Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Freya & Si Kembar

Di sebuah rumah sederhana tapi terlihat sangat nyaman dengan pepohonan yang berwarna hijau serta beberapa tanaman bunga warna warni yang menghiasi halaman rumah tersebut. Rumah yang terletak di pinggiran kota itu terlihat begitu asri.

"Aish, Kakak curang. Kakak sudah jauh, punya Fio selalu turun."

"Itu karena Kakak pintar," ucap Fillio dengan begitu bangga.

"Narsis!" Fiona berdecik kesal dengan sikap kakaknya.

"Kenapa punya Fio selalu di makan ular ? ikkhh sebal."

"Mungkin ularnya suka dengan Fio."

"Ikkhh amit, amit. Fio takut cama ular kalau kucing Fio suka," jawabnya dengan penyebutan yang tak karuan.

"Suka Fio, bukan cuka," protes sang Kakak menegaskan.

"ikh,. Kakak, terserah Fio dong mau bilang apa."

Freya yang sedang bergelut di dapur membuatkan camilan hanya geleng-geleng kepala mendengarkan perdebatan kedua buah hatinya yang sedang memainkan permainan ular tangga.

Freya, seorang wanita yang menyandang gelar sebagai mommy dengan dua orang anak, dengan tinggi 160cm, manik coklat itu masih tampak begitu muda. Rambut panjangnya saat di rumah selalu ia kuncir kuda biar tidak mengganggunya saat beraktivitas.

Freya mempunyai paras yang bisa di bilang adalah paras yang bisa menjadi magnet untuk para lelaki. Ya tetangga dan teman kerjanya kadang memanggil ia dengan sebutan Barfien. Ya, salah satu aktris ternama dari Negeri Thailand.

"Ayo sayang, sudah mainnya. Sini minum susu sama makan camilan dulu." Ucap Freya dengan begitu lembut sambil menaruh nampannya yang berisi susu untuk si kembar dan teh hangat untuk dirinya di atas meja.

"Yee ... minum susu...," seru Fiona yang langsung berlari ke arah sang mommy.

"Hey... Fio bantuin kakak beresin dulu mainannya," seru Fillio saat melihat Fiona berlari.

"Kakak srndiri saja deh yang beresin. Fio mau minum susu," jawab Fiona masih dengan bibir cadelnya.

"Fiona, nggak boleh getu sayang. Tadi kan kakak main sama Fio. Jadi beresin mainannya harus bantu kakak juga," jelas Freya menasihati Fiona.

"Tapi Fio udah haus, Mom. Mau minum susu."

"Bantu kakak dulu yah sayang, baru kita minum susu sama-sama." Freya berkata sambil mengelus manja rambut putrinya.

"Ok deh Mom," pasrah Fiona.

Freya selalu berusaha bersikap adil kepada ke dua buah hatinya. Sekalipun mereka bertengkar bahkan ada yang sampai menangis, ia selalu menjadi penasihat yang sabar untuk si kembar.

Terkadang Freya pusing dan sakit kepala melihat tingkah dan celotehan si kembar terutama Fiona, tapi itu semua tak membuat kasih sayang Freya berkurang sedikit pun.

Hanya mereka yang Freya punya. Si kembar adalah hidup dan mati Freya. Apapun akan ia lakukan untuk kedua buah hatinya.

Freya bekerja di supermarket mini yang terletak tidak jauh dari rumahnya. Kadang ia menerima jasa mencuci pakaian ketika ada tetangga yang membutuhkan bantuannya. Freya siap melakukan apa saja untuk kelangsungan hidupnya dan juga buah hatinya yang penting masih di dalam jalur yang benar.

"Cuci tangan dulu Sayang baru kembali ke sini yah," titah Freya kepada kedua buah hatinya dan langsung di laksanakan oleh si kembar.

Fillio membiarkan Fiona berjalan terlebih dahulu menemui sang Mommy.

Fillio meskipun kerap kali menjahili adik kembarnya yang hanya terpaut perbedaan lima menit itu, tapi rasa sayangnya kepada sang adik begitu besar. Terbukti kalau adiknya di ganggu atau di jahilin dengan anak tetangga mereka, Fillio akan maju ke depan Fiona untuk melindungi adiknya.

Fillio anak laki-laki yang kini berusia empat tahun itu, terkesan pendiam dan cuek. Tapi itu tidak berlaku ketika ia bersama dengan sang mommy dan juga adik kembarnya.

Fillio termasuk anak yang cerdas, cepat tanggap bahkan kadang sang mommy kewalahan untuk menjawab pertanyaan yang keluar dari bibir mungil anaknya itu untuk mengetahui segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Bahkan ia sudah pintar memainkan ponsel sang mommy.

Berbeda dengan sang kakak yang sudah fasih berbicara, meski umur mereka sama tapi Fiona masih sulit untuk mengutarakan beberapa huruf. Sehingga kadang sang kakak selalu mengejeknya karena cara berbicaranya.

Saat ini Freya dan si kembar sedang menikmati camilan dan juga minuman hangatnya sambil melihat TV yang sekarang sedang menyangkan salah satu kartun berasal dari Negeri Jiran Malaysia. Kartun yang selalu jadi tontonan masyarakat dari yang muda sampai yang tua yaitu Upin & Ipin.

Kartun ini merupakan salah satu kartun favorite Fillio dan Fiona karena mereka menganggap Upin dan Ipin itu seperti mereka kembar, hanya saja bedanya Upin dan Ipin semua laki-laki.

"Mom ... kapan kita pergi jalan-jalan dan bermaim seperti Upin dan Ipin?" tanya Fiona yang saat ini manik indahnya sedang fokus ke layar TV yang sedang menanyakan Upin, Ipin beserta temannya sedang bermain di pasar malam.

"Kapan-kapan yah Sayang. Soalnya kan sekarang ini belum ada lagi pasar malamnya. Nanti kalau sudah ada pemberitahuan akan di adakan pasar malam, Mommy akan bawa kalian kok." Freya mencoba menjelaskan kepada putrinya sebisa mungkin agar putrinya itu bisa mengerti.

"Ohh, gitu yah Mom," ucapnya sambil manggut-manggut.

"Mom, Lio pernah lihat di TV ada tempat permainan yang sangat bagus. Tempatnya ramai. Permainannya banyak. Apa yah namanya.? Lio lupa," ucapnya sembari tangan kanannya memegang dagunya seolah-olah ia sedang berfikir keras.

"Seperti apa permainannya Sayang,?" tanya Freya yang sedang mencoba untuk mencari jawaban dari pertanyaan anak lelakinya itu.

"Ada yang naik turun seperti ini, sampai orang-orang teriak Mom." Lio menaik turunkan tangannya sebagai bentuk penjelasan kepada sang mommy.

"Ada yang seperti kapal begini." Lio sedang mengayunkan tangannya ke kiri dan ke kanan.

"Ada yang naik kapal terus kayak di bawa ke dalam gua getu Mom. Lio pengennya ke sana Mom," ucap Fillio kepada sang Mommy yang hanya terlihat diam sambil mengerutkan keningnya.

"Hmm... mungkin maksud Lio itu Dufan Sayang," jawab Freya sambil mengelus rambut Fillio.

"Nah! Itu mom maksud Lio. Lio pengennya ke sana Mom, sepertinya seru. Bolehkan Mom?" tanya Fillio penuh harap.

"Iya Sayang, boleh kok. Kapan-kapan yah Mommy dan mama Maret akan bawa kalian." Lio langsung berseru senang ketika mendengar sang mommy akan membawanya ke Dufan.

"Mom, kenapa Mami maret tidak ke sini hari ini?" tanya Fiona sebelum memakan cemilannya.

"Mungkin mami Maret sedang sibuk Sayang. Pasti nanti---."

"Hai... hai... hai...."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel