Pustaka
Bahasa Indonesia

Bad Girl And BARA

86.0K · Tamat
Dina sintia
47
Bab
7.0K
View
7.0
Rating

Ringkasan

Persahabatan menjadi cinta. Berawal dari Gadis nakal yang Angkuh, cantik, Bar-Bar dan tidak peduli dengan apapun. Banyak lelaki yang mendekatinya, namun ia tak menyadari bahwa hatinya hanya mencintai sahabatnya sendiri. Cinta dan persahabatan bukanlah sebuah pilihan. Kau bisa memiliki atau bahkan kehilangan keduanya secara bersamaan. Jadi kau harus berani mengatakan yang sesungguhnya bahwa kau telah mencintai sahabatmu. Kau dan dia sudah saling mengenal cukup lama. Kau wanita dan dia lelaki wajar saja kalian saling tertarik apa lagi setiap hari kalian bersama. "Kau sahabatku, kenapa kau mencintaiku hm?" tanya Zara sembari menatap kearah pandang mata Bara yang sangat meluluhkannya. "Aku tidak tahu dari mana rasa cinta itu datang, yang ku tahu aku memiliki rasa yang lebih dari kasih sayang seorang sahabat. Aku tidak ingin kau bersama nya, aku yakin kau juga memiliki rasa yang sama." jawab Bara. Thanks.

TeenfictionSweetCLBKMemanjakanBaper

Bab 1 Bara Menunggumu

Bab 1 Bara Menunggumu

H A P P Y R E A D I N G

Prolog dulu ya.

Nama Azzara Imanuel Regazza panggilan Zara dari keluarga kaya raya. Namun, tidak seperti yang lainnya. Gadis berambut pirang coklat ini, kelas 2 SMA di JAKARTA. Zara adalah anak yang terkenal Nakal dan Bar-Bar disekolahnya. Dia tidak peduli dengan julukannya yaitu Bad girl. Meski bar-bar, banyak lelaki naksir padanya. Karna Zara juga sangat cantik!.

Zara mempunyai sahabat yang bernama Albara Juki Mahendra yang biasa dipanggil Bara. Mereka sudah bersahabat sejak kecil. Kelakuan mereka berdua sangat jauh berbeda, meski Zara anak mandiri tapi tetap saja dia malas untuk belajar. Kalau bukan Bara yang menyuruhnya dia tidak akan belajar. Sifatnya angkuh kepada orang lain, judes, galak dan tidak peduli. Selain itu hanya Bara tahu sifat aslinya yaitu MANJA!

Kita mulai. . . .

Tempat tinggal mereka berdekatan, Zara Apartement atas dan Bara ada bawah. Banyak orang mengira mereka pacaran. Bahkan orang tua mereka, juga menyutujui hubungan mereka "semoga berjodoh".

. . . .

Zara berada didalam kelas, seperti biasa tangannya menelungkup diatas meja. Sejak pelajaran terakhir sebelum istirahat. Gadis itu tidur, tanpa memperdulikan penjelasan dari Guru Fisika. Dengan ditutupi oleh buku yang sengaja ia berdirikan didepannya. Dibantu oleh Ricken seliani sahabat karib Zara dikelas.

"Bangun Zara, Bara menunggumu didepan kelas." Rick menggoyangkan tubuh Zara agar terbangun dari mimpinya.

"Ugh, ada apa?" celetuk Zara mengangkat kepalanya dengan raut malasnya.

"Bara menunggumu."menunjuk ke arah pintu terdapat cowok tinggi berambut hitam.

"Huh." gadis itu berdengus kesal, sembari mengusap kasar wajahnya dengan kedua tangan.

Zara berjalan menghampiri Bara. Badannya super molek, bagus, berisi, bisa dikatakan sexy. Banyak cowok mendekati gadis itu, tapi tidak satu pun direspon olehnya. Kecuali Ketua Osis tampan dan Reyhan salah satu cowok terkeren disini.

"Ada apa?" berlagak tanya mengangkat dagu dan menonyorkan bibir.

"Ke kantin yuk." Ajak Bara dengan senyum manis di bibirnya dan tangan mengacak-acak poni Zara.

"Hiss! Jangan mengacak-acak poni ku." tepisan tangan Zara dengan muka datar. Gadis itu memang terlalu judes jika disekolah.

"Sudahlah, temani aku!" Ucap Bara sembari menggandeng tangan Zara menuju kantin.

"Kalau sedang berduaan, pasti lupa denganku." ujar Rick tiba-tiba muncul dikantin. Biasanya ada Lisya namun karna sedang izin cuti sekolah.

"Sudahlah ayo gabung.” ujar Zara.

Mereka menyantap makanan dengan candaan kecil. Tiba-tiba musuh Zara mendatangi mereka. Siapa lagi kalau bukan Clara dan teman-temannya. Selalu menantang Zara dalam hal apapun.

GUBRAKK!!!!

"Hei Zara, gadis gatal!" tunjuk gadis itu mengarah Zara. Zara tidak terkejut bahkan tidak peduli sedikit pun, menatap mereka dengan muka datar tanpa ekspresi.

"Dasar gatallan dengan pacar orang!" ucapnya gadis itu menyiram dengan air es ke arah baju seragam Zara.

"Bangs*t!!" umpat Zara kesal, saat akan berdiri tapi ditahan oleh bara.

"Sudah ra jangan ditanggapi, kita ke kelas saja." ucapnya menahan tangan Zara. Itupun percuma, Zara tidak mendengarkan perkataan Bara.

"Berani-berani nya kau menggangguku." Byuur, Zara balas menyiram baju seragam Clara.

"What, Kenapa kau mengikuti dance club? Gatal dengan Reyhan dan cowok-cowok disana hm?" ujar Clara.

"Lalu? Apa urusannya denganmu?”ketus Zara dengan muka datar.

"Detik ini juga kau batalkan pendaftarannya." ucap Clara

"Tidak akan!” ucap Zara pergi meninggalkan mereka dikantin. Pundaknya sengaja menyenggol kasar ke pundak Clara.

"Kurang ajar!!!" Clara mengepalkan tangannya kuat. Ia takut kalau Zara ikut dance pasti dirinya akan kalah. Clara adalah musuh Zara sejak kelas 1 SMA. Clara kakak kelas cantik, sombong, sok berkuasa dan dia pacarnya Reyhan.

. . . .

Tidak peduli dengan perkataan Clara, Zara berjalan menuju lapangan basket. Menemui seseorang, dan menariknya ke ruang ganti. Tak ada siapapun disana, hanya mereka berdua diruangan itu.

"Ikut aku!" pinta Zara sembari menarik lengan kekar cowok itu.

"Tumben." ucapnya.

"Ponselmu mana?" ucapnya meraba-raba saku celana cowok itu.

"ini nih, berani nya tanganmu meraba-raba aku." ucap Reyhan menyodorkan ponsel ke arah Zara.

Zara mengambil ponsel cowok itu dan mengetik pesan lalu ia kirim ke seseorang dan sambil menunjukkan senyum smirk. Rencana yang selalu ingin mengusik hubungan seseorang.

"Lihat saja Clara, salah siapa kau bermacam-macam denganku. Reyhan sudah tanganku." batinnya berguman seperti itulah sifatnya tidak akan tinggal diam jika dirinya diusik. Zara bukan gadis sembarangan, ia bisa saja melakukan apa yang ia inginkan.

"Kenapa kau senyum-senyum begitu?" tanya Reyhan

"Wajahmu terlalu tampan Reyhan, kusuka." Bukannya menjawab dia malah merayu cowok itu. Menatap bibir lembut itu seakan ingin menciumnya. Tangan satunya yang bebas, bermain dileher Reyhan.

"Apa kau baru menyadarinya?" Reyhan mengikis jarak mereka semakin dekat.

Cup..

Reyhan mencium bibir gadis itu dengan lembut, tangannya menahan tengkuk leher Zara. Mereka berpagutan lembut, tangan Zara melingkar dileher cowok itu. Matanya terpejam sexy, candu sekali ciuman Reyhan.

"Empphh." Zara sengaja mengerang, lidah Reyhan menyusup kedalam mulutnya memberi hisapan. Ciumannya semakin panas hampir kehabisan nafas, sesekali melepaskan ciuman itu lalu kembali lagi berciuman setelah beberapa menit.

Tiba-tiba saja seseorang membuka pintu, terkejut apa yang dirinya lihat. Tidak ada yang menyadari ada seseorang datang, mereka masih berciuman. Seseorang itu menghampiri mereka berdua.

"REYHAN!!!!!!" Bentak Clara marah, seketika Reyhan dan Zara menghentikan ciuman mereka.

"Clara, kenapa kamu disini?" tanya Reyhan ranpa rasa bersalah sedikit pun.

"Kenapa? Kamu yang menyuruhku kesini." ujar Clara dalam emosi yang menggebu-gebu, sedangkan Zara dengan wajah santainya. Membuat Clara semakin marah.

"Dan kau" Clara menujuk ke arah Zara “Gadis tidak tahu diri” Clara penuh emosi.

"Aku? Gatal. Haha apa kau baru tahu? Aku tak peduli! " Zara pergi meninggalkan mereka berdua. Tidak peduli dengan Clara dan Reyhan disana.

"Aku kesal kau dekat-dekat dengan gadis gatal itu.” Aku clara cemburu, kenapa pacarnya bisa tertarik dengan Zara. Gadis bar-bar yang selalu membuat ulah.

"Sudahlah, jangan marah-marah lagi sayang." ujar Reyhan merayu Clara dengan cara memeluk pacarnya itu.

"Aku pacarmu, wajar aku marah."

Reyhan memeluk pacarnya semakin erat. Cowok itu menyukai keduanya. Jika memilih Reyhan akan tetap memilih Zara. Jelas sekali Zara sangat cantik, pintar dan selalu meresponnya juga. Menjadi cowok basket apalagi Reyhan adalah kapten, banyak penggemar salah satunya ya Zara.

. Zara Kalem .

Pulang sekolah Bara menunggu Zara di parkiran, akhirnya muncul dengan senyuman tipis dibibirnya, Bara selalu menyangkal perasaannya ke gadis itu.

"Senyum dikit, masam sekali wajahmu." ucap bara sembari merangkul sahabatnya.

"Iya bara tampan." ujar Zara dengan senyuman manis.

"Tuh kan, cantiknya." ucapnya seraya mengelus rambut panjang Zara.

"Halah." jawabnya dengan memutar kedua bola matanya.

Didalam mobil, Zara memainkan ponselnya. Seperti biasa memutarkan lagu favorite. Memagut-magutkan kepala, menikmati lagu-lagu kpop kesukaannya.

"Ra, setelah dari kantin kau lari kemana?" tanya bara

"Aku pergi dengan Reyhan." jawabnya masih menatap ke layar ponselnya.

"Kenapa? Membuat masalah? “ujarnya lagi

"Tidak juga." balas Zara.

"Sudah ra, jangan dekati Reyhan."

"Aku hanya cip cip saja, tidak lebih." jawabnya jujur.

Bara tidak terkejut dengan kelakuan bar-bar sahabatnya ini. Bahkan Zara juga sering menyerbu bibirnya itu, Bara juga tidak pernah menolaknya. Zara pernah kepergok guru karna ciuman dikelas dengan Reyhan, dan Kevin mantannya.

Bahkan hukuman sering ia dapatkan, karna otaknya cerdas dirinya masih terselamatkan. Jika tidak, mungkin tidak akan naik kelas!

"Hufft!!" Ucap bara sambil menghela nafas.

"Sudahlah, enggak lebih juga." ucapnya mengelus pipi Bara dengan lembut.

15 menit mereka sampai di Apartement, bara tidak langsung ke Apartementnya. memasak untuk makan siang, dibalik kelakuan nakalnya Zara juga jago memasak. Karna sering diajarkan oleh pengasuhnya.

Merentangkan kedua tangannya di kasur lembut milik Zara, Bara tertidur pulas tanpa berganti baju.

Selesai masak Zara menuju kamar, niatnya ingin mandi tapi melihat Bara tertidur pulas. Keisengannya mulai muncul, tidak peduli kalau Bara akan marah tetap saja Zara menggangunya.

"Mampus!" Menindih dan menutup lubang hidung sahabatnya.

"Umpp umpp." Bara memberontak mengubah posisi mereka. Zara dibawah dan Bara di atas.

"Bara."

Mereka terkikuk saling menatap.

Cup.. Bara mencium bibir Zara, awalnya tidak membuka mulut tapi Bara menggigit bibir lembut itu. Akhirnya zara membuka mulut, Lidah menyelusup mengabsen, menghisap, memutar-mutar bibir. Seakan penuh nafsu mencium sahabatnya sendiri dengan posisi menindih. Zara mendorong pelan tubuh Bara, hampir kehabisan nafas. Melepaskan ciuman itu, tapi bara kembali menciumnya dengan ganas.

"Empphhh.” desah zara melingkarkan tangannya di leher Bara. Tangan bara ingin meremas kedua buah dada milik Zara tapi dia tidak mau melakukannya. Cukup bibir saja! Pikirnya.

"Sudah ah, aku lapar." melepaskan ciuman hotnya, Menatap mata lentik Zara begitu indah.

"Ya sudah awas, buati susu dong." melihat Bara beranjak dari ranjangnya, sifat manjanya kepada Bara minta buatkan susu. Bara menurutinya, karna dialah mengajarkan Zara untuk meminum susu.

"Iya aku ganti baju dulu." membuka lemari zara, banyak bajunya disini. Percuma juga mempunyai Apartement tapi bajunya disini sebagian.

"Cepatlah, aku tunggu di meja makan." meraih ponsel yang ada diranjangnya. Lalu meninggalkan Bara.

Setelah berganti baju Bara menuju dapur membuatkan susu untuk Zara, hangat dan manis. Itu yang Zara suka. Jika Zara membuat susu sendiri, tidak pernah cocok rasanya akan terlalu manis dan panas. Upss manja kan?? Maka dari itu Bara yang membuatnya.

"Ini susunya, tapi kamu makan dulu." Bara datang dengan menaruh susu didekat Zara.

"Terimakasih, oppa." ucap Zara dengan senyuman manis dibibirnya. Membuat jantung Bara berdegub kencang, hem menyangkal lagi.

"Iya sama-sama, Sajangnim.” membalas senyuman manis dengan lesung pipit di pipinya.

"Ayo makan."

Mereka menyantap makanan, Bara sangat suka masakan Zara. Selalu pas di lidahnya, jika di izinkan Bara akan menikahinya setelah lulus kuliah nanti. Itu pikirnya.

"Ra, aku mau keluar. Kau ingin ikut atau tidak?" Tanya bara.

"Tidak, aku mau tidur saja." jawab zara tangannya kembali memainkan ponsel miliknya.

"Serius?"Tanyanya lalu pergi keruang tv Zara pun mengekorinya.

"Iya bawel, memangnya kau akan pergi kemana?"

"Mencari gadis, pastinya."

"Gadis-gadis terus pikiranmu, sedangkan aku harus belajar, belajar dan belajar. gumamnya kesal gadis itu berada dibelakang Bara.

"Aku hanya bercanda, aku mau ke toko buku." Bara membalikkan badan lalu mencubit hidung mungil sahabatnya.

"Awww, oh gitu."memutar bola matanya malas.

Mereka menonton televisi Bara selalu membuat Zara tertawa, tapi Zara tidak pernah merasakan cinta sedikitpun pada Bara. Hanya kasih sayang, perhatian sebatas sahabat. Apa mungkin karna Zara terlalu Bar-bar, tak pernah terfikir kalau dirinya membuat Jantung Bara seperti balapan. Bara mencoba menangkal semua rasa itu.

T B C