Pustaka
Bahasa Indonesia

Aku Tahu Semuanya

47.0K · Ongoing
Ede Thaurus
45
Bab
706
View
9.0
Rating

Ringkasan

Francine mendapatkan kejutan di malam ulang tahunnya yang ke tiga puluh tahun. Dia tidak suka perayaan ulang tahun dan sangat membenci kejutan. Tapi malam itu dia tidak dapat menolak kejutan yang diberikan rekan-rekan sekantormya. Sebelum meniup lilin dia meminta agar dia dapat membaca pikiran orang lain. Apakah permintaan nya akan terkabul? Bagaimana kehidupan Francine selanjutnya?

FantasiLawyerPresdirSupernatural

BAB 1

"Happy Birthday!" teriak beberapa rekan kerja Francine yang tiba-tiba muncul di kamar tidurnya. Francine yang baru saja tidur, terbangun dengan kaget lalu segera meraih telepon genggamnya dan melihat jam yang menunjukkan pukul 12.30 pagi.

Francine sangat kesal, dia baru saja akan mengusir para tamu tak diundang itu ketika matanya tiba-tiba menangkap sosok pria jangkung yang sedang memegang balon sambil tersenyum sangat manis.

"Happy birthday Francine!" seru pria itu. Jordan, keponakan bos Francine yang baru bergabung dua bulan yang lalu di perusahaan tempat Francine bekerja.

Sekalipun Francine sangat membenci perayaan ulang tahun dan pesta kejutan, tapi Jordan membuat Francine tidak dapat menolaknya kali ini.

"Terimakasih semuanya," jawab Francine dengan senyum terpaksa.

"Ayo, make a wish terus tiup lilin," teriak salah satu rekan Francine yang dia curigai sebagai otak dari semua kejutan ini.

Francine menutup matanya. 'Aku harap aku bisa membaca pikiran orang yang membicarakan aku agar aku bisa menghindari kejutan seperti ini,' ucapnya dalam hati dengan penuh kekesalan lalu membuka mata dan meniup lilin yang berbentuk angka tiga puluh.

***

Makati City sangat cerah pagi ini. Francine yang hari ini tepat berusia 30 tahun, kembali menginjakkan kakinya di Newland Square, salah satu gedung menjulang di Makati, kota pusat ekonomi dan finansial Filipina.

Dengan senyum merekah Francine memasuki Newland Square.

Kantornya terletak di lantai 12, kantor pusat sebuah perusahaan bernama Showtime, media masa mode terkenal di Filipina.

Seperti biasa, secara otomatis kakinya melangkah ke coffee shop yang terletak di sebelah kiri lobby.

"Lumayan antriannya tidak begitu panjang," pikirnya, setelah melihat hanya ada 2 orang didepannya.

Francine mulai membaca menu yang tertempel di dinding belakang kasir.

'Maju donk!' tiba-tiba ada seseorang yang berteriak sangat kencang.

"Ha!" Francine begitu terkejut mendengar suara seorang pria yang terdengar seperti meneriakinya. Siapa yang berteriak sekeras itu? Seakan-akan dia sedang berteriak tepat ditelinganya.

Karena kaget dia langsung membalikkan badan, kearah suara tadi.

Francine menduga suaranya berasal dari belakang, tapi anehnya semua orang yang berada disekitarnya terlihat tenang seperti tidak mendengar suara apapun.

"Permisi, bapak ya tadi yang teriak?"

Francine spontan menanyai pria yang sedang antri dibelakangnya.

"Siapa? Saya? Enggak," jawab pria itu bingung sambil menggelengkan kepalanya.

'Sudah lamban, aneh lagi' Francine memandang pria itu, mulutnya tertutup tapi Francine bisa mendengar suaranya.

'Kenapa? suaranya sama tapi kenapa dia bisa bicara dengan mulut tertutup?' guman Francine dalam hati.

Francine menyelipkan rambutnya kebelakang telinga dengan gelisah, dia mulai mempertanyakan kewarasannya.

"Pesan apa?" suara kasir membuatnya tersadar

"Oh, mm caramel latte yang medium," jawabnya sedikit linglung.

'Tiap hari pesannya itu, tapi masih pake sok mikir.' Francine melihat pelayan yang sedang menyiapkan pesanannya dengan bibir terkatup tapi lagi-lagi dia bisa mendengar suaranya. Francine tertegun.

'Apa... Aku bisa membaca pikiran orang lain?' tanya Francine dalam hati, tiba-tiba teringat peristiwa semalam dan permohonan yang dia buat sebelum meniup lilin.

Dengan terburu-buru Francine mengambil minuman yang diberikan pelayan kepadanya dan berjalan menuju ke kantornya, lalu mempercepat langkahnya setelah melirik jam tangan mahal yang melingkar di pergelangan tangannya.

Dia mulai yakin kalau tidak berhalusinasi.

Sesampainya dikantor, sambutan meriah dari para pegawai showtime bisa membuat Francine melupakan kejadian tadi. Mereka bahkan menyiapkan kue ulang tahun dan menghias ruangan Francine dengan balon.

Francine benar-benar tidak menyangka untuk pertama kali setelah tujuh tahun bekerja bersama, rekan-rekannya mau dan berani merayakan ulang tahunnya.

Selama ini Francine tidak pernah benar-benar dekat dengan mereka. Pembicaraan mereka selain saling sapa biasanya hanya soal pekerjaan, itupun seperlunya saja, tidak pernah ada basa-basi, apalagi pembicaraan pribadi.

Menurut Francine rekan-rekannya cukup maklum dengan kepribadiannya yang tidak suka bersosialisasi. Karena setiap kali ada acara kantor, kecuali yang wajib dan formal, mereka tidak pernah mengajaknya untuk ikut.

Itulah yang membuat Francine betah dikantor ini, dia merasa mereka menghargai "keanehannya".

Tapi kejadian semalam dan hari ini sangat menganggu Francine, sepertinya mereka mulai mencoba untuk masuk ke wilayah yang tidak seharusnya.

"Benar kan, Francine nggak bisa menolak karena ada Jordan, dia memang naksir Jordan." Francine mencari suara yang sedang membahas dirinya, lalu matanya tertuju ke pojok kantor dimana dua orang pegawai sedang berbisik-bisik.

Francine sangat marah. Tapi dia tersadar bahwa jarak kedua pegawai yang sedang membicarakannya sangat jauh dan dia bisa mendengar mereka membicarakan dirinya. Francine kembali diserang rasa panik yang bercampur dengan kemarahan.

"Hey, ide siapa ini? Tadi malam saya masih maafkan, tapi kali ini sudah keterlaluan. Kalian kan tahu saya tidak suka perayaan apalagi pesta kejutan. Sekarang bersihkan ruangan saya, keluarkan semua hiasan yang ada di dalam!" perintah Francine sambil menunjuk ruangannya.

Setelah ruangannya bersih, Francine memanggil salah satu pegawai yang tadi berbisik di pojok untuk masuk ke ruangannya.

"Kamu kan otak dari semua kejutan ini?" tanya Francine dengan nada tegas.

"Bukan bu," jawab pegawai yang merupakan wartawan mode di showtime. Semua wartawan di showtime memanggil Francine dengan panggilan formal karena posisinya sebagai kepala divisi hukum dan sumber daya manusia, sekaligus tangan kanan Isabel, pemilik sekaligus pemimpin Showtime, Francine sangat dihormati.

"Cuma kamu yang tahu kata sandi apartemen saya, karena minggu lalu kamu saya suruh mengambil dokumen disana," ucap Francine sedikit menekan. Dia menyesal karena minggu lalu lupa mengganti kata sandinya setelah memberitahukan kepada orang lain. Tapi setelah pesta kejutan semalam, Francine langsung mengganti kata sandi apartemennya.

"Benar, bukan saya, ini ide Bos, dia yang memaksa saya memberikan kata sandi apartemen ibu." Francine mengernyitkan keningnya.

"Tapi tadi malam Isabel tidak ikut," selidik Francine dengan wajah dingin.

"Iya tiba-tiba tadi malam bos tidak bisa ikut bu, jadi bos mengirim Imelda untuk mewakili bos," jawab pegawai itu jujur. Francine mengusirnya keluar setelah mendapatkan jawaban yang dia inginkan.

Sekarang dia mengerti kenapa Imelda yang sangat membencinya bisa muncul tadi malam, ternyata ini rencana Isabel.

***

"Untuk apa kejutan semalam?" Francine masuk ke ruangan Isabel dengan wajah kesal.

"Selamat Ulang Tahun Francine," ucap Isabel tanpa menjawab pertanyaan Francine.

"Terima kasih. Sekarang jawab, apa rencanamu? Ingin membuatku keluar dari Showtime?" Dengan mata tajam Francine memandang wajah Isabel.

'Sial! Imelda bilang ini akan jadi rencana yang bagus!' ucap Isabel dalam hati.

Francine tertegun mendengar pikiran Isabel, jadi ini rencana Imelda bukan Isabel.

Tiba-tiba Francine mulai menikmati kemampuannya membaca pikiran orang lain.

"Maaf, bukan begitu Francine. Hanya saja aku pikir di usia tiga puluh tahun mungkin kamu ingin sebuah perubahan?" Isabel mencoba menyelamatkan keadaan.

"Kamu tahu aku paling benci perubahan! Kali ini aku akan coba mengacuhkan ini. Tapi aku harap tidak ada kali kedua," ancam Francine sebelum keluar dari ruangan Isabel.

Isabel tidak habis pikir dengan cara Francine menjalani hidupnya. Dia seorang wanita cantik yang sangat cerdas dan pekerja keras tapi tidak punya kehidupan. Dia tidak punya kekasih, tidak suka berteman, bahkan dia tidak suka bertemu dengan keluarganya.

Isabel teringat pertama kali Francine bekerja di Showtime dia mengajukan syarat tidak ikut acara apapun di kantor yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya dan dibiarkan bekerja sesuai dengan caranya sendiri. Francine berani menjamin pekerjaannya tidak akan mengecewakan sekalipun dia hidup dalam dunianya sendiri.

Saat itu Isabel langsung menyetujuinya. Melihat pengalaman Francine mengurusi kontrak dan pengalamannya di pengadilan, Isabel yang baru merintis Showtime tidak mungkin menolaknya, apalagi Francine tidak keberatan dengan gaji kecil yang ditawarkan Isabel.

Sejak saat itu Francine bekerja seperti bayangan tapi semua pekerjaannya sempurna, Showtime belum pernah mengalami masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh Francine. Isabel menjadi tergantung kepada Francine. Karena itu walaupun usia Francine 7 tahun lebih muda darinya tapi Isabel sangat menghormati Francine.

***

Francine keluar dari ruangan Isabel dengan kesal. Kali ini dia harus membuat perhitungan dengan Imelda. Lalu matanya tertuju ke arah ruang rapat dan melihat Imelda sedang berbicang dengan Jordan.

"Kamu lihat kan, orangnya aneh, masa dikasih kejutan bukannya senang malah marah-marah."