Bab 14
Prilly dan digo sedang duduk sambil menikmati hangatnya api unggun.
"gimana kenyang makannya?"Tanya digo
"ngguk sich,hhee tapi gpp dech buat ngeganjel aja, yang penting ada kamu disini, itu udah cukup xxo," ucap prilly sambil nyengir kuda
"udah mulai gombal yah sekarang"sahut digo sambil membelai kepala prilly
"itu bukan gombal digo,"sahut prilly
"xxo digo?" Tanya digo mengernyitkan dahinya
"iya my beby honey digo,, puas !!" sahut prilly
"puas banget,,"tesenyum jail
"kamu xxo bisa tau masalah semua ini? Dan tumbuhan apa aja yang bisa kita makan dihutan ini"Tanya prilly
"iya dulu waktu aku sma aku salah satu anggota pecinta alam dan kegiatan seperti ini sudah biasa buatku" jelas digo
"oh gitu yah,"sahut prilly sambil ngangguk ngangguk. "liat dech bintangnya indah banget yah dan banyak lagi" sahut prilly
Digo menatap bintang dan matanya berkaca-kaca membuat prilly heran melihatnya.
"kamu kenapa honey?" Tanya prilly
"kata ibu kalau orang yang sudah meninggal akan melihat kita disana. disalah satu bintang paling terang, dan setiap kali aku kangen orangtua aku, aku slalu melihat bintang itu." Jelas digo sambil terus menatap langit dan bintang yang paling terang
"jadi orang tua kamu sudah,,,"ucapan prilly terhenti karena tidak mampu meneruskannya
"iya, orangtua aku sudah lama meninggal, ibu aku meninggal saat aku kelas 5sd, ibu meninggal karena pendarahan saat melahirkan adikku yang ternyata bayi dalam kandungannya tidak bisa diselamatkan dan ayah meninggal saat aku kelas 1 SMA, ayah terkena serangan jantung karena usaha restaurant yang dia pimpin dan dia bangun dari nol bangkrut, dan menyisahkan banyak utang dimana-mana. Tinggal Aku dan kakakku Dika. Saat itu kak dika sedang kuliah tingkat 4, dia behenti kuliah dan mencari kerja siang dan malam untuk biayaku sekola dan membayar hutang ayah. Aku berniat berhenti sekola dan membantu kakak tapi kakak melarangnya dan menyuruhku harus bisa membantu dia dengan predikat yang baik disekolaku,"Jelas digo dan tanpa disadari air mata digo jatuh membasahi pipi membuat prilly terharu dan simpati.
"akupun berjuang untuk mendapatkan beasiswa dan masuk ke universitas terbaik dijakarta untuk membanggakan keluargaku terutama kakakku, aku juga ikut bekerja setelah pulang sekola, hingga akhirnya kehidupan kami normal dan aku mendapat beasiswa disebuah universitas dijakarta karena predikatku. Dan kakakku bertemu seseorang yang dia cintai hingga mereka menikah, dan ntah gimana kakak ipar membawa kak dika pergi ke Jepang dan melanjutkan usahanya disana, dia mengajakku untuk ikut pindah kesana tapi aku menolak dan ingin hidup mandiri, hingga akhirnya aku ketemu Kevin. Kevin begitu baik dan bermurah hati mengajakku untuk tinggal diapartementnya dan aku mendapat pekerjaan dicafenya dan dikantor ayahnya, meskipun gajinya gak seberapa tapi aku bersyukur mendapat pekerjaan dan rezeki ini."tambah digo
"Kevin membantuku kembali untuk mendapat beasiswa diuniversitas terbaik dijakarta untuk melanjutkan semester 3, dia ingin aku sekampus dengannya. Ayahnya menawarkanku untuk membiayai kuliahku tapi aku tak ingin merepotkan siapapun, aku hanya ingin mendapatkan sesuatu dari hasil jerih payah dan usahaku sendiri tanpa campur tangan oranglain, dan alham aku berhasil mendapat beasiswa lagi diuniversitas terbaik dijakarta hingga bisa bertemu denganmu, sekarang kamu sudah tau kan kalau aku ini hanya sebatang kara dan gak jelas asal usulnya, tinggal juga ditambung sama keluarga sahabat aku sendiri, aku gak punya apa-apa dan siapa-siapa"tambah digo
Prilly menangkup wajah digo dengan kedua tangannya sambil tersenyum dan menghapus air mata digo, dengan mata sayu dipenuhi air mata yang hampir tumpah.
"kamu sekarang punya aku digo, ada aku."sahut prilly menatap mata digo dengan tulus dan dalam hingga air matanya tumpah membasahi pipi karena sudah tidak mampu ditampung lagi. "ada aku yang akan slalu disamping kamu, ada aku yang sayang sama kamu, ada aku yang bisa kamu andalkan, ada aku yang bisa jadi sandaran buat kamu, ada aku yang akan buat kamu tersenyum dan ada aku yang akan slalu support dan nyemangatin kamu untuk mencapai cita-cita dan keinginan kamu"tambah prilly dengan mata yang sayu penuh ketulusan.
"apa kamu bener-bener jatuh cinta dan sayang sama aku?" Tanya digo
Dan prilly hanya mengangguk
"sejak kapan?" Tanya digo
"aku gak tau, yang pasti sudah cukup lama. Awalnya aku gak menyadarinya karena gengsi dan mustahil tapi ternyata perasaan ini memang tumbuh makin cepat"sahut prilly masih dengan menundukkan kepalanya karena malu, digo memegang dagu prilly dan mengangkatnya hingga mereka kini bertatapan dengan sangat dekat.
"terima kasih, terima kasih banyak prilly"sahut digo, napasnya begitu terasa hangat sampai kulit wajah prilly karena mereka begitu dekat hanya tinggal menghitung beberapa centi lagi.
"tidak ada kata terima kasih dalam cinta digo, sebuah ketulusan cinta tidak mengharapkan kata terima kasih"sahut prilly terus menatap mata digo dengan sendu.
"aku berterima kasih karena kamu sudah mau menjadi pacarku dan menerimaku apa adanya"sahut digo tersenyum
"aku juga berterima kasih karena kamu mau memberi warna dalam hidupku untuk sekarang dan kedepannya, aku berharap selamanya"ucap prilly
"amin"sahut digo tersenyum
Untuk beberapa saat mereka saling berpandangan dengan ketulusan satu sama lain tanpa ada suara sedikitpun, hanya suara deburan ombak yang terdengar untuk beberapa saat hingga mereka tersadar dan membenahi duduk mereka masing-masing.
"aku gak nyangka kamu sehebat ini digo, aku kira kamu hanya seorang lelaki kaya dan sombong yang hanya bisa tebar pesona sama cwe cwe dan gonta ganti cwe"sahut prilly
"apa aku terlihat sebejat itu?"Tanya digo menoleh kearah prilly yang kini berada disampingnya dengan mata nanar merah sehabis menangis
"ya ngguk sich, kamu gak seperti itu Cuma itu pemikiran aku aja karna sikap kamu yang begitu dingin"jelas prilly
"sebenernya aku ini orangnya gak percaya diri pril, aku orangnya gampang minder. Aku bersikap dingin karena aku gak mau dihina sama orang-orang karena aku tau pasti dikampus itu semuanya anak orang kaya, dan untuk cwe-cwe sich bukan aku yang ngedeketin mereka apalagi sampai gonta ganti cwe, itu sich mereka aja yang
Ngedeketin aku"jawab digo sambil menaikan bahunya
"Pede banget sich loe,"sahut prilly terkekeh
" iya buktinya aja dikampus gak ada cwe yang aku pacarin"sahut digo lagi
"iya sich"jawab prilly
"sebenarnya aku udah menyukai kamu dari pas kita pertama kali bertemu di pintu kelas dan kita berebut untuk masuk kelas,"ujar digo sambil terkekeh mengingat kejadian itu."tapi semakin kesini aku melihat kamu begitu manja dan tau kalau ayahmu adalah donatur terbesar kampus ini membuatku benci sendiri dan ingin terus mengganggumu, karena jujur aku gak suka sama gadis ataupun pemuda yang hanya bersembunyi diketek ayahna dan berpoya poya menghabiskan uang dari orangtuanya, aku kira kamu seperti itu tetapi setelah aku mengenalmu ternyata kamu berbeda, kamu begitu istimewa dan berbeda dari yang lain dan aku sangat menyukaimu"sahut digo tersenyum sambil mengusap rambut prilly
"aku juga sangat menyukaimu playboy kampungku"prilly tersenyum.
Prilly menyandarkan kepalanya kebahu digo sambil menatap langit hingga tertidur, digo menidurkan prilly disana dengan batang pohon sebagai bantalan tidurnya lalu digo mengambil jasnya yang sudah mengering yang digantung diatas pohon dan menyelimuti prilly dengan jasnya.
"have a nice dream mulut merconku"sahut digo tersenyum dan mencium kening prilly, lalu digo mengambil posisi tidur disamping prilly.(skip)
