Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

#Chapter 1

Pagi itu udara lumayan dingin di Yogyakarta, ini adalah hari pertama Hamdan masuk kuliah di salah satu PTN ternama di Yogjakarta. Sudah sejak SMA dirinya menargetkan untuk bisa melanjutkan studi di Yogyakarta dan di PTN ini. Hamdan berasal dari Sumatra dan dari keluarga yang pas-pasan sehingga dia kuliah pun harus mencari alternatif kos yang murah agar tidak memberatkan orang tuanya.

Karena mempertimbangkan kondisi ekonominya, ia pun memutuskan untuk mencari kos di dekat kampus di daerah pogung. Hamdan pun mendapatkan kos yang lumayan murah sekitar 3jutaan/tahun meskipun kondisi kos seadanya. Untuk membantu membiayai kuliahnya, dia harus mencari kerja sampingan selagi kuliah.

ketika dia keluar kos dan hendak ke kampus, matanya tertuju pada akhwat yang keluar dari rumah mewah di depannya. Berjilbab lebar se paha, dengan gamis hingga menyentuh tanah dan bercadar tetap saja tidak mampu menyembunyikan mata indahnya yang dihimpit kain cadar hitam dan dinaungi kacamata yang menambah keindahan matanya yang juga terpoles eyeliner.

Dilihatnya seperti terburu-buru hendak menyalakan motornya, tapi ternyata tidak mau di starter sehingga akhwat itu harus menyalakan secara manual motor matic nya. Yah biasa lah perempuan, pasti tidak kuat kalau harus menggunakan standar tengah, sehingga dia terlihat seperti kelabakan karena juga diburu waktu. Akhirnya hamdan pun memberanikan diri untuk membantunya.

Hamdan : afwan ukh.. butuh bantuan?

Ketika hamdan bertanya, ia pun menatap hamdan sesaat kemudian menganggukkan kepala seraya agak mundur dari motornya. Terlihat ia pun sedikit menundukkan pandangannya berusaha menjaga pandangan dari ikhwan. Hamdan pun segera tanggap dengan langsung membantu mengangkat motor untuk di standar tengah. Tanpa sengaja tangan Hamdan bersentuhan dengannya yang sontak membuat si akhwat segera menarik tangannya. Hamdan sempat melihat kulit putih tangannya dengan kutek merah marun menghias indah kukunya yang dibalut manset hitam.

Hamdan : afwan ukh.. gak sengaja

Tanpa pikir panjang Hamdan pun segera menggenjot stater kaki motornya dan langsung menyala. Sembari berterimakasih atas bantuan Hamdan, Hamdan pun tak bisa melepaskan kesempatan itu untuk berkenalan.

Hamdan : afwan ukh.. nama saya Hamdan, kalau boleh tau nama ukhti siapa?

Alisa : nama ana Alisa

Hamdan : ohh ukhti Alisa ya.. kuliah jurusan apa?Alisa : Arsitektur.. kalau akhi sendiri?

Hamdan : wah ana di Teknik Fisika ukh.. buru-buru ya ukh?

Alisa : iya.. hari ini ada rekrutmen KMI (Keluarga Mahasiswa Islam) Fakultas pagi ini banget, jadi harus buru-buru.. akhi Hamdan sendiri ngga ikutan daftar?

Hamdan : wah.. baru tau.. apa masih open requirement?

Alisa : iya akhi.. langsung aja ke sekrenya.. ana duluan ya akhi.. syukron.. assalamualaikum

Kemudian Alisa pun pergi dengan melepas senyum yang tersirat melalui matanya bak bidadari. Pagi ini pun kulewati dengan perasaan bahagia karena hari pertamaku kuliah bisa berkenalan dengan ukhti cantik.

Sorenya Hamdan pulang dan segera melakukan aktifitas rutinnya yaitu jogging setelah tadi sempat mengikuti reqruitmen di KMI kampusnya. Ketika dia selesai mengikat sepatu, tatapan mata Hamdan teralihkan dengan selembar kertas yang menempel di gerbang rumah Alisa. Tertera bahawasanya dibutuhkan tenaga pembantu rumah. Tanpa pikir panjang Hamdan langsung mengetuk pintu rumahnya.

Hamdan : Assalamualaikum..

Terdengar sayup-sayup suara jawaban salam dari perempuan dari dalam rumah. Ketika dibuka pintunya, betapa kagetnya Hamdan ketika melihat akhwat yang begitu cantik dengan kulit putih berjilab lebar sepaha dan gamis panjang membuka pintu gerbang.

Hamdan : afwan bu.. benar ini buka lowongan kerja ya?

Bu Zaskia : iya benar.. gmna dek?

Hamdan : kalau boleh saya ingin bekerja disini bu

Bu Zaskia : wah pas sekali.. saya juga lagi butuh sesegera mungkin pembantu di rumah. Ohh iya nama adek siapa?

Hamdan : nama ana Hamdan bu

Bu Zaskia : ohh dek Hamdan.. saya biasa dipanggil Bu Zaskia.. panggil umm juga boleh. Kira-kira besok sudah bisa mulai kerja kah?

Hamdan : inshaaAllah bisa bu

Mata hamdan pun daritadi tidak bisa berhenti menjelajahi tubuh indah Ummu Zaskia yang tertutup rapi dengan jilbab lebar dan gamisnya. Kecantikan wajahnya yang begitu mirip Artis papan atas pun menjadi poin utamanya. Hamdan pun diberikan jobdesk pekerjaan yang harus dia kerjakan di rumahnya mulai besok dengan upah 800ribu/bulan

Hari berikutnya, ketika Hamdan pulang dari kuliahnya, ia segera mengerjakan job desk yang sudah diberikan oleh Ummu Zaskia. Ketika Hamdan mengetuk pintu gerbang, maka dibuka oleh Alisa dengan setelan cadar bandana hitam, jilbab biru navy dan gamis hitamnya

Alisa : ohh akhi Hamdan.. kata ummi mulai kerja disini ya hari ini?

Hamdan : iya afwan ukh.. soalnya buat bantu-bantu biaya kuliah

Alisa : mashaaAllah.. yasudah nanti kalau butuh apa-apa panggil ana ya, ana mau benah-benah kamar dulu

Hamdan : inshaaAllah ukhti

Kemudian Hamdan segera melakukan jobdesk yang telah diberikan seperti menyapu, mengepel, mencuci piring, menata taman, dll. Semua pekerjaan rumah ia lakukan. Hamdan memang sudah terbiasa latihan fisik seperti jogging dll, sehingga pekerjaan seperti ini pun menjadi pengganti dari latihan hariannya.

Ketika tengah membersihkan ruang tamu, tiba-tiba terdengar seperti suara benda jatuh dan diiringi erangan Alisa.

Alisa : akhh!! Innalilaah

Hamdan pun bersegera menuju kamar Alisa dan berhenti didepan pintu kamar Alisa.

Hamdan : afwan ukh.. ukhti gak papa?

Alisa yang mengetahui Hamdan ada di depan kamarnya segera menyahut.

Alisa : iya akhi.. gppa kok, ini tadi kepleset waktu bersih-bersih atas lemari jadi jatuh. Sambil alisa menahan sakit dan mengelus bagian tubuhnya yang memar.

Hamdan : mau saya bantu ukh?

Alisa pun berfikir kalau dilanjutkan khawatir jatuh lagi tapi kalau minta Hamdan untuk membantu, maka khawatir terjadi khalwat karena Alisa belum pernah berdua dengan Ikhwan dalam satu kamar. Tapi sejenak kemudian Alisa pun memantapkan diri untuk membolehkan Hamdan membantunya.

Alisa : mm.. boleh deh, tapi tunggu sebentar akhi, ana pakai cadar dulu.

Kemudian selesai memakai cadar, Hamdan pun masuk kamar yang dibukakan oleh Alisa. Alisa pun kemudian duduk di ranjangnya dengan cadar bandana hitam dan jilbab instan warna biru navy dan gamis hitamnya. Hamdan sempat melirik kearah tangannya yang putih mulus bersih tanpa manset membuatnya berkhayal tentang tubuh Alisa. Alisa duduk dengan posisi agak membusung dengan tangan kiri menyangga tubuhnya dan tangan kanan mengelus punggungnya. Tak ayal bongkahan bukit indah yang tertutup jilbab itu mulai menampakkan wujud aslinya. Begitu besar dan bulat membuat Hamdan menelan ludah membayangkan kekenyalannya. Tanpa sadar otong Hamdan pun mulai tegang di balik sarungnya.

Alisa : itu tolong akhi di atas lemari yang itu. Sembari Alisa menunjuk lemari yang dimaksud untuk dibersihkan dan di tata.

Ketika Hamdan mulai menaiki kursi yang digunakan untuk pijakan, mau tidak mau Hamdan pun harus menegakkan badan supaya bisa menjangkau bagian atas lemari. Sehingga otong Hamdan yang sudah tegang dan keras yang berukuran 25cm itu mengacung tajam bak tombak. Sarung yang menutupinya pun tak bisa membendung bentuk asli otong Hamdan.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel