Bab 11 Tidak Seberuntung Itu
Calista duduk di mobil Lancelot dan terdiam sepanjang jalan.
Tak lama kemudian, mereka tiba di kediaman Keluarga Sulistio.
Nyonya besar Sulistio tinggal di pinggiran kota karena menyukai keheningan dan sering membaca kitab Budha. Hanya ada beberapa orang yang ikut bersamanya.
Calista mendengar suara batuk nyonya besar dari kejauhan.
"Kamu berdiri di depan pintu saja." Wajah nyonya besar terlihat pucat dan terlihat kurang sehat. Dia berkata dingin kepada Lancelot, lalu membawa Calista masuk ke dalam.
"Aku hanya keluar sebentar, tapi tidak menyangka hal sebesar ini terjadi. Calista, kamu terlalu gegabah."
Calista tahu kalau nyonya besar sedang membicarakan perceraiannya dengan Lancelot.
Dia berjalan ke depan dan memegang tangan nyonya besar seperti biasanya lalu tersenyum, "Nyonya besar, Anda seharusnya merasa senang untukku karena aku akhirnya bisa menjadi diriku sendiri, bukan?"
Nyonya besar mengeluhkan Lancelot yang ada di luar pintu. Lalu berpaling dan berkata dengan sedih, "Lancelot telah membuat kesalahan karena kehilangan istri sebaikmu, sehingga kamu harus memanggilku nyonya besar."
Calista tercengang dan matanya terasa panas, "Nenek."
Nyonya besar menepuk punggung tangannya, "Calista, aku bisa melihat cintamu terhadap Lancelot selama bertahun-tahun ini. Apakah kamu benar-benar bisa melepaskannya?"
"Aku tidak punya pilihan lain selain melepaskan." Calista menahan sakit hatinya. Apa yang bisa dia lakukan selain melepaskan?
Nyonya besar memeluknya dan menepuk punggungnya dengan lembut, "Nenek tidak menyalahkanmu karena bercerai dengan Lancelot. Aku tahu kalau masalah ini akan terjadi cepat atau lambat. Lancelot yang tidak beruntung."
Calista bersandar diam dalam pelukan nyonya besar.
Selama bertahun-tahun di Keluarga Sulistio, nyonya besar adalah satu-satunya orang yang baik padanya.
Dengan adanya perlindungan nyonya besar, Mayda dan Elton tidak berani berbuat sembarangan, sehingga dia sudah menganggap nyonya besar sebagai keluarganya sendiri.
Calista tidak menyesal karena bercerai, dia hanya merasa sedih karena sudah tidak bisa berbakti padanya lagi.
"Calista, aku melihat Lancelot tumbuh dari kecil dan mengerti temperamennya. Jika suatu hari nanti dia ingin berbaikan denganmu, apakah kamu akan kembali?"
Nyonya besar tidak tega kehilangan cucu menantu sebaik ini dan berharap keduanya bisa bersama lagi kelak.
Calista tidak bodoh dan tahu kalau orang yang bisa membuat Lancelot melunak hanyalah Nydia, bukan dia.
Calista mengatupkan bibirnya, "Tapi nenek, dia tidak menyukaiku, aku seharusnya sadar enam tahun yang lalu."
Nyonya besar seolah memikirkan sesuatu sehingga wajahnya terlihat suram.
"Nenek, tidak peduli apakah aku cucu menantu Anda atau bukan, tapi aku tetap Calista yang akan menghormati Anda seperti dulu." Dia mengulurkan tangan dan mengelus pelipisnya, lalu tersenyum, "Anda harus bahagia dan jaga kesehatan, tidak perlu khawatirkan hal lainnya."
Lancelot berdiri di luar dengan diam.
Dia tahu hubungan baik antara Calista dan nyonya besar.
Meskipun selama ini dia tidak menyukai Calista, tapi dia tidak menyangkal kalau Calista memperlakukan nyonya besar dengan baik, tidak ada perbedaan dengan cucu kandung sendiri.
Meskipun Mayda dan Elton tidak baik padanya, dia tetap merawat mereka.
Setelah mengetahui kecelakaan Nydia disebabkan oleh Calista, Lancelot merasa sangat marah. Namun, Calista memperlakukan nyonya besar dengan tulus, maka dia memilih untuk tidak membuat perhitungan dengannya.
Ini juga bisa dianggap sebagai belas kasihan terakhirnya.
Setelah waktu yang lama, keduanya baru keluar dari dalam.
"Calista, sering-seringlah datang mengunjungiku kalau kamu ada waktu kelak. Aku mungkin hanya bisa bertahan selama beberapa tahun lagi."
"Nenek jangan sembarangan bicara, Anda akan panjang umur. Aku akan sering mengunjungi Anda."
Saat ini, Lancelot datang menghampiri, "Aku akan mengantarmu."
Calista menolaknya, "Tidak perlu, ada yang menjemputku." Dia berbalik dan berjalan ke Maybach hitam yang sudah tiba sejak tadi.
Mata Lancelot terlihat suram, Griswald dan model pria itu ada di sana.
Mereka bertiga terlihat mengobrol dengan senang dan sangat menusuk mata.
Nyonya tua batuk beberapa kali, napasnya agak tersengal, "Aku sudah tua, tidak bisa mengurus masalah kalian lagi, tapi Lancelot... aku berharap kamu jangan menyesal suatu hari nanti."
Nyonya besar yang biasanya selalu menyayanginya sangat kecewa padanya. Dia tidak ingin melihatnya lagi dan dipapah ke dalam oleh pembantu.
Lancelot berdiri seorang diri di luar, wajahnya terlihat dingin.
Menyesal?
Tidak mungkin.
