Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 16 Permintaan Ibu

Bab 16 Permintaan Ibu

Sifa duduk manis di kursi penumpang samping Daffa yang tengah mengemudikan mobilnya.

"Oh ya Fa, tadi ada yang telfon kamu berapa kali,udah di cek?Siapa tahu penting"Ujar Daffa mencoba membuka obrolan.

"Owh.."Lalu Sifa mengambil ponselnya di dalam tas.

Di lihatnya ada beberapa panggilan dari Adam dan satu pesan.

From:Adam

Sayang kenapa tidak ada kabar berapa hari ini?Are you oke?

Lalu Sifa memutuskan menelpon balik kakaknya itu.

"Hallo kak.."

"Kenapa baru telp,ada apa?Tidak ada masalah kan?."

"Ish..Sifa baik aja kok,cuma kemarin baru ada urusan." Sifa melirik pada Daffa.

"Sekarang lagi di mana?"

"Mau ke kampus."

"Kakak lagi di Jakarta,bisa nanti pulang kampus ke apartement?"

"Mmm..."Sifa nampak berfikir,ia mencemaskan bu Sukma.

"Tidak ada penolakan,apa kamu mau kakak kirim orang buat seret kamu?"

"Eh..tidak usah,iya nanti Sifa ke sana."

Lalu Sifa langsung memutuskan panggilan secara sepihak.

"Ck..possesive sekali."Gerutu Sifa.

"Siapa?Pacar kamu?" Tanya Daffa penasaran.

"Ck..bukan,mana ada yang mau jadi pacar orang possesive seperti dia."Adu Sifa tanpa sadar.

Entah kenapa Daffa merasa lega hingga ia menghela nafasnya.

"Oh ya kak,Raffa gimana?Anteng kan di rumah? " Tanya Sifa mengalihkan pembicaraan.

"Ya..baik kok,dia paham neneknya lagi di rumah sakit. "

"Syukurlah,heh tidak terasa Raffa sudah bukan bayi lagi,dulu pas ibu di rumah sakit, Raffa rewel banget di rumah,Sifa saja sampai kewalahan.."

Mendengar itu Daffa merasa bersalah,apa iya dia harus menuruti permintaan ibunya?Menikahi Sifa,meski tidak ada atau belum ada cinta ya hitung saja sebagai balas budi,sepertinya Sifa merasakan beban hidup yang berat,gadis itu harus bekerja sambil kuliah.

Daffa ingat Sifa harus kehilangan beasiswa karena mengurus ibu dan Raffa,akibatnya gadis itu sekarang harus bayar kuliah,belum lagi dia kerja paruh waktu itu juga harus masih sering di repotkan oleh Raffa dan ibu seperti sekarang.

Paling tidak jika menikahi Sifa,Daffa bisa membiayai kuliah dan hidupnya.

Tapi lagi-lagi Daffa memikirkan Sasa,ia masih mencintai Sasa,Sasa ibu kandung Raffa putranya.Bagaimana jadinya kalau Raffa tahu nanti yang sebenarnya.

"Kak,sudah sampai kelewatan malah..."Ujar Sifa sambil menyentuh lengan Daffa tiba-tiba.

"Sorry..saya lagi tidak fokus."

"Iya Sifa ngerti kok,tidak apa,makasih ya udah mau repot antar Sifa."

"Its oke,oh ya nanti mau di jemput jam berapa?"

"Mmm..jam 4 kak.."

"Oke.."

"Eh..tidak kak,Sifa lupa ada janji,terus sepertinya Sifa malam ini tidak bisa ke rumah sakit,maaf kak,tapi besok Sifa janji akan datang "

Entah kenapa Daffa merasa kehilangan karena ucapan Sifa,"Owh iya tak apa"

"Sorry kak.."

"Ya sudah tak apa,semangat ya ujiannya! "

"Thanks kak.."

Setelah Sifa keluar dari mobilnya Daffa tak kunjung pergi,ia masih mengamati pergerakan Sifa yang masih dalam jangkauan matanya.

Di sana bisa Daffa lihat ada seorang laki-laki yang menghampiri Sifa

Dan tanpa sadar Daffa memukul stir kemudinya.

.........

Selepas kuliah Sifa mencari taksi.

Ponsel Sifa berdering

"Hallo.."

"Mau kakak jemput?"

"Ish..tidak usah,ini udah di taksi kok."

"Ya sudah kakak tunggu"

"Nyebelin."

"Kakak masih dengar Sifa."

Tut..Sifa mematikan telponnya

.........

Daffa berada di rumah sakit,setelah tadi di hubungi oleh bi Siti jika ibunya sudah sadar.

"Bu...."Sapa Daffa lirih.

"Daf..fa.."

"Iya ini Daffa bu,ibu bilang mana yang sakit?"

Bu Sukma menggeleng pelan.

"Maafkan Daffa bu tidak bisa jaga ibu."

Bu Sukma meraih tangan putranya untuk ia genggam,"Sa..sa..."

"Sasa kenapa bu?"

"Sa..sa..do..rong i..bu."

Daffa kaget dengan penuturan ibunya

'Benarkah?Tapi ibu tidak mungkin berbohong' Batin Daffa.Ia mengepalkan tangannya geram.

"J..jangan..nikahi dia."

"Sudah bu,ibu jangan mikir macam-macam.."

Bu Sukma menggeleng "Ibu..mau ..Si..fa.."

"Iya bu,dari kemarin Sifa jaga ibu,tapi hari ini dia kuliah karena ada ujian."

"Me..ni..kah..Si..fah.."

'Ya Tuhan,kenapa ibu jadi seperti ini cara ngomongnya' Batin Daffa sedih.

"Bu,ibu jangan mikir macam-macam dulu ibu baru sadar."

Lagi bu Sukma menggeleng pelan,

"Ib..bu..ta..kut..ti..dak..a..a..dah..wa..tttuuu."

"Bu..."

"Ja..di..kkann..."Bu Sukma menghela nafasnya "Si..fa..istimu..dan..."

"I..bu..an..nakmuh..."

Daffa tak bisa menjawab permintaan ibunya.

"Ber..jan..jilah.."Mohon bu Sukma.

Daffa mengangguk.."Iya bu,sekarang ibu sembuh dulu.."

Lagi bu Sukma menggeleng

"Jem..put Sifa..seka..rang.."

"Iya bu,nanti ya sekarang ibu istirahat ya.."

Kali ini bu Sukma mengangguk.

Daffa bingung dengan permintaan ibunya.Menikahi Sifa,bagaimana bisa?Tak ada cinta di antara mereka.

Lalu bagaimana dengan Sasa,ah Daffa lupa kalau Sasalah yang menyebabkan ibunya terbaring di rumah sakit.Lantas haruskan ia memenuhi keinginan ibunya,tetapi apa sifa mau?Daffa bingung atas permintaan ibunya. Apa iya dirinya harus menikahi Sifa.Jikapun Sifa mau, akan seperti apa rumah tangganya nanti?Dimana tidak ada cinta di antara mereka, bahkan sejauh ini hanya kecanggungan yang terjadi jika mereka berada di tempat dan waktu yang sama. Jangan lupakan adu debat di antara mereka berdua yang sering tanpa sadar terjadi.

........

Sifa telah sampai di apartement yang cukup mewah.Lalu ia menekan beberapa pin.

Klik...

Pintu sebuah apartment terbuka Sifa pun memasukinya.

"Bagaimana ujiannya tadi?" Tanya Adam dan langsung memeluk sifa.

"Lancar kak.."

"Kamu udah makan?Kakak tadi masak pasta kesukaan kamu."

"Hmm.."Sifa langsung menuju meja makan dan melahap pasta buatan Adam.

"Kenapa kamu tidak tinggal di sini?"

"Ya dan biarkan semua orang tau siapa Sifa?"

"Lalu masalahnya apa?Apa hina menjadi keluarga Darmawan?"

"Bagi kakak itu hal biasa karena kakak anak kandung bunda,tidak seperti Sifa yang hanya anak selingkuhan papi "Ujar Sifa dengan nada tinggi.

"Fa..mau sampai kapan kamu seperti ini?kamu hanya perlu lebih mengenal mami kamu!Dia wanita baik."

"Cih..mana ada wanita baik yang menelantarkan anak yang baru ia lahirkan."

"Fa,kamu tau alasan mami menyerahkan kamu sama bunda dan papi."

Sifa terdiam,ia tau kenapa wanita itu menyerahkan Sifa bayi pada bundanya yang jelas istri sah papinya.

"Kalau bukan karena ancaman eyang mami tidak akan menyerahkan kamu sama bunda."

Melihat Sifa menangis,Adam menghampirinya dan membelai rambutnya,"Bukankah harusnya kamu merasa beruntung karena bunda sangat menyayangimu."

Melihat Sifa makin terisak Adam langsung memeluk Sifa,

"Sssttt,sudah kamu hanya perlu membuka hatimu!Pelan-pelan kenali mami..dia merindukanmu."Adam mencoba menenangkan adiknya.

...........

Keesokan harinya Sifa tengah berada di bandara mengantar Adam.Adam memang sering melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri,meski begitu kakaknya ini selalu mengawasinya tanpa Sifa ketahui siapa yang menjadi pengawalnya.

"Tinggalah di apartement dan pakai mobilmu,kakak tidak mau adik kakak kesusahan,bahkan kakak tidak pernah dapat laporan dari kartumu."

Sifa mengangguk membuat Adam merasa lega,"Nah gitu dong kakak kan jadi lega ninggal kamu."

"Kak Adam berapa lama di Jerman?"

"Mmm,mungkin 1th paling cepat."

"Lama banget.."

"Kenapa?Kangen ya."

"No...mana ada!"

Adam mengacak rambut adiknya

"Bulan depan ulang tahun papi,pulang lah gantikan kakak."

Meski ragu Sifa mengangguk

"Ya sudah ini sudah waktunya kakak berangkat,jaga diri kamu ya."

Sifa lalu memeluk kakanya sangat erat,Adam mengecup puncak kepala adiknya penuh sayang.Bagi Sifa Adam adalah orang yang paling ia percayai di banding ayah kandungnya.Pada Adamlah Sifa bisa menumpahkan segala keluh kesahnya. Adam begitu memanjakan dan juga menjaganya. Adam,dia adalah kakak terbaik di dunia.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel