Bab 5
Sepertinya, dia harus menyerah sekarang … dan menikmati apa yang bisa dia nikmati selagi bisa.
Di tengah keramaian pusat perbelanjaan yang elit di pusat kota Seoul, Raydan Han dan Yoona kini terlihat berjalan beriringan sambil menggenggam tangan satu sama lain.
Pemandangan itu seperti gambaran dalam mimpi bagi Yoona, yang begitu bahagia diperlakukan oleh suaminya seperti seorang ratu.
"Terima kasih, Raydan," ucap Yoona sambil tersenyum manis pada Raydan Han.
"Tidak perlu terima kasih. Aku hanya ingin mengikuti kemauanmu," jawab Raydan Han sambil melihat beberapa pesan masuk yang masuk ke handphonenya.
Mereka berjalan menuju toko-toko branded yang berjejer di sepanjang jalan, Raydan Han membelikan Yoona berbagai barang mewah yang disukainya. Setiap kali Yoona memilih baju atau aksesoris, Raydan Han dengan sabar menunggu di sampingnya dan mengiyakan segala keinginannya.
Setelah puas berbelanja, mereka berdua menuju restoran mewah untuk makan malam. Raydan Han memilihkan tempat duduk yang paling romantis dan memesan hidangan terbaik untuk Yoona. Mereka bercakap-cakap santai sambil menikmati hidangan lezat di depan mereka.
Namun, di tengah kebahagiaan itu, gosip tentang kedekatan Raydan Han dengan anak perdana menteri mulai menyebar di kalangan masyarakat tanpa mereka sadari.
***
“Maukah Kau mampir?”
Setelah seharian bersama-sama, Raydan Han mengantarkan Yoona pulang ke rumah utama mereka. Jadi, wajar jika Yoona meminta Raydan Han untuk masuk ke dalam rumah untuk istirahat sejenak, kan?
Tapi, Raydan Han justru menatap wajah Yoona dengan intens. "Tidak. Aku memiliki urusan yang harus kuselesaikan malam ini," tegasnya.
Yoona terdiam dan menahan pedih di hatinya.
Namun anehnya sebelum Raydan masuk ke dalam mobil, tangan Raydan Han mendadak mengambang di pintu mobil.
Tanpa ragu, pria itu memutarkan tubuhnya dan melangkah menghampiri Yoona yang masih berdiri di luar lalu memeluknya dengan erat tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Deg!
Yoona terkejut namun segera tersenyum bahagia, merasa hangatnya pelukan suaminya. Dalam pelukan eratnya, Raydan Han seolah-olah menyiratkan rasa cinta dan sayang kepada Yoona, namun karena keegoisannya yang mengalahkan rasanya itu, Yoona merasa hancur dan terluka.
"Jaga dirimu baik-baik, Yoona. Setelah ini aku akan mengurus perceraian kita. Nanti aku akan menghubungimu," ucap Raydan Han dengan dingin.
Yoona terdiam, menahan air mata yang berlinang di wajahnya. Dia merasa seperti dunianya hancur berantakan. Namun, dia tidak bisa berbuat banyak selain menerima kenyataan.
"Terima kasih sudah menjadi adik angkatku dan menjalani pernikahan toxic ini. Selamat ulang tahun Yoona," kata Raydan Han sambil mencium kening Yoona. Perlakuan tiba-tiba yang tak pernah dia lakukan selama menjadi seorang suami.
Setelah itu, Raydan Han pergi meninggalkan Yoona dengan sejuta rasa.
Yoona menatap kepergian mobil Raydan Han sambil memegang keningnya, air matanya tak henti-hentinya mengalir. Dia mencoba menguatkan diri dan melangkah masuk kerumah menuju kamar tidurnya. Sambil menangis, Yoona membuka bingkisan ulang tahun yang telah diberikan oleh Raydan Han.
Dia membuka bingkisan tersebut dengan gemetar, dan di dalamnya terdapat sepasang anting berlian cantik yang selalu Yoona inginkan. Dia terkejut karena ternyata Raydan Han masih memperhatikan keinginannya meskipun dalam situasi seperti saat ini. Hatinya terasa hangat dan sedikit terhibur oleh tindakan suaminya tersebut.
"Apa-apaan ini kau selalu memusuhiku tapi kau ingat dengan anting ini."
Malam itu, Yoona tidur dengan perasaan campur aduk. Dia merasa bingung, sedih, dan kecewa dengan keputusan Raydan Han. Namun, di sisi lain, hatinya juga terasa hangat karena masih ada perhatian kecil dari suaminya tersebut.
Dia perlahan-lahan menyadari bahwa pernikahan mereka memang tidak lagi sehat dan bahagia.
Sepertinya, dia harus menyerah sekarang ...
Mungkin memang sudah saatnya mereka berpisah untuk mencari kebahagiaan masing-masing.
