam perjalanan ke sini.”

“Kau tidak tahu? Aku selalu terkubur di dalam rumahku, tetapi Kau tahu lebih sedikit dari yang aku tahu. Semua ksatria kembali untuk berparade keliling kota.”

"Ah…"

Itu terjadi hari ini. Ini adalah kesempatan langka untuk bertemu dengan menteri negara, jadi semua orang meninggalkan pekerjaan mereka untuk hari lain dan keluar untuk menyambut menteri.

‘Dalam mimpiku, aku selalu mengurung diri di dalam istana terpisah, jadi aku tidak pernah mengetahui hal-hal ini.’

Ini adalah salah satu perubahan gaya hidup terbesar bagi Daniella, dibandingkan sebelumnya. Saat Daniella berpura-pura menjadi pelayan istana, dia bisa pergi ke dunia luar dan menjelajah. Berkat itu, Norman juga menghasilkan banyak uang.

‘Perang sudah berakhir sekarang….’

Tidak seperti istana daniella yang terpisah, sunyi, terisolasi, dan tau tentang berita perubahan, sementara dunia luar sangat ramai. Ketika Daniella berusia delapan tahun, dia mengalami perang pertamanya. Itu adalah perang lokal antara dua negara kecil. Namun seiring berjalannya waktu, perang perlahan-lahan menyebar, dan tak lama kemudian seluruh dunia terbelah menjadi dua.

Di masa depan, perang ini akan disebut sebagai perang kontinental tahap pertama. Pada saat Daniella berusia sekitar 11 tahun, negaranya Xenon, telah memutuskan untuk bergabung dalam perang, dan telah menjadi kekuatan utama Aliansi Timur Laut. Lima tahun berikutnya adalah puncak peperangan. Aliansi Timur Laut perlahan-lahan mulai unggul, dan selama dua tahun berikutnya, terjadi ketenangan dalam pertempuran. Ketika dia mencapai usia 18 tahun, perang berakhir dengan gencatan senjata setelah banyak negosiasi. Dalam perang ini, Xenon termasuk negara pemenang.

Norman yang sedang merasa mual tidak ingin berada di dekat kerumunan orang sebanyak itu, sementara Daniella memutuskan untuk mengintip dalam perjalanan kembali ke istana. Sangat disayangkan jika acara seperti ini dilewatkan.

“Waah!”

Saat para ksatria karismatik berparade melintasi kota, orang-orang berteriak dan bersiul begitu keras hingga seseorang akan menjadi tuli di tengah kerumunan. Xenon adalah negara yang berperang, namun perang tidak terjadi di dalam negeri, oleh karena itu sebagian besar warganya tidak menderita sedikit pun akibat perang.

Namun, perang masih membebani hati warga. Kebahagiaan karena memenangkan perang, dan kebebasan yang dihasilkannya, membuat warga negara bersemangat. Suasana yang menggembirakan itu menular dan membuat Daniella juga merasa sangat ceria.

Armor para ksatria berbeda antar keluarga, dengan lambang khusus yang tertulis di dada dan punggung mereka. Pasukan ksatria tertentu memakai jubah merah besar bersama dengan baju besi mereka, sementara pasukan ksatria lainnya memiliki baju besi yang sederhana dan kasar. Seseorang dapat menilai kebangsawanan dan kekuasaan mereka hanya dari gelar keluarga mereka.

“Waaah!! Liam!!”

Jeritan yang tidak bisa dibandingkan dengan jeritan lainnya bisa terdengar. Laki-laki berteriak sambil menghentakkan kaki, sedangkan perempuan berteriak sekuat tenaga: Liam! Liam! Satu peleton ksatria membelah kerumunan saat mereka berjalan melewati kota. Semua ksatria di peleton ini memiliki singa hitam yang tertulis di baju besi mereka. Rakyat jelata biasanya tidak bisa membedakan lambang keluarga bangsawan yang berbeda, tapi tidak ada satu orang pun di Xenon yang tidak mengetahui lambang Singa Hitam.

‘Liam….’

Daniella hanya dapat melihat satu hal ketika suara yang memekakkan telinga dan suasana yang hidup menghilang ke latar belakang. Ksatria yang memimpin peleton, menunggangi kuda putih dan mengenakan baju besi hitam murni saat dia berjalan menyusuri kota. Meskipun ksatria ini menutupi wajahnya dengan helm, dia bisa dengan sempurna menggambarkan wajahnya dalam pikirannya. Dia kenal pria ini. Liam Hugo. Dia bukan keturunan bangsawan, tapi tetap mendapat rasa hormat dari raja. Dan meski hanya formalitas, dia punya hak untuk mewarisi takhta. Duke Liam. Itu adalah Duke Liam yang masih muda.

Sang Singa Hitam Perang

Dia dipersenjatai dengan disiplin dan strategi. Kemenangan Aliansi Timur Laut dalam perang ini disebabkan oleh benteng dan dominasinya. Xenon terakhir kali terlibat dalam perang, tetapi dialah yang memimpin negosiasi yang mengarah pada berakhirnya perang. Mereka mengalami kerugian paling sedikit, namun memperoleh keuntungan paling besar. Tepatnya, peleton dari Duke Liam selalu menang, dan itu adalah fondasi terbesar bagi kemenangan sekutu Timur Laut.

Sejujurnya, Daniella tidak seharusnya mengetahui tentang Duke Liam, atau nama Duke, atau tentang apa yang telah dia lakukan untuk perang. Dia mengetahui hal-hal ini karena mimpinya.

Count Matin, yang dinikahi Daniella, adalah pria yang sangat licik. Ke mana pun Count Matin melangkah, dia akan selalu memastikan jalan keluar untuk dirinya sendiri. Jadi setelah perang, dia bisa tetap bergabung dengan faksi putra mahkota dan hidup dalam kemewahan.

Hasilnya, Daniella menghadiri banyak pesta sosial yang mulia bersama suaminya, atau sendirian sebagai istrinya. Dia harus menghadiri pesta-pesta ini seolah-olah itu adalah pekerjaannya, jadi sering kali dia bertemu dengan Duke Liam. Selalu ada kerumunan orang di sekitar pria itu. Seolah-olah seekor hyena sedang berebut sepotong daging.

Count Matin telah mencoba segala macam metode untuk mendapatkan dukungan Duke Liam, tapi dia selalu gagal. Sampai saat itu, dia sama sekali belum mengenal pria itu dengan baik. Dia berasumsi dia hanyalah seorang ksatria hebat. Dia baru mengenalnya lebih baik beberapa waktu kemudian.

Sekitar dua tahun setelah Daniella menikah, Duke Liam menikah. Pernikahannya telah menyebabkan keributan di seluruh bangsawan tinggi. Dia telah menikahi seorang nona muda dari keluarga bangsawan tak dikenal tanpa pengaruh apa pun. Dia hanyalah seorang wanita muda yang lucu. Dia sama sekali tidak cantik, dan tidak ada yang mengerti mengapa Duke memilih wanita itu sebagai istrinya. Duke tidak pernah menanggapi siapa pun, begitu banyak rumor yang beredar di kota.

Rumor terpanas adalah bahwa Duke Liam jatuh cinta pada gadis itu, tapi semuanya curiga dan tak seorang pun mau percaya bahwa itulah masalahnya.

Daniella baru mengetahui kebenarannya beberapa waktu kemudian. Informasi tersebut datang dari pintu belakang aristokrasi tinggi tetapi mempunyai kredibilitas yang tinggi.

Seperti rumor yang beredar, Duke tidak jatuh cinta pada nona muda itu, begitu pula keluarga bangsawannya yang berlatar belakang kaya. Kedua keluarga bangsawan telah membuat semacam perjanjian.

Kegunaannya terletak pada kenyataan bahwa dia adalah seorang bangsawan tanpa pengaruh atau kekayaan apa pun. Dia membutuhkan seorang istri, yang tidak bisa mempengaruhi pangkat seorang duke. Jadi, dia menikahi wanita itu. Sang Duke tetap tidak menanggapi rumor tersebut, dan tak lama kemudian rumor tersebut menjadi fakta.

“Tentu saja begitu.”

‘Kenapa lagi Duke Liam menikahi wanita seperti itu.’

Para wanita bangsawan berbicara dengan penuh semangat, hingga mereka hampir batuk darah. Itu adalah satu-satunya cara untuk melampiaskan kemarahan mereka karena kehilangan pria potensial untuk dinikahi.

'Ada apa dengan dia? Bukankah kalian semua sama saja?’

Laki-laki akan mencari perempuan yang kandungannya sehat untuk meneruskan garis keluarga, sedangkan perempuan akan mencari laki-laki yang kaya raya sebagai gantinya. Itu adalah suatu bentuk strategi yang terikat kontrak.

Meskipun proses pernikahan Duke berbeda, kurang lebih sama dengan bangsawan lainnya di negeri itu. Bagaimanapun, dia masih menjadi istri resmi seorang duke. Jadi walaupun dia hanya seorang istri dalam nama; dia tetap istrinya. Sang Duke belum mengambil satu pun selir, dan meskipun tidak diketahui apakah ia mempunyai kekasih rahasia, tidak ada rumor tentang hal seperti itu yang beredar. Setidaknya Duke Liam bukanlah seorang bajingan seperti Count Matin.

—–

Peleton Ksatria Liam telah lewat sementara Daniella terjebak dalam keadaan linglung, dan peleton ksatria yang berbeda sedang berjalan melewatinya. Saat Daniella menyaksikan Peleton Ksatria Liam semakin menjauh, dia telah mencengkeram sesuatu dengan sangat erat. Dia memperhatikan untuk melihat apa yang dia pegang; itu adalah novel Norman.

‘Perkawinan kontrak…’

Tema novel hit terbaru Norman adalah pernikahan kontrak. Itu adalah gagasan yang diajukan Daniella tanpa banyak berpikir. Dia pasti secara tidak sadar memikirkan pernikahan Duke Liam dari ingatannya.

‘Perkawinan kontrak…’

Sebuah cahaya mulai muncul di mata Daniella.

‘Seorang istri dalam nama.’

Tubuhnya bergetar karena kesadaran yang tiba-tiba. Rasanya seluruh darah di tubuhnya telah terkuras, hanya menyisakan rasa dingin yang semakin mendalam.

‘Istri Duke…’

Daniella menggigit bibirnya. Rencana ini mungkin menjadi kunci sukses untuk lolos dari nasib buruknya.

‘Haruskah aku mencobanya?’

Pertama, dia harus bertemu dengan Duke Liam. Tapi bagaimana caranya? Hanya karena dia ingin bertemu dengannya, dia bukanlah orang yang bisa melakukannya. Bahkan Raja sendiri tidak bisa memerintahkannya sesuka hati.

'Itu benar...pesta! Ada perayaan kemenangan malam ini.’

Dari tanggal 3 sampai tanggal 5 akan ada pesta dansa setiap malam. Kemungkinan besar Duke pasti menghadiri lebih dari satu pesta ini pada malam pertama. Mendapatkan undangan lebih mudah di malam pertama, karena lokasi pestanya megah, semuanya demi menjadi tuan rumah perayaan kemenangan perang. Untung dia adalah seorang putri.

Identitasnya lebih dari cukup untuk menghadiri pesta, jadi seharusnya tidak ada masalah.

Terlalu banyak hal yang harus dipersiapkan untuk pesta malam ini. Pertama, dia membutuhkan gaun. Akhirnya tiba, Ini adalah Waktu untuk menggunakan uang yang dia simpan. Dia memikirkan semua hal yang perlu dia lakukan dan dengan cepat menggerakkan tubuhnya ke depan.

“Tidak ada… tidak ada yang tersisa?”

Pegawai perempuan itu menganggukkan kepalanya meminta maaf. Daniella jatuh ke lantai di sana. Dia berlari ke tempat ini tanpa henti; itu adalah harapan terakhirnya, tapi semuanya sia-sia.

Tidak banyak toko pakaian yang membuat gaun dengan kualitas yang cukup bagus untuk disesuaikan dengan pesta, namun masih sesuai anggarannya. Biasanya, toko-toko penuh dengan gaun, tapi sekarang adalah kasus khusus.

Ini akan menjadi pesta mewah yang diselenggarakan untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Setiap wanita bangsawan di ibu kota akan hadir, dan kereta kuda akan mengantri untuk masuk. Ada banyak bangsawan seperti Daniella, yang tidak punya banyak uang, jadi membeli gaun terjangkau ini sama saja seperti pergi untuk berperang.

Terlalu bodoh untuk berpikir bahwa dia bisa membelinya pada saat-saat terakhir. Dia seharusnya sudah memesannya sebulan sebelumnya. Dia bisa mendapatkan gaun yang cacat atau hampir tidak bisa dipakai paling lambat seminggu yang lalu.

‘Apa yang bisa kulakukan, padahal aku hanya berpikir untuk pergi ke pesta hari ini?!’

“Ada… Satu bagian itu…”

Pegawai perempuan itu pasti merasa kasihan pada Daniella, yang terlihat sangat putus asa.

Masih ada satu yang tersisa?

“Erm, sudah beberapa tahun berlalu, jadi gayanya sedikit… Well, dengan sedikit perbaikan disana sini, itu akan berhasil….”

"Benar! Aku akan membelinya. Tidak peduli apa, itu milikku!”

“Tidak, tapi gaunnya agak terlalu kecil.”

"Itu terlalu kecil?"

“Jika kau yang memakainya, itu akan cocok. Tapi, bukan kau yang akan memakainya, kan?”

"Aku yang akan memakainya!"

Daniella buru-buru menjawab, tapi kemudian mengubah jawabannya.

“Maksudku, orangnya dan siapa yang akan memakainya persis seperti aku. Dia memiliki kerangka tubuh yang sama persis denganku, jadi tidak ada masalah.”

"Apakah begitu? Kalau begitu silahkan masuk dan mencoba gaun itu. Biarkan aku melihatnya apakah kita memerlukan perbaikan tambahan.”

Pegawai wanita itu menggali lebih dalam ke dalam gudang dan keluar dengan membawa gaun. Ekspresi Daniella menjadi cerah. Itu adalah gaun biru pastel yang sederhana dan biasa. Meskipun itu adalah gaya dari tahun lalu, tapi tidak memberikan kesan murahan.

Dia mengganti gaunnya dan melihat ke cermin. Gaun itu tidak memiliki korset atau pannier (sesuatu yang diletakkan di bawah gaun untuk menggembungkannya), jadi terlihat sangat berantakan. Rambutnya diikat berantakan dan riasannya berantakan, jadi tidak ada yang cocok sama sekali. Pegawai perempuan itu berputar-putar di sekelilingnya sambil bermain-main di sana-sini.

“Nona muda, bagaimana kau bisa memiliki pinggang yang sangat kecil? Mungkin tidak ada korset kami yang pas untuk mu. Sepertinya kita harus menyesuaikan kembali pinggulnya. Panjangnya agak pendek, jadi…Kau mungkin perlu menutupinya dengan sesuatu. Renda di sini robek jadi kita perlu memotongnya dan menempelkan yang baru… Kita harus memperbaiki gaunnya sedikit.”

“Bolehkah aku melakukannya di sini?”

“Um… Sepertinya banyak pekerjaan, jadi maafkan aku. Kami sudah memiliki banyak gaun lain yang menunggu untuk dipasang kembali.”

“Jika aku memakai ini tanpa memasangnya kembali…”

Pegawai perempuan itu menggelengkan kepalanya dengan seluruh kekuatannya.

“Itu tidak boleh terjadi. Kau hanya akan membodohi dirimu sendiri.”

Begitu karyawan perempuan itu melihat wajah Daniella yang kesulitan, dia menawarkan bantuan lainnya.

“Ibuku sudah pensiun, tapi… Dia sudah lama merombak gaun gaun. Jika kau baik-baik saja dengan itu…”

“Tentu saja tidak apa-apa!”