Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bukan Cinderella

Bab 11 Bukan Cinderella

Jantung Dara makin berdegup kencang saat wajah Adam makin terasa dekat,Dara merasa

gugup..harus apa dia..diam saja..atau menghindar atau menampar karena bosnya akan..akan..

Ah..akhirnya Dara memilih memejamkan matanya,ia tak sanggup membayangkan apa yang akan

terjadi..biarlah dia pasrah saja.

"Minggir..." Dara membuka matanya bersamaan dengan tubuhnya yang bergeser karena Adam.

Apa ini..apa hanya dirinya yang berfikir kalau tadi bosnya akan menciumnya..ah..Dara merasa malu

sekali.

"Kena kau..." Ujar Adam sambil menggendong Siena.

"Ah..mami kenapa mami minggir kan Siena jadi ketangkap papi..."

Dara tersenyum kikuk,apa tadi dia sudah ke GRan.

"Mami..tolong..."

"Eh..iya..sini sama mami.."

Dara mengambil Siena dari gendongan Adam.

"Weeee...papi kalah..Siena maunya sama mami.." Siena beralih menatap Dara.

"Ayo mami kita tidur..Siena mau tidur sama mami.."

"Eh..iya..iya..ayok.."

Dara langsung berbalik menuju kamar,demi menghilangkan rasa gugupnya karena hal tadi.Namun

saat Dara akan membuka pintu kamarnya,

"Mami..itu kan kamar bunda..Siena mau tidur di kamar papi.."

"Eh..tapi mami tidurnya di sini.."

Siena menggeleng, " Siena tidak bisa, tidak biasa tidur di sana..maunya di kamar papi.."

"Tapi sayang..nanti papi tidur di mana?"

"Ya tidur sama kita..iya kan pi.."

"Eh..kamu tidur saja di kamarku.."

"Ta..tapi.."

"Ck..tenang saja..aku bisa tidur di kamarmu,tidak masalah kan.."

"Eh..iya..iya.." Dara tak dapat menolak,toh ini tempat miliknya.Suka-suka dia yang penting bosnya itu

tau batasan.

.

.

Dara mengerjapkan matanya saat tengah malam,ia ingat kalau dirinya membawa pekerjaan untuk ia

lemburkan malam ini.Di edarkan pandangannya ke sekeliling,ah ia ingat dirinya tidak tidur di

kamarnya melainkan di kamar bosnya,kamar bernuansa monokrom dan tak kalah dengan kamar

yang Dara tempati semua barang di sini pasti mewah.

Dara bangkit dan keluar dari kamar.Dara melihat ke kanan dan kekiri mencari keberadaan bosnya.

"Apa dia sudah tidur? "Gumamnya.

"Bagaimana ini,berkas yang akan ku kerjakan ada di kamar."

Dengan ragu Dara membuka kamarnya lalu masuk.Kamarnya gelap,apa mungkin bosnya terbiasa

tidur dengan lampu di matikan?Hanya ada cahaya bulan yang menerangi dari celah horden.Dara

berjalan mengendap-endap menuju nakas samping tempat tidur karena berkasnya tadi Dara taruh di

sana.

"Aaaaaa....hmmppp." Tiba-tiba Dara merasakan tubuhnya di tarik hingga ia terjatuh di atas ranjang.

"Apa kau mau menggodaku hem? " Bisik Adam yang kini menindih tubuh Dara dan membekap mulut

Dara dengan tangannya.

"Hhhmmmm..hmmm."

Adam segera melepaskan tangannya.

"S..saya..mau..ambil berkas sir.." Lirih Dara.

"Berkas?Kau mau lembur? "

Dara mengangguk gugup.

Adam menyeringai,tiba-tiba tangan Adam terulur ke paha Dara dan membelainya di sana membuat

Dara tersentak kaget dan membulatkan matanya.

"Kalau begitu lemburlah bersamaku.." Bisik Adam di telinga Dara.

.............myAmymy..............

Dara berkali-kali menguap saat jam kerja.Karena ulah bosnya ia tak bisa melanjutkan tidurnya tadi

malam selesai lembur.Tiba-tiba wajah Dara memanas mengingat bodohnya dirinya semalam..

Flashback on

"Kalau begitu lemburlah bersamaku.."

Apa ini apa maksudnya?Sungguh Dara sudah ketakutan,ia takut bosnya akan macam-macam dengan

dirinya seperti di novel-novel.

"Kenapa?Kau gugup? " Bisik Adam tepat di depan bibir Dara.

Dara benar-benar gugup sampai ia susah menelan salivanya sendiri.

Hingga Adam tiba-tiba terkekeh dan bangkit,"Apa yang kau pikirkan hah?Cepat buatkan aku kopi,aku

juga mau lembur dan antar ke ruang kerjaku!"

Dara tak percaya,apa tadi bosnya mengerjainya?Membuat perasaannya menjadi tak karuan.Adam

sudah keluar kamar dan meninggalkan Dara dalam pikirannya sendiri.

Flashback off

Zaki datang menghampiri Dara karena jam makan siang hampir tiba.

"Kenapa Dar?Lesu gitu.."

"Hemm..ngantuk banget nih mas Zaki.." Keluh Dara.

"Kenapa tidak tidur semalam apa?"Tanya Zaki dan Dara hanya mengangguk lesu.

"Ya udah..yok makan siang.."

Dara melihat jam di tangannya lalu mengangguk setuju.Dara merapikan meja kerjanya dan bangkit

mengikuti Zaki menuju kantin di lantai satu gedung perusahaan.

Sementara itu Adam masih bersama Alex di dalam ruangannya.

"Bagaimana?" Tanya Adam.

"Dia memiliki 2 saudara perempuan sir,kakaknya kembar berbeda 5th darinya!Hanya salah satu dari

mereka terpisah,satu kakaknya ikut ayah mereka saat orangtua mereka bercerai.."

Adam mengetukan jarinya di meja,mendengarkan dengan baik apa yang Alex katakan

"Lalu yang satunya?"

"Yang satunya meninggal 4.5th lalu karena sakit.."

Adam memicingkan matanya,"Apa kamu sudah menemukan ayah dan kakaknya..? "

"Maaf sir,belum.Terakhir jejak mereka 3 bulan yang lalu masih di Jakarta tapi hingga saat ini tak ada

yang tahu di mana mereka.”

"Oke..sudah sana.."

Namun Alex tak juga beranjak membuat Adam heran,"Kenapa?"

"Apa boleh saya bertanya sebagai sahabat?"

"Ck..katakanlah.."

"Aku pikir ada kemajuan antara dirimu dengan sekretarismu?"

"Maksudmu?"

"Tadi pagi saat aku menjemputmu Mondi bilang kalau kau menginap di apartement..itu artinya..."

ujar Alex menggantung.

"Apa?" Tanya Adam

"Apa semalam terjadi sesuatu?Aku lihat tadi sepertinya dia lelah sekali?"

"Apa yang kau pikirkan?Tak ada yang terjadi,kami hanya lembur.Maksudku aku lembur di ruang

kerjaku dan dia di kamarnya." Jawab Adam gugup,ia mengingat kenekadan dirinya mencoba

mendekati Dara semalam,hal yang tak pernah ia lakukan pada orang lain dan itu demi

putrinya.Benar,demi putrinya dan tak ada cerita dia tertarik dengan gadis kampungan itu,apa lagi

gadis itu terlalu konyol jika sedang berdua dengannya.Berbeda sekali sikapnya saat bersama

putrinya yang terlihat lebih tenang dan keibuan.

"Yakin tak ada hal..." Tanya Alex sambil menyeringai.

"Tak ada dan juga ada Siena di sana." Potong Adam cepat.

"Jadi kalau tak ada Siena apa akan terjadi sesuatu? "

"Ck sejak kapan kamu suka bergosip hah?sudah sana lanjutkan tugasmu.."

"Ya..tap.."

"Sudah kembali ke mode kerjamu.." Potong Adam lagi.

"Yes sir..permisi.."

Adam bernafas lega. Ia tak harus menghadapi pertanyaan konyol Alex.

"Ck..apa-apaan,aku sama sekali tidak tertarik pada Dara." Gumamnya.

"Ya meski aku akui tubuhnya sedikit memancingku semalam,hei tunggu itu bukan berarti suka dan

itu sangat wajarkan? Aku pria normal." Gumam Adam pada dirinya sendiri.

Adam memilih kembali larut dengan pikirannya mengenai teka-teki yang sedang ia coba pecahkan

bersama Alex.

Sementara di kantin Zaki dan Dara tengah makan siang bersama.

"Kamu serius kamu tinggal di apartement bos?"

Dara mengangguk polos.

"Apa kalian terlibat hubungan asmara?"

"Hei..apaan..itu tak mungkin mas Zaki,aku ini siapa bos itu siapa?Aku bukan Cinderella."

"Bukankah Cinderella bersanding dengan pangeran pada akhirnya? "

"Ya tapi itu hanya di dongeng,pada kenyataan itu tak mungkin terjadi."

Dara menunduk memikirkan kata-kata yang baru ia ucapkan tadi.Betul dirinya harus sadar diri.Dia

hanya bermain peran ibu untuk gadis kecil berusia 5th yang merindukan ibunya.Meski dalam hati

Dara takut jika dia akan makin terbawa perasaan.Karena kenyataannya dirinya benar-benar

menyayangi gadis kecil itu.Sejak pertama mereka bertemu di toko sepatu itu Dara merasakan

adanya perasaan hangat di hatinya.Layaknya ia dan saudara-saudaranya.Bahkan setiap mengingat

wajah cantik Siena,Dara sampai memegang dadanya yang berdebar-debar tak jelas.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel