Bab 3
Arin sampai di parkiran dan bergegas masuk ke dalam mobil Limosin hitam yang terparkir di sana. Seorang pria dengan pakaian serba hitam membukakan pintu penumpang dan mempersilahkan Arin untuk masuk. Arin segera masuk dan menampilkan senyuman cantiknya pada ketiga orang yang tampak duduk santai di dalam limosin dengan segelas sampanye.
"Selalu lambat," gerutu Rachel.
"Maklum saja calon pengantin," goda James dengan kekehannya.
"Dia hanya tidak pernah berpacaran jadi yah begitu efek jones," kekeh Arin membuat Rachel memukul lengannya membuat Arin mengaduh.
"Kalau kau penasaran, maka aku mau jadi kekasihmu," ucap pria yang duduk di samping James membuat Arin dan James tertawa terbahak-bahak.
"Kau ingin kepalamu di penggal Ethan, Ray?" tanya James dengan kekehannya.
"Dan aku juga tidak tertarik padamu, Raymond! Jadi berhentilah merayuku," pekik Rachel.
"Jangan galak-galak Hel, jones seumur hidup tau rasa lho," kekeh Arin membuat Rachel semakin emosi dan mencubiti Arin membuatnya mengaduh dan segera berpindah duduk di samping James.
"Kak Ray, pindah sana ke dekat Ibu Tiri," kekeh Arin.
"Kau benar-benar Ibu tirinya Arin, Rachel. Bahkan Kakakmu sering mengeluh kesal karena kau selalu menggangu aktivitasnya untuk membuat keponakan," ucap James dengan santai.
"Siapa suruh mesum tidak pada tempatnya," ucap Rachel dengan santai.
"Bukan begitu, mungkin kamu iri saja sama mereka." Rachel menatap garang pada Raymond dan mencubitinya segera membuat Raymond mengaduh ampun.
"Cocok!" bisik James yang di angguki Arin.
Tak butuh waktu lama mereka berempat sampai di sebuah club malam yang paling mewah di Boston. Siapa yang tidak mengenal Jason Theodore, pangeran dari keluarga Theodore yang merupakan pengusaha mendunia dengan kantor pusat di London. Perusahaan yang bergerak dalam produksi sepatu merek terkenal.
"Sebenarnya ada acara apa ini?" tanya James saat mereka memasuki club yang begitu luas dan tampak penuh oleh ribuan orang. Pencahayaan di dalam sana tampak minim membuat mereka sedikit kesulitan mencari keberadaan Jason.
"Ini acara sahabat kami, dia membuat sebuah party," jelas Arin.
"Aku sungguh tidak menyukai tempat ini," gerutu Rachel.
"Kalau begitu jangan jauh jauh dariku," ucap Raymond yang langsung mendapat tatapan membunuh dari Rachel.
"Hai Arin!" Arin terpekik saat Jason menarik pinggangnya dan memeluk tubuhnya dengan erat membuat Arin tidak enak. Rachel memalingkan wajahnya menatap kegiatan itu.
"Kami sudah di sini, jangan berlebihan, Jason." Arin segera mendorong dada Jason untuk melepaskan pelukannya.
"Hai gadis galak, kau juga datang," goda Jason mencolek dagu Rachel membuatnya langsung melotot.
"Ayo kita ke tempat duduk itu, aku sudah menyiapkannya untuk kalian," ucap Jason tampak senang dan menuntun mereka semua.
"Kau tau, menurutku bocah itu tidak ingin hidup lebih lama," gumam Ray yang membuat James terkikik.
"Kita lihat saja nanti, sepertinya akan menjadi sesuatu yang seru kalau Ethan tau ini," kekeh James.
"Kau selalu menikmati keributan, dasar sialan!" gerutu Ray membuat James terkikik kecil.
James Harold adalah seorang raja pengusaha di A.S, siapapun sangat mengenal James, tidak ada yang tidak mengenalnya. Bahkan sampai keluar A.S pun. Perusahaannya yang bergerak dalam bidang telekomunikasi melejit pesat dan mendunia. Bahkan dirinya begitu sangat kaya. James terkenal sebagai seorang player yang sering melakukan one night stand dengan setiap gadis yang menurutnya sesuai keinginannya. Ia membenci sebuah ikatan pernikahan atau kekasih. Ia bahkan tidak ada niatan sedikitpun untuk mencari pendamping hidup. Ia menyukai kehidupannya yang sangat bebas ini.
Raymond Lawrence adalah seorang Dokter Spesialis terbaik di A.S dan ia bekerja di rumah sakit milik Tom Michael yang merupakan Adik sepupu dari Marvin Stanley. Tom adalah seorang direktur utama di rumah sakit terbesar di A.S Michael Hospital.
Dan Ranethan, dia adalah seorang pengusaha di bidang minuman. Perusahaannya memang tak sebesar James, karena ia merintisnya sendiri dari nol. Dan kini sudah mulai berkembang baik dan mulai bergerak ke bagian Negara lain. Perusahaan Ethan memproduksi beberapa jenis Anggur terbaik di A.S dan dia juga sebenarnya adalah seorang Dokter, Dokter umum di Michael Hospital. Karena mulai sibuk dengan perusahaannya, iapun melepaskan impiannya dan merintih kembali perusahaan milik keluarganya yang dulu hancur tanpa sisa.
Perusahaan Ethan melejit karena bantuan dari perusahaan James, dan juga seorang pengusaha dari Spanyol yang memiliki ladang Anggur terbaik, Farel Ray Winstone. Dan Ethan bersyukur, akhirnya berkat kerja kerasnya ia mampu membangun kembali perusahaan keluarganya. Selain James, Raymond, dan Tom. Adanya juga Vallentino yang biasa di panggil Vallen. Dia adalah pria terdingin yang pernah ada. Dia bergabung di CIA entah untuk tujuan apa, yang jelas dia sangat tertutup pada semua orang. Vallen adalah seorang pewaris tunggal dari pengusaha sukses di A.S. Ia menjabat sebagai seorang direktur utama dan menjadi seorang owner di beberapa anak perusahaan. Dan Vallen merupakan sahabat dekat dari Ethan. Sejak sekola, mereka sudah berteman baik hingga sekarang. Dan Marvin, selain sebagai ketua kelompok di kelompok CIA, dia juga sebagai seorang kopilot di sebuah maskapai di A.S
Mereka berenam tergabung dalam satu kelompok di CIA dan mereka bersahabat baik, walau di dalam kelompok mereka ada 8 orang jumlahnya, tetapi hanya mereka yang bersahabat baik di antara yang lainnya.
***
Seperti biasa, Arin tidak pernah bisa berdamai dengan pagi hari. Dia sudah terbiasa bangun siang dan tak suka di bangunkan di pagi hari apalagi itu weekend. Tetapi pagi ini dia terpaksa bangun karena merasakan ranjang di sampingnya bergerak dan seseorang memeluk perutnya dengan begitu erat. Tampa membuka matapun, ia sudah tau siapa orang itu.
"Ethan,"
"Hmm,"
"Kenapa kesini? Aku masih ngantuk," ucapnya tanpa membuka mata.
"Aku hanya ingin tidur bersamamu, tidurlah kembali," ucap Ethan menarik kepala Arin untuk bersandar di dada bidangnya dan semakin memeluk pinggang Arin dengan erat. Arinpun memeluknya.
"Arin,"
"Hmm,"
"Aku akan segera menemukannya, dan aku merasa sangat bergetar," gumamnya membuat Arin membuka matanya dan menengadahkan kepalanya menata p Ethan yang masih menutup matanya seakan menahan sesuatu.
"Ethan," gumam Arin mengusap pipi Ethan dengan lembut.
"Bayangan itu kembali menghantuiku, Arin. Ada percikan api dan rasa takut dalam hatiku," gumamnya seakan menahan sesuatu dan Arin mampu merasakannya dengan cengkraman Ethan di tubuhnya.
"Ethan kendalikan dirimu, semuanya baik-baik saja." Arin berangsur untuk mengecup bibir Ethan dan memeluk kepala Ethan menyalurkan kehangatan pada Ethan.
"Aku ada di sini, semuanya akan baik-baik saja dan kamu bisa melewati semua ini," ucap Arin.
"Aku tidak bisa mengendalikan diriku, Arin. Rasanya sangat menyakitkan," ucap Ethan menelusupkan wajahnya ke cekukan leher Arin. Hembusan nafas hangat dari Ethan mampu di rasakan Arin. Arin dengan sabar mengusap kepala dan punggung Ethan.
"Aku di sini, tenangkan dirimu," bisik Arin dan ia semakin merasakan pelukan erat dari Ethan.
Arin menatap nyalang ke depan dengan mata yang berkaca-kaca. Luka di masalalu Ethan masih menyiksanya sampai sekarang, dan saat rasa sakit itu menyerang Arin harus sekuat tenaga menolong Ethan supaya tak mengonsumsi obat-obatan itu lagi. Obat-obatan yang hampir merenggut nyawa Ethan satu tahun yang lalu.
"Kuatkan diri kamu Ethan," gumam Arin saat merasakan tubuh Ethan bergetar. Arin bersumpah akan membantu Ethan membunuh pria itu. Pria jahat yang membuat calon suaminya menderita seperti ini dan itu sudah berlangsung selama 17 tahun lamanya.
***
