Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 Dia Sudah Datang

Bab 2 Dia Sudah Datang

Suara yang enak di dengar, rendah dan bermagnet, seperti suara yang sangat seksi, sangat cocok menjadi penyiar radio, dari suara terdengar sangat muda.

Mu Xue mundur selangkah, dengan suara panik menjawab: "Iya!"

Selesai berkata, Mu Xue mengangkat wajahnya, dan melihat mulut itu itu terlihat menyindirnya, "Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan?"

Mu Xue berpikir, orang ini pasti pria yang serius, dia yang terkejut tidak tahu harus berkata apa.

"Kenapa? Kamu malu?" Dengan suara sindirannya, dia mengangkat dagu Mu Xue dengan jarinya, "Angkat kepala kamu!"

Mu Xue dipaksa bertatapan dengannya, dia dengan panik menelan ludah.

"Hmm, kamu tidak jelek, sudah mandi?"

Detak jantung Mu Xue semakin kencang, "Sudah, sudah mandi!"

"Ayo! Masuk ke kamar!" Suara pria itu tetap sangat rendah, bermagnet.

"Baik!" Dia sangat penurut, dia tahu uang untuk menyelamatkan adiknya harus segera dia dapatkan.

"Takutkah?" Pria itu bertanya lagi, tapi nadanya tidak begitu tajam lagi.

"……" Mu Xue terdiam, dia sangat takut, tapi dia tidak berani bicara.

Pria itu tiba-tiba membalikkan badannya, dan detik selanjut, kedua kaki Mu Xue sudah beranjak dari lantai, dia digendong oleh pria itu, seluruh aura pekat pria itu menyelimutinya, dia sekali lagi merasa pusing, wajahnya terlihat sangat memerah, "Tuan, aku, aku bisa jalan sendiri!"

Pria itu tidak berbicara, dia terlihat tersenyum, dan langsung menggendongnya ke kamar lantai 2. "Mu Xue, mulai hari ini, kontraknya mulai berjalan, kamu menyesalkah? Aku berikan waktu beberapa menit untuk berpikir!"

"Aku tidak menyesal!" Dia berkata dengan ragu tapi tegas, demi adiknya, demi keluarga Mu, dia harus mengorbankan dirinya.

Tatapan dingin di balik topeng itu seketika menjadi leih lembut, dia menatapnya, dan berkata: "Kamu yakin dengan hal yang akan kamu lakukan selanjutnya?"

Mu Xue diletakkan di atas ranjang, pria itu mulai melepaskan jasnya, dan diletakkan di samping sofa, sama sekali tidak ada lipatan.

Mu Xue yang melihat gerakannya, dia langsung mengerti, pria ini punya penyakit kebersihan.

"Aku tahu!" Tetap begitu tegas, dan sama sekali tidak mundur, selama adiknya bisa sembuh, semua ini berarti.

Tiba-tiba, dia merasa badannya dipeluk oleh dua tangan besar, sangat sakit, tenaganya membuat dia ingin menangis, lewat matanya yang buram, dia melihat sudut bibir pria itu menjadi lebih tegang, seperti tidak senang, "Kamu beneran tidak tahu malu, menjual dirimu sendiri, apakah kamu merasa lebih untung?"

Hatinya langsung menjadi sakit, air matanya berputar di dalam bola matanya, mana mungkin dia tidak tahu malu?

Tapi dia juga terpaksa, dia tidak bisa membiarkan adiknya mati!

Tapi, dia tidak bermaksud menjelaskan apapun, karena dia memang demi uang dan datang menjadi ibu hamil pengganti.

Melihat dia yang diam saja, pria itu tiba-tiba merasa tidak senang, gerakannya menjadi kasar.

Tiba-tiba, dia merasa seluruh badannya menjadi dingin, dia terlihat bergetar, bibir pria itu terjatuh di tulang selangkanya.

Di benaknya muncuk pikiran ingin kabur, tapi, kalau kabur, uangnya bagaimana?

Pria itu langsung memeluknya, dan tidak lupa berkata: "Bukankah kamu ingin uang? Hah? Ngapain kabur? kalau kabur, uangnya juga kabur!"

"Tidak! Apakah kita boleh besok baru?!" Mu Xue berteriak dengan panik, dan mendorong badannya, dia berguling ke sisi ranjang satu lagi.

Dia takut, dia beneran takut! Pria ini sangat menyeramkan.

"Kamu tidak mau uang lagi? Baiklah, kalau begitu kamu boleh pergi sekarang!" Pria itu melepaskannya, dan berkata dengan dingin.

Mu Xue seketika tertegun, apa yang dia lakukan! Melihat topeng rubah di depannya itu, dia dengan panik memeluk lengannya dan berkata dengan suara gemetar: "Aku tidak akan kabur lagi!"

Pria itu tersenyum dan langsung menimpanya.

Mu Xue mengigit bibir merahnya itu, matanya terlihat membesar karena kaget.

Ciuman pria ini masuk ke dalam mulutnya, membawa sedikit bau alkohol, dan bergeliat di dalam mulut dengan liar, dan Mu Xue terus membuka matanya dengan kaget, dia terus melotot pria di depannya ini, topeng rubah itu berputar di wajahnya, beberapa tahun ke depan, dia mungkin akan terus memimpikan gambar ini.

Tangan yang berhenti di dagu itu mulai turun ke bawah, bau alkohol itu membuat dia semakin panik dan bergetar, tangannya menggenggam erat sepreinya.

"Tidak!" Dia menggigit bibir bawahnya, dan genggaman tangannya semakin erat.

"Lepaskan tanganmu!" Tatapan dia terlihat menyeramkan.

"Aku……"Dia ingin berbicara, tapi tiba-tiba terhenti oleh tindakan pria ini, dan dia hanya bisa berteriak.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel