Pustaka
Bahasa Indonesia

When Two Hearts Meet

67.0K · Tamat
Natalia K
30
Bab
8.0K
View
7.0
Rating

Ringkasan

Seorang pria, putra dari mantan seorang pelacur bertemu dengan seorang wanita yang mengalami amnesia akibat kecelakaan yang membuatnya kehilangan orangtuanya.Diawali dengan keterpaksaan harus menerima si wanita sebagai sekretarisnya dan diakhiri dengan ketergantunganya pada si wanita.Apakah dua hati mereka bisa bersatu?Ikuti serunya perjalanan cerita mereka, dan jangan lupa untuk menekan gambar bintang pada tiap partnya.

PresdirCinta Pada Pandangan PertamaBillionaire

Bab 1 Mencari Sekretaris Baru

"Bagaimana hubunganmu dengan Garrick?" tanya Carol pada Windy sahabatnya.

"Kamu seperti tidak mengenal Garrick, dia lebih mementingkan pekerjaannya daripada kekasihnya. padahal orangtuaku sudah menanyakan kapan dia akan melamarku" jawab Windy sambil menikmati minuman pesanannya.

Saat ini seperti biasa mereka akan menghabiskan malam di bar untuk bersenang-senang, Windy adalah kekasih dari Garrick O'Niel, seorang billonare tampan incaran para wanita, bersyukur Windy bisa menjadi kekasihnya walau dalam kenyataannya Windy hanya menemaninya untuk menghadiri acara-acara dimana Garrick membutuhkan pasangan atau jika dia membutuhkan teman tidur, Garrick tidak pernah mengajaknya berkencan kecuali dia memaksanya, bahkan pria itu selalu meninggalkannya setelah mereka saling memuaskan. Pria itu lebih memilih menghabiskan waktu dengan pekerjaannya daripada dengan kekasihnya.

Windy tidak peduli dengan kenyataan itu, karena yang penting sumber dananya tidak terbatas, Garrick memberinya black card unlimited untuk dipergunakan sesuka hatinya. Bagi Windy menjadi pasangan Garrick dan dikenal oleh umum, sudah memuaskan apalagi orangtuanya yang mendukung sekali hubungannya karena secara tidak langsung membuat perusahaan orangtuanya mendapatkan kerjasama dari beberapa perusahaan besar karena hubungannya itu.

Hubungan Garrick dan Windy sudah berjalan hampir 2 tahun, dan sekarang orangtuanya memaksanya untuk meminta komitmen dari Garrick, Windy tidak tau bagaimana bisa dia membuat Garrick segera menikahinya.

"Hubungan kalian sudah cukup lama, mengapa tidak kamu tanyakan langsung padanya" tanya Carol lagi.

"Aku tidak sempat menanyakananya, jika kami berduaan dia pasti sibuk dengan teleponnya, jika aku menemaninya dalam sebuah acara dia sibuk dengan relasi bisnisnya, saat kami selesai bercinta dia bahkan telah pergi sebelum aku bangun."

"Jika begitu mengapa kamu tidak membuatnya terpaksa melamarmu?"

"Terpaksa melamarku?"

"Bukankah kamu sering menghabiskan malam bersamanya, mengapa kamu tidak membuatnya menghamilimu, dan bertanggung jawab karena itu?"

"Hahaha...aku pernah terpikir hal itu, tetapi bagaimana mungkin aku hamil jika dia selalu ingat menggunakan pengaman, atau jika terpaksa dia akan mengeluarkannya diluar."

"Bukankah selalu ada jalan untuk itu, buatlah dia mabuk dan tanpa sadar mengeluarkannya didalam, atau gunakan obat perangsang untuk membuatnya terpaksa mengeluarkanya didalammu"

"Bagaimana jika hanya sekali itu aku tidak hamil? Mana mungkin aku mengulangnya, dan aku yakin dia akan menjaga dirinya"

"Atau kamu lakukan dengan pria lain sampai kamu hamil dan setelah itu katakan padanya jika kamu hamil anaknya. Bukankah dia tidak mengetahui jika selama ini selain dengannya kamu juga tidur dengan lelaki lain? kamu bisa mengatakan jika bisa jadi ada sperma yang keluar sebelum dia menariknya keluar atau kondom yang dia gunakan bocor"

"Hahaha...aku mengerti maksudmu, aku akan memikirkannya. Kamu memang sahabatku yang terbaik"

Carol ikut tertawa, dalam hatinya dia berkata 'Lakukanlah itu dan kamu akan kehilangan Garrick'.

Di tempat lain, tepatnya di sebuah ruangan tertinggi digedung perkantoran mewah tersebut pria yang mereka bicarakan sedang merayu wanita yang berdiri dihadapannya, "Matilda, apakah kamu yakin akan tega meninggalkanku setelah menemaniku selama ini?, Bagaimana diriku tanpamu?"

"Aku sudah lelah Garrick, aku ingin menghabiskan waktuku bersama cucu-cucuku. Aku rasa sudah cukup aku membantumu dan sekarang carilah sekretaris baru yang bisa menggantikanku. Atau kamu jadikan kekasihmu itu sekretarismu daripada dia hanya bisa menghambur-hamburkan uangmu"

"Tetaplah menjadi sekretarisku, dan berliburlah selama sebulan bersama cucu-cucumu, aku akan membiayai semuanya"

"Garrick, sudah saatnya kamu mencari sekretaris yang lebih muda dan cekatan yang bisa membantumu"

"Dimana aku bisa menemukan penggantimu?"

"Aku akan mencarikannya untukmu, mengajari dan memastikan dia akan bisa membantumu seperti diriku. Apakah kamu ingin sekretaris wanita atau pria"

"Aku akan menyetujuinya dengan syarat, jika penggantimu ini tidak bisa seperti dirimu maka kamu tidak boleh berhenti"

"Baiklah...tetapi jangan sampai kamu sengaja mencari kesalahan-kesalahan penggantiku supaya aku tetap disini. Jika sampai itu terjadi aku akan meninggalkamu langsung"

"Tenang saja, aku bukan orang seperti itu"

"Iya...kamu bukan orang seperti itu, tetapi kamu adalah orang yang menggunakan segala cara untuk mendapatkan keinginanmu. Jadi apakah kamu ingin aku melatih kekasihmu sebagai sekretarismu?"

"Hahaha....apakah menurutmu dia bisa menjadi penggantimu, jika bisa silahkan saja"

"Jelas tidak, yang ada saat aku mengajarinya aku akan terkena serangan jantung. Jadi wanita atau pria?"

"Terserah, pilihlah yang kamu suka, aku tidak masalah selama dia bisa bekerja seperti dirimu."

"Baiklah, aku akan meminta bagian HRD segera mencarikan kandidatnya. Tenang saja aku akan mencarikan yang terbaik untukmu. Aku pulang dulu, jangan lupa habiskan makan malammu sebelum kamu bekerja sampai pagi"

Garrick melihat kepergian Matilda sekretarisnya dari ruang kerjanya, dia tersenyum saat mengingat bagaimana dia bertemu dan memperkerjakannya. Waktu itu dia baru mulai merintis perusahaannya setelah dia berhasil mendapatkan uang yang cukup besar dari hasil penjualan sahamnya. Garrick tidak pernah mengenal siapa ayahnya, dia dilahirkan dari seorang ibu tunggal yang sebelum melahirkannya bekerja sebagai pelacur. Ibunya meninggalkan pekerjaannya setelah mengetahui dirinya mengandung. Dia melahirkan dan merawat putranya di kota yang tidak ada yang mengenal dirinya. Dia bekeja untuk membiayai hidup mereka berdua, mendidik putranya menjadi seorang yang bertanggung jawab. Garrick adalah seorang yang pandai, dia sekolah dengan beasiswa dan membantu mencari penghasilan dengan bekerja sambilan, dari salah satu pekerjaan sambilannya itu dia belajar investasi dan bermain saham. Saat dia lulus kuliah dia sudah memiliki tabungan yang lumayan dari hasil bermain sahamnya, dia mencoba mendirikan perusahaan investasi kecil-kecilan, Matilda datang kekantornya untuk melamar pekerjaan padahal saat itu dia belum mampu membayar seorang pegawaipun, Matilda mengatakan dia bersedia dibayar berapapun dan bekerja apapun karena dia membutuhkan uang untuk mengobati putranya yang sedang sakit. Garrick yang merasa kasihan akhirnya memperkerjakannya dan memberinya uang simpannya yang terakhir untuk mengobati putranya. Dengan bantuan matilda dia mengembangkan perusahaan kecilnya itu dan saat betapa beruntungnya dia saat salah satu investasinya meledak dipasaran, membuatnya menjadi seorang jutawan. Matilda yang mengingatkannya untuk tidak berpuas diri dan menghambur-hamburkan uangnya oleh karena itu dia kembali menginvestasikan uang yang didapatnya, dan dalam waktu enam bulan mereka bisa pindah kantor dan mulai memperkejakan beberapa staff.

Dalam waktu setahun Garrick berhasil membuat orang-orang mengenal nama perusahaannya, tetapi satu hal yang disesalinya adalah dia belum sempat membahagiakan ibunya saat mengetahui ibunya mengalami kecelakaan saat perjalanan kekantornya untuk mengantarkan makan siang. Garrick sangat terpukul saat itu, dan Matilda lah yang menemaninya melewati semua kesedihan itu, dia sudah menganggap Matilda sebagai pengganti ibunya begitu juga Matilda yang sudah menganggapnya sebagai putranya.

12 tahun telah berlalu dan sekarang dia adalah seorang pengusaha sukses bukan hanya dibidang investasi tetapi beberapa bidang usaha lainnya, semua orang yang bertemu dengannya selalu menghormatinya sangat berbeda dengan saat dia kecil dulu, semua orang termasuk teman-temannya selalu mencemoohnya sebagai seorang anak haram atau anak pelacur dan sejujurnya sekarang dia sangat menikmatinya, dia tidak ingin membalas mereka tetapi dia akan tertawa jika melihat orang yang dulu menghinanya sekarang memohonnya untuk bekerjasama.

Bulan depan dia akan berusia 33 tahun dan dia masih belum berminat mengikat diri dalam pernikahan, Matilda sudah berulang kali mengingatkannya tetapi selalu saja dibantahnya, dan berkata jika dia sudah memiliki Matilda sebagai keluarganya. Sampai akhirnya dia memutuskan dekat dengan Windy Felton, putri salah satu rekan bisnisnya yang terus menerus mengejarnya. Dia tidak pernah dekat dengan wanita dan dia hanya bersama wanita untuk pelampiasan napsunya saja, dan sudah sering Matilda memarahinya karena hal itu. Dia selalu menenangkannya dengan mengatakan dia selalu bermain aman, dia tidak akan membuat wanita yang ditidurinya menanggung nasib seperti ibunya.

Dapat dikatakan dia menganggap Windy sama seperti wanita-wanita yang dikencaninya dan dia sama sekali tidak berniat berkomitmen pada wanita itu karena dia yakin wanita itu dan keluarganya hanya menyukainya karena dirinya yang sekarang dan bukan dirinya yang dulu.

Dia tau, Windy mengisyaratkan ingin dia melamarnya dan dia sangat malas menanggapinya. Dia mengetahui jika Windy memang sebagai menyandang status sebagai kekasihnya tetapi wanita itu juga terus berkencan semalam dengan para pria yang tertarik padanya yang ditemukannya di klub malam bersama sahabatnya Carol Baxter. Windy berpikir dia tidak mengetahui perselingkuhannya itu, tetapi dia memang sengaja pura-pura tidak tau dan tidak peduli, karena semua bukti perselingkuhan itu adalah senjatanya jika suatu saat nanti terjadi hal-hal yang tidak terduga.

Garrick melihat jika Carol menyukainya dan bahkan pernah mencoba merayunya, dan dia sama sekali tidak tertarik.

Sekarang dia sedang dalam masalah besar, Matilda akan mengundurkan diri. Sebenarnya dia juga kasihan dengan Matilda yang selama ini selalu mengutamakannya dari keluarganya, tetapi siapa lagi yang bisa diandalkannya selain Matilda. Matilda adalah orang yang bisa mengerti dan memahami cara kerjanya yang bagi orang yang tidak mengenalnya sangatlah ekstrim, kejam dan tidak berperasaan, Matilda adalah satu-satunya orang yang berani memarahi dan meneggurnya secara langsung dan dia adalah sati-satunya orang yang dihormati dan sayanginya selain ibunya.

Mungkin memang sudah saatnya dia harus mencari pengganti Matilda, dan dia berharap pengganti Matilda akan sama cekatannya dengan wanita tua itu.

Disudut lain kota yang 24 jam tidak pernah mati itu, tampak seorang wanita sedang duduk di dalam bus yang akan membawanya pulang ke flat tempatnya tinggal. Hari ini dia sangat lelah, sejak tiba dikantor tempatnya bekerja sebagai tenaga adminstrasi tadi pagi dia sudah harus menyelesaikan setumpuk laporan dan harus selesai hari ini juga, terpaksa dia lembur untuk menyelesaikannya karena jika dia tidak menyelesaikannya hari ini atasannya yang suka mencari-cari alasan untuk memarahinya tidak akan melepaskan kesempatan itu.

Lynne Alexandra, nama wanita itu. Dia dibesarkan disebuah panti asuhan setelah kedua orangtuanya meninggal karena kecelakaan saat dia berusia 13 tahun dan yang terparah adalah dia mengalami amnesia akibat kecelakaan itu. keluarga orangtuanya semua tidak ada yang mau mengurusnya. Tidak ada orang tua angkat yang mengadopsinya karena umurnya dan karena amnesia yang dideritanya membuatnya sering sakit kepala parah bahkan sampai pingsan, sehingga dia terpaksa terus tinggal dipanti asuhan itu sampai dia cukup umur untuk mandiri. Dari kecil dia sudah terbiasa bekerja sambilan untuk memenuhi kebutuhannya sehingga saat dia keluar dari panti asuhan itu dengan berbekal tabungannya dia berusaha hidup mandiri, dia bekerja menjadi tukang bersih-bersih kantor, menjadi pelayan kafe sampai akhirnya dia diterima bekerja sebagai tenaga adminstrasi sebuah perusahaan kecil tempatnya bekerja sampai sekarang. Dia ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih bagus tetapi dia menyadari pendidikannya tidak memungkin untuk itu, dia memang memiliki keahilan yang lumayan, dia juga bisa beberapa bahasa yang dipelajarinya secara otodidak tetapi dia tidak mempunyai ijasah dari semua keahliannya itu. Sekarang usianya sudah 26 tahun dan dia masih terjebak dalam perusahaan kecil tempatnya bekerja dengan atasan yang tidak menyukainya karena kepandaiannya.

Dia sampai di halte dimana dia harus turun, dan dia masih harus berjalan kaki sejauh 5 blok untuk sampai ditempat tinggalnya. Tempat tinggal yang sesuai dengan kondisi keuangannya, dengan daerah yang lumayan bersih dan cukup aman. Dia berjalan perlahan menyusuri jalan yang sudah dihapalnya, dia melihat sepasang kekasih yang sedang bertengkar dipinggir jalan, dia berpikir kapan dia akan memiliki seorang kekasih, bahkan diusianya sekarang dia belum pernah memiliki kekasih bukan karena tidak ada yang tertarik padanya, dia adalah wanita yang cukup cantik dan manis, tetapi saat pria-pria itu mengetahui dia mempunyai penyakit mereka semua menjauhinya sejak menyadari hal itu dia tidak pernah ingin berhubungan dengan pria lagi.

Dia tiba di gedung flat tempatnya tinggal, dia melihat tanda yang diletakan didepan lift dan menghela nafas panjang, "Mengapa hari ini nasibku begitu sialnya? Mengapa lift rusak disaat aku benar-benar lelah?" katanya dalam hati. Dia menuju ketangga dan mulai menaikinya menuju lantai 5 tempatnya tinggal, saat tiba didepan pintu flatnya dia kembali mendengar tentangganya bertengkar, dia hanya heran mengapa tentangganya yang merupakan pasangan muda itu selalu bertengkar, mengapa mereka hidup bersama jika mereka selalu bertengkar? Pikirnya. Tapi saat ini dia benar-benar lelah dan tidak ingin memikirkan hal lain selain tidur, dia sudah tidak mempunya kekuatan untuk membersihkan dirinya dan makan malam yang sudah sangat terlambat, dia hanya ingin merebahkan tubuhnya diatas kasurnya, dan ebnar saja saat dia merebahkan dirinya dikasurnya dia langsung memejamkan matanya dan masuk kedalam alam mimpi.

Lynne terbangun dengan keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya, dia kembali bermimpi tentang kecelakaan, dia melihat truk dengan kecepatan cepat menghantam dirinya yang duduk di bagian belakang mobil dan dia setelah itu dia masuk dalam kegelapan yang pekat. Dia terduduk dan melihat kearah jam dimeja samping tempat tidurnya pukul 5 pagi, perutnya terasa lapar dan dia baru menyadari dia belum mandi dan makan sejak semalam, dia memutuskan untuk bangun saja, membersihkan diri dan menyiapkan sarapan dan makan siang untuknya sebelum berangkat kekantor dan kembali berkutat dengan setumpuk dokumen dan mendengarkan omelan atasannya yang selalu tidak puas itu.