Pustaka
Bahasa Indonesia

Daniella

132.0K · Tamat
Martha Jomima .S
41
Bab
3.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

[Peringatan!! Novel ini mengandung banyak unsur dewasa didalamnya, kebijakan dalam membaca sangat diperlukan.] Daniella tumbuh tanpa mengetahui bahwa dia adalah seorang putri. Namun ketika ibunya meninggal, dia memasuki istana dan Anehnya ia melihat seluruh masa depan di dalam mimpinya Dalam mimpinya, saat ia menginjak usia 19 tahun, ia dilelang kepada penawar yang menawarkan mahar tertinggi. Hidupnya menjadi sengsara sejak saat itu. Ketika dia terbangun dari mimpinya, dia bertekad untuk membentuk kembali masa depannya, menyadari bahwa dia punya banyak waktu sebelum titik balik yang penting. Karena itu, dia memulai perjalanannya untuk mengubah masa depan kelamnya.

RomansaFantasiBillionaireIstriDewasaLove after MarriagePengembara WaktuKawin KontrakPernikahanZaman Kuno

Prologue

Pada hari ketika Daniella berusia 12 tahun, dunianya seperti telah terbalik. Itu semua dimulai ketika hari dia telah kehilangan ibu kesayangannya dan harus masuk kedalam istana kerajaan.

‘Apakah aku sedang bermimpi?…Atau apakah aku sekarang masih bermimpi…?’

Daniella yang linglung bergumam sambil terduduk di tempat tidurnya. Dia telah memimpikan mimpi sebuah yang terasa sangat panjang. Dia tidak tahu apakah dia kembali dari masa lalu atau mengalami mimpi prekognitif. ( Prekognitif : sebuah mimpi yang terjadi dalam kehidupan nyata, beberapa saat setelah mimpi yang dialami. )

Di Dalam mimpinya, Daniella mengalami kehidupan masa depannya. Itu bukanlah kehidupan yang damai dan menyenangkan. Sebagian besar hidupnya diwarnai dengan rasa sakit dan air mata. Namun terkadang, ada juga kegembiraan dan kebahagiaan. Dia hidup dengan berpegang pada secercah harapan.

'Ibu…'

Dia tidak mengetahui jika Ibunya adalah seorang bangsawan. Namun ibunya tidak pernah mengatakan sepatah kata pun tentang hal itu ketika dia masih hidup. Dalam mimpi Daniella, ketika dia berusia dua puluh tahun, dia secara kebetulan bertemu dengan kakak laki-laki ibunya, yaitu pamannya, dan mengetahui semua kebenarannya.

Ibunya, Amanda, adalah putri bungsu Pangeran Baden. Keluarga Baden pernah menjadi margrave yang sangat berpengaruh, namun sekarang, keluarga tersebut telah hancur tanpa memiliki memiliki satu tanah pun. Sejarah keluarga Baden sangat mendalam tetapi sebagian besar nama mereka telah terhapus dari ingatan masyarakat. Bahkan tidak ada yang bisa menjamin bahwa mereka akan mempertahankan gelar selamanya.

Amanda, yang bosan tinggal di daerah kumuh dan terpencil yang hanya memiliki kemiskinan, telah melarikan diri ke ibu kota dengan satu-satunya barang yang bernilai uang; sebuah liontin yang diwariskan dalam keluarga dari generasi ke generasi.

Paman Daniella dengan sedih mengatakan bahwa mereka seharusnya mengirim seseorang untuk mengejar Amanda segera setelah dia menghilang. Dia tidak menyangka ini akan menjadi kali terakhirnya dia bertemu adiknya. Dia telah melarikan diri dari kebodohan masa mudanya, tetapi salah jika berpikir bahwa dia akan segera kembali. Ketika mereka mencoba menemukannya sebulan kemudian, jalan untuk menemukannya sudah tidak pasti.

Dapat dimengerti jika paman Daniella tidak dapat menemukan ibunya. Karena dia telah menyisir secara menyeluruh di sekitar tempat tinggal mereka yang lama, wajar saja jika dia tidak dapat menemukan Amanda karena dia telah lari ke ibu kota.

Daniella tidak mengetahui detail pasti tentang apa yang terjadi pada Amanda setelah dia datang ke ibu kota. Namun, dengan fakta bahwa Amanda belum menikah dan melahirkan putri haram dari seorang raja, Daniella, orang hanya bisa menebak liku-likunya.

Dan ketika Daniella lahir, Amanda seharusnya memberi tahu keluarga kerajaan tetapi dia telah membuat pilihan yang tidak akan dilakukan oleh orang lain. Dia menyembunyikan kebangsawanannya, tinggal bersama rakyat jelata dan membesarkan Daniella sebagai rakyat jelata.

Daniella tidak tahu. Ibunya adalah seorang bangsawan, Keluarga Baden adalah keluarga dari pihak ibu dan yang terpenting, dia adalah keturunan bangsawan. Dia hanya menghabiskan masa kecilnya sebagai Daniella, putri Amanda dari rakyat jelata. Bersama ibunya yang cantik, penduduk desa yang baik hati, dan teman-teman bermainnya di hutan, pegunungan dan sungai.

Air mata mulai mengalir dari mata Daniella saat dia mengingat kenangan yang jauh seperti kemarin. Saat-saat paling membahagiakan dalam hidupnya terjadi sejak saat itu.

Kemalangan datang tanpa diduga. Epidemi melanda ibu kota, melanda desa tempat tinggal Daniella dan Amanda tidak dapat melarikan diri. Ibunya, seingat Daniella, bertubuh mungil dan kurus, tidak seperti wanita kuat lainnya di desa. Tidak peduli seberapa miskinnya, seorang wanita muda yang mulia tidak akan pernah mengalami masa sulit apapun saat tumbuh dewasa. Proses membesarkan Daniella dan bekerja keras untuk pemeliharaannya telah berdampak buruk pada tubuhnya.

Ibunya sepertinya mempunyai firasat tentang kematiannya sendiri. Beberapa hari sebelum dia meninggal, dia mengirim Daniella untuk menyampaikan sebuah surat. Kemungkinan besar itu adalah surat untuk keluarga kerajaan.

Daniella memahami keputusan ibunya. Ibunya telah berusaha melakukan yang terbaik untuk putrinya sampai akhir hayatnya. Kehidupan seorang gadis yatim piatu biasanya akan berubah menjadi sebuah neraka dalam hidupnya. Jika Daniella tidak memasuki istana, dia mungkin harus menjual tubuhnya sebagai pelacur selama sisa hidupnya.

Beberapa hari setelah Amanda meninggal, seorang pengawal kerajaan muncul dan membawa Daniella ke istana. Di antara harta karun keluarga kerajaan terdapat alat ajaib khusus yang dapat membuktikan garis keturunan seseorang. Itu adalah milik keluarga kerajaan tetapi para bangsawan sering kali membayar harga yang sesuai dan menggunakannya.

Alasan mengapa anak haram melimpah tetapi tidak ada perselisihan tentang garis keturunan adalah karena alat pembeda ajaib ini. Dan itu langsung membuktikan bahwa Daniella adalah seorang putri. Raja hanya mengkonfirmasi wajah Daniella dan memberikan nama padanya. Ini adalah pertama dan terakhir kalinya Daniella bertemu dengan ayahnya.

Sophia Louise.

Itu menjadi nama baru dari Daniella. Tidak ada yang mau repot-repot menanyakan siapa nama aslinya. Semuanya diputuskan secara sepihak. Seorang anak kesepian yang kehilangan ibunya tiba-tiba diseret ke dalam istana kerajaan dan dengan murah hati dibuang ke istana tua yang terpisah untuk tempat tinggalnya.

Setelah menangis sepanjang malam dan bangun di pagi hari, Daniella melihat dirinya, semua ini adalah kenyataan. Hidupnya tidak berubah dalam semalam hanya karena dia kini diakui sebagai seorang putri. Raja yang nakal telah menaburkan benihnya di mana-mana, ke mana pun dia berada. Kemunculan pangeran atau putri baru secara tiba-tiba bahkan tidak cukup menjadi topik hangat di istana.

Daniella adalah putri ke-16. Dia mengetahui fakta ini setelah sekian lama. Setelah kematian raja, Daniella menghitung anak-anaknya dan menghitung bahwa dia adalah putri ke-16. Dia adalah seorang putri kerajaan dengan ibu yang latar belakangnya tidak jelas, lahir setelah kencan satu malam dengan raja, dan menghabiskan masa kecilnya bersama rakyat jelata.

‘Bahkan jika aku tahu masa depan…’

Daniella menghela nafas. Pengetahuan tentang masa depan yang telah diberikan kepadanya bukanlah kekuatan super. Itu bukanlah kemampuan untuk mengubah dunia. Hidupnya dimulai dari tepian dan sampai akhir, melayang-layang di tepian dan berakhir di sana. Dia tidak bisa masuk ke dalam masyarakat bangsawan arus utama jadi meskipun dia tahu tentang masa depan, dia tidak tahu apapun tentang hal-hal yang penting. Daniella hanya tahu bagaimana kehidupannya akan berkembang di masa depan.

Setelah memasuki istana, kehidupan Daniella tidak ada yang istimewa. Dia hanya hidup tenang tanpa khawatir mati karena kelaparan di istana yang terpisah. Tidak ada yang memperhatikannya dan dia tidak mengganggu siapa pun. Dalam hidupnya, kemarin seperti hari ini dan hari ini seperti besok. Perubahan akhirnya terjadi saat ia berusia 19 tahun.

Ketika Daniella berusia 19 tahun, ayah dan raja bangsanya, Louise ke-8, meninggal dunia. Ketika Daniella mendengar kematian ayahnya yang hanya dia lihat sekali, dia tidak merasakan emosi apapun. Dia mengira kematian ayahnya tidak akan berpengaruh pada hidupnya. Namun, penerus Louise ke-9 memutuskan untuk membereskan kekacauan akibat dari pesta pora ayahnya. Louise ke 9 memulai proyek untuk mengirimkan seluruh keluarga kerajaan di istana, kecuali dirinya dan anak-anaknya.

Saat Daniella berusia 20 tahun, hanya tersisa 6 putri dari anak raja sebelumnya. Daniella tidak mempunyai saudara. Dia tidak mengenal siapapun karena dia mengurung diri di dalam istana. Daniella bukanlah putri raja. Dia hanyalah salah satu dari banyak saudara perempuan raja, dan baginya dia tidak cantik. Dia bahkan merasa tidak layak digunakan untuk sebuah pernikahan strategis.

Louise ke-9 memutuskan untuk melelang pernikahan Daniella yang berbobot mati. Seolah-olah dijual, Daniella dinikahkan dengan pria yang memberi mahar paling tinggi dan dibawa pergi dari istana kerajaan.

Suami baru Daniella, Count Matin, 20 tahun lebih tua darinya dan telah melalui dua perceraian. Ia hanya memiliki 3 orang putra tetapi putra sulungnya seumuran dengan Daniella.

Lima tahun pernikahan Daniella dengannya adalah masa paling mengerikan dalam hidupnya. Dia mungkin secara materi lebih baik dibandingkan ketika dia berada di istana tetapi semangat dan mentalnya telah rusak. Count adalah seorang cabul tua, bertubuh gemuk dan kasar. Dia memenuhi hasrat seksualnya yang belum dilepaskan dengan melecehkan Daniella terus menerus.

'Aku membencinya!!'

Daniella merinding dan gemetar. Dia ngeri memikirkan pengalamannya dan membayangkan jika harus mengalaminya lagi. Dia lebih baik mati daripada menikahi bajingan cabul tua itu lagi.

'Aku harus mengubah masa depanku. Aku harus mengubahnya apapun yang terjadi!!’

Masa depan mimpinya telah berubah. Awalnya ketika Daniella memasuki istana, dia menunjukkan tanda-tanda kehilangan akal sehatnya selama beberapa bulan. Kematian ibunya, identitasnya yang tiba-tiba, dan lingkungan asing tanpa kasih sayang semuanya terlalu berat untuk ditangani oleh gadis muda itu. Tidak ada seorang pun yang mengucapkan kata-kata penghiburan atau memeluk Daniella yang putus asa yang telah menghalangi dirinya dari dunia luar.

Para dokter dengan asal-asalan datang berkunjung beberapa kali dan dia diberi perawatan lalai dari pelayan istana yang hanya memastikan bahwa dia tidak mati kelaparan. Sebaliknya, ketidakpedulian yang begitu buruk menjadi katalis baginya. Dia mulai melepaskan diri dari gejala kehilangan akal sehatnya dan secara bertahap menerima lingkungannya.

Namun, kali ini keadaannya berbeda. Daniella tidak menderita gejala-gejala itu. Apalagi ia memiliki kebijaksanaan dan pengalaman hidup selama puluhan tahun. Dia bahkan tidak memikirkan ide untuk melakukan sesuatu yang besar seperti mengubah dunianya. Yang dia inginkan hanyalah kehidupannya sendiri.

'Aku bisa melakukan itu. Aku bisa mengubahnya.’

Dia tidak tahu caranya. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh seorang putri berusia 12 tahun yang tidak memiliki apapun. Tapi dia tidak putus asa.

“Masih banyak waktu.”

Waktu berlalu tanpa perasaan. Sebelum dia menyadarinya, Daniella telah berusia 18 tahun.

Bersambung...