Pustaka
Bahasa Indonesia

Bukan Sekedar Pengganti

139.0K · Tamat
Soesan
125
Bab
20.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Karena tidak memiliki uang untuk pengobatan ibunya, Ashera rela menggantikan kakak perempuannya melewatkan malam pertunangan dengan pria yang tidak dia kenal dan menyerahkan keperawanannya demi uang 100 juta. Dia pikir setelah malam itu semuanya telah selesai, tapi salah. Setelah Ashera kehilangan keperawanannya, uang pun tidak dia dapatkan, melainkan nyawa ibunya terancam hilang. Ashera marah, namun dia tidak berdaya. Cinta ibu kepada kakaknya, membuat Ashera semakin tersingkir. Bukan hanya menipunya saja, Aleysa, kakak perempuan dan keluarganya memaksa Ashera mengakui sebuah skandal memalukan yang sebenarnya tidak pernah dia lakukan. Lagi-lagi Ashera tidak berdaya di saat Aleysa menjadikan nyawa ibunya sebagai taruhan. Mampukah Ashera menyelamatkan ibunya? Pria macam apa yang telah merenggut keperawanan Ashera?

One-night StandWanita CantikRomansaMetropolitanBillionaireIstriPengantin PenggantiBaper

Bab 1

"Aleysa, ah ...."

Suara desah menggema merdu memenuhi ruang sebuah kamar hotel dengan fasilitas mewah nan elegan nomor satu di hotel berbintang yang ternama.

Setiap sentuhannya mampu membuat terlena dan hanyut. Setiap sesapanya membuat seluruh ujung saraf dalam tubuh meremang dan mengecam hebat. Desiran darah semakin terasa deras membuat seluruh tubuh semakin mengejang dan meliuk.

Sayangnya, suara yang terdengar merdu itu menggores sebuah luka yang mendalam, tetapi tidak berdarah. Buliran bening menetes dan mengalir dari muara yang terdalam.

Aleysa, selalu saja nama itu yang mendayu merdu terdengar dari bibir Arion, pria yang saat ini berada di atas tubuh ramping nan indah milik Ashera.

Di bawah cahaya lampu yang lembut, gerakkan dan setiap sapuan Arion terasa mendalam dan lembut pada setiap inci kulit tubuh Ashera. Dia dapat merasakan bila sentuhan itu dilakukan dengan penuh kasih sayang dan cinta.

Seharusnya wanita yang mendapatkan sentuhan dari pria itu adalah wanita yang paling beruntung di dunia ini karena Arion memanjakan tubuhnya dengan sepenuh hati, tapi nyatanya tidak bagi Ashrea. Gadis dari sebuah kota kecil yang sedang berjuang demi seorang ibu yang sangat disayangi, bukan salah satu yang merasakan kebahagiaan saat mendapat sentuhan itu.

Ashera, demi mendapatkan uang, dia rela menggantikan posisi kakak perempuannya merayakan malam pertunangan dengan Arion, pria tampan pemilik perusahaan terbesar kedua di Indonesia. Mahkota paling berharga yang dimiliki akan direnggut oleh Arion, tunangan kakaknya sendiri demi mendapatkan uang 100 juta.

"Aleysa, kamu sangat manis, Sayang." Lagi-lagi suara lembut dan syahdu Arion berbisik lirih di telinga Ashera.

Pria itu sangat menikmati setiap sesapan dan sentuhan pada bibir Ashera yang dia pikir adalah Aleysa, tunangannya.

Kebahagiaan Arion berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan oleh Ashera, wanita yang saat ini berada dalam kungkungan tubuhnya.

Dalam redupnya cahaya karena lampu kamar tertutup oleh gaun merah muda yang tadi dipakai oleh Ashera yang telah melayang karena tangan Arion melepaskannya, lalu melemparkan ke sembarang tempat sehingga gaun itu jatuh tepat di atas lampu malam dan membuat cahayanya tertutup.

"Emmm ...."

Meski hati kecilnya meronta dan menangis, nyatanya sentuhan lembut Arion berhasil membuat tubuh Ashera merespon dengan baik. Respon tubuh Ashera pada sentuhan yang diberikan oleh Arion berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan dalam hati.

Balasan Ashera atas apa yang dilakukan oleh Arion bisa dikatakan pasif, tapi Arion pikir itu wajar karena tunangannya adalah gadis murni dengan kelembutan yang sempurna sehingga Aleysa malu-malu. Arion yakin gadis baik dan lembut seperti Aleysa pasti akan menjaga mahkotanya dengan baik sehingga malam ini Aleysa memberikan padanya sebagai hadiah pertunangan mereka.

Bagi Arion dia tidak memaksa Aleysa untuk merespon dan membalas apa yang dilakukannya. Meski respon dan balasan Aleysa sangat minimal, bahkan Aleysa sama sekali tidak mengeluarkan sepatah kata saat mereka bercinta, Arion sudah cukup puas.

"Sayang, aku mencintaimu," bisik Arion saat pagutan bibir mereka terlepas.

Dalam redupnya cahaya wajah Ashera tidak jauh berbeda dengan wajah Aleysa dan karena telah dimabuk kepayang serta diliputi gairah yang memuncak, Arion tidak terlalu memperhatikannya.

Kata cinta Arion adalah cuka yang disiramkan pada hati Ashera yang terluka tanpa ada yang menyakitinya. Ashera tersenyum getir memikirkan nasibnya sendiri.

Arion kembali menyatukan bibirnya pada bibir Ashera yang menurutnya adalah hidangan pertama malamnya sebelum hidangan sesungguhnya dinikmati.

Lagi-lagi hanya suara desah lirih dan lengkung nikmat yang keluar dari bibir manis Ashera saat Arion memberikan celah antara penyatuan mereka.

Tubuh Ashera kembali mengejang layaknya tersengat aliran listrik saat Arion kembali memanjakan dirinya dengan memainkan lidahnya dalam rongga mulut, menuntut balasan.

Saat merasakan satu sentuhan lembut dengan gerakan sedikit meremas pada dua puncak berawan miliknya, tubuh Ashera mengejang hebat.

"Emmmm ...." desah Ashera merasakan darahnya menyembur semakin deras ketika merasakan tangan lembut Arion meremas puncaknya dengan satu puncak lagi telah dikuasi Arion layaknya seorang bayi mungil kehausan.

Arion pria yang normal yang telah termakan dan dikuasai gairah, mendengar desah merdu wanitanya, bibir sensualnya yang telah kembali membungkam bibir Ashera, kembali menuruni kulit mulus dan leher jenjang Ashera.

Arion meninggalkan jejak kepemilikannya pada ceruk leher Ashera sebelum akhirnya dia menjelajah dan Arion mendaki puncak berawan lagi.

Arion yang tidak bisa menahan diri bila tidak menenggelamkan wajahnya di antara dua puncak Ashera,

semakin Arion menyentuhnya dan memanjakannya, semakin menjulang tinggi puncak itu dan semakin Arion merasa tertantang untuk menaklukkannya.

"Sayang, malam ini adalah malam kita," ucap Arion memberi jarak antara wajahnya dengan kulit tubuh Ashera.

Hingga saat sebuah sentuhan terasa menyapu puncak intinya, Ashera tidak bisa lagi menahan kepedihan. Bahkan saat tubuhnya terasa perih merobek jiwa seakan ada sesuatu yang memasuki tubuhnya, Ashera tidak bisa melakukan apa-apa, dia hanya pasrah dan sama sekali tidak berdaya. Ashera menjerit dalam hati, dalam kepedihan.

Meski Arion melakukannya dengan sangat lembut dan hati-hati bahkan saat pria itu mendorong dan menembus lapisan harta yang paling dijaganya, tetap saja Ashera merasakan perih luar biasa.

"Oh ... Aleysa, aku adalah pria paling beruntung yang telah mendapatkanmu," ucap Arion seiring dengan gerakan pinggulnya yang berirama. "Hanya kamu wanitaku," lanjutnya lagi dengan nafas terengah.

Harusnya Ashera bahagia, andai pria yang telah menikmati harta hidupnya adalah pria yang dia cintai. Air mata kepedihan mengalir dengan deras. Ashera memalingkan wajah dengan mata terpejam menahan perih hati dan perih diri.

Tangan mencengkeram kuat sprei dengan sangat erat dan mata masih terpejam. Hatinya sangat perih saat Arion menembus dan mengambil mahkota berharganya.

Pedih dan perih yang dirasakan pada tubuhnya saat itu tidak sebanding dengan perih dalam hatinnya.

Hancur sudah hidupnya. Mahkota kegadisannya sirna dalam genggaman Arion, tunangan kakaknya, Aleysa. Ashera harus berpura-pura menjadi Aleysa dalam satu malam.

Malam yang panjang, Ashera menghabiskannya bersama Arion pria yang tidak dia kenal.

"Terima kasih, Sayang. Aku sangat mencintaimu," lirih Arion dengan nafas memburu, namun cenderung lemah setelah perjuangan panjangnya mengarungi samudra cinta bersama Ashera yang dia pikir adalah Aleysa.

Tubuh Arion yang mempesona tanpa ada sehelai benang pun menutupinya, dengan perpaduan wajah tampan seharusnya membuat semua wanita ingin memilikinya, bahkan mungkin banyak wanita yang ingin menyerahkan diri secara suka rela untuk bisa tidur bersama pria tampan itu dan seharusnya Ashera merasa beruntung, tapi nyatanya keberuntungan itu bukan untuk Ashera.

Arion lelah setelah menyalurkan segala gairahnya dan menembus dinding mahkota Ashera. Dia hengkang dari tubuh Ashera. Pria itu membaringkan tubuh di samping Ashera sembari memeluk erat tubuh ramping Ashera.

Arion langsung memejamkan mata dan terlelap setelah memberi satu kecupan lembut pada bibir Ashera dan mengucapkan kata cinta.

Asera menarik tubuhnya sedikit merenggang dari tubuh Arion. Dipandanginya wajah tampan yang lelah milik Arion. Meski pria itu terlihat lelah dan lelap, wajahnya tetap saja terlihat tampan dan tidak sirna. Pantas saja Aleysa melakukan segala cara untuk mendapatkannya.

Arion bukan hanya kaya, dia juga tampan. Sayangnya, meski Arion tampan, Ashera sama sekali tidak tertarik untuk jatuh hati padanya. Luka dan perih yang telah diciptakannya, sungguh tidak akan pernah terlupakan dan tidak akan pernah terganti oleh ketampanan wajah pria itu.

Lelap dan lelahnya Arion tidak biasa, Ashera pikir Aleysa telah memberikan sebuah obat pada Arion sehingga pria itu tidak tahu siapa wanita yang tidur dengannya malam ini.

Ashera tidak mungkin pergi dari kamar dalam keadaan seperti itu di tengah malam, hingga akhirnya dia pun tertidur di samping Arion.

Dua anak manusia yang tidak saling mengenal, tetapi melewati malam panjang bersama bahkan terjerat dalam satu pergulatan panjang penuh gairah yang melelahkan.