Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 . Rencana Gila

"T-Tapi–"

"Silakan Tuan Muda, keluar," ulang Yao, memotong ucapan Wei Long.

Saat Wei Long melangkah keluar, dua orang asisten Yao, melangkah masuk.

Wen Jun yang tidak sadarkan diri, dipapah oleh kedua asisten itu dan mereka berjalan keluar ruangan, mengikuti Yao.

Wei Long menatap semua itu dengan takjub. Apalagi, yang direncanakan oleh neneknya itu? Ia tidak berani membayangkan apa yang terjadi, saat Wen Jun sadar. Hanya memikirkannya saja sudah membuat ia bergidik. Bagaimana tidak? Ia juga terlibat di dalam rencana gila sang nenek.

Di sudut lain, klub.

Xiao Bing kembali ke ruangan di mana Qian Qian berada.

Melepaskan mantel yang dikenakannya, Xiao Bing menyampirkan mantel itu di tubuh kakaknya, sebelum mulai memapah Qian Qian yang sudah tidak sadarkan diri.

"Maafkan adikmu ini. Tapi, aku tidak punya pilihan lain," gumam Xiao Bing, saat mulai memapah Qian Qian masuk ke dalam lift.

Pintu lift, tertutup dan Xiao Bing menekan tombol lantai atap.

Xiao Bing, mulai panik. Ia hanya berharap Yao, tidak menyadari bahwa yang dibawa nanti adalah wanita yang berbeda. Sebab, kualifikasi mereka amatlah tinggi, sahabatnya yang melarikan diri menjalani serangkaian tes kesehatan sebelum dinyatakan lolos. Jadi, hanya kakaknya yang memenuhi kualifikasi mereka, sebab Qian Qian juga sehat dan masih perawan.

Xiao Bing, mencibir. Wanita mana di zaman ini masih perawan di usia 25 tahun. Ya, kakaknya adalah seorang kutu buku dan hanya fokus mencari uang. Tidak bergaul, apalagi berkencan, itulah bagaimana sang kakak menjalani hidup.

Keluarga mereka, Keluarga Lu adalah keluarga sederhana. Ayah mereka adalah pensiunan guru dan ibu, membuka toko mie di depan gang rumah. Qian Qian yang setiap bulan membantu pengeluaran rumah tangga dan biaya berobat sang ayah. Sedangkan Xiao Bing, walaupun tidak dapat membantu keuangan keluarga, tetapi tidak meminta uang, maka itu sudah cukup bagi keluarga mereka.

Ayah dan ibu, selalu memuji Qian Qian. Mereka selalu membandingkan dirinya dengan sang kakak. Setelah malam ini, ia yakin Qian Qian tidak akan jauh berbeda dengannya.

Sudah lama, Xiao Bing memimpikan dapat hidup mandiri dan pindah dari rumah tua mereka. Hanya saja, saat itu terjadi, ia tidak menyangka akan dalam kondisi melarikan diri seperti ini.

Pintu lift terbuka dan Xiao Bing menarik napas, sebelum melangkah keluar.

Di hadapannya sudah ada barisan sekelompok pria dengan setelan formal.

Yao, yang melihat kehadirannya langsung berlari menghampiri, bersama dengan beberapa pengawal yang lain.

"Biar aku bantu," ujar Yao, sebelum mengambil alih tubuh Qian Qian yang tidak sadarkan diri darinya.

Angin kencang, akibat baling-baling helikopter yang mulai berputar, membuat rambut panjang Qian Qian, menutupi wajahnya. Xiao Bing merasa lega, sebab Yao sama sekali tidak curiga.

Yao adalah pihak yang mewakili Keluarga Tan, dalam bernegosiasi. Sejauh ini, Xiao Bing sama sekali tidak pernah bertemu dengan anggota Keluarga Tan.

"Ingat, bayaranku!" pesan Xiao Bing kepada Yao, sekali lagi.

Yao mengangkat wajahnya dan menatap Xiao Bing, seraya berkata, "Periksa saldo rekeningmu!"

Lalu, berbalik pergi dengan Qian Qian berada dalam pelukannya.

Xiao Bing melihat bagaimana sang kakak diangkat masuk ke dalam helikopter. Melihat bagaimana helikopter itu terbang ke atas dan menghilang dari pandangannya.

Saat ini, di atap hotel hanya tinggal dirinya sendiri. Semua pengawal Yao, sudah meninggalkan atap.

Buru-buru, ia memeriksa transaksi e banking miliknya melalui ponsel dan tersenyum puas. Selama setengah jam, Xiao Bing mentransfer uang itu ke beberapa rekening bank lain miliknya. Ya, ia berencana menarik tunai semua uang ini dan bersembunyi. Mungkin satu atau dua tahun lagi, ia akan kembali setelah keadaan aman dan menikmati uang ini.

"Sial!" gerutu Xiao Bing. Ia masih harus memikirkan alasan kepergian kakaknya itu. Jika tidak, maka kedua orang tuanya pasti akan lapor polisi, jika anak kesayangan mereka tidak kembali.

Akhirnya, Xiao Bing menciptakan satu kebohongan, bahwa ia dan kakaknya pergi ke kota tetangga, untuk menemui teman lama. Itu cukup membuat kedua orang tuanya tidak mencari selama beberapa minggu.

Setelah itu, Xiao Bing meninggalkan hotel dan bersembunyi dengan uang yang banyak.

***

Helikopter terbang sekitar 20 menit dan mendarat di helipad yang ada di belakang kastil milik Keluarga Tan.

Kastil megah dan begitu luas, yang merupakan salah satu aset termahal milik Keluarga Tan. Berada di puncak dan jauh dari keramaian, merupakan tempat yang tepat untuk mendapatkan keturunan. Itulah yang diyakini Nyonya Besar Tan atau Nenek Tan.

"Halo!" sapa Yao, menjawab panggilan masuk dari ponselnya.

[Bagaimana?]

Yang menelepon adalah Nenek Tan, dalang dari semua rencana gila ini.

"Kami sudah membawa Tuan dan Nona, ke kamar utama," jelas Yao.

[Ingat nyalakan dupa yang aku berikan padamu! Nyalakan di setiap sudut ruangan!] pesan Nenek Tan.

"Baik, Nyonya."

Setelah panggilan diputuskan. Yao yang masih berada di kamar utama, mulai memerintahkan para pelayan untuk menyalakan dupa tersebut. Tentu sebelum itu, mereka mengenakan masker, agar tidak terpengaruh oleh asap dupa itu.

***

Di kediaman besar Tan.

Nenek Tan, duduk di ruang tamu, sambil meneguk teh dari cangkir keramik yang indah.

"Kamu yakin, dupa itu berkhasiat?" tanya Nenek Tan kepada kepala pelayan yang merupakan seorang wanita paruh baya.

"Yakin, Nyonya."

Nenek Tan, mengangguk puas.

Di usia senja, ia amat merindukan kehadiran cicit. Hanya saja kehidupan tidak selalu berjalan sesuai harapan.

Awalnya, cucu tertuanya Tan Wen Jun, adalah pria normal dan memiliki kekasih. Hanya saja, wanita itu dari kalangan biasa dan tidak pantas menjadi menantu Keluarga Tan, maka ia menentang keras hubungan itu saat Wen Jun ingin menikah.

Jika dipikirkan, ia menyesal telah menentang pernikahan itu. Namun, nasi sudah menjadi bubur dan tidak ada yang dapat dilakukan lagi. Maka, saat ini bagaimana pun caranya ia akan membawa sang cucu kembali ke jalan yang benar.

Wen Jun, patah hati, saat sang kekasih tercinta bunuh diri dalam keadaan hamil. Hal itu, membuatnya diliputi rasa bersalah dan berujung depresi. Beruntung dengan bantuan psikiater handal, Wen Jun dapat diselamatkan, tetapi ada harga yang harus dibayar.

Tan Wen Jun, menutup diri dari segala hubungan pria dan wanita. Delapan tahun, cucunya itu hidup layaknya pertapa. Tidak pernah berpesta, apalagi berkencan. Yang dilakukan hanyalah bekerja gila-gilaan. Tentu itu tidak buruk, sebab perusahaan berkembang amat pesat belakangan ini.

Hanya saja, itu tidak cukup bagi Nenek Tan.

Putus asa, membuat wanita tua itu memutuskan mengambil langkah yang berani. Apalagi, saat cucunya itu mulai mengunjungi klub khusus gay. Ia tidak dapat tinggal diam dan perlu menarik pemicu agar ada perubahan yang terjadi.

Malam ini, ia akan membuat cucunya tidur dengan wanita tidak dikenal. Dupa itu, akan memberikan efek merangsang hasrat seksual, bagi orang yang menghirup aroma asapnya. Tentu wanita itu adalah wanita pilihan, yang telah lulus seleksi ketat.

Nenek Tan berharap, cinta satu malam itu akan langsung membuahkan hasil. Ya, seorang anak pasti akan mampu membuat perubahan. Hanya anak. Jika wanita itu hamil, maka akan melahirkan dan menyerahkan bayinya untuk dirawat oleh Keluarga Tan. Itu semua sudah ditetapkan dalam kontrak, tentu dengan tambahan bayaran yang setimpal.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel