Pustaka
Bahasa Indonesia

Tertenggelam dalam Cintamu

134.0K · Tamat
Siska Yulia Johan
94
Bab
323.0K
View
8.0
Rating

Ringkasan

Cinta yang tidak bisa diketahui orang lain, cinta yang dalam gelap, tapi aku tetaplah tertenggelam dalamnya, karena dia adalah satu-satunya cahaya dalam hidupku.Tapi, cinta seperti ini, akankah ada hasil baik?

RomansaPresdirKeluargaOne-night StanderotisMenyedihkanSweet

Bab 1 Baiklah, Kalau Begitu Aku Akan Menidurimu

Bab 1 Baiklah, Kalau Begitu Aku Akan Menidurimu

Aku dan suamiku sudah menikah selama 3 tahun, tapi masih belum memiliki anak, alasannya sangat sederhana, dia terluka dulu sewaktu kecelakaan, tidak dapat memiliki anak, dan juga tidak bisa hidup seperti orang normal lainnya dalam kehidupan pernikahan, aku menikahinya bagaikan sebuah pajangan, mana mungkin memiliki anak.

Hal ini hanya aku dan dia yang tahu, Ibu mertuaku tidak tahu, setiap kali selalu ribut, mengatakan bahwa aku tidak bisa hamil, lalu mengatakan bahwa aku tidak melakukan tugas seorang istri dengan baik, pokoknya hal yang tidak enak didengar akan dikatakannya.

Haha, jika bisa hamil, mantan istrinya mungkin sudah melahirkan.

Dia mandul, bahkan tidak bisa bangun, untuk melampiaskan masalah seksnya, dia meninju dan menendangku setiap hari, aku sekuat tenaga menahan tangis tidak mengeluarkan suara sedikitpun.

Tetapi rasa sakit di hatiku hanya diketahui olehku, aku tidak punya perasaan padanya, aku terpaksa menikahinya.

Mengapa aku harus menjalani hidup seperti ini? Mengapa aku harus menukar hidupku bagai sebuah barang? Tetapi ketika berpikir tentang wajah Ayahku yang bersujud di hadapanku dengan berlinangan air mata, dan juga suara tangis Ibuku, yang membuatku tahu bahwa Ayah tidak seserderhana hanya demi menyenangkan Zaky sehingga menyuruhku menikah dengannya, tetapi tidak peduli bagaimana aku bertanya, mereka tidak membuka mulut, aku hanya bisa menikah dengannya.

Demi keluarga ini, aku tidak punya hak untuk memilih.

Sudah 3 tahun, bahkan ketika dia bermain tangan padaku aku masih bisa bengong mengosongkan diriku, tidak peduli baik secara fisik maupun mental sudah mati rasa. Tetapi hal yang paling konyol terjadi, dia ternyata memaksaku untuk memiliki anak!

"Kita harus punya anak! Aku tidak boleh membiarkan orang lain tahu bahwa aku mandul, dan terlebih tidak boleh membiarkan Zico tahu! Kamu harus memberiku seorang anak!" Zaky menatapku dengan matanya yang merah, menatapku dengan sedikit gila.

Aku tertawa dingin, mengusap sudut bibirku yang berdarah yang baru saja dipukuli olehnya: "Bagaimana bisa? Spermamu semuanya itu mati, jika bisa melahirkan, maka mantan istrimu tidak akan berselingkuh, juga tidak akan memberikanmu sebutan sebagai orang yang diselingkuhi!"

"Diam!" Zaky kesal dan menjadi marah, kembali menamparnya.

Mengenai rasa sakitnya, aku menatapnya dengan keinginan untuk membalas, tertawa dengan keras.

"Hahaha! Kamu adalah seorang kasim, masih ingin memiliki anak! Sungguh konyol!" Meringkuk di sudut, sekujur tubuh gemetaran, bahkan sudah seperti ini pun aku tidak mundur, jika tidak mana ada kesenangan dalam hidupku? Terkadang aku berpikir, alangkah baiknya membiarkannya membunuhku, dengan begitu aku terbebas, lepas.

Suara "Prangg" terdengar, vas di atas meja dilemparkannya ke lantai, Zaky benar-benar kehilangan akal sehatnya. "Tidak boleh, kamu harus melahirkan anak, aku tidak boleh membiarkan orang lain tahu bahwa aku mandul! Ya, selama kamu melahirkan seorang anak sudah cukup, tidak peduli anak siapa itu! Ya, kamu pergi keluar untuk merayu pria! Sebenarnya kamu sudah lama menginginkan seorang pria! Siapa pun boleh, bahkan jika itu adalah gelandangan di jalan! Aku mohon padamu!"

"Apa yang kamu katakan?" Dia memintaku untuk meminjam sperma! Tiba-tiba hatiku merasakan amarah, "Kamu pikir aku apa, kenapa begitu asalnya?" Zaky bahkan tidak memberiku rasa hormat. Dia hanya menjadikanku sebagai barang milik pribadinya, bisa dimainkan sesuka hati, hidupku, martabatku tidak ada artinya baginya.

"Jangan banyak omong kosong! Apa yang kusuruh lakukan, lakukan saja!" Sikap Zaky yang mendekati gila ini tidak memungkinkanku untuk berdebat, ekspresi wajahnya, mengerikan, aku yang melihatnya pun merasa jijik.

Benar-benar menjijikkan, hidupku.

Aku tertawa dingin berkata pada Zaky: "Kamu jangan menyesalinya." Lalu aku bangkit, berdandan dan berpakaian seperti wanita centil.

Aku membenci segala sesuatu di sekitarku, tetapi aku tidak bisa melakukan apa-apa, membawa hati yang ingin membalas dendam, aku berjalan di jalan di mana aku tidak bisa kembali.

Bar di subuh hari sangat ramai, orang-orang di sini datang dan pergi, terlihat normal jika melihat orang yang disukai kemudian bersetubuh. Aku menyembunyikan diriku yang malu-malu di bawah riasan wajah yang tebal, berpura-pura menjadi seorang veteran, berkumpul dengan seorang pria.

Dia berdansa seiring dengan musik, bahunya yang lebar, cahaya lampu yang berkelap kelip membuat gambarnya menjadi potongan-potongan, dia menutup matanya dengan malas dan seksi benar-benar sangat enak dilihat.

Ini adalah tubuh seorang pria muda, penuh dengan kekuatan yang tak terbatas, tidak seperti Zaky.

"Tuan, ingin bermain?" Aku mengencangkan tanganku dengan gugup, aku bahkan tidak bisa melihat wajahnya di bawah cahaya redup.

Dia menghentikan gerakannya, perlahan membuka matanya. Meskipun tampilannya begitu rapuh tapi masih dapat menarik orang.

Terlihat bahwa dia sudah mabuk, mendekat, membungkuk, dan mendengus di telingaku dengan penuh godaan, "Main? Main apa?"

"Bermain itu." kataku.

"Haha." Dia tersenyum mendongakkan kepalanya, menatapku dengan pandangan matanya yang mabuk itu, seolah sedang memeriksa, dan tiba-tiba aku terpaku.

Pria ini, dengan senyum sinis di mulutnya, menaikkan alisnya, matanya tampak seperti jurang yang dalam, dalam sekejap bisa menghisap orang ke dalam.

Aku menghirup nafas dalam, tidak dapat dipungkiri, bahwa pria ini sangat tampan, jika bisa tidur dengannya, tidak akan rugi.

"Kamu ingin aku menidurimu." kata pria itu dengan pasti, mengangguk dengan mabuk.

Wajahku tiba-tiba memerah, menolehkan kepala.

Musik di bar memekakkan telinga, tapi aku masih bisa mendengar detak jantungku sendiri yang berdetak kencang.

Ada begitu banyak orang di sekitar, tidak ada yang memperhatikan kami, tapi perasaan bersalahku membuatku merasa bahwa semua orang melihatku, lihat betapa liciknya aku! Merayu seorang pria tanpa malu!

Pria itu tidak berbicara dalam jangka waktu yang lama, ketika aku kesal dan marah ingin pergi, dia menarikku, meletakkan kepalanya di bahuku, tubuh itu menempel erat padaku berkata: "Baiklah, kalau begitu aku akan menidurimu."