Pustaka
Bahasa Indonesia

Bayang-bayang Klan Phoenix

154.0K · Tamat
Jimmy_Chuu
125
Bab
4.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Kiran, seorang anak yang sederhana dari negara boneka Qingchang, menemukan hidupnya berubah selamanya ketika dia bertemu dengan makhluk luar biasa yang dikenal sebagai The Flame. Phoenix legendaris ini, yang pernah dikendarai oleh tokoh yang dihormati yang dikenal sebagai White Sage Alaric, meminta bantuan Kiran untuk menggali sejarah kaya bangsanya. Anak lelaki itu menemukan The Flame, seekor Phoenix yang sekarat yang berhasil melarikan diri dari penjara penyihir setelah pertempuran sengit dengan penyihir-penyihir Kekaisaran Hersen. Firebenders, water benders, wind-benders, dan bahkan pemilik kekuatan elemen tidak berdaya melawan Phoenix yang berani ini. Dalam tindakan berani, The Flame mengundang Kiran untuk melakukan teknik 'Riding' yang berbahaya, sebuah ritual penyatuan jiwa. Meskipun berhasil, ingatan Kiran tentang peristiwa itu sengaja dihapus oleh The Flame, hanya akan diingatinya saat saat yang tepat tiba. Ketika kemampuan magis Kiran terungkap, dia memperoleh popularitas sebagai penenun ilusi. Menuntut ilmu di Institut Magentum di Kota Shanggu, bakatnya menarik perhatian banyak orang. Bertahap, dia mempersiapkan dirinya untuk melayani Kerajaan Hersen sebagai seorang perwira. Namun, sebuah peristiwa penting meninggalkan bekas yang tak terlupakan dalam ingatan Kiran. Sekarang ia dikejar oleh Kekaisaran Hersen dan pasukannya, dia dicap sebagai pengkhianat dan pewaris dari Klan Red Phoenix, faksi rahasia yang melanjutkan perjuangan White Sage melawan Raja Hersen, sang Sihirwan. Apa yang ditakdirkan bagi Kiran? Mampukah dia mengatasi tantangan ini? Temukan kisah seru dan tak terlupakan dalam "Bayang-bayang Klan Phoenix."

FantasiRevengeSupernaturalSweetZaman Kunopetarung

Prelude

Prelude

Tahun kalender 500 Kekaisaran Hersen, itu adalah tahun-tahun saat mahluk di hutan masih dapat berbicara, setelah sebelumnya bersahabat dengan ras manusia. Tapi keberadaan makhluk ajaib seperti itu telah menghilang ke kedalaman hutan, tergilas peperangan baru yang saja selesai.

Pohon-pohon kini membisu tak mau lagi berbicara. Burung-burung dan makhluk hutan berubah menjadi pendiam, tak pernah lagi bercakap-cakap dengan ras manusia yang menurut mereka serakah, mau menang sendiri dan berbahaya.

Di Benua Ayax yang luasnya sama 9.600.000 km2 (mirip dengan luas daratan Tiongkok di Bumi), seluruh permukaan benua di penuhi dengan Energi Sihir Berwarna Ungu tipis, yang hanya dapat dilihat oleh segelintir makhluk yang konon memiliki talenta mengelola Energi Pesona itu menjadi kekuatan yang mengerikan.

Energi Pesona ini sesungguhnya adalah energi yang sangat bermanfaat bagi mereka yang dapat mengolahnya menjadi kekuatan spiritual, kemudian digunakan untuk kebaikan. Tapi ada juga yang memanfaatkannya untuk kepentingan sendiri dan kemudian di perbudak kekuatan tersembunyi itu, membuat orang menjadi ambisius, ingin terkuat dan menyebut diri penyihir hitam.

Meski di permukaannya keadaan dan kerukunan di Benua Ayax terlihat baik-baik saja, tapi sesungguhnya benua ini baru menyelesaikan rangkaian perang besar di antara lima Kekaisaran. Kekaisaran penting di Benua Ayax itu yang saling bertempur, semuanya saling memperebutkan sebutan penguasa benua dan berjaya atas sumber daya di Kekaisaran lain, demi memperkaya diri sendiri.

Mereka adalah, Kekaisaran Shouya di Selatan Benua, Kekaisaran Zolia di bagian Barat, Kekaisaran Chosa di Wilayah Timur, Kekaisaran Hersen Yang Agung di Utara dan Kekaisaran kecil Qingchang di dataran Tengah Benua Ayax.

Dalam pertempuran bertahun-tahun yang melelahkan itu, kekaisaran Hersen di Utara pada akhirnya menjadi Penguasa, lalu menjajah di Wilayah Tengah dan Barat benua. Kekalahan dua, Zolia dan Qingchang, tak jauh dari lemahnya sistem pemerintahan, terlebih korupsi yang merajalela di dua kekaisaran itu.

Di lain pihak, Kekaisaran Chosa di Timur dan Shouya di Selatan benua, hingga saat ini masih bergerilya dalam perang melawan Kekaisaran Hersen, yang mendapat bantuan militer dari dua kekaisaran jajahannya, Kekaisaran Qingchang dan Kekaisaran Zolia,

Dalam tiap-tiap peperangan, Kaum Militer atau Tentara memang memegang peran penting dimana keterampilan memainkan senjata perang seperti Pedang dan panah memegang peranan penting. Tapi semua tahu. Para ahli sihir, yang terbagi dalam bakat sebagai Ksatria Elementalist, sangatlah diperlukan di dalam perang skala apapun.

Ketika perang antara Qingchang melawan Hersen dulu, ada banyak nama besar yang membantu Hersen, berakhir kemenangan atas Qingchang dan Zolia. Jago-jago sihir Hersen itu adalah Ahli Elementalist, berperang memanfaatkan unsur-unsur alam seperti api,air, udara dan lain sebagainya.

Sebut saja nama Kaisar Hersen sendiri - Kaisar Oberon Kraviz. Oberon yang memiliki gelar tak tertandingi - Emperor Oberon The Enchanter, adalah Ahli sihir kuat yang memiliki peringkat tertinggi dalam ilmu sihir yang disebut Warlock. Warlock hitam ini menaklukkan Klan Penyihir ternama di Qingchang yang dikenal bernama Klan Phoenix merah, Ketika Hersen berperang melawan Qingchang.

Dalam perang yang lewat, Klan Phoenix Merah lah yang berperang besar-besaran mewakili Qingchang, sementara Kaisar lemah - Kaisar Eternal Zhang hanya bersembunyi di Istana dengan puluhan selirnya.

Tersebutlah satu Sage, ia adalah ahli sihir paling kuat dari Klan Phoenix Merah, Alaric Sunburnt bertempur selama 3 hari 3 malam melawan Kaisar Hersen, Oberon itu. Keduanya merobek langit dengan kutukan dan serangan sihir mematikan, ketika terbang di langit, mereka membuat langit di Benua Ayax berubah warna menjadi merah selama berhari-hari, merah terbakar.

Kala itu, Sage Alaric terbang gagah membelah langit, saat dia mengendarai Phoenix penuh nyala api. Sementara Kaisar Oberon terbang tak mau kalah, terbang mengendarai Roc berwarna hitam, demikian gelap sekelam malam, yang memancarkan aura kematian.

Pertempuran berakhir, Ketika Warlock hitam, Kaisar Oberon mengutuk Sage dengan sihir terlarang, memanfaatkan artefak dari dunia orang mati - Tongkat Zarael The Shadow.

Sage Alaric tewas, meski Pedang Putih Salju nya juga artefak langka, akan tetapi jiwanya di renggut kasar oleh kekuatan gelap ketika Kaisar Oberon melambaikan Tongkat Zarael The Shadow.

Kematian Sang Sage ditangisi jutaan orang yang menonton pertarungan di langit.

Phoenix Sang Sage menjadi gila. Sebagai hewan kontrak dengan Sage Alaric, separuh jiwa Phoenix ikut musnah setelah kematian Sang Sage. Di tengah kelemahannya,

Phoenix linglung ditawan, dijadikan budak oleh Kaisar Oberon. Phoenix itu terpenjara di penjara sihir yang tak ada seorang pun tahu.

Secara umum, tingkat keahlian sihir di Benua Ayax adalah sebagai berikut.

Ahli Pesona Level 1, Pesona Level 2, Pesona Level 3, Pesona Level 4. Sedangkan ahli Pesona Level 5 terbagi lagi menjadi 3 bagian. Ekhel, dan Sage atau Warlock.

Dund

Sebutan Sage adalah untuk penyihir putih yang mengikat kontrak dengan Mahluk Spirit berjiwa golongan bersih. Sementara julukan Warlock di peruntukan bagi penyihir hitam, pengguna Mahluk Spirit dari kelas Demon sebagai makhluk kontrak.

Emperor Oberon The Enchanter menjadi pemimpin tiga negeri, Hersen, Qingchang dan Zolia. Dia membuat peraturan ketat terkait talenta dan kemampuan mengolah energi Pesona. Tak seorangpun di antara manusia biasa rakyat jelata yang hidup di tiga kekaisaran, dapat bebas melatih diri mereka ketika mereka ketika menyadari telah memiliki kekuatan spiritual, yang tiba-tiba terbangun. Hanya Lembaga khusus tercatat yang diijinkan melatih ahli-ahli sihir baru.

Kaisar hanya mengijinkan anak-anak baru yang gampang dicuci otak, untuk berlatih mengolah Energi Pesona di akademi resmi, semua di bawah pengawasan Empire Hersen. Klan, Ordo dan organisasi Pesona dan sihir, seketika dibubarkan. Termasuk Klan Phoenix Merah, yang kini menjadi buronan di tiga kekaisaran jajahan Hersen.

++++++

Waktu berlalu dengan cepat. Musim semi menjadi musim gugur lalu salju turun dan semua berputar cepat, tanpa terasa lima tahun berlalu sudah. Suara ketidak puasan atas penjajahan Hersen terdengar dimana-mana. Kaum pemberontak bergerilya melawan Kekaisaran Hersen. Kali ini bahkan muncul lagi nama Organisasi Phoenix Merah, yang bukan saja memberontak di Kekaisaran Qingchang, tapi juga kelompok ini berkembang pesat di Kekaisaran Zolia.

Banyak prasarana dan gudang senjata perang Kekaisaran Hersen dirusak dan dibakar, baik di Qingchang maupun Zolia. Organisasi rahasia Bernama Klan Phoenix Merah itu, selalu mengklaim merekalah yang bertanggung jawab atas semua insiden itu.

Kaisar Oberon marah lalu keluarlah dekrit yang memerintah setiap anak usia 7 sampai 13 tahun wajib melakukan tes dan uji bakat sihir yang akan dipandu oleh ahli-ahli pesona dari pihak kekaisaran. Ini adalah tindakan berjaga-jaga, sebelum calon ahli Pesona dan sihir itu di rekrut oleh Organisasi Klan Phoenix Merah, lalu menjadi duri dalam daging.

Kaisar Oberon semakin gusar ketika kabar angin berhembus secara acak, heboh di khalayak ramai. Seorang Penyihir Pembaca Masa Depan yang mengamati pergerakan bintang-bintang mengumumkan hal mengejutkan.

“Sage Alaric akan bereinkarnasi dan membangun kejayaan Klan Phoenix untuk menggulingkan Kekaisaran Hersen.”

Sejak itu semua orang yang memiliki kemampuan bakat spiritual sihir, pasti di mata-matai dengan dalih dikirim dan harus bersekolah di Akademi Sihir resmi di bawah pengawasan sang kaisar.

Inilah awal ceritanya.

Di Kota Begonia, udara terasa busuk dan gelap. Sekelompok orang yang saling berbisik di sudut-sudut jalan, hanya menambah muram suasana yang telah padat mengitari kota selama bertahun-tahun. Kota ini dahulu sekali, pernah indah. Tapi kini, pemandangan kota hanya dipenuhi bangunan usang, kalau tidak mau disebut puing-puing.

Seluruh bangunan hanya tertinggal reruntuhan. Mereka terbakar dan rusak tak berbentuk setelah perang meletihkan yang menghancurkan seluruh negeri.

Salju yang tertiup angin menutupi debu yang tergelincir di antara jalan berlubang. Kota yang dulunya cerah dan makmur, setelah perang besar berakhir, yang tersisa hanya kesengsaraan dan rasa muak. Tidak ada lagi tawa anak kecil yang bermain-main gembira. Hanya terdengar suara tarikan nafas berat, hampir di tiap sudut kota, menambah muram Kota Begonia.

Di sudut kota Begonia itu, ada terdapat sebuah pemukiman kumuh yang nampak timpang jika dibandingkan dengan beberapa rumah besar milik pejabat dan bangsawan kaya. Pemukiman kumuh itu penuh dengan rumah-rumah kecil yang rapuh dan tidak terawat. Beberapa rumah bahkan hanya beratap terpal usang dengan dinding seadanya, itu dari kayu sisa bangunan hancur yang cacat.

Suasana di sekitar pemukiman kumuh nampak suram dan menyedihkan. Anak-anak kecil berlarian di selasar sempit tersebut mengenakan pakaian lusuh dan terlihat kotor, terkesan tidak terawat. Beberapa ibu rumah tangga terlihat sibuk mengatur susunan piring dan mangkuk kotor yang disebar di bawah tenda sederhana, semua pudar tanpa senyum.

Bersambung