Pustaka
Bahasa Indonesia

99 HARI, JADI ISTRI BOS MAFIA

61.0K · Ongoing
Rerzhou
49
Bab
53
View
9.0
Rating

Ringkasan

⚠️Tema kriminal, kekerasan, dan zat terlarang (seperti Bluesky & Redsky) ditulis hanya sebagai bagian dari alur cerita. Penulis tidak mendukung atau membenarkan tindakan kriminal dalam bentuk apa pun. Harap bijak dalam menikmati cerita ini. Ambil hiburannya, jangan tiru aksinya. Terima kasih ? ----------------------------------? Regina hanya ingin bertahan hidup. Tapi hidupnya malah diambil alih oleh pria yang lebih berbahaya dari maut. Setelah diculik Gengster dan nyaris mati saat melarikan diri, tubuh Regina ditemukan dalam keadaan penuh luka-luka. Tak ada keluarga. Tak ada identitas. Hanya luka…. Hingga Leonardo Varezzi tampan dan gagah, muncul Bos mafia paling ditakuti di kota, melihat seorang wanita cantik yang tergeletak di jalan Satu tatapan cukup membuatnya mengambil keputusan: dia akan menyelamatkan wanita ini ( Regina ) Tapi Leonardo tak pernah melakukan sesuatu tanpa alasan. Dan ketika Regina membuka matanya, hidupnya berubah.. Apakah yang akan terjadi selanjutnya kepada hidup Regina? Dan berapa harga yang harus dibayar untuk sebuah nyawa yang diselamatkan mafia?

RomansaMetropolitanBillionaireTuan Mudaaction

Bab 1 PELARIAN BERDARAH

Langit malam membentang kelam ketika Regina mengemudi sendirian melewati jalanan kota. Jam menunjukkan pukul 21.47, dan ia baru saja pulang dari kantor, mengenakan kemeja putih dan rok hitam formal.

Rambut panjangnya ter urai, tanda kelelahan yang tak sempat dirapikan, di kursi sebelah, hanya ada tas kerja dan laptop.

Mobilnya melaju mulus, hingga lampu depan menyinari bayangan sebuah sedan hitam yang tampak mengikuti sejak keluar dari gerbang parkir gedung kantor.

Awalnya Regina tidak curiga. Tapi setelah berbelok ke dua arah berbeda dan mobil itu tetap mengekornya, jantungnya mulai berdebar tak karuan.

Ia mempercepat laju mobil. Sedan hitam itu ikut ngebut.

"Sial..." desisnya, mencoba tetap tenang sambil meraih ponsel. Namun, tak ada sinyal. Satu-satunya jalan hanya terus maju.

Regina berbelok tajam ke jalan kecil yang lebih sepi. Asap malam dan kabut tipis membuat pandangan terbatas. Lampu-lampu jalan redup. Dan saat itulah suara benturan terdengar keras dari belakang.

Mobilnya diserempet.

Regina kehilangan kendali sesaat, tapi berhasil menahan kemudi. Ia mencoba kabur, tapi tak sampai lima menit kemudian, mobilnya dipepet dan dipaksa berhenti.

Dua pria bertopeng turun dari sedan hitam. Mereka memecahkan kaca mobil Regina dengan cepat. Ia menjerit, menendang, meronta, tapi kalah tenaga.

"Lepaskan aku! Kalian siapa?!"

Satu pukulan di kepala membuat pandangannya gelap seketika.

Ia terbangun di sebuah ruangan gelap, diikat di kursi, mulutnya dibekap kain. Cahaya lampu neon menggantung di atas, berayun pelan. Darah mengalir dari pelipisnya.

"Lama juga kamu sadar."

Suara itu. Suara yang sangat ia kenal.

Regina menoleh pelan. Di ambang pintu, berdiri seorang pria tinggi, tampan, dan tersenyum dengan wajah tak asing: Dom. ( Mantan Kekasih Regina )

"Kau...? Apa...?"

Dom tertawa pendek. "Kamu pikir kamu bisa pergi begitu saja dari hidupku, Regina? Kamu pikir aku akan biarkan kamu bahagia dengan hidupmu yang baru?"

Regina menggeleng, berlinangan air mata. "Kau gila... Ini penculikan! Aku akan lapor polisi!"

"Kau tidak akan bisa ke mana-mana," ujar Dom sambil melangkah pelan mendekatinya. "Kau akan tinggal di sini. Bersamaku. Selamanya."

Dom meraih dagunya, tapi Regina meludah ke arahnya. Dom mendesis kesal, lalu memukul meja keras sebelum berbalik pergi.

Regina tahu, ia harus kabur. Apa pun caranya.

Kesempatan datang malam itu juga. Salah satu anak buah Dom lupa mengunci pintu luar ketika mengganti makanan. Regina menyambar benda tajam di sudut ruangan, memotong tali pengikatnya perlahan, dan kabur lewat lorong belakang yang remang.

Ia berlari, tanpa sepatu, dengan tubuh yang masih sakit. Suara teriakan dan langkah kaki mulai mengejarnya. Ia berlari ke jalan raya, mata berair oleh angin dan ketakutan.

Lalu—

Ciiittttttt! Sebuah mobil melintas kencang, menabrak tubuh Regina

Tubuh Regina terpental, Dunia berputar, Rasa sakit, badan yang penuh luka-luka menjalar ke seluruh tubuhnya. Lalu gelap, Regina pingsan seketika

Mobil yang menabrak, pergi tancap gass melarikan diri..

Regina tergelak di jalanan gelap, dengan penuh luka-luka di seluruh badan nya.

Beberapa saat kemudian,

Berhenti sebuah mobil mewah berwarna hitam mengkilat, di depan tubuh Regina yang masih tergelak.

"Kenapa berhenti..? " Ucap Bos Leonardo, Mafia yang tampan dan berwibawa

"Anu, Bos ada seorang wanita tergelak di depan" Jawaban dari supir Bos Mafia

Akhirnya Bos Leonardo dan Supirnya turun dari mobil melihat Wanita penuh luka-luka yang tergeletak di jalan.

"Cek apakah dia masih hidup ?" Ucap Bos Leonardo.

"Masih hidup bos, masih bernapas" jawab supirnya

"Cepat angkat kedalam mobil " Ujar Bos Leonardo.

Di seberang jalan anak buah Dom melihat Bos Leonardo membawa Regina, lalu ia bergegas pergi untuk melaporkan kepada Dom ketua Gengster..

Lalu Regina di bawa ke sebuah Rumah mewah milik Bos Mafia tersebut, di rawat dan di sembuhkan lukanya oleh perawat yang ahli dibayar mahal oleh sang Bos Mafia.

Tak lama sesampainya anak buah Dom ketua Gengster lalu melaporkan kejadian yang dilihatnya

"Kenapa kau pulang dengan tangan kosong? Ngejar satu perempuan aja nggak becus kalian ini.!! " Ucap Dom yang sedang kesal dan marah

Anak buah Ketua Gengster itu tertunduk takut " Maaf Ketua, Kami hampir dapat perempuan itu tapi ada Bos Leonardo Mafia besar di Kota ini, dia membawa perempuan itu kedalam mobilnya"..

Dom terkejut dan merasa cemburu karena Regina mantan nya di selamatkan oleh seorang Mafia, yang di takuti di kota nya..

Setelah luka-luka Regina di bersihkan, Regina masih tak kunjung sadar,

Seorang perawat keluar dari kamar Regina, dan ingin berpamitan kepada Bos Mafia.

"Gimana apakah perempuan itu sudah sadar?" Ucap Bos Leonardo.

"Belum Bos, tapi sudah saya bersihkan semua Luka-Luka nya, kemungkinan besok pagi akan terbangun dan sadar, Saya mau izin pamit bos.. " Ucap seorang perawat yang di bayar mahal oleh Bos Leonardo.

"Baik, Terima kasih. " Jawaban yang simpel dan dingin dari seorang Bos Mafia.

Leonardo masuk kedalam kamar dan melihat Regina yang sedang berbaring lemas tak berdaya.

Lalu Leonardo menyelimuti badan Regina dengan selimut.

Suara napas Regina terdengar pelan dan teratur, meski lemah. Luka-luka di wajah dan lengannya sudah dibersihkan, namun bekasnya masih terlihat jelas. Leonardo menghela napas panjang, lalu duduk di kursi kayu di samping ranjang. Tangannya menyentuh lengan Regina dengan lembut, jauh dari kesan dingin dan keras yang biasa melekat pada dirinya.

Tangannya tanpa sadar menggenggam jemari Regina, yang terasa dingin. Untuk sesaat, dia tak lagi merasa seperti bos mafia yang bengis. Di hadapan wanita yang terluka ini, dia hanya seorang pria yang dihantui rasa penasaran dan, mungkin, empati yang selama ini terkubur dalam-dalam.

Tak lama kemudian, terdengar ketukan tergesa di pintu kamar. Seorang anak buah Leonardo masuk dengan napas terengah-engah, wajahnya pucat dan penuh kegelisahan.

"Bos! Maaf mengganggu, tapi... ini darurat!" ucapnya dengan suara terbata-bata.

Leonardo menoleh cepat, lalu melepaskan genggaman tangannya dari jemari Regina. Tatapannya berubah drastis dari hangat menjadi dingin, tajam, dan penuh kewaspadaan.

"Ada apa?" tanyanya tegas.

"Gudang utama... tempat pembuatan Bluesky kita, Bos. Terbakar sepertinya ada seseorang yang sengaja membakarnya.. Kami baru saja dapat kabar dari penjaga yang selamat!"

Deg. Jantung Leonardo seolah berhenti berdetak sejenak. Gudang itu adalah aset terbesar miliknya. Tempat yang dijaga ketat, tersembunyi, dan tidak mungkin diketahui banyak orang.

"Siapa yang berani?" gumamnya, wajahnya mengeras.

Tanpa membuang waktu, Leonardo berdiri dan langsung melangkah keluar kamar, Beberapa anak buah lainnya sudah menunggu di luar dengan mobil yang menyala dan siap jalan. Leonardo masuk ke dalam mobil, matanya menatap lurus ke depan, penuh amarah dan rasa penasaran.

Selama perjalanan menuju gudang, otaknya sibuk memutar kemungkinan.

Siapa yang tahu lokasi gudang itu? Hanya orang dalam... atau… bisa jadi musuh lama yang kembali?

Setibanya di lokasi, api sudah mulai padam, tapi asap tebal masih membumbung tinggi ke udara. Aroma menyengat dari bahan kimia terbakar menguasai area sekitar. Beberapa anak buah tampak panik, sementara yang lain sibuk memeriksa kerusakan.

Leonardo turun dari mobil dan langsung menuju penjaga yang selamat.

"Apa yang kau lihat?" tanyanya tajam.

Penjaga itu gemetar. "M-maaf Bos... Mereka datang cepat, mengenakan masker... Ada empat orang. Mereka membakar gudang dari dalam. Kami tak sempat melawan. Mereka sangat terlatih... seperti bukan orang biasa."

Leonardo mengepalkan tangannya.

"Apakah ada tanda-tanda siapa mereka?"

Penjaga itu ragu sejenak. "Salah satu dari mereka... menyebut nama seseorang sebelum pergi."

Leonardo menatap tajam. "Siapa?"

"Dom, Bos... Mereka bilang, 'Sampaikan pada Leonardo... ini baru permulaan, dari Dom.'"

Darah Leonardo mendidih seketika. Nama itu...sepertinya dia pernah mendengarnya, tapi entah dimana.

Leonardo berdiri membatu di depan puing-puing gudangnya yang hangus, angin malam meniup sisa-sisa asap ke wajahnya.

"Dom..." gumamnya pelan, namun penuh tekanan. "Siapa sebenarnya Dia ? , ada maksud apa dibalik semua ini.

Leonardo masih berdiri di depan gudang yang kini tinggal arang, napasnya berat, pikirannya penuh gejolak. Api memang padam, tapi amarahnya baru saja menyala.

Dia menoleh ke anak buahnya yang paling ia percaya, "Jack "Hubungi semua informan kita. Periksa setiap jaringan jalan belakang, pelabuhan, pasar gelap, semuanya, Saya ingin tahu siapa Dom itu ?!, cari tahu tentang dia apa pun caranya."

Jack, mengangguk cepat. "Siap, Bos !!!

Leonardo menatap ke arah kobaran api yang sudah padam, matanya gelap, penuh emosi, dan kekesalan nya memuncak.

"Kalau ini perang, mereka salah pilih lawan.. !