Pustaka
Bahasa Indonesia

Cinta Membawa Celaka

51.0K · Tamat
Mara Daulay
43
Bab
48.0K
View
8.0
Rating

Ringkasan

Menikah selama 3 tahun, akhirnya Imelda Jiang mengandung anak Anthony Ji, tapi tidak disangka, saat dia mengalami distosia, pria ini berkata: "Baik wanita ini maupun anaknya, tidak ada hubungan apa pun denganku!" Pada saat ini, hatinya, sudah mati.

RomansaPresdirPerceraianMenyedihkan

Bab 1 Tolong Orang Dewasa Atau Anak Kecil?

Bab 1 Tolong Orang Dewasa Atau Anak Kecil?

"Anthony Ji, apakah kamu harus memaksa saya terus?"

Imelda Jiang mengerat hape yang baru dia rebut, dia berdiri di pinggir pantai yang berombak besar, dengan berisak dia bertanya pada pria yang ada di hape, "Jika saya lompat dari sini, akan ada dua jiwa yang lenyap, apakah kamu akan menyesal?"

Dia sudah hamil 8 bulan, akan segera bersalin.

"Lompat saja. Saya memang tidak mau anak ini, kamu sendiri yang mau melahirkannya, apa hubungannya dengan saya?" terdengar suara suaminya yang sudah menikah tiga tahun dari hape, suara yang dingin tidak berperasaan.

Jari tangan Imelda bergemetaran, air dingin di wajahnya pun sudah dikeringkan oleh angin laut. Dingin dan kering.

Di pinggir pantai ini, ada beberapa pengawal bersetelan jas hitam sedang jalan ke arahnya.

Orang-orang ini adalah orang yang akan menangkap dia.

Saat dia hamil, dia sendiri yang ingin mempertahankan anak ini, Anthony berkata, "Baik, lahirkan saja. Setelah kamu melahirkan anak ini, akan saya buangkan. Karena mengganggu mata saja."

Jadi setelah itu, dia sudah ditahan oleh Anthony di pulau ini untuk menantikan kelahiran anak ini. Setelah anak ini dilahirkan, maka ibu dan anak ini akan dipisahkan seumur hidup.

"Anthony Ji, kamu kejam sekali!"

Anthony sama sekali tidak peduli, dia langsung mengakhiri pembicaraan telepon.

Kemudian para pengawal itu melangkah maju untuk mengepung.

Imelda mengelus perutnya yang besar, dengan api emosi yang sudah membara di pikirannnya.

Setelah menarik nafas, Imelda lompat tanpa ragu.

Ombak yang besar segera menelan dia, Imelda di saat ini bagaikan ikan kecil yang hanya bisa mengikuti arus ombak dan tenggelam ke dasar laut.

Tekanan air laut datang dari segala arah, dia merasakan nafas bersesak, merasakan sakit di perut dan juga merasakan... penyesalan.

Sebenarnya dia tidak ingin membunuh diri.

Anthony Ji, apakah kamu akan... menyesal... jika mendengar kabar kematian saya dan anak saya?

Bagian paru-paru seperti sudah mau meledak, akhirnya Imelda terpingsan di dalam air.

Tubuhnya terapung mengikuti arus, waktu terus berlalu, hingga dia mendengarkan suara di samping telingannya.

Suara roda mobil tandu menggelinding di lantai, terdengar suara teriakan suster dan suara pintu terbuka dengan buru-buru.

Dia masih hidup, dia ditolong...

Imelda merasakan sesak nafas, dengan susah payah dia membuka mata, yang terlihat adalah cahaya yang menusuk mata dan bayanga orang yang samar-samar.

"Keadaan ibu hamil kritis, prematur, cepat siap-siap!"

Teriak dokter.

Terdengar suara-suara yang sibuk, terasa sakit di penyempitan rahim yang datang mendadak membuat Imelda berteriak.

"Tahan!" suster mengerat tangannya, "Harus keluarkan anaknya."

Imelda berteriak dengan suara serak sambil menahan rasa sakit, "Di mana suami saya?"

Suster tidak menjawab, dia hanya terus meminta dia mengeluarkan tenaga.

Rasa sakit di bagian perut dan paha membuat Imelda kesakitan, hampir terpingsan.

Tiba-tiba, dia merasakan dokter menyuntikkan sesuatu ke dalam tubuhnya, tiba-tiba bagian perut merasakan sakit yang luar biasa, Imelda berteriak, kemudian darah bercucuran di bagian kedua paha.

"Celaka! Keluar darah berlebihan! Keadaan kritis! Cepat tanya keluarga pasien, tolong orang dewasa atau anak kecil?"

Pertanyaan ini membuat pikiran Imelda tenang, telinganya memperhatikan setiap suara di luar.

"Mau tolong orang dewasa atau anak kecil?" suara Anthony yang penuh sindiran dan tidak berperasaan, "Dia sendiri yang mau bunuh diri. Kalau dia sudah tidak mau hidup, buat apa tolong dia lagi?"

Suster bertanya dengan hati-hati, "Berarti anda memilih anak kecil?"

Anthony tertawa lagi, kata-kata berikutnya bagaikan pisau yang menusuk di telinga, "Anak kecil maupun orang dewasa, saya tidak peduli sama sekali."

Dia tidak menolong anak orang dewasa, juga tidak mau anak kecil.

Imelda memejamkan mata dengan penuh kecewa, air mata berlinang dari sudut-sudut mata..

Anthony Ji, kenapa kamu begitu kejam?

Bahkan anak kandung sendiri juga tidak peduli.