Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

02. Ditolong Seorang Dewa

Udara malam yang begitu dingin, menyelimuti sekeliling Hutan, dan rasa dingin itu menusuk-nusuk kulit, hingga merembes merasuk ke tulang sumsum.

Dari dasar jurang, sudah terasa aura mistis yang sangat kuat, seiring dengan terdengarnya berbagai suara binatang malam, dan suara-suara dari mahluk hutan yang mengerikan.

Turangga yang kini telah diselamatkan oleh seorang pria sepuh, ketika dia melayang jatuh ke dasar jurang bersama putrinya, masih tidak sadarkan diri. Sedangkan putrinya tampak duduk disebelahnya, dengan matanya lembab habis menangis.

Berbagai suara makhluk-makhluk hutan, terdengar saling sahut-sahutan, seakan menyambut kehadiran Turangga dan putrinya.

Dasar jurang itu sangat gelap sekali, saking gelapnya, maka jurang itu diberi nama Lembah Hitam.

Namun didalam sebuah Goa, tempat seorang pria sepuh, sangat terang sekali.

Goa itu diterangi oleh cahaya dari ribuan batu kristal Dewa, yang dimiliki oleh seorang pria sepuh, yang ternyata seorang Dewa, dari Alam Dewa Cahaya, yang terlempar ke Alam Bumi.

Perlahan tangan dan kaki Turangga mulai bergerak, putrinya Turangga nampak senang, melihat ayahnya mulai siuman.

Turangga mulai duduk disebuah bale yang terbuat dari kayu, didampingi oleh putrinya. Dia masih bingung, karena pemikirannya masih belum pulih benar.

"Kamu sudah siuman, anak muda," sambut pria sepuh, menyadarkan Turangga.

"Si.... Siapakah anda?" Tanya Turangga gugup.

"Aku penghuni tempat ini," balas pria sepuh, menutupi jati dirinya.

"Tempat apakah ini, Tuan?" tanya Turangga.

"Ini didalam Goa."

"Didalam Goa!" Turangga bingung. "Itu batu apa? Kok bisa mengeluarkan cahaya terang?" Tambah Turangga bertanya.

"Itu batu kristal Dewa," jawab pria sepuh.

"Kristal Dewa!" Ucap lirih Turangga, dia semakin bingung, karena selama dia hidup di Alam Bumi ini, baru pertama kali dia melihatnya.

Pria sepuh itu tersenyum, melihat Turangga sedang bingung. Seperti ada sesuatu yang sedang dipikirkan.

"Apa yang sedang kamu pikirkan, anak muda?" Tanya pria sepuh itu.

Turangga hanya menggelengkan kepalanya, yang sebenarnya didalam batinnya, dia masih penasaran mengenai pria sepuh itu.

"Suatu saat nanti, kamu juga akan tau. Tentang aku dan batu kristal Dewa itu," ucap pria sepuh, menunjuk kearah batu yang mengeluarkan cahaya. "Sekarang pulihkan dulu dirimu, dan makanlah secara perlahan buah Dewa ini, dan seraplah energinya," tambah pria sepuh.

Sementara Rendi, merasa kehilangan Turangga dan putrinya. "Sudah malam begini dia belum pulang. Pergi kemana mereka itu?" ucap batinnya.

Rendi berusaha mencarinya, seluruh teman-temannya dihubungi, dan seluruh tempat yang biasa dikunjungi oleh Turangga, juga didatangi oleh Rendi, hanya untuk mencari Turangga dan Putrinya. Padahal mereka tidak membawa pakaian dan bekal, karena bilangnya hanya jalan-jalan mengajak bermain putrinya sebentar.

Hingga esok harinya, Turangga dan putrinya belum pulang ke rumah Rendi. Dan Rendi pun berusaha mencari keberadaan Turangga dan putrinya.

_______________

Di rumah mertuanya Turangga, kini tengah mempersiapkan acara pernikahan Siwi Susilowati dengan Dudi Hermawan, yang mengaku seorang duda kaya, namun kenyataannya kere, karena yang kaya itu adalah istrinya, dan yang memiliki perusahaan juga adalah istrinya, sedangkan suaminya, hanya numpang hidup kepada istrinya.

Pelaksanaan nikah siri antara Siwi Susilowati dengan Dudi Hermawan, akan diselenggarakan secara diam-diam, dan akan dihadiri oleh orang-orang yang dibayar oleh Dudi Hermawan, untuk mengaku sebagai keluarga dan saudara-saudaranya, agar acara pernikahan sirinya lancar.

Kembali ke tempat Turangga dan putrinya tinggal, keduanya sudah tiga hari tinggal bersama pria sepuh didalam Goa. Tampak Turangga sedang berlatih ilmu beladiri jurus Tapak Dewa, yang di ajarkan oleh pria sepuh.

Turangga terlebih dahulu dilatih fisiknya agar menjadi kuat, dengan jurus-jurus Tapak Dewa, Cakar Dewa Harimau, Pukulan Dewa Bayangan, dan jurus Pukulan Dewa Petir, dari mulai tingkat rendah, menengah hingga tingkat tinggi.

Setiap hari terus berlatih fisik dan jurus, untuk berlatih fisik, dia berlari mengitari dasar jurang dengan mengangkat beban berat, yang diikatkan dikedua belah kakinya, di punggungnya menggendong sebuah batu besar, yang diikatkan ke tubuhnya, serta dikedua tangannya membawa dua batu besar, yang diikat oleh tali terbuat dari rotan.

Turangga terus bersemangat berlatih, tidak ada waktu yang terbuang, setiap harinya dilatih oleh pria sepuh dengan berlatih fisik dan latihan jurus Dewa tingkat tinggi.

Enam bulan berlatih fisik dan jurus-jurus Dewa tingkat tinggi, hingga tubuhnya sudah terbentuk menjadi lebih kuat, baru Turangga dibuka dantiannya oleh pria sepuh, karena sejak kecil dantiannya tersegel.

Pria sepuh menghampiri Turangga, kemudian dia meminta Turangga duduk lotus, di atas batu giok hijau, yang berada ditempat itu. Sedangkan pria sepuh berdiri dibelakang Turangga, sambil menyalurkan sebuah kekuatan yang dahsyat ke tubuh Turangga.

"Bertahanlah, anak muda, jangan sampai tak sadarkan diri!" Seru Dewa Cahaya, berkonsentrasi penuh.

"Argh.... Argh.... Akhhh...." Teriak Turangga, menahan rasa sakit.

"Tahan sebentar lagi, anak muda."

Sebuah kekuatan yang sangat besar, menyeruak masuk ke seluruh tubuh Turangga. Dantiannya yang tersegel sejak masih kecil, sudah mulai terbuka, bahka semua titik kekuatan kultivasinya didalam tubuh Turangga, sudah terbuka semua.

Terdengar suara teredam dari dalam tubuhnya sebanyak enam kali, Turangga berhasil menerobos dari ranah dasar, Pendekar Prajurit tahap awal hingga Pendekar Perwira tahap puncak.

"Tahan sebentar lagi, anak muda," ucap pria sepuh itu.

Turangga sekuat mungkin berusaha untuk untuk tetap bertahan, hingga terdengar lagi suara teredam dari dalam tubuhnya sebanyak enam kali.

Bom.... Bom.... Bom.... Bom.... Bom.... Bom....

Kini ranah kultivasi Turangga, naik lagi ketingkat Pendekar Raja tahap puncak.

"Sekarang dilanjutkan dengan berendam di kolam Air Energi Dewa Cahaya, untuk menyempurnakan seluruh kekuatan yang telah berada didalam tubuhmu," ucap pria sepuh, sambil menunjuk kesebuah kolam yang berada disudut ruangan sebelah.

"Baik Tuan," sahut Turangga, mengarah ke kolam Air Energi Dewa Cahaya, disebelah ruangan Goa.

Setelah membuka pakaiannya, hanya mengenakan pakaian dalamnya, Turangga perlahan turun ke kolam, terus menyelam.

Turangga penasaran dengan kedalaman kolam tersebut, makanya dia terus menyelam hingga sampai ke dasarnya.

Tiba di dasar kolam, ada sebuah Goa, kemudian dia memasuki Goa itu. Didalam Goa, banyak tumpukan koin emas dan berbagai Sumberdaya Tingkat Dewa.

Usai melihat keadaan didasar kolam, Turangga naik lagi kepermukaan kolam, lalu menepi kepinggir mencari yang dangkal.

Setelah menemukan tempat yang sangat tepat untuk berendam, lalu duduk lotus berendam sambil berkultivasi.

Turangga menyerap sumber kekuatan dari Air Energi Dewa Cahaya, energi air itu meresap masuk kedalam tubuhnya. Lama kelamaan, terasa ada satu kekuatan yang hangat, mengalir diseluruh tubuhnya.

Satu bulan berlalu, Turangga berendam di kolam Air Energi Dewa Cahaya, untuk menyempurnakan seluruh kekuatannya, terdengar suara teredam sekali lagi dari dalam tubuhnya sebanyak enam kali.

Bom.... Bom.... Bom.... Bom.... Bom.... Bom....

Ranah Turangga sekarang meningkat pesat menembus Pendekar Spiritual tahap puncak. Namun pondasi kultivasinya masih tetap kuat, tidak goyah sama sekali.

Turangga terus menyempurnakan kekuatannya, hingga dua bulan berendam dengan menyerap kekuatan Air Energi Dewa.

Bom.... Bom.... Bom.... Bom.... Bom.... Bom.... Bom....

Terdengar lagi suara teredam dari dalam tubuhnya sebanyak tujuh kali. Turangga berhasil menembus ranah Pendekar Dewa Langit tahap awal.

Setelah gila-gilaan naik tingkat, Turangga beranjak dari kolam, dan kembali mengenakan pakaiannya.

"Pakaian ini sudah kotor, aku harus menggantinya dengan yang baru," ucap batin Arya, namun dia tidak memiliki pakaian lagi, karena pakaiannya ditinggal di rumah sahabatnya.

Dengan terpaksa dia mencuci pakaian dan celananya, dengan air kolam energi Dewa. Lalu memerasnya dengan sekuat tenaganya, hingga airnya keluar dari pakaiannya, dan memakainya kembali.

"Hampir sempurna," ucap pria sepuh, begitu melihat Turangga keluar dari ruangan sebelah. "Kamu pasti bisa mencapai ranah yang lebih sempurna lagi. Teruslah berlatih dan berkultivasi, tingkatkan lagi ranah kekuatan kultivasimu," tambah pria sepuh.

Ranah Kultivasi di Alam Dewa paling bawah, sebagai berikut ;

1. Pendekar Prajurit tahap awal, menengah dan puncak.

2. Pendekar Perwira tahap awal, menengah dan puncak.

3. Perdekar Jenderal tahap awal, menengah dan puncak.

4. Pendekar Raja tahap awal, menengah dan puncak.

5. Pendekar Pertapa tahap awal, menengah dan puncak.

6. Pendekar Spiritual tahap awal, menengah dan puncak.

7. Pendekar Dewa tahap awal, menengah dan puncak.

8. Pendekar Dewa Bumi tahap awal, menengah dan puncak.

9. Pendekar Dewa Langit, tahap awal, menengah dan puncak.

10. Pendekar Dewa Surga tahap awal, menengah dan puncak.

Bersambung.....

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel