Chapter 7
"Daniel, bagaimana semua berjalan lancar?"
...
"Jessi Baik baik saja kan?"
...
"Ok.. Bagus aku akan kesana"
...
Nicholas memutuskan teleponnya lalu mendial kembali nomor wanita pujaan nya yang tertera di Handpone canggihnya itu.
"Halo sayang.."
"..."
"iya aku cinta sama kamu, Please kamu jangan kayak gini jangan marah"
"..."
"Maafkan aku, selama beberapa hari ini aku sibuk, Oke nanti aku ke sana"
"..."
"Maksud kamu apa aku tidak bohongin kamu! Enggak sayang. Aku cuma cinta sama kamu tidak ada wanita lain lagi, aku memang beberapa hari ini sibuk."
Tess...
Airmata Adelle langsung menetes, hatinya terasa hancur. Adelle menggigit bibir bawahnya agar tak membuat isakan. Seharusnya Adelle tahu diri dan tidak terlalu berharap banyak dengan pernikahannya. Nicholas benar, semua ini berlandaskan tanggung jawab akibat perbuatannya dan perjodohan yang dilakukan kedua keluarga nya. lalu bagaimana bisa bertahan untuk selamanya?
Mendengar Nicholas akan mengakhiri teleponnya Adelle buru buru menuju ke arah ranjangnya dan mengambil Handphone di atas nakas nya lalu dia keluar dari kamar hotelnya.
Nicholas menutup pintu balkon. saat ia berbalik, ia tidak melihat adelle di dalam kamar itu. Nicholas menghela nafasnya ia berpikir mungkin Adelle sedang keluar mencari angin lalu ia meletakkan ponselnya diatas nakas. kemudian mematikan lampu kamar itu membiarkan hanya lampu tidur diatas nakas yang menyala.
Nicholas membaringkan tubuhnya ia menatap langit langit kamar itu memikirkan banyak hal, terutama perkataan Daniel asisten sekaligus sahabatnya yang menyuruhnya untuk melepaskan salah satu dari Adelle atau Jessica. Nicholas harus melakukan itu namun ia tak tahu harus memilih siapa hatinya merasa bimbang.
Nicholas melirik jam diatas nakas yang menandakan 02.00 am adelle belum kembali kekamar, pikirannya berkecamuk memikir kemana saja wanita itu yang belum kembali kekamar apakah dia sedang bersama keluarga nya atau sedang bersama teman-temannya. tak ingin banyak berpikir macam-macam Nicholas memaksakan menutup kedua matanya dan dia pun terlelap.
Di lain Tempat.
Adelle menemui Audy asisten nya di sebuah restaurant yang masih berada di lokasi Hotel berbintang itu. Audy yang merasa situasi bosnya itu sepertinya sedang badmood pun menghampirinya.
"Iya Nona, ada apa anda memanggil saya malam-malam"
Adelle yang melihat Audy sudah duduk didepannya pun dia menghela nafasnya, memikirkan hal tadi yang baru ia dengar membuat ia ingin menangis dan sedih. Baru kemarin ia menikah tapi ia harus sedih karena diantara dirinya dan Nicholas terdapat wanita lain yang dicintai suaminya.
"Aku mau kamu siapkan Pesawat pagi ini kita ke milan, bukannya kita akan meninjau proyek kita bersama Company Cage Communication bukan?"ucap Adelle
Audy yang kaget mendengar permintaan Adelle pun hanya menggelengkan kepalanya, bingung melihat sikap bos sekaligus sahabatnya itu baru menikah sehari tapi paginya mau kerja pergi meninggalkan suaminya.
"Tapi Nona ini kan masih pagi sekali, dan anda baru saja selesai menikah kalau Ayah anda marah karena anda tidak ada di Pagi pertama anda menjadi seorang istri bagaimana?" Tanya Audy bingung
Adelle pun mengulas senyum smirk dibibirnya, " Kamu tahu kan pernikahan ini hanya perjodohan jadi tidak terlalu penting lah dibandingkan dengan keuntungan perusahaan, dan tentang ayah aku akan atur yang penting sekarang kamu siapkan pesawat pribadi kita subuh nanti jam 05.00 kita langsung pergi aku tidak mau berlama-lama lagi disini, dan aku minta tolong satu lagi cari tahu pacar Nicholas aku minta informasinya ada setelah sampai di milan" Jawab Adelle bangun dari duduknya lalu meninggalkan Audy yang masih terdiam di Restaurant sambil melihat adelle yang sudah menjauh pergi.
Waktu sudah menunjukkan pukul 04.00 am berarti sudah 3 jam ia diluar meninggalkan kamarnya, Adelle memasuki kamarnya dan dia menduduki dirinya dan menyandarkan tubuhnya dikepala ranjang. Matanya terus memperhatikan wajah Nicholas yang terlihat damai dalam tidurnya. Terlihat tampan tak ada ekspresi wajah cuek, kesal dan datar.
Dalam hati Adelle cukup senang melihat wajah Nicholas lebih dekat, tapi kembali lagi hatinya sakit ketika ia memikirkan perbuatan yang dilakukan Nicholas kepadanya menghancurkan hidupnya, menjalin hubungan dengan wanita lain ketika dirinya dan Nicholas sudah menikah. sebelum sakit hatinya mendalam kepada Nicholas. Adelle pun sudah berpikir keras semalaman dia mengambil keputusan untuk pergi jauh dari Nicholas membiarkan Nicholas untuk bahagia bersama wanita yang dicintainya dan soal pernikahannya biarlah berjalan seperti ini saja. Toh dia dan Nicholas sudah dewasa pikir adelle. Perlahan Adelle menurunkan kedua kakinya dari ranjang. kaki telanjang itu menyentuh lantai berkarpet itu lalu dia menuju ke kamar mandi untuk bersiap-siap pergi.
Segera Adelle masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya, Adelle menghela nafasnya ia segera menghilangkan ingatan tentang semalam karena itu akan membuatnya badmood dan bisa-bisa ia akan kehilangan akan warasnya.
Dengan langkah santai, Adelle berjalan menuju lobby yang ada di hotel ini , Ya, dia sudah berjanji dengan Audy untuk bertemu di Lobby.
Namun betapa terkejutnya Adelle saat melewati meja receptionist ada seorang Wanita cantik yang bertanya dimana kamar Nicholas berada. Adelle yang merasa situasi tidak aman pun dia memaksa pergi dari sana langsung menuju lobby menunggu jemputan Audy. Dia tidak ingin kepergiannya ini diketahui oleh Nicholas. untungnya hari ini iya memakai kacamata hitam hingga petugash hotel atau receptionis tidak mengenalnya saat ia kelauar dari hotel itu.
****
Drdrt bunyi ponsel Nicholas diatas nakas.
Nicholas mengambil ponselnya dan menerima sambungan telponnya tanpa melihat nama yang tertera di ponselnya.
"Hallo..." ucap Nicholas dengan suara serak khas orang bangun tidur
"Sayang, bukain gih pintu kamar kamu , lama amat sih kamu" Nicholas memejamkan mata nya erat ia mencoba menormalkan pikirannya mengingat suara disebrang telponnya.
"Kamu dimana?"
"Aku sudah di depan kamar kamu, cepatan buka"
"Shit!! Kenapa kamu bisa disini" marah Nicholas
"Aku kabur dari hotel aku dan para bodyguard kamu"
"Oke oke aku buka pintu, tunggu kamu"
Nicholas menutup sambungan teleponnya itu dan meletakkan kembali ponselnya ke nakas dan melihat sebelah nya dia tidak melihat kehadiran Adelle apa dia tidak kembali dari semalam malas berpikir lebih tentang istrinya itu ia pun bangun dari tidurnya menuju pintu kamarnya itu membuka dan melihat Wanita yang dicintainya sudah berdiri didepan pintunya dan memeluknya erat.
"Baby lama banget buka pintunya" ungkap Jessi yang masih memeluk Nicholas erat
Nicholas yang masih terbuai dengan pelukan Jessica pun melepaskan pelukan Jessi secara pelan, dan menoleh kanan kiri lorong kamar hotelnya melihat apakah ada orang lain yang lewat sini atau adelle melihatnya. Lalu dia menyuruh Jessi masuk kekamrnya.
"Masuk beb jangan berdiri disana" pinta Nicholas menarik tangan Jessi dan cepat menutup pintu kamar.
Jessi yang melihat raut muka Nicholas seperti orang ketakutan pun curiga, dia berjalan menuju ranjang dan duduk disisi ranjang itu,
"Sayang, sini duduk disebelah aku kenapa kamu berdiri saja kayak orang kebingungan" ungkap Jessica menepuk pinggir ranjang yang kosong disebelahnya dengan nada manja
Nicholas pun datang mendekati Jessica dan duduk disebelahnya ia disambut dengan tingkah Jessica yang manja duduk bersandar didada bidang Nicholas. "Sayang, kamu kenapa nginap di hotel? Ada acara ya kamu dengan klien?" Tanya Jessica curiga kepada Nicholas
Nicholas yang merasa Jessica sudah mulai curiga pun melihat ke wajah Jessica yang masih bersandar di dada nya dan mencium puncak kepala nya. "Iya sayang semalam ada acara dengan klien di hotel ini karena sampai malam, aku putuskan untuk menginap disini saja tidak pulang ke apartemen, kenapa kamu jangan negatif thinking deh ma aku" jawab Nicholas sekenanya saja untuk menghindari kebohongan yang dibuat dirinya
Jessica pun mendongakkan wajah nya melihat Nicholas dan dia tersenyum. "Aku percaya kok sama kamu, ya sudah kalau gitu kita pulang saja yuk ke apartemen kamu, aku gak betah disini sayang lama-lama"
"Iya sayang kita pulang ke apartemen ya, tapi aku mau beres-beres dulu kamu sudah sarapan belum? Kalau belum kamu turun saja ke restaurant langsung tunggu aku disana ntar aku nyusul"
Jessica pun menganggukkan kepalanya mendengar perintah Nicholas yang menyuruh ya menunggu di restaurant lalu dia pergi keluar dari kamar Nicholas.
Nicholas menghela nafas lega melihat kepergian Jessica keluar dari kamarnya, lalu Nicholas pun berpikir kembali Adelle dimana wanita itu semalaman dia tidak pulang kekamar, Nicholas pun mengambil ponsel nya di atas nakas dia menghubungi Daniel.
"Hallo Daniel, kamu tahu keberadaan Adelle sejak semalam dia tidak ada dikamar!"
"Bukan nya nona Adelle sudah balik kamar selesai acara tuan Nicholas?"
"Iya waktu itu ada, pukul 11 malam itu dia tidak Ada dikamar"
"Baik saya akan cari kemana nona Adelle berada tuan, dan satu lagi tadi maafkan saya tuan. Karena nona Jessica kabur dari penjagaan anak buah kita dan dia kabur menemui tuan"
"Ya sudah lah tidak apa-apa tadi dia kesini untung tidak ada Adelle kalau wanita itu tahu bisa berabe kita, ya sudah cari Adelle sampai dapat aku tunggu informasi secepat nya, aku hari ini pulang ke apartemen dengan jessica jangan ganggu aku dulu"
"Tapi tuan anda minta informasi secepat nya tentang Nona Adelle , tapi anda tidak mau diganggu jadi bagaimana kami ingin kasih tentang informasi nona Adelle, tuan"
"Iya pengecualian tentang Adelle itu, ya sudah lah urus semua nya tentang itu ya"
"Baik tuan"
Nicholas memutuskan panggilan nya, lalu dia berjalan ke arah lemari nya ingin melihat apa masih ada koper Adelle. Ketika dia membuka lemari Nicholas membulatkan matanya kaget bahwa koper nya sudah tidak ada lagi. Nicholas pun mulai was was memikirkan Adelle kemana dia pergi pagi-pagi buta dengan siapa, ada urusan apa dia. Kalau sampai kedua orang tua mereka tahu Adelle kabur di hari pertama pernikahannya Nicholas bisa jadi bulan bulanan marah papa dan daddy mertua nya, yang tak becus jaga istri.
Nicholas pun berpikir keras kemana Adelle pergi, apa dia dengar semua pembicaraan waktu aku menelepon Jessi tapi dia kan didalam tidak mungkin ia mendengar itu. Nicholas pun membathin
Nicholas pun pergi kekamar mandi untuk bersiap - siap biarlah Daniel yang mencari tahu tentang Adelle pasrah Nicholas untuk sementara biar dia melayani Jessi dulu sebelum dia kembali ke negara nya.
*****
Milan
Seminggu kemudian setelah pelarian Adelle berkedok pekerjaan pun membuat Adelle lega dan bahagia jauh dari pria bastard yang selalu menyakiti hati dan perasaannya, buktinya seminggu sudah ia melarikan diri tidak ada pun yang mencarinya mau suaminya itu atau orang tuanya jadi untuk apa dia berpikir tentang pria itu lagi.
Sekarang disini lah Adelle berdiri di Company Cage Communication bersama Audy asistennya yang selalu mendampingi nya walaupun jujur dari perasaan Adelle pun berkecamuk harus berhadapan dengan mantan pacar nya yang sudah mengisi hatinya selama tiga tahun. Menandatangani perjanjian kerjasama dengan Justin Cage CEO Company Cage Communication membuat hati Adelle miris melihat mantan pacar nya itu ditemani oleh wanita sekaligus pasangan nya yang sudah menjadi istri dari CEO tampan itu.
"Selamat tuan Justin perusahaan anda dengan perusahaan kami sudah bekerja sama" ungkap audy menjabat tangan Justin
"Terima kasih nona audy dan nyonya Adelle sudah berkenan bekerja sama dengan perusahaan kami dan datang ke perusahaan kami" membalas jabatan tangan audy
Justin yang melirik sekilas Adelle yang duduk disebelah audy pun tersenyum melihat wanita yang pernah dicintainya itu tidak ingin melihat nya lagi walaupun cuma sekilas, urusan kerja sama ini pun lebih banyak antara dirinya dan audy asistennya yang berbicara.
"Sama-sama tuan, baiklah urusan kerja sama ini sudah selesai kami dan nyonya Adelle pun pamit pulang"
" tunggu nona audy kita duduk dulu 15 menit lagi kami ingin mempresentasikan proyek yang akan kami buat"
Audy pun menoleh ke audy menunggu perintah nya , sekali lagi Adelle hanya memberikan ekspresi datar yang membuat audy meringis melihatnya. "Baiklah tuan kami tunda kepulangan kami 15 menit silahkan anda mempresentasikan proyek anda"
Adelle yang muak melihat presentasi diruang meeting itu pun berbisik kepada audy bahwa dia keluar sebentar mencari angin dulu, Justin yang melihat Adelle keluar dari ruangan nya pun mengikuti Adelle dari belakangnya.
Adelle yang berjalan menuju rooftop Company itupun berdiri dipinggir besi batasan dinding rooftof itu, dia tidak menyangka bahwa Company setinggi ini mempunyai rooftop yang indah
Indah satu kata itu yang keluar dari mulut manis Adelle memandang rooftop itu, dia pun melangkah dan duduk disalah satu kursi bambu itu dan memandang ke atas langit yang cukup cerah.
Justin yang mengikuti langkah Adelle pun sampai di rooftop Company nya dia melihat wanita itu duduk sambil melamun, dia berjalan pelan kearah Adelle tanpa mengejutkan sang punya badan yang masih menutup matanya sambil mengadahkan wajah ke atas melihat langit. Justin yang melihat Adelle pun menelan saliva nya kasar melihat leher jenjang Adelle yang putih membuat Justin ingin menerkam Adelle.
Ingin membuang pikiran mesumnya, Nicholas berdehem dan membuat Adelle pun membuka mata kaget melihat kearah suara deheman itu berada.
Adelle pun bangkit ingin meninggalkan rooftop itu dan Justin pun dengan cekatan menarik tangan Adelle untuk kembali duduk.
"Mau apa kau? Bukannya kau harus mempresentasikan proyekmu bukan? Mengapa kau ada disini?
"Aku mengikutimu, aku ingin berbicara dengan mu sebentar apa kah boleh?"
Adelle menatap tepat di mata Justin, dan menganggukkan kepalanya.
" apa yang ingin kau tanyakan?"
"Apa kau mencintai suami mu Nicholas?"
Adelle tercekat selama sepersekian detik nafasnya tertahan karena pertanyaan itu. Adelle buru-buru memutus kontak mata diantara mereka. Adelle tidak mampu menjawabnya, Adelle bingung akan jawabannya.
"Yang pasti nya aku bingung..."
Diantara pergulatan bathin itu, Adelle tiba-tiba merasa mual perutnya bergejolak dan merasa ingin muntah pada saat itu juga. Adelle menekan mulutnya dan mengusap perutnya lewat tangan nya yang lain. Lalu ia berlari meninggalkan Justin yang masih menatapnya dengan tanda tanya di wajahnya.
Adelle akhirnya muntah, ia terduduk di lantai kamar mandi dengan tubuh gemetar. Jantungnya berdebar tanpa jeda Adelle berusaha menahan diri agar tidak menangis, namun rasa mual yang teramat sangat itu membuat air mata adelle jatuh membasahi pipinya.
"Adelle, kenapa kau.... ya Tuhan!" Audy menutup mulutnya dengan mata melebar
Adelle menoleh dan melihat audy ikut berlutut di bekangnya, wanita itu menatapnya dengan khawatir sekaligus shock.
"Ja-jangan bilang kau..."
"Tahu dari mana kau aku disini"
"Tahu dari tuan Justin yang menghubungi kU bahwa kau sedang muntah dikamar mandi"
"Ada yang kau tutupi dari ku?"
Adelle pun tak sanggup lagi mendengar suara audy pun dia kembali memuntahkan cairan dan membuat ia lemas duduk didalam kamar mandi.
"Ya Tuhan, Adelle jangan bilang kau hamil!"
Adelle menatap audy dengan tatapan mengiba memelas, matanya bergerak-gerak gelisah manakala wanita berparas cantik itu bertanya perihal kondisi nya.
"Ha-hamil? Adelle tidak yakin" ucapannya terbata-bata
"Ayo kita kerumah sakit sekarang dan pastikan ini semua, dan disana kau akan tahu dengan kondisimu sekarang" pinta audy yang memaksa Adelle kerumah sakit dan membantu Adelle berdiri meninggalkan kamar mandi perusahaan itu.
