Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

chapter 06

Bab 06

Liera terduduk diam menatap cermin yang di hadapannya, memperhatikan para pelayan yang di sampingnya yang sibuk meriang dirinya, seperti memasangkannya sanggul dan beberapa aksesoris kepala, rasa kepalanya begitu berat menampung semua ini.

Kapan mimpi ini akan berakhir?

Liera menghela nafas dan terus menganggap jika ini hanya mimpi, memikirkan bagaimana caranya dia bisa kembali ke kehidupan di zamannya?

'Apakah aku akan terjebak selamanya disini, benarkah aku tidak bisa kembali?' Tanya Liera dalam hatinya, siapa yang menyangka jika dia akan berakhir seperti ini, dunia yang bahkan rasanya mustahil di tembuh dimensi waktu.

Dia suka dengan novel-novel kerajaan, manhwa atau hal apapun berbaur kisah masa lampau, tapi? masuk ke dunia seperti ini, itu rasanya mustahil tapi rasanya nyata dan itu terjadi sekarang pada dirinya.

"Apa yang sedang di pikirkan Nona? Kenapa tatapan Nona Yue begitu sedih?" Tanya pelayan Mei, wanita itu duduk di samping Liera setelah menyelesaikan tugasnya, pelayan pribadi yang selalu berada di samping Selir Yue sejak dia dibawa ke dinasti Hwang, setelah Yue secara resmi menjadi salah satu selir.

"Nona? Aku sudah mengatakan sejak kembali dari tadi, jangan memanggilku seperti itu, dan siapa namamu?" Tanya Liera, dia mengalihkan pandangannya, dia tidak mengingat apapun, hanya sedikit nama dan beberapa ingatan di dalam otaknya, sepertinya ingatan di tubuh ini sebagai hilang atau belum sepenuhnya diberikan.

Semua pelayan disana sangat terkejut, cara bicara Selir Yue begitu berbeda, dia juga lebih tenang dari biasanya, pelayan Mei sampai menyentuh kening Tuan-nya dan sangat terkejut karena suhu badan Tuan-nya terasa begitu panas.

"Seperti Yang mulia terserang demam, aku akan membawakan makan dan juga mmanggil tabib." Ucap pelayan Mei, wanita itu menjauh dari Liera, lalu perlahan menghilang dari pintu.

"Aku bisa gila jika seperti ini!" Ucap Liera, dia berbicara sangat pelan, memilih mengangkat tubuhnya untuk bangun, ada beberapa hal yang mengusik pendengarannya, salah satu suara alat cambukan yang begitu nyaring.

Kakinya melangkah untuk melihat hal apa yang ada di luar paviliun ini, melihet ke arah jendela besar di ruangan, begitu berdiri disana dan dia sangat terkejut melihat semua orang yang berdiri di halaman luar istana.

Beberapa orang sedang di cambuk dengan beberapa orang di belakang menatap ketakutan, entah kenapa membuat Liera begitu sedih melihatnya, tangan mengepal erat, sampai tatapan beralihkan pada dua orang yang duduk di kursi, seperti singgasana.

Salah satunya yang dirinya panggil 'Yang Mulia' di pemandian tadi, kenapa pria itu sangat jahat? Kenapa dia melakukan hal itu? Apa salah dari para pelayan dan pengawal itu?

"Aku tidak bisa melihat hal ini, aku tidak bisa membiarkannya," Ucapnya, Liera bergegas meninggalkan paviliun, dia melangkah ke halamanan istana.

Tentu saja dengan keluarnya Selir Yue dari paviliun membuat beberapa orang melihat ke arah dirinya, tanpa rasa takut tangan Liera menghentikan seorang prajurit yang memegang cambuk, lalu menatap tajam ke arah pria itu.

"Aku tidak akan membiarkanmu melakukan hal ini! Berhenti menghukum mereka! Yang Mulia." Ucap Liera, dia berbicara sedikit berteriak, dia tidak takut dengan hal apapun, mereka hanya menerobos masuk untuk memastikan apa yang terjadi di pemandian.

Salah satu cara agar mereka mungkin melihat apakah Tuan mereka baik-baik saja, tidak seharusnya mereka di hukum seperti ini.

Tapi kenapa pria itu dengan kejam memberikan hukuman seperti ini kepada mereka, yang tidak bersalah sama sekali?

"Kalian bisa pergi dari sini, yang terluka tolong obati dengan tabib, semuanya silahkan tinggalkan halaman ini." Ucap Liera, dia membalik tubuhnya dan mengajak para pelayan di lapangan meninggal area itu.

Pria yang duduk di singgasana menarik sudut bibirnya, dengan cepat dia melangkah turun dari sana, menuruni anak tangga dengan pakaian yang jubahnya yang terseret di tanah, lalu terdiam dengan posisi berdiri berada di belakang wanita itu.

Wanita yang berani memerintahkan mereka pergi, padahal masih ada dirinya disini, dia punya jiwa yang pemberani dan tidak takut sama sekali.

"Apakah kamu pemimpin di sini? Berani sekali membubarkan mereka! Disaat aku masih ada disini! Apa kau kaisar-nya?" Ucap pria itu, sedikit berbisik dengan suara yang tegas, dia tidak menunggu wanita itu menatap ke arahnya.

Liera terdiam, diam memejamkan matanya, dia merasa pria itu sudah pasti marah, tapi dia tidak mau melihat hal itu di hadapannya, jika ingin memberikan hukuman, kenapa harus melakukan di sini, saat ada dirinya.

Jadi Leira tidak bisa membiarkan hal ini terjadi begitu saja.

"Kau! Apa hebatnya menghukum seseorang yang lebih lemah darimu! Itu pengecut!"

Dia dengan berani membalik tubuhnya, bahkan menunjukan jari telunjuknya ke arah pria itu, dia tidak akan takut. Karena dia masih pikir dirinya tidak akan lama berada disini, dia akan melakukan hal yang dia sukai dan meluruskan segala yang salah untuknya.

"Kau? Nona Selir Yue, anda tidak boleh berkata seperti itu pada Yang Mulia!" Ucap Panglima Zean, pria itu juga ikut melangkah, dia tidak akan membiarkan siapapun menurunkan harga diri Tuannya.

"Biar aku yang menyelesaikan masalah ini, kau pergilah panglima Zean." Ucap Lian, pria itu menoleh ke arah panglimanya, dia memang sudah bersamanya sejak lama, jadi bagaimana-pun dia tidak akan membiarkan dirinya ikut campur.

"Baiklah Yang Mulia, jika anda membutuhkan sesuatu, saya selalu siap untuk mengikuti perintah anda,"

Kini hanya ada Liera dan pria itu, di luasnya lapangan dimana hari sudah menjelang sore hari, jam dimana seluruh pelayan di kerajaan sangatlah sibuk untuk menyiapkan makan malam.

"Kau? Ini sudah kedua kalinya kamu memanggilku seperti ini? Hm—hukuman apa yang pantas kamu dapatkan?!" Ucapnya, pria itu menunduk sedikit, ini pertama kali dia berinteraksi lebih lama dengan wanita.

"Apa kau tidak pernah sekolah, hukuman itu hanya untuk mereka yang melakukan hal kriminal dan kesalahan! Berbicara denganmu hanya membuang waktuku saja!"

Belum melangkah jauh dengan gerak cepat tubuh Liera kembali di tarik hingga menghadap ke arah pria itu lagi, tarikan genggaman tangan kali ini bukan hanya tangannya tapi seluruh tubuhnya berada dalam genggaman pria itu.

"Tidak ada perintah kamu bisa pergi Selir, hanya aku yang berhak memutuskannya, seperti memang harus kau harus di berikan hukuman." Ucapnya, tanpa rasa bersalah pria itu menyeret wanita itu menjauh dari lapangan, membawa memasuki bangunan yang ada di hadapannya.

Lalu tubuh itu di hentakan sampai menabrak dinginnya lantai, sedikit kasar pria itu melakukannya, dia melangkah mendekati wanita itu hingga berjongkok di hadapannya, tangan terulur untuk menahan dagu wanita itu.

"Baru sekarang aku bisa kembali melihat wajah ketakutan ini, aku tahu. Mudah sekali untuk di tebak, tapi usahamu untuk merayuku hanyalah sia-sia!" Ucap pria itu, dia menunjukkan wajah dingin, bahkan perilaku kasarnya benar-benar membuat Liera takutan.

"Bodoh! Kau pikir aku sedang mencari perhatianmu! Itu salah, aku juga tidak akan mau menggodamu!" Ucap Liera, dia merintih kesakitan, tangan sedikit terkilir saat pria itu mendorong dan dirinya refleks menggunakan tangannya sebagai penyangga.

"Kau benar-benar tidak takut? Pria yang ada di hadapanmu adalah Kaisar terkejam di seluruh kerajaan."

Liera ingin sekali tertawa mendengarkan ucapan pria itu, apa gunakan jika dia di takuti oleh seluruh rakyat disini jika hanya menindas yang lemah, dirinya memutuskan untuk tidak membuka suaranya.

Memilih untuk mengangkat tubuhnya dan segera keluar dari sana, seperti yang di katakan pelayan benar, tubuhnya mulai terasa lemas dan penglihatannya mulai buram.

"Kau mengabaikan apa yang aku katakan! Selir Yue, kau sudah melewati batas—," Lian menghentikan ucapannya, tangannya langsung menahan tubuh wanita yang hampir jatuh, dia terkejut karena wanita itu memejamkan matanya dan suhu tubuhnya yang terasa panas.

Hanya wanita ini, dirinya benar-benar melepaskan kendali emosi dalam dirinya.

"Dasar lemah! Kenapa berlaga begitu berani." Ucapnya, mau tidak mau pria itu harus menggendong wanita itu bukan? Dengan cepat dia membawa wanita itu keluar dari ruangan ini.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel