Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 Hukuman

Bab 2 Hukuman

H A P P Y R E A D I N G

Tuk

Tuk

Tuk

Suara sepatu keluaran baru bewarna hitam dipakai oleh seorang blasteran dari Amerika dengan tatapan tajam. Memasuki kelas untuk mengajar. Upss! Namanya Pak Edward guru Bahasa inggris. Guru paling sering menghukum Zara, bosan dengan kelakuan nakal Zara. Tapi yang Pak edward suka dari Zara adalah nilai gadis itu tidak pernah cacat.

"Good morning student’s."

"Good Morning Sir."

Semua murid menjawab sapaan dari Pak edward, kecuali Zara. Seperti biasa tangannya menelungkup diatas meja menenggelamkan wajahnya. Zara tertidur! Bahkan sudah diperingati oleh Rick, namun Zaa tidak peduli. Menikmati mimpi yang indah dipagi hari.

Memulai pelajaran tanpa melihat ke arah muridnya. Kemudian Pak edward menjelaskan dan berdiri didepan meja lalu memberikan pertanyaan yang sudah ia tulis di papan tulis. Matanya mengawasi semua muridnya didalam ruangan. Seperti ada yang mengganjal dimatanya, Yapsss ada yang tertidur.

"ZARA!!!" Teriak Pak edward dengan tatapan tajam mengarah meja bagian 3 disebelah kiri.

Semua murid terdiam tidak ada yang berkata satupun. Bahkan Rick menggoyang-goyangkan tubuh Zara tapi sama sekali tidak terbangun.

"Rick, bangunkan Zara!" Ucap Pak Edward dengan muka menahan amarah.

"Iya pak."Jawab Rick

"Ra! Zara! "Rick menepuk pundak Zara dan mengoyangkannnya.

"Ra, Zara bangun." ucapnya kedua kali dengan mencubit lengan Zara akhirnya terbangun.

"Aw sakit Rick!" ujar Zara mengelus lengannya sembari muka sebal.

"Lihat saya!!" pekik Pak Edward, wajahnya menatap ke arah Guru dengan malas.

"Sudah berkali-kali tolong jangan tidur di dalam kelas! "Bentak Pak Edward kepada murid nakalnya.

Zara bangkit dan dia ingin pergi keluar kelas.

"Mau pergi kemana kau? " tanya Pak edward begitu tegas dengan Zara, namun gadis itu tidak menunjukkan rasa takut padanya.

"Kata bapak tidak boleh tidur dikelas, ya saya pergi ke UKS saja! " jawabnya dengan suara lantang, tanpa rasa takut pada Pak edward. Sampai Guru itu benar-benar kesal pada Zara. Tetap saja, Zara tidak peduli.

"Astaga! Apa-apaan kau ini." Pak edward menggelengkan kepalanya sembari berdecap "ck, ck, ck".

"Hahhaha." semua murid tertawa melihat kelakuan Zara dan Gurunya.

"Jawab dulu ini! Cepat!!"

Zara mengambil spidol ditangan Pak edward "Ya ampun, mudah sekali ini." titahnya sembari mengisi semua soal yang belum terjawab.

Zara benar-benar menjawab semua yang ada dipapan tulis, sedangkan dirinya tadi tidur pulas tidak mendengarkan penjelasan pak Edward. So! Otaknya pintar ya kan.

Pak Edward melihat muridnya satu ini, "Cerdas!" memekik dalam hati.

"Oke, kembali ke tempat duduk!" suruhnya.

"Yupss."ujarnya berlagak sombong dengan duduk secara elegan.

Melihat tingkah laku angkuh Zara, Sandra gatal ingin mengganggunya lagi. Yapss! Sandra musuh jail Zara dikelas, kadang-kadang.

"Bangs*t! Buku ku hilang kemana? Aiishh." Zara mencari-cari buku yang sudah ia kerjakan semalam.

"Arghhh, apa kau melihat buku ku?" tanya Zara ke teman sebangkunya.

"Aku tidak tahu, oh tadi-.."Belom sempat Rick menyelesaikan perkataannya, Zara sudah mengobrak-abrik meja Sandra.

"Apa-apaan kau ini?" bentak Sandra mengelak.

"Diam, dimana buku ku!" Bentakan Zara membuat Pak Edward mengarah ke meja belakang, dimana Zara sedang menggledah paksa tas Sandra. Dan tangan Sandra memberontak!

"Aku tidak tahu!!" elaknya.

"Anj*ng!!!!" Zara menemukan bukunya didalam tas Sandra, semua berantakan ditempat itu. Mengundang tatapan sinis dari Pak Edward.

"Kau benar-benar manusi—" belom sempat Zara menyelesaikan hujatannya, mendengar suara disebelah sana mereka terkejut!

"Zara!! Sandra !!" Bentak Pak Edward menghampiri mereka berdua dengan tatapan tajam seakan ingin melahap kedua muridnya.

Semuanya terdiam, menunduk kecuali Zara melipatkan tangannya di dada seakan Pak Edward tidak akan menghukumnya.

"Kalian berdua harus saya hukum!"Bentak Pak edward.

"Loh Sandra pak yang salah, bukan saya." ucap Zara membela dirinya.

"Kamu Azzara! Tidak pernah bosan membuat saya marah, seperti biasa Lari 8 Putaran."Bentak Pak edward rahangnya mengeras, memberi hukuman kepada murid nakalnya ini.

"Kau juga Sandra, Lari 8 putaran."

"Argghhhhhhh." berdengus kasar menatap ke arah Guru kepala botak yang menyebalkan.

Mereka berdua berlari kelapangan, semua murid pastinya sudah tidak terkejut lagi melihat mereka.

Zara terlalu sering mendapat hukuman dari Pak Edward, tapi tetap saja tidak pernah Kapok! Bahkan dirinya sudah masuk Buku catatan tidak baik, tapi bagaimana bisa. Piala yang tertumpuk di kantor itu hasil Zara mengikuti lomba dance dan Sebagainya.

Keringat bercucuran matanya semakin sipit, tenggorokannya haus perutnya apalagi. Zara menuju kamar mandi membasuh muka, menatap ke cermin.

"Kenapa ya, wajahku sangat mirip dengan Bara." mengelus pipi imutnya membayangkan Wajah Bara.

"Apa iya, dia jodoh ku?" gumamnya.

. . . .

Keadaan kantin masih sepi, hanya ada Bu rina pemilik kantin sekolah ini. Zara mengelus perutnya yang lapar padahal masih jam pelajaran, dirinya tidak peduli karna mengisi perutnya itu lebih penting.

"Bu, pesen mie ayam dong 1, Es Teh 2."

"Oke ra, kebiasaan sekali kau, ini masih jam pelajaran."Ujar Bu Rina

"Syutt tidak masalah bu, aku lapar." ujar Zara yang terdengar masa bodoh jika ketahuan guru.

"Ini ra, " Bu rina menyodorkan pesanan gadis itu, dirinya sudah biasa dengan kelakuan anak ini.

Menyantap makanan sendirian, Zara terlalu santuy. Cowok keren dengan tampang yang cukup oke. Itu pun terkejut dengan siswa sedang makan di jam pelajaran.

"Duh! Dia lihat aku tidak ya?" Zara terkejut kehadiran Ketua Osis ganteng ini. Yapz! Zara menggilai cowok tampan ini.

"Kau mau kemana ha? " ucapnya berjalan menghampiri Zara yang tengah ingin kabur meninggalkan Kantin.

"Berhenti kau Zara!" Cowok itu menahan lengan Zara, lalu gadis itu tersenyum malu seperti kecolongan. Niatnya ingin kabur menghindari masalah, bukan ini caranya agar lebih dekat dengan Gabriel.

T B C

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel