Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 Siena

Bab 1 Siena

Aku memandang gadis mungil yang tengah asyik bermain boneka barbie seorang diri di sofa di dalam

ruang kerjaku.Masih ku ingat,lima tahun lalu adalah saat pertama kali aku melihat wajah

mungilnya,saat itu hatiku terasa begitu hangat.Mata jernihnya seolah menyihirku untuk langsung

menyayanginya dalam sekejap pandang saja.Saat pertama kali aku membawanya kedalam

dekapanku dan untuk pertama kali aku meredakan tangisnya,di saat itulah aku berjanji untuk selalu

membahagiakannya,mungkin dia hadir tanpa cinta tapi ku pastikan hidupnya akan penuh rasa cinta

dariku.

“Papi....Siena sebal sekali deh tadi di sekolah,Alvi nakal sama Siena.” Ujar Siena mengadukan apa

yang terjadi di sekolahnya hari ini.

Aku tersadar dari segala pemikiranku,kemudian aku bangkit dari kursi kerjaku dan berjalan

menghampiri putri cantikku,mengangkat tubuh mungilnya dan memindahkannya ke atas

pangkuanku.

“Siapa yang berani nakal dengan putri kesayangan papi Adam hmm?Katakan siapa temanmu itu?” Tanyaku dengan nada lembut tapi terdengar cukup tegas.

“Alvi papi...dia teman sekelasku,anaknya sangat menyebalkan,hampir setiap hari dia selalu meledek

Siena karena di kelas hanya Siena yang tidak memiliki mami...” Ujar Siena menunduk sedih.

Saat itu hatiku langsung terasa nyeri,lebih nyeri di banding saat ada sebuah belati yang menancap di

dadaku.Hatiku begitu terasa sesak karena di ingatkan pada kenyataan itu.

“Sangat menyebalkan kan pi..Alvi tidak tahu saja kan Siena punya bunda Sifa.Iya kan papi!” Ucap

Siena dengan senyum yang tiba-tiba terbit di bibir mungilnya.

Adam tersenyum lega lalu mengusap lembut rambut hitam panjang lurus milik putrinya,”Kamu

benar sayang.” Melirik ke arah jam di tangannya,”Hmmm ini sudah cukup sore,putri papi lapar

tidak?”

“Lapar,tapi tidak mau makan nasi...”Rajuknya dengan manja seperti biasanya.

“Lalu...?” Tanya Adam pura-pura penasaran padahal ia sangat tahu apa yang di inginkan putrinya itu.

Siena tersenyum lebar,”Siena mau mie goreng sama eskrim...boleh ya papi...?” Rengeknya

menggoyangkan bahu papinya.

“Tapi mie instan itu tidak baik sayang!” Adam membelai lembut rambut putrinya,”Itu tidak bagus

untuk kesehatanmu.Atau Siena mau Spageti?”

Siena menggeleng lalu tiba-tiba dia menanyakan sesuatu di luar dari apa yang tadi sedang mereka

bicarakan,”Papi kapan kita ke Bandung ke rumah opa oma?,Siena kangen mereka.”

“Papi sibuk sayang,nanti ya kalau papi sudah tidak sibuk,papi akan temani kemanapun princess papi

mau.Oke!”

Siena menunduk sedih lagi membuat Adam merasa tak enak,”Hei sayang,jangan bersedih seperti itu

dong!” Ujar Adam membujuk.

“Coba Siena punya mami,pasti tidak perlu menunggu papi punya waktu.”

Adam menarik putrinya ke dalam pelukannya,” Maafkan papi ya sayang,papi kan bekerja untuk masa

depan putri papi ini.Bukankah di rumah Siena ada teman?Ada mba Jani,mba Santi dan juga yang

lain.”

Siena langsung menatap tak setuju dengan apa yang baru saja papinya katakan,”Beda

papi...,sudahlah Siena tidak apa kok.”Anak itu turun dari pangkuan ayahnya lalu menarik tangan sang

papi.

“Ayo papi cepetan,Siena mau eskrim.”

Begitulah hari-hari Adam,meski sudah berusaha meluangkan banyak waktu untuk putrinya dan

berusaha memenuhi apa yang di butuhkan putrinya pada kenyataannya putri kecilnya itu masih

merasakan kesepian.Adam tahu betul apa yang di inginkan oleh putrinya,tapi...ia tak berani untuk

menghadirkan wanita lain untuk menjadi ibu putrinya selain ibu kandung dari Siena yang entah

dimana dan entah siapa?

“Ayo papi ih...mikirin apa sih?” Protes Siena yang hanya melihat papinya terdiam.

“Oke,sekarang kita berangkat!” Seru Adam.

...........myAmymy............

Adam datang sedikit terlambat ke kantor pagi ini,semua karena drama putri kecilnya yang bersikeras

meminta di antar sekolah olehnya.Adam sudah menyediakan supir dan pengasuh khusus untuk

menjaga dan mengantar Siena kemanapun putri kecilnya itu pergi,tapi Adam tahu benar jika itu tidak

bisa menghadirkan kehadiran orang tua yang lengkap bagi Siena,tapi mau bagaimana lagi jika keadaan yang memaksanya.

“Apa jadwalku hari ini?” Tanya Adam kepada Zaki asisten pribadinya di kantor.

“Hari ini sampai siang hanya ada wawancara dengan para calon sekretaris anda sir.Dan setelahnya jam 2 siang anda ada meeting dengan Jayabrata Grup mengenai proyek di lombok.

“Apa pihak Jayabrata sudah mau memenuhi permintaan kita?”

“Sepertinya sudah sir, jika tidak mereka tidak akan mengajukan meeting lagi dengan kita.”

“Baik,jika nanti mereka masih menolak permintaan kita,maka langsung batalkan saja kerjasama ini dan alihkan pada perusahaan Anumerta.”

“Baik sir..”

Adam duduk di kursi kerjanya,”Sudah mana berkas calon sekretarisnya?”

“Itu pak di depan anda.”

“Ya sudah ayo langsung saja ke tempat wawancara .” Adam berdiri dan langsung melenggang melewati Zaki.

“Itu sir,apa anda tidak mau melihat dulu data kandidatnya?Jumlahnya lumayan loh,ada 102 orang.”

“WHAT...” Adam berbalik menatap tajam

asistennya,”Apa saja kerja kalian hingga tak bisa mengepres jumlahnya?”

“Maaf sir,ini sudah kali ke dua dalam tiga bulan anda meminta ganti sekretaris.Kami bingung dengan kriteria yang anda inginkan."

Adam menghela nafasnya kasar,”Sudah,kita lakukan dengan cepat saja hari ini.”

Lalu Adam belanjutkan langkahnya menuju ruang wawancara.

“Cari sekretaris saja ribet banget,pantas saja si bos belum nikah-nikah pasti kriteria istrinya lebih

susah lagi.” Gumam Zaki di belakang Adam.

“Saya masih dengar apa yang kamu bicarakan Zak!Mau gaji kamu saya potong?” Tegur Adam.

“Eh jangan bos,saya lagi nabung untuk nikah.”

“Ck..Nikah macam sudah punya pacar saja?”

Zaki menunduk malu,dalam hatinya ia mengumpati bosnya,’Bagaimana mau pacaran?kalau setiap

hari lembur terus,liburnya Cuma hari minggu,itupun kalau tidak ada tugas keluar kota!’ Batin Zaki.

“Kalau kamu sudah tidak betah kerja sama saya,saya bisa cari orang lain untuk jadi asisten saya Zak. Saya rasa tidak ada yang protes dengan gaji dan bonusnya.” Ujar Adam seolah tahu apa yang ada di

pikiran Zaki.

“Jangan bos,saya masih betah kok,betah banget malah.”

“Sudah,kamu mending nanti fokus supaya saya dapat sekretaris baru hari ini juga,ya supaya kerjaan kamu sedikit ringan nantinya.”

“Siap bos!”

Tak lama kemudianmereka sampai di depan ruangan untuk wawancara.Adam langsung mengambil duduk di tengah di antara manager HRD dan Zaki.

“Langsung saja panggil yang pertama.” Perintah Adam.

Adam memandang penampilan kandidat pertama,”Jadi kamu lulusan dari London?”

“Iya pak.”

Adam membaca data dari kandidat pertama calon sekretarisnya yang bernama Vivian.Wanita cantik

dengan polesan makeup yang lumayan tebal juga pakaian yang sangat ketat.

Adam menganggukan kepalanya,”Sudah,maaf kamu saya tolak!”

Dengan kecewa wanita itu pergi meninggalkan ruang wawancara.

“Maaf sir,wanita itu punya nilai IPK tinggi dan pengalaman yang mumpuni loh.”

“Saya cari sekretaris Zak,bukan teman untuk pergi ke club malam.”

Zaki menghela nafasnya lalu memanggil kandidat berikutnya.

SKIP

Adam sudah sangat bosan dan merasa lelah,sudah nomor ke 45 dan itu belum setengahnya,

”Lain kali saya tidak mau pakai cara seperti ini.Kita ini buka lowongan pekerjaan bukan audisi pencarian bakat.” Protes Adam.

“Ya memang lowongan kerja bos,tapi siapa sih yang tidak menginginkan bekerja di Darma corp?Maka jangan heran jika yang melamar itu bejibun banyaknya.” Terang Zaki.

“Ya tapi tidak harus saya juga yang menyeleksi sebanyak ini Zak!”

“Ya kan...”

“Sudah sudah panggilkan yang berikutnya!” Kesal Adam pada asistennya itu yang selalu saja membantah kata-katanya.

Sebenarnya Adam bukan orang yang harus turun tangan langsung dalam seleksi

sekretaris.Namun,sejak putrinya mulai menanyakan keberadaab ibunya dua tahun lalu,Adam terus mencari cara bagaimana supaya ia bisa bertemu dengan banyak wanita baru.Mencoba peruntungan

siapa tahu di antara banyaknya wanita yang ia temui ada wanita yang memiliki ciri-ciri seperti yang ada di ingatannya tentang wanita di malam itu meski itu smar-samar ia ingat.Namun sayang sejauh

ini yang Adam kira adalah wanita di malam itu,tapi setelah di selidiki lebih lanjut olek Alex mereka ternyata bukan ibu dari Siena.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel