#####chapter 1 gegara kehabisan bensin
Hai pembaca budiman semua dimana pun kalian berada..
Perkenalkan nama aku Yusuf Mahendra, panggil saja Yusuf..
Saat ini aku berusia 19 tahun baru tamat SMA dan masih mencari pekerjaan.
....................
Pagi itu aku usai mandi sudah bersiap siap dengan setelan kemeja putih dan juga celana bahan untuk pergi melamar pekerjaan ke sebuah kantor penyedia layanan jas pengiriman barang yang memiliki toko online dan sangat terkenal di negeri konoha ini.
Setelah memastikan penampilanku sopan dan cukup rapi, aku meraih tas selempang usangku beserta ponsel yang tergeletak di sebelahnya untuk segera keluar kamar dan menuju dapur untuk sarapan.
Singkat cerita pagi itu aku pergi meninggalkan rumah menuju kantor ekspedisi untuk melamar kerja menjadi seorang kurir, namun begitu sesampainya di kantor ekspedisi tersebut, setelah melewati wawancara aku gagal mendapat kerja alias ditolak dengan alasan aku tidak memenuhi persyaratan..
Ya memang.. aku akui aku tidak memiliki sim C untuk memenuhi kriteria dari persyaratan yang di minta oleh perusahaan tersebut, karna aku belum punya uang buat nembak bikin sim C..
Pembaca semua pastinya dah tahu dong.. kalau di jaman sekarang ini apa apa mesti serba pakai uang, apalagi di negeri konoha tercinta ini.. dah pasti kalau berurusan dengan instansi yang satu itu harus serba uang..
Tapi di sini yang menarik bukan itu.. melainkan saat aku frustasi dan pergi jalan jalan untuk menghibur diri usai di tolak oleh beberapa perusahaan ekspedisi untuk melamar kerja.
Siang itu selepas tengah hari setelah aku kesana kemari melamar ke perusahaan ekspedisi yang berbeda beda dan hasil yang sama yang aku terima, aku memutuskan untuk mengendarai motorku terus berjalan ntah kemana tanpa tujuan, dalam benakku aku ingin menghibur diriku yang sudah beberapa kali di tolak dan gagal mendapat kerja.
Jujur dalam hati terasa sedih ingin memberontak dan pikiran pun terus berpikir bagaimana aku bisa mendapatkan pekerjaan, karna kalau tidak bekerja aku mau apa lagi setelah tamat sekolah????
Mau lanjut kuliah pun rasanya aku sudah tidak tega jika harus terus membebani nenekku untuk membiayainya..
Yah.. begitulah nasib seorang anak yang di tinggalkan kedua orang tuanya dan di rawat oleh neneknya sejak kecil..
Ok langsung aja ya pembaca yang budiman, siang itu aku yang terus melajukan motorku tanpa arah tujuan, tiba tiba motorku pun mogok di perjalan karna kehabisan bensin yang kebetulan sekali saat itu jalan yang aku lalui itu dekat sekali dengan tempat tinggal kakak sepupuku dan istri barunya, namun saat itu aku belum menyadari hal itu, bahwa aku sedang mendorong motor di daerah kakak sepupuku tinggal dan sialnya di daerah itu jauh dari spbu atau pun warung yang menjual bensin eceran.
Sambil mendorong motorku berjalan melewati ruko ruko yang berjejer seperti indoapril dan lain sebagainya, mulutku terus menggerutu mengumpat melampiaskan kekesalanku yang lupa mengisi bensin saat melewati spbu, karna pikiranku terus memikirkan untuk mendapat perkerjaan.
Saat mulut menggerutu lirih dengan terus melontarkan umpatan pada diriku dan juga motorku, tiba tiba suara seorang wanita yang terdengar lembut yang tak asing di telingaku berseru memanggilku, dan sontak saja menoleh kearah sumber suara yang memanggilku tersebut.
"Suf..!!" seru wanita tersebut yang sontak membuatku menoleh kearahnya yang ternyata wanita tersebut adalah Mbak Fitri Ariyana istri kakak sepupuku.
"eh Mbak Fitri.." aku membalas seruannya seraya menoleh kearahnya yang berada di belakangku.
Tampak terlihat Mbak Fitri yang saat itu mengenakan setelah baby dol panjang di padu dengan jilbab rumagan mengendarai motornya dengan beberapa kantong kresek belanjaan tergantung di bawah setir motor varionya yang ternyata ia baru saja pulang dari berbelanja.
"kenapa di dorong Suf..?? Motor kamu mogok ya??" tanyanya lugu ala wanita.
"iya Mbak mogok.. kehabisan bensin.." jawabku dengan sedikit memaksakan senyum tanpa menunjukkan kekesalan padanya, karna memang mogoknya motorku bukan karna Dia.
"owh.. kehabisan bensin.. ya udah kamu tunggu aja dulu disini, biar Mbak beliin bensin di depan sana.." ujarnya yang langsung melajukan motornya melewati aku yang sedang berhenti di bibir jalan
Beberapa menit kemudian Mbak Fitri pun kembali dengan membawa se jerigen kecil berisi bensin yang isinya 2 literan.
"nih Dik.. kamu isiin sendiri ya.." kata Mbak Fitri seraya memberikan jerigen kecil itu padaku.
"iya Mbak.." balasku seraya mengambil jerigen kecil berisi bensin tersebut dari tangannya.
"owh iya Suf.. maaf Mbak duluan.. mau nganterin bekal makan siang dulu ke sekolah.." ujarnya seraya menyalakan kembali motornya.
"eh Mbak..." belum sempat aku menyelesaikan perkataanku untuk memberinya uang ganti membelikanku bensin ia sudah memotongnya.
"nanti aja Suf, Mbak udah telat.. Nanti kamu anterin aja jerigennya kerumah, biar nanti Mbak yang balikin jerigennya ke warung.." Potong Mbak Fitri seraya tancap gas meninggalkanku sendirian di tempat itu.
"heuf.. ya sudahlah.. nanti mampir dulu kesana buat anter jerigen sama sekalian ngasih ganti uang belu bensinnya.." desahku yang memutuskan untuk mampir kerumahnya untuk mengembalikan jerigen sekalian memberikan uang ganti beli bensin.
.....................
Setibanya di rumah Mbak Fitri, aku tak berjumpa siapa pun personil anggota keluarga rumah itu, rumah itu tampak sepi dan akhirnya aku memutuskan untuk menunggunya dengan duduk di kursi teras rumah itu.
Selang 15 menit kemudian setelah aku menunggu, akhirnya suara deru knalpot motor metik pun terdengar mendekat kearahku, dan tak salah lagi itu adalah motor Mbak Fitri.
"aduh.. maaf Suf... Kamu lama ya nungguinnya.. " celetuk Mbak Fitri seraya mematikan motornya di depan teras.
"Enggak kok Mbak, aku juga baru nyampe.." balasku sekenanya, padahal juga udah hampir 20 menit menunggu.
"udah yuk masuk dulu.. sekalian makan siang.. Mbak tahu lo, kamu pasti belum makan.." ujarnya seraya membuka pintu rumahnya.
"eh tapi Mbak......" belum sempat aku menyelesaikan kalimatku untuk menolak, Mbak Fitri sudah lebih dulu menarik tanganku untuk diajaknya masuk kedalam rumah.
"udah.. masuk aja dulu, lagian ini juga masih panas banget.. mending istirahat dulu di sini sekalian makan siang juga.. pulang sorean aja Suf.." sergah Mbak Fitri sambil menarik aku sampai aku bangkit dari dudukku.
Aku yang ditariknya masuk kedalam rumah pun hanya diam dan tak mampu lagi berkata kata untuk menolaknya.
"dah.. sekarang kamu tunggu dulu disini, mau main ps itu tinggal nyalain.. Mbak mau ganti baju dulu, habis itu kita makan siang bareng.." ujarnya ketika sampai di ruang tengah.
Aku pun duduk di karpet bulu yang di gelar di depan televisi ruang tengah tersebut, sementara Mbak Fitri telah masuk kedalam kamarnya.
Beberapa saat kemudian Mbak Fitri keluar dari kamarnya, dan inilah yang menarik dari apa yang aku katakan di awal.
Aku yang masih polos seketika memalingkan muka ketika melihat Mbak Fitri yang baru saja keluar dari kamarnya dengan mengenakan dress yang tipis menerawang pendek diatas lutut serta tak berlengan yang memamerkan sedikit aset kembarnya dari samping dan juga bagian dada yang cukup terbuka yang menampakkan putih mulus kulit dadanya yang juga memperlihatkan sedikit aset kembarnya jika ia tak memakai bra meskipun ia tak membungkuk, apa lagi dress yang panjangnya hanya sebatas diatas lutut, itu jelas sekali memperlihatkan pahanya yang putih mulus.
"eh.. kirain kamu lagi main ps Suf.. taunya cuma diem aja.. ya udah yuk kalau gitu kita ke dapur.. kebetulan Mbak udah lapar banget.." ujarnya seraya membenahi kaca mata yang biasa ia pakai.
"i i iya Mbak.." jawabku yang masih memalingkan muka dan masih tetap duduk di tempat.
“ih.. kamu ini ya Suf.. kaya di rumah orang lain aja.. dah yuk buruan, Mbak udah laper...” geram Mbak Fitri yang seketika meegang pergelangan tanganku dan lalu menariknya paksa menuju kedapur.
tanpa berani melawan arau pun menolak aku menurut saja ketika ia menarikku menuju ke dapur.
