Pustaka
Bahasa Indonesia

The Puzzle

29.0K · Tamat
Libra girl
31
Bab
1.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

"Good boy go to heaven, but badboy bring you heaven."Aluna Candy menjadi satu-satunya perempuan yang begabung di sebuah geng yang terkenal akan prestasi nakalnya seantero SMA Matahari. Bukan tanpa alasan, gadis itu diberi kehormatan untuk menggantikan kekasihnya yang meninggal secara misterius.Kedatangan seorang murid baru, membuat kehidupan Candy menegangkan. Teror bertebaran, hingga ia tidak sengaja bertemu kekasihnya yang sudah meninggal.Clade berarti bencana.

PresdirRomansaBillionaireLove after MarriagePerselingkuhanDewasa

Prolog

Mata hazel milik Candy sedang fokus membaca buku di genggamannya, ketika sebuah tangan tiba-tiba menutup matanya. Gadis itu ingin memprotes, namun sedetik kemudian bau parfum yang sangat ia kenali membuatnya mengurungkan niat.

Candy merasakan tubuhnya tertarik, diikuti dengan buku yang direbut paksa dari tangannya.

"Athar .... " Suara tegas namun terdengar lembut itu membuat Athar menarik senyumnya.

"Hai," sahutnya dengan menampilkan seulas senyum tanpa dosa. "Kamu lupa kunci jendela."

Candy menggelengkan kepalanya. Sudah menjadi kegiatan rutin seorang Athar akan datang sesuka hati ke rumahnya, tidak masuk melalui pintu, cowok itu nekat memanjat dan masuk lewat jendela.

Tenang, mereka tahu batasan. Athar bukan berandal biasa, cowok itu anak dari Haris Sanjaya-seorang pengusaha di bidang pertelevisian yang dikabarkan sedang mencalonkan diri untuk menjadi Gubernur.

"Memang nggak pernah dikunci," sindir Candy, "ada maling tiap malem dateng, tapi malingnya nggak suka ngambil barang."

"Pasti malingnya ganteng."

"Kepedean." Candy terkekeh, kemudian gadis itu sadar kalau Athar masih memakai seragam. Padahal, sekarang sudah jam delapan malam. "Kenapa masih pake seragam?"

"Males ganti baju."

"Tadi kamu nggak sekolah, kan? Kemana?"

Athar menyengirkan senyumnya. "Tawuran." Ujarnya tanpa dosa.

"Athariq Sanjaya!" Kesal Candy, gadis itu memukul dada Athar dengan keras berkali-kali. "Kenapa berantem!"

"Pengen aja." Sahut Athar dengan nada meledek yang menyebalkan.

Candy mengembuskan napasnya kasar. "Capek ah, jadi sahabat kamu sepuluh tahun tapi nggak pernah kamu dengerin."

"Jadi, mau berenti jadi sahabatku nih?" tanya Athar dengan raut wajah serius.

"Lupain." Candy membuang wajahnya ke arah lain.

Candy ingin sekali menyembunyikan degub jantungnya yang semakin tidak karuan. Semakin lama, rasanya perasaan gadis itu semakin tidak bisa dipendam.

Bagaimana ingin dipendam, jika orang yang kita suka terus memperlakukan kita seperti pacar namun berkedok sahabat? Sakit? Tentu saja.

"Aku mau nanya," kata Athar memecah keheningan.

"Tanya aja," ujar Candy tanpa menoleh.

"Kamu kan pinter, nih." Athar menatap Candy meskipun gadis itu tidak menatapnya, "Retoris itu apa?"

Candy menoleh, kemudian menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa nanyain itu?"

"Jawab aja, sih."

"Retoris itu pertanyaan yang nggak perlu dijawab. Kalaupun perlu dijawab, paling jawabannya cuman iya atau enggak."

"Oh gitu." Athar mengangguk seolah paham, "Kamu mau jadi pacar aku?"

"Hah?" Candy terkejut, "a-apa?"

"Itu contohnya kan? Pertanyaan retoris, jawabannya cuman iya atau enggak." Athar terkekeh, membuat Candy salah tingkah. Cowok itu, dia sengaja mengerjai Candy!

"Bisa nggak, nggak usah kasih contoh pertanyaan sensitif gitu?" Kesal Candy.

"Loh kan aku nanya." Athar terkekeh meledek, "jadi iya apa enggak?"

"Apanya!"

"Ya jawaban yang tadi, lah. Contohnya udah bener apa belum?"

"Pikir aja sendiri." Candy menarik tubuhnya menjauh dari Athar.

Athar menahan tawanya mati-matian. Cowok itu kemudian mendekat. "Permen, jangan ngambek, dong."

"Pulang sana!" Usir Candy. Gadis itu beranjak, bersiap hendak menyeret Athar namun tertahan oleh pergerakan cowok itu.

"Tunggu, jawab dulu nih. Aku ada PR besok."

"Sejak kapan kamu mikirin PR," sinis Candy.

"Jawab aja." Athar menarik Candy untuk duduk di sebelahnya, "pertanyaan retoris itu pertanyaan yang nggak harus dijawab, tapi jawabannya cuman iya atau enggak. Bener?"

"Bener."

"Contohnya, kamu mau pacaran sama aku? Kayak gitu?"

"Iya." Sahut Candy malas.

"Oke." Athar menganggukkan kepalanya, "kita pacaran."

"Eh?" Candy refleks menoleh.

"Kita.pacaran." Athar mengedipkan sebelah matanya. Cowok itu kemudian beranjak dari posisinya, "dah, aku mau pulang dulu."

"Apasih! Gajelas!" Memang, yang namanya Athariq Sanjaya itu cowok paling tidak jelas. Selalu semaunya! Hati Candy benar-benar dibuat mainan!

Athar menarik senyum, senyum menyebalkan. Tanpa aba-aba, ia menempelkan tangannya di bibir Candy, kemudian mencium punggung tangannya.

"Dah pacar," ucap cowok itu kemudian. Ia melangkah ke jendela kamar Candy yang sudah terdapat tangga.

"Athar!" Teriak Candy dengan suara tertahan. Gemas, kesal, sedikit bahagia.

Malam itu, status persahabatan yang dibangun sepuluh tahun, kandas oleh status baru mereka. Sepasang kekasih.

•CLADE•