Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 12 Percaya atau Tidak adalah Pilihanmu

Bab 12 Percaya atau Tidak adalah Pilihanmu

Mu Nuannuan sangat membenci wajah bengis Mu Wanqi yang satu ini : "Kamu bicara omong kosong!"

"Aku tidak sedang omong kosong, hatimu tahu jelas." Mu Wanqi mengerang dingin : "Apakah kamu berani bilang tidak suka dengan Chu Han?"

Mu Nuannuan menundukkan kepala, terdiam.

Ia tidak berani mengatakannya.

Karena, orang yang selama ini ia sukai adalah Chen Chuhan.

Sementara itu, Mu Wanqi tiba-tiba dengan kaget mengucap : "Chu Han?"

Mu Nuannuan segera mendongakkan kepala, kemudian melihat Chen Chuhan telah kembali.

Ia menatap Chen Chuhan dengan kegelisahan, tidak tahu dia mendengar sebanyak apa.

Tidak disangka, Chen Chuhan memalingkan wajah dan tidak menatapnya.

Ia mengerti, Chen Chuhan pasti sudah mendengar semuanya.

Mu Wanqi merasa puas setelah melihat reaksi Chen Chuhan, tersenyum dan menghibur Chen Chuhan : "Chu Han, kamu tidak usah merasa terbebani, Nuan Nuan sudah menikah, kita juga dapat bersama dengan lancar."

Inilah reaksi normal seseorang yang terikat oleh wanita jelek dan bodoh seperti Mu Nuannuan , sungguh tidak paham mengapa adik sepupu Mu Tingxiao itu terus mendekati Mu Nuannuan .

Atau mungkin hanya perasaan sementara karena ingin merasakan sesuatu yang berbeda.

"Nuan Nuan, kamu sudah menikah?" Saat ini, Chen Chuhan baru menoleh ke arah Mu Nuannuan .

"Tentu saja, ia sendiri yang bilang padaku, walaupun suatu saat akan menikah ia juga tidak dapat menikahi orang dengan latar belakang yang bagus, jadi ia ingin menikah ke Keluarga Mu, aku sudah membujuknya dan mengatakan bahwa meskipun Keluarga Mu kaya raya, tapi suami yang seperti itu..."

Sampai di sini, Mu Wanqi berhenti berbicara kemudian menggeleng-gelengkan kepala, memasang raut muka sedih dengan hati yang terluka.

Tetapi Mu Nuannuan sangat memahami maksud perkataan Mu Wanqi , dia sedang mencemooh dirinya sebagai wanita mata duitan yang bersedia menikah ke Keluarga Mu.

Chen Chuhan mengernyitkan alis sambil menatap Mu Nuannuan , tatapannya penuh kecewa : "Bagaimanapun juga, aku tetap berterima kasih padamu karena telah mewakili Wanqi menikah ke Keluarga Mu."

Wajah Mu Wanqi juga terlihat bersyukur : "Betul sekali, jika bukan karena kamu menggantikanku menikah ke Keluarga Mu, aku tidak dapat bersama dengan Chu Han."

Mu Nuannuan menggigit bibirnya, berusaha menjelaskan dengan suaranya yang pelan : "Bukan seperti yang dia katakan."

Walaupun seumur hidup ini ia tidak akan bersama dengan Chen Chuhan, namun ia tidak ingin dia salah paham dan menganggapnya sebagai wanita mata duitan.

Chen Chuhan tetap mengernyitkan alis : "Nuan Nuan, tidak usah menjelaskannya lagi, aku mengerti perasaanmu, meskipun tubuh Mu Tingxiao ... Tidak bisa, tapi Keluarga Mu tidak akan merugikanmu."

Hati Mu Nuannuan kecewa dan hancur.

Di saat bersamaan, telepon genggamnya bergetar.

Ia mengeluarkannya, lalu menyadari isi pesan di dalamnya adalah segelintir daftar makanan, tidak ada yang lain.

Tidak tahu siapa yang mengirimnya, tapi dapat menjadi sebuah alasannya untuk mengangkat kaki dari tempat ini.

"Aku pergi dulu karena punya urusan." Ia berdiri tanpa ekspresi menatap Chen Chuhan : "Aku dulu menyukaimu, aku mengakuinya, tapi seterusnya tidak akan lagi, bagaimana aku bisa menikah ke Keluarga Mu, Mu Wanqi lah yang paling paham, tapi percaya atau tidak itu pilihanmu."

Ia dapat menyukai Chen Chuhan juga karena dia satu-satunya lelaki yang berperilaku ramah dan perhatian dengannya.

Dilihat dari sekarang, sepertinya itu hanyalah perasaan simpati yang palsu.

Kedua belah pihak keluarga Shen dan Mu mereka adalah teman, mereka saling mengenal bertahun-tahun, apakah mungkin dia tidak tahu maksud dari perilakunya?

Benar juga, ibu kandungnya Xiao Chuhe tidak pernah percaya dengannya, apalagi Chen Chuhan yang hanya sebatas orang luar, untuk apa memercayainya?

Usai berbicara, ia pergi meninggalkan tempat tersebut.

Saat menutup pintu, ia mendengar Chen Chuhan berkata pada Mu Wanqi : "Dulu mengira Nuan Nuan adalah sosok gadis yang lugu dan baik, tidak kusangka ternyata dia begini..."

Mu Wanqi tetap bersandiwara dengan nada sedih : "Aku juga tidak menyangka..."

Mu Nuannuan mengepalkan kedua tangan, merapatkan bibirnya, berjalan keluar restoran tanpa menoleh ke belakang.

Telepon genggam di dalam kantong berdering lagi, ia mengangkat telepon tanpa melihatnya.

Suara bas yang terdengar familier berdengung di telinganya : "Bawa pulang makanan yang tertulis di pesan."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel