Pustaka
Bahasa Indonesia

7 Alasan Mencintai Yusuf

75.0K · Tamat
Noviyadep
41
Bab
7.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Cerita ini berkisah tentang seorang gadis berusia 18 tahun memiliki nama lengkap Daisy Yudhistira, baru saja lulus dari bangku sekolah menengah atas. Dia yang begitu pecicilan, keras kepala, juga tidak tahu aturan jatuh cinta pada pandangan pertama. Pria itu, sosok yang begitu berbeda dari yang lain, mempunyai sejuta karisma yang dapat meluluh lantakkan hati Daisy.Karena sejatinya Daisy adalah cewek dengan segudang rasa penasaran akan sesuatu, dia membulatkan tekat untuk mencari tahu siapa gerangan pria yang sangat berani membuat dadanya berdebar lebih kencang.Mampukah Daisy meluluh dan mendapatkan hati pria yang mempunyai sinar indah pada kedua matanya itu?

RomansaIstriMenantuCinta Pada Pandangan PertamaKeluargaPernikahanDewasaSweetBaperMenyedihkan

Prolog

Warning⚠

Cerita ini akan menimbulkan baper berkepanjangan. Membuat jiwa jomblo bergetar tak jelas.

^^^

Peringatan;

1. Wajib follow aku sebelum membaca, ketika membaca wajib vote dan komen!

2. Bantu share cerita ini ke temen-teman, pacar, mantan, gebetan, selir, HTS-an, keluarga, musuh, dll.

3. Penulis tidak tanggungjawab jika kalian baper.

ΔΔΔ

Daisy Yudhistira, gadis berusia 18 tahun yang baru saja lulus dari bangku sekolah menengah atas, beberapa bulan yang lalu. Memiliki rambut sepinggang lurus, berwarna kecokelatan. Tubuh ideal dengan kulit putih, mulut, dan bersih. Mata bulat dengan iris hitam selalu menyorot ketajaman, senang sekali melotot jika sang empunya tidak menyukai sesuatu hal, bibir indah kemerahan, serta hidung mancung itu juga ikut andil membingkai wajah cantiknya, kian sempurna bagi siapa saja yang memandang.

Yusuf Adyatmaja, pria gagah dengan segala kehebatannya dalam bidang apa pun di usianya yang masih begitu muda, 25 tahun. Dia menjabat sebagai seorang CEO di salah satu perusahaan ternama sang ayah Adyatmaja's Group. Yusuf memiliki kekuasaan, kedudukan dan kehormataan atas apa yang telah dia capai sejauh ini. Prestasi yang kian meningkat, mengelola pekerjaan serta berbisnis dengan baik, tentu saja keramahannya dengan orang lain tidak diragukan lagi. Dia adalah pria dewasa yang tampan bak seorang dewa, sholeh, penyayang, dan hangat. Bisa dikata hampir mendekati sebutan sempurna, salah seorang bibit unggul dari keturunan Adyatmaja.

[]

Daisy berdiri tegap di hadapan Yusuf, memberengut kesal dengan kedua tangan menyilang di depan dada. Sampai kapan pun dia tidak akan mundur, ya ... tergantung jika semesta mendukungnya. Jika tidak, Daisy tetap akan memaksa agar semesta memberikan dukungan, bagaimana pun keadaannya. Daisy benar-benar hilang akal karena telah mencintai pria menyebalkan di hadapannya itu. "Aku tidak mau pulang! Sampai kamu mau menerima cintaku, titik! Gak ada yang boleh pakein koma di belakangnya!" ucapnya terdengar tegas tak ingin dibantah.

Yusuf menarik napas, tangan kanannya terangkat pepijat pangkal hidung. Sungguh hari-harinya belakangan ini menjadi kacau dan memusingkan olah akibat gadis keras kepala bernama Daisy yang sebelumnya sama sekali tidak dia kenal. "Tidak bisa!"

Itu adalah tolakan dari Yusuf untuk kesekian kali. Dan konyolnya selalu dianggap angin lewat oleh Daisy. Gadis itu selalu mengatakan jika Yusuf hanya mengajaknya bercanda--tidak serius, dan ingin menguji seberapa besar keseriusan dirinya.

Daisy menggertakkan gigi, lagi-lagi dikecewakan oleh tolakan Yusuf atas perasaannya. Daisy bingung kenapa bisa-bisanya Yusuf terus menolak padahal semua orang tahu jika dia adalah gadis yang sangat amat cantik. Tidak memalukan jika dipamerkan kepada teman-teman dan keluarga besar. "Tapi aku cinta kamu! Jangan terus-terusan menolak dong. Kamu mau aku pakai cara lain supaya kamu jadi bucinnya aku, begitu, Om kaya raya?" sinis Daisy.

"Sebaiknya kamu pulang, minum obat, lalu istirahat. Semakin hari omongan kamu makin gak bener aja, ngelantur gak jelas." Yusuf berniat beranjak meninggalkan Daisy--pusing kalau berurusan terlalu lama dengan gadis bermulut petasan itu. Namun urung ketika lengannya dicekal Daisy. Segera Yusuf melepaskan cekalan itu, kemudian banyak-banyak menyebut nama Allah di dalam hati. Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah!

"Sudah berapa kali saya bilang ... saya gak suka kamu, apalagi sampai pegang-pegang tangan saya, bukan muhrim. Masih aja ngeyel."

"Nah makanya dari itu Om, mari halalin aku, biar bebas pegangan tangannya." Daisy memperlihatkan kedua tangannya yang memiliki jemari lentik dan indah. "Tangan aku lembut dan mulus lho, bersih bening seperti tanpa kaca, enak buat di elus-elus apalagi dikecup." Alisnya naik turun, ekspresi wajah Daisy membuat Yusuf ingin menenggelamkan diri sekarang juga. Benar-benar ujian yang berat dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuknya.

"Kenapa kamu cinta saya?"

Daisy terdiam beberapa saat. Senyumnya merekah, dengan percaya diri dia menjawab, "Alasannya baaanyakkkk!" Sengaja memanjangkan kata akhir dalam kalimat yang dia ucapkan.

Yusuf menaikkan sebelah alis, kembali heran. "Cukup satu saja, jangan kebanyakan gaya kamu."

"Lho, kenapa? Aku maunya banyak, kenapa Om yang sewot?! Itukan hak aku." Dengan tidak tahu dosa, Daisy menjawab sesuka hati. Tidak peduli Yusuf akan terima atau tidak, yang pasti harus menerima. Daisy tidak suka penolakan.

"Orang lain biasanya hanya memiliki satu alasan, tidak perlu banyak karena hanya akan menimbulkan omong kosong--"

Daisy mengangkat tangan menghentikan Yusuf untuk berbicara lebih banyak. Daisy males mendengar kotbah dari pria itu. "Stop! Aku bukan orang lain itu. Kalau aku bisa jadi diriku sendiri, kenapa harus menjadi orang lain agar kamu suka? Aku cinta diriku, dan pastinya juga cinta kamu. Tulus, serius! Ya, ya, ya, terima aku buat jadi istri kamu. Plissss?!" Lantas menangkup kedua tangannya, kedua mata yang tadinya menyorot tajam kini bersinar indah penuh pengharapan agar Yusuf menjawab 'iya'.

"Tidak!"

Kalau saja sedang tidak berada di kantor Yusuf, Daisy akan mengamuk sekarang juga. Lihat saja, pria mengesalkan itu kembali menolaknya.

"Kalau nanti malam kamu tiba-tiba kepikiran terus mimpiin aku, kemudian besoknya langsung jadi bucin. Maaf, mungkin aku sudah bermain dukun." Setelah itu Daisy pergi dari hadapan Yusuf sambil mengentakkan kaki dalam setiap langkahan.

Keadaan Yusuf? Dia hanya mengusap wajah dan dadanya.

Astaghfirullahal Adzim.

****

Salam manis,

Noviyadep❤