Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 6

Beberapa tahun lalu di Villa Arcadia.

Malam itu, cahaya bulan memantul lembut di permukaan kolam marmer di halaman Villa Arcadia Villa yang megah.

Lilin-lilin kecil berkelip di sepanjang jalan setapak berbatu, memandu para tamu menuju pintu utama yang menjulang tinggi dengan ukiran kayu bergaya Renaisans.

Di dalam ruangan utama bersinar dengan cahaya lampu kristal yang bergantungan di langit-langit tinggi.

Lantainya terbuat dari marmer putih dengan pola emas, berkilauan setiap kali para tamu berlalu.

Meja-meja dihias dengan bunga mawar putih dan merah, aromanya bercampur dengan harum anggur dan masakan Italia yang memenuhi udara.

Di sudut ruangan, sebuah piano tua dimainkan oleh seorang pianis ternama.

Nada-nada lembut mengalun, menambah suasana elegan malam itu.

Jendela-jendela besar di sepanjang dinding terbuka, memperlihatkan taman yang dihiasi lampu peri, memancarkan kehangatan yang mengundang.

Di teras luar, sebuah air mancur besar memercikkan air dengan gemulai, seolah menari mengikuti musik.

Tamu-tamu hadir dan berdiri di sana, saling berbicara satu sama lain dengan gelas anggur di tangan, sementara angin malam membawa aroma segar dari kebun lavender yang terletak di belakang villa.

Elena sang bintang utama, gadis cantik dari keluarga Riddle itu berdiri di tengah aula pesta megah yang diselanggarakan oleh keluarga Riddle untuk memperingati pesta ulang tahun putri mereka yang ke 21 tahun.

Semua mata memandang Elena dengan penuh rasa kagum dan iri.

Gadis itu menjadi pusat perhatian dalam semalam. Bukan hanya semalam, setiap hari kemana pun Elena pergi, dia akan selalu menjadi pusat perhatian orang-orang yang sengaja atau tidak sengaja melihatnya.

Kecantikannya bisa membuat orang rela berhenti selama beberapa detik untuk menatapnya lebih dari satu kali.

Hal itu juga berlaku kepada Marco yang tidak dapat mengalihkan perhatian dari wajah Elena untuk sesaat.

Elena memiliki wajah cantik yang terlihat polos dengan kulit halus dan lembut seperti putih telur yang baru dikupas.

Mata bulatnya yang cerah, ditambah penampilan tanpa cela, membuat siapa pun iri dan pria tidak bisa berpaling darinya.

Sepertinya, Elena memiliki pesona magnetis yang mampu menghipnotis siapa saja yang memandangnya.

Di malam itu, meskipun Marco sempat mengagumi Elena. Namun, dia tidak bertindak lebih jauh, apalagi berpikir untuk mengajak berkenalan dengan Elena.

Hatinya masih terjerat dengan kekasihnya dan tidak mungkin berpaling kepada wanita lain yang baru ditemuinya.

Dia hanya datang atas undangan yang diberikan oleh ayah Elena, tuan Frans yang saat itu salah satu mitra bisnisnya yang dikenalkan melalui perantara temannya.

Meskipun dia tidak mengenal Elena secara pribadi, dia tetap menemui dan menyapa Elena untuk memberikan beberapa patah kata ucapan selamat ulang tahun sebagai bentuk kesopanan seorang tamu kepada tuan rumah.

Awalnya, pertemuannya dan Elena biasa saja. Tidak ada sesuatu yang istimewa diantara mereka.

Elena bersikap biasa selayaknya menyapa seorang kerabat dan kolega, yang terlihat penuh kesantunan saat berbincang sesaat dengannya.

Dia pun bersikap yang sama. Dia sebisa mungkin selalu sopan dan berusaha tidak menimbulkan masalah di pesta orang lain.

Namun hubungan biasa itu berubah ketika dia dan Elena terjebak di situasi tidak terduga. Elena hampir saja diculik di pestanya sendiri secara rahasia oleh pihak musuh keluarga Riddle.

Marco yang kebetulan sedang melakukan panggilan telepon, dimana tempatnya tidak jauh dari posisi Elena yang akan di culik berada.

Saat melihat Elena hampir di bawa pihak lain, dia langsung mematikan sambungan teleponnya ketika mendengar suara sayup permintaan tolong yang begitu lirih hingga membuat iba.

"Hmmpt! Hmmpt! Lepaskan aku!" teriakan Elena teredam oleh telapak tangan bau milik penculiknya yang sedang mencoba menyeretnya ke dalam salah satu mobil yang sudah disiapkan untuk membawanya pergi dari pestanya sendiri.

"To-tolong!" lirih Elena menendang udara kosong disekitarnya.

"Diam! Jika tidak, aku tidak akan segan menyayat lehermu! Kalau kau menurut, mungkin kau akan masih bisa hidup jika keluargamu mau bekerja sama nantinya untuk membebaskanmu!"

"Jika kau tidak menurut, malam ini mungkin pesta ulang tahunmu akan menjadi pesta pemakamanmu! Kau tinggal pilih ingin jadi tawanan atau jadi mayat!" ancam seorang pria berpakaian jas hitam berbisik di telinga Elena.

Elena meneguk ludah kasar mendengar ancaman pria yang ingin menculiknya.

Penampilan pria ini begitu elegan. Dia kira saat pria ini meminta tolong padanya, pria ini adalah salah satu kolega bisnis keluarganya hingga dia tidak curiga.

Pria ini ternyata hanya penjahat yang menyamar sebagai tamu undangannya.

Elena mengumpat dalam hati. Harusnya tadi dia tidak meladeni pria ini, jadi dia tidak akan di culik.

Hah, dia sedikit menyesal niatnya yang ingin berbuat baik, namun malah mendapat petaka.

Meskipun dia terkenal sebagai nona muda sombong, bukan berarti dia tidak berperikemanusiaan. Maka dari itu saat ada yang meminta tolong, dia mengiyakan.

Dia juga tidak ingin membuat citranya buruk di malam pestanya sendiri akibat menolak membantu orang lain. Tidak disangka, pria ini malah menjebaknya.

"Cepat ikuti aku! Menurut dan jadi anak baik, maka kau tidak akan celaka!" ujar penculik itu sambil sedikit menggores leher putih Elena.

Elena menangis, namun tidak ada suara yang keluar dari mulutnya.

Dia meringis saat merasakan ujung pisau menggores lehernya. Dengan tubuh yang bergetar ketakutan, dia terpaksa mengikuti langkah penculik.

Setelah dipikir, lebih baik di tawan lalu dibebaskan setelah kedua orang tuanya menjaminnya dengan tebusan.

Uang bukan hal yang sulit bagi keluarganya berapapun yang diminta oleh penculik.

Namun jika dia mati? Dia bahkan belum mewujudkan impiannya untuk menikah muda, mana mungkin dia mau meninggalkan dunia ini sebelum list hidupnya tercapai.

Elena menutup matanya takut sekaligus pasrah."Andai saja ada pangeran yang menyelamatkanku, aku akan menikahinya tidak peduli bagaimana dengan rupa dan latar belakangnya!" batinnya berkata asal karena keputusasaan.

Dia berharap antara yakin dan tidak yakin ada yang akan menyelamatkannya, karena saat ini tidak ada siapapun di tempat ini selain dia dan para penculik.

Semua orang sedang sibuk berkumpul dan bersenang-senang di aula pesta.

Saat Elena sudah pasrah akan dibawa oleh penculik, Marco datang menyelamatkannya.

Bugh!

"Ah!" Elena menjerit saat tubuhnya terdorong dan tersungkur jatuh bersama penculik yang ikut terjatuh.

Elena merasakan sedikit kelegaan saat merasa tidak ada yang memegangnya lagi.

Ketika dia masih linglung dengan apa yang terjadi, dia langsung berdiri untuk melarikan diri ketika merasa tidak ada yang memegangnya.

"Tangkap dia!" teriak salah satu penculik ketika Elena ingin melarikan diri.

Tubuh Elena menegang, sebelum dia bereaksi kembali, tubuhnya di tarik masuk ke dalam pelukan seseorang.

Dia mendongak, lalu mengerjapkan mata ketika sepasang mata hazelnya bertabrakan dengan mata hitam pekat nan gelap milik Marco.

"Tampan!" batin Elena ketika melihat Marco.

"Kau tidak apa-apa, nona? Tenang saja, aku akan menyelamatkanmu. Sekarang berdirilah di belakangku"

"Aku akan membereskan mereka semua dan memastikan mereka akan masuk penjara malam ini" ujar Marco menatap khawatir Elena.

Elena hanya diam saja ketika mendengar ucapan Marco. Daripada mendengarkan Marco, dia malah sibuk memperhatikan wajah pria tampan di depannya.

Marco tidak memperhatikan dengan benar tatapan rumit Elena. Dia membawa Elena ke belakang tubuhnya, melindungi gadis rapuh ini dari para penculik.

Lima lawan satu. Meski Marco kalah jumlah dan para penculik adalah orang-orang memiliki kemampuan bertarung hebat, namun Marco tetap menjadi pemenangnya.

Dengan nafas tersengal dan keringat di dahinya setelah kelelahan menghajar para penculik, Marco menoleh menatap Elena.

"Nona, sekarang kau sudah aman. Jadi jangan cemas dan takut lagi" ujarnya.

Elena tersenyum."Terima kasih sudah menolongku!" ucapnya dengan tulus.

Malam itu, Elena menatap Marco dengan binar berbeda."Ternyata pria ini Pangeran yang didatangkan untukku dari surga. Aku akan menikahimu!"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel