Bab 13 Terluka Parah
"Renji kita akan pergi kemana." Tanya Jessica dengan panik setelah keluar dari pintu belakang. Renji mengabaikan pertanyaan Jessica dan terus berlari. "Boom." "Boom." "Renji Gorila itu mengikuti kita." Jessica mulai menangis melihat gorila bermutasi yang mengikuti dia dan Renji. Renji mengigit bibirnya kemudian berteriak. "Jessica cepat kabur, aku akan melawan gorila ini."
~
"Ahhh, jangan Renji. Lebih baik kita berlari saja." Jessica menangis dan menarik pakaian Renji. "Kita tidak mungkin bisa lolos dari kejaran gorila ini." Balas Renji dengan ekspresi buruk. "Tapi." "Diam, cepat lari atau aku yang akan meninggalkanmu." Teriak Renji. "Renji kumohon jangan mati." Jessica menangis kemudian berlari.
~
Renji yang melihat Gorila sudah berjarak 10 meter darinya meneteskan keringat. "Hehe, keberuntunganku begitu buruk." Renji mengambil pedang katana dipunggungnya, kemudian memasang kuda-kuda bertarung.
~
"Huu huu." Gorila memukul-mukul dadanya seakan mengerti provokasi Renji untuk mengajak bertarung. Gorila kemudian meloncat ke arah Renji. "Oh tidak." Melihat Gorila melompat ke arahnya, Renji berlari mundur.
~
"Huu Huu." Renji melihat Gorila melompat ke arahnya. "Karna aku tidak bisa menghindar, aku akan menyerangnya juga" Renji kemudian menghunus pedang ke arah Gorila. "Buk." "Crash." "Ahhh." Renji terpukul mundur sejauh 5 meter.
~
Melihat luka goresan di dadanya Gorila marah dan berlari ke arah Renji "Huu huu, Huu huu." Melihat Gorila berlari ke arahnya Renji bergumam. "Apa aku akan mati." Renji ketakutan kemudian meludahkan darah dan mencoba berdiri. "Bukk." "Aghhh." Gorila memukul perut Renji. Renji terpukul mundur dan menabrak mobil.
~
"Tulang rusukku sepertinya patah." Renji berkata kemudian meludahkan darah. "Jika aku akan mati, setidaknya kamu juga harus mati." Renji kemudian mulai membuka aplikasi shop di smartphone specialnya dan membeli Bazoka seharga 20 poin.
~
"Huu huu, Huu huu ." Gorila yang melihat Renji tidak bisa melawan memukul-mukul dadanya. Gorila seakan memberitahu bahwa salah untuk menantangnya bertarung.
~
"Jangan senang terlebih dulu." Renji menyeringai kemudian melihat sebuah Bazoka muncul di depannya. "Huu huu." Seakan tahu bahwa dirinya dalam bahaya Gorila kemudian melarikan diri. "Mencoba melarikan diri ya." Renji tersenyum melihat Gorila melarikan diri kemudian membidiknya.
~
"Bush." Renji menarik platuk Bazoka. "Boom." Bazoka menghantam gorilla dan meledak. "Hehe, kamu pasti mati." Renji tertawa kemudian batuk darah. "Uhuk, uhuk." Renji mengusap darah di mulutnya.
~
"Apa aku akan mati." Renji mulai kehilangan kesadaran kemudian pingsan. Tidak lama setelah Renji pingsan seorang pria tua berbadan kekar tiba di samping Renji. "Kamu adalah pemuda yang pemberani, semoga kamu masih bisa bertahan." Pria tua mulai menggendong Renji.
~
Tidak lama kemudian Pria tua tiba di sebuah rumah. "Kakek, siapa dia." Kata seorang perempuan berkulit putih dan berambut hitam panjang. "Dia pemuda yang aku selamatkan di jalan, sepertinya dia terluka parah dan tulang rusuknya patah." Balas pria tua.
~
"Ahh, lalu mengapa kakek membawanya seperti itu, bukankah lukanya akan semakin parah." Perempuan terkejut melihat cara pria tua membawa Renji. "Aku Tergesa-gesa karna zombie, dan hewan mutasi bisa muncul kapan saja." Balas pria tua kemudian berjalan ke sebuah kamar.
~
Pria tua kemudian meletakan Renji ke ranjang. "Apa dia masih bisa hidup." Tanya perempuan heran saat melihat Renji yang tidak sadarkan diri. "Aku tidak tahu, kita berdua bukan dokter yang bisa mengobatinya. Aku hanya berharap pemuda ini seorang evolusi." Balas pria tua. "Semoga saja pria ini manusia evolusi." Perempuan mengangguk.
~
Hari demi hari berganti saat ini Renji yang terbaring di kasur membuka matanya. "Dimana aku ini." Renji melihat dirinya ada di kamar. "Ahhh." Renji berteriak kesakitan saat mencoba bergerak.
~
"Oh, rupanya kamu bangun juga." Pria tua masuk ke dalam ruangan. "Apa kamu yang menyelamatkanku." Kata Renji dengan wajah pucat melihat pria tua. "Benar, aku yang menyelamatkanmu nak." Balas pria tua. "Terimakasih sudah menyelamatkanku." Renji tersenyum kemudian jatuh pingsan kembali.
~
"Kek, apa dia sudah bangun." Seorang perempuan memasuki ruangan. "Dia baru saja bangun, kemudian pingsan kembali." Balas pria tua. "Dia sudah 3 hari tidak sadarkan diri, dan setelah sadar. Dia pingsan lagi." Perempuan menghela nafas kemudian mulai membersihkan muka Renji dengan kain.
~
Beberapa jam kemudian Renji terbangun. "Uuhh, sepertinya aku masih hidup." Renji terengah-engah. "Rasa sakit ini sangat menyiksa." Renji mengigit bibirnya saat merasakan rasa sakit yang luar biasa. Renji kemudian membuka smartphone specialnya dan melihat status dirinya.
~
Nama : Renji Mccoy
Usia : 23 tahun
Level : 6 next level (20/60) exp
Kekuatan : 7
Agility : 6
Vitalitas : 6
Stamina : 1/7
Reflek : 6
Poin : 8
~
"Aku level up dua kali." Renji terengah-engah kemudian menambahkan 8 poin di vitalitas. "Ahh." Renji mengigit bibirnya saat merasakan aliran listrik dari smartphone specialnya. "Tubuhku rasanya berbeda, dan rasa sakitnya berkurang." Wajah Renji yang awalnya pucat kembali normal dan memiliki beberapa warna.
~
"Krek." Pintu terbuka dan seorang pria tua memasuki ruangan. Renji melihat pria tua yang berbadan kekar dan berkata. "Sekali lagi terimakasih sudah menyelamatkanku, jika boleh tau siapa nama anda pak." "Namaku Edi." Pria tua tersenyum. "Pak Edi kalau boleh tau berapa lama aku tidak sadarkan diri." Kata Renji. "Kamu tidak sadarkan diri selama 3 hari." balas Edi.
