Pustaka
Bahasa Indonesia

Agen Rahasia

38.0K · Tamat
TripleX
38
Bab
425
View
9.0
Rating

Ringkasan

Sebuah kelompok teroris sedang merancang kehancuran untuk seluruh dunia. Awal kelompok teroris ini adalah terbongkarnya sebuah kode sandi dengan julukan Genesis. Kode itu didapatkan di setiap kejadian terorisme di dunia. CIA dan FBI pun akhirnya menangkap salah seorang informan yang ditengarai anggota dari kelompok teroris tersebut. Dari situlah diketahui ternyata kelompok ini adalah organisasi yang sangat besar, rahasia dan masih misteri. Dikumpulkanlah seluruh agen rahasia dari seluruh dunia. Mulai dari MI6, CIA, SVR, NIS, bahkan juga dari Indonesia BIN. Agen-agen ini diutus oleh PBB untuk menemukan sebuah formula yang akan digunakan oleh kelompok teroris tersebut“mengubah dunia”. Misi mereka masih tidak diketahui tenang formula itu. Tak tahu bentuknya seperti apa ataupun bagaimana isinya. Tapi yang jelas seluruh dunia dalam bahaya sekarang ini.

One-night StandactionpembunuhanmiliterMetropolitanpetarungDewasa

Bab 1

POV LOW

Uang. Uang. Itulah yang ada di diriku sekarang. Dengan uang aku bisa mendapatkan segala-galanya. Bahkan, mulai dari orang seperti agen rahasia hingga para politikus membutuhkanku. Kehidupanku sudah sangat makmur. Rumah besar, uang banyak, dan siapapun wanita yang aku inginkan pasti aku dapatkan. Apalagi coba? Setiap malam mabuk-mabukan dan bersenang-senang dengan ayam kampus, ayam yang masih sekolah. Tak ada yang bisa melawanku.

Aku berangkat dari bawah. Berangkat dari orang yang tidak punya apa-apa. Aku mulai memalak orang baik di siang hari dan malam hari. Dari preman kecil, kemudian punya anak buah. Dari sana kemudian kekuasaanku mulai naik, menyogok polisi dan dikenal kepolisian sebagai mafia. Karena uang yang aku berikan kepada mereka sangat besar, bahkan mereka tak berani menyentuhku.

Sampai kemudian aku kenal dengan seseorang. Namanya…dia tak pernah memberitahuku siapa namanya. Tapi dia punya julukan Lucifer. Awalnya aku menganggap dia bercanda. Tapi dia tidak suka. Apa yang dia punyai lebih besar dari aku. Baik kekuasaan, uang, semuanya. Bahkan entah bagaimana ia mengetahui semuanya tentang diriku dan menginginkan aku sebagai anak buahnya. Untuk urusan uang dan lain-lain ia katakan “tak perlu khawatir”

Tugas yang dia berikan cukup mudah. Meletakkan sebuah tas kopor atau kardus di tempat umum. Lalu Booom. Total sudah 5 bom yang aku ledakkan. Dan setiap bom yang meledak aku dibayar 1 milyar. Hahahaha, siapa yang tak mau tugas semudah itu? Dan bom-bom itu ditaruh secara acak. Dan aku tak boleh menunjukkan pola tertentu. Aku setuju saja.

Dan setelah itu aku disuruh lagi untuk menemui seorang yang bernama Dr. Edward. Dia yang akan memberikan tugasku berikutnya. Siapa yang tak mau? Sekali tugas dapat 1 Milyar. Malam itu Lucifer bertemu denganku.

Perawakannya masih misterius. Dia berwajah bersih, alisnya tipis bahkan aku kira ia orang yang tak punya alis. Dia memakai topi koboi. Matanya gelap dan selalu menatap tajam ke lawan bicaranya. Postur tubuhnya tak gemuk, tapi tegap. Suaranya berat dan berwibawa. Aku mengira dia ini seorang politikus.

“Tugasmu hanya mengantar ini ke orang itu. Kamu mengerti?” kata Lucifer. Dia menyodorkanku sebuah harddisk portable.

“Apa ini?” tanyaku.

Aku lalu menggebrak meja, “Luc, kamu jangan main-main! Aku perlu tahu!”

“Kau berani menggebrak meja dan membentakku?” suara Luc datar, tapi tatapannya membuatku begidik.

“Oh, maaf. Aku terlalu pusing akhir-akhir ini,” kataku.

“Aku mengerti. Ini adalah S-Formula. Orang seperti dirimu tak bakal mengerti apa ini. Jangan coba-coba mengcopy isinya, karena aku akan menghabisimu kalau kamu mencoba melakukannya,” ujar Lucifer.

Hah? Sebegitu beraninyakah orang ini ingin membunuhku?

“Aku sudah bilang kepadamu, aku tahu siapa kamu Low. Aku juga tahu seluruh sejarah kehidupan kelam dirimu. Aku tahu ukuran bajumu, aku juga tahu dengan siapa saja kamu tidur, bahkan hari ini kamu sudah masuk berapa kali ke toilet aku juga tahu,” suara Lucifer makin berat dan dia kelihatannya marah. Kelihatannya benda yang akan aku antar ini berisi sesuatu yang sangat berharga.

“Kalau ini sangat berharga kenapa kamu tidak melakukannya sendiri?” tanyaku.

“Karena aku tak mau mengotori tanganku. Dari lima tugas yang aku berikan, kamu cukup bagus kerjanya. Dan tugas ini cukup mudah bukan?”

“Tak perlu bimbang, satu milyar seperti biasa. Kali ini kamu tak perlu meledakkan sesuatu.”

“Deal,” kataku.

Setelah itu si brengsek ini pergi. Aku hanya melihat harddisk portable itu. Katanya aku tak boleh mengcopynya. Baiklah, aku cukup gentar dengan pernyataannya yang tahu semua tentang aku. Itu gila. Tapi aku tak boleh takut di hadapannya. Kalau ia tahu semuanya tentang aku, berarti orang ini bukan orang biasa.

Aku kemudian pergi ke sebuah gedung. M-Tech Building. Ini adalah gedung tempat M-Tech Industries, sebuah perusahaan mobile terbesar se-Asia. Dan aku harus bertemu dengan seseorang di sini. Mungkin karena penampilanku yang mirip mafia dengan kacamata hitam dan jas warna putih dikawal oleh lima orang membuat para sekuriti menahanku.

“Dr. Edward,” jawabku.

Sang sekuriti lalu menghubungi seseorang lewat telepon yang ada di posnya.

“Tunggu sebentar, Dr. Edward sebentar lagi datang,” katanya.

Aku dan kelima anak buahku akhirnya duduk-duduk di ruang tunggu. Gedung ini cukup besar. Yang punya adalah Faiz Hendrajaya dari Hendrajaya Group. Kabarnya gedung ini penjagaannya ketat. Aku saja ditahan di luar. Tak berapa lama kemudian seorang tua menghampiri kami. Di jasnya ada sebuah nama “EDWARD”. Orangnya seperti bule tapi dia sangat fasih berbahasa Indonesia.

“Ya? Mencari saya?” tanyanya.

“Dr. Edward, ini!” kataku menyerahkan sebuah harddisk portable.

“Ini S-Formula?” tanyanya.

Aku mengangguk. Tangan Dr. Edward sedikit gemetar ketika menerimanya. “Aku harus cepat, baiklah!”

Orang tua ini buru-buru meninggalkan kami. Ada apa sebenarnya?

“Buru-buru sekali orang tua itu?” gumamku.

“Hari ini ada anak-anak dari Faiz Hendrajaya di gedung ini,” kata sekuriti.

“Oh ya?”

“Ya, dan kami sangat disibukkan dengan hal ini. Pengamanan ditambah dan berlapis,” jawab sang sekuriti.

Bukan urusanku pikirku. Dan aku pun pergi dari tempat itu.

***

2 Tahun Kemudian

Dua tahun setelah aku mengantarkan harddisk portable itu Lucifer tak pernah datang lagi menemuiku. Sepertinya tugasku sudah selesai. Uangnya sebesar 6 Milyar benar-benar membuatku tak bisa berhenti berfoya-foya. Hampir tiap hari aku ngentot dengan para pelacur. Baik didugem maupun di rumahku sendiri.

Seperti malam ini tentunya. Aku pergi ke Future Club, sebuah kelab malam yang menjadi langgananku. Aku duduk langsung memesan Vodka di sebuah gelas kecil. Luar biasa musiknya dan banyak cewek-cewek cantik di sana. Seorang mucikari mendatangiku.

“Halo Low, apa kabar?” tanyanya.

“Baik, ada barang baru?” tanyaku.

“Tuh! Baru datang, wajah oriental dan aku yakin kamu pasti suka,” jawabnya.

Aku menoleh ke seorang cewek berambut merah. Dia tampaknya mabuk. Wajahnya oriental dia melihat aku sekilas dan tersenyum. Ia ikut bergoyang seirama musik dugem yang berdetum-detum.

“Aku panggilkan, Red!” teriaknya.

Dia pun kemudian memanggil Red.

Walaupun mabuk, tapi wajahnya sangat cantik. Red mendekat dan aku bisa mencium bau parfumnya padahal jarak kami ada beberapa meter. Ketika sang mucikari menyerahkannya kepadaku, aku segera melemparkan seamplop uang kepadanya. Sudah biasa aku lakukan. Sang mucikari mencium amplop itu.

Aku lalu menjamah Red. Kucium bibirnya. Bau alkohol. Ia benar-benar mabuk. Aku lalu menciumi lehernya, kuhisap lehernya sampai cupang. Ia mendesah dan menggesek-gesek penisku dari luar celana. Ohhh…Fuck…baiklah, kau memang ingin rupanya. Aku lalu menggeret dia. Di klub ini ada sebuah kamar yang memang biasanya aku buat untuk ngentot. Tempatnya ada di bawah tanah.

Red sepertinya mengerti. Ia gantian yang menarikku. Aku senang-senang saja sih. Kami pun sampai di bawah tanah. Di sana ada kamar-kamar yang sudah disiapkan. Aku lalu melihat sebuah kamar dengan lampu yang tidak menyala. Artinya tidak dipakai. Red langsung menggeretku. Wooghh…dia benar-benar panas.

Aku masuk ke kamar itu sambil menciumi bibirnya. Dia benar-benar menggairahkan. Aku membuka bajuku, ia bantu aku membuka bajuku semuanya. Dan wogh, dia pakai lingerie! Dadanya masih terbungkus bra hitam mengkilat. Otongku tambah bengkak aja kalau lihat dia begitu seksi seperti ini. Dia mengocok milikku sambil menciumiku. ooohh…nikmatnya. Tiba-tiba dia mendorongku ambruk ke atas ranjang.

Hooo…main kasar rupanya. Ia lalu mendudukiku. Menciumi dadaku. Hahahaha…aku suka cewek binal ini. Penisku diletakkan tepat di memeknya. Tapi memeknya masih terbungkus jadi dia menggesek-gesekkan saja. Ohhh…nikmat sekali. Dia memang sudah profesional. Aku pasrah aja sekarang.

Dia terus menggesek-gesekkan penisku, gila aja makin keras saja penisku dibuatnya. Lalu ia berhenti dan memegangi penisku. Aku merasakan sesuatu di bawah sana. Benda yang dingin. Aku memejamkan mata tak tahu apa yang terjadi. Tapi ia menghentikan aktivitasnya. Begitu aku buka mataku….WHAT THE FUCK!??

Aku melihat Red sudah berubah.

Matanya tajam tidak seperti mata orang mabuk. Dan di tangan kanannya terhunus sebilah pedang samurai yang mengereh ke leherku. Dan aku melirik penisku sedang berada di tengah seperti sebuah alat pemotong.

“Move, then your pennis will be cut,” katanya.

“What the fuck?? What the fuck are you doing? Who are you?” tanyaku.

“Where is S-Formula? Where is that?” tanyanya.

“I don’t know. Even you kill me, I won’t tell you,” jawabku.

“Fine then, how about your pennis first?!”

Hah? Eh, barangku bisa ilang dong! Gila apa?? Dia nggak main-main.

“Www…wait…wait…wwait!” seruku.

“So, Where is it?”

Aku melihat tangan kirinya sudah hampir saja memotong penisku pas pada pangkalnya. Kalau ia lakukan sedikit gerakan saja bisa ilang itu joni.

“I gave it to Dr. Edward,” kataku.

“Dr. Edward? Who is he?”

“I don’t know, some people from M-Tech.”

“Are you sure?”

“Yeah, I am damn sure!”

Red yang tiba-tiba berubah sadis itu. Menatap mataku lekat-lekat.

“Would you let me go?” tanyaku.

“Sorry, I came here to finishing you!” jawabnya.

Dan dari bawah sana tiba-tiba aku merasakan sakit yang amat sangat. Bangsaaaattt….cewek ini memotong kemaluanku. Darah langsung menyemprot dari penisku. Ditambah lagi ia menusukkan pedangnya ke leherku. Dia…diaaa…siapa dia ini….???

Apakah ini akhir dari hidupku??….Dengan tenang dia turun dari tempat tidur dan membersihkan darah yang mengenai tubuhnya. Aku hanya bisa meliriknya. Tubuhku mati rasa. Aku menjadi dingin, pandanganku pun gelap. Tubuhku gemetar, entah berapa banyak darah yang keluar dari lukaku. Yang jelas, aku sudah tak sadar lagi setelah itu.