Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 1

Maira seorang gadis berusia 20 tahun berkulit putih dengan rambut panjang lurus yang membutnya semakin cantik. Dia sekarang masih di dalam kamarnya untuk bersiap berangkat magang.

Maira mengeringkan rambutnya dengan hairdryer. Gadis itu lalu memakai make up di wajahnya, tidak tebal dan tidak mencolok tetapi membuat dia tampak makin cantik.

Setelah selesai Maira berjalan menuruni tangga menuju ke ruang tamu.

"Pagi Bunda, " sapa Maira yang melihat bundanya sedang menata sarapan dimeja makan.

"Pagi sayang, " jawab bunda dengan tersenyum.

"Ayah belum turun ya Bun? " tanya Maira yang belom melihat ayahnya.

"Ada apa sayang nyari ayah? Kangen yaa, " gumam ayah yang berjalan kemeja makan.

"Ihh Ayah pede, " ujar Maira sambil memonyongkan bibirnya.

"Ayah engga pede, tapikan emang kenyataanya ayah ngangenin. Iya engga Bun? " ujar ayah sambil memainkan alisnya menggoda Bunda.

"Ayaaaah. "

"Iya Bunda sayang kenapa? " goda ayah lagi yang membuat Mairah tertawa melihat tingkah ayahnya yang masih sering menggoda bundanya.

"Udah-udah ayo sarapan, " perintah bunda yang lalu mengambilkan makanan kepiring ayah. Maira ikut duduk di meja makan dan merekapun akhirnya sarapan bersama.

"Oh iya sayang nanti pulangnya langsung pulang kerumah ya, jangan mampir-mampir, " gumam bunda disela-sela makan.

"Iya bunda," jawab Maira. "Tapi kok tumben bunda nyuruh Maira langsung pulang? " tanya Maira yang penasaran.

"Iya nanti temen ayah akan makan malam disini. "

"Oh iya yah, temen kerja ayah?"

"Sahabat ayah dari kecil sayang, yang anaknya dijodohin sama kamu sayang. "

Mendangar perkataan ayahnya Maira langsung menghentikan makannya dan menatap ayahnya itu. Sebenarnya sejak SMA kelas 1 dia udah diberi tau tentang perjodohan itu. Saat itu Maira tidak menanggapinya dengan serius.

Karena dia pikir ayahnya nanti akan berubah pikiran tentang perjodohan itu. Tapi nyatanya ayahnya tetep kekeh tentang perjodohan itu.

"Kalau Maira nolak perjodohan itu gimana? " tanya Maira dengan ragu, ayahnya hanya diam mendengar pertanyaan Maira.

"Kalau ternyata Maira engga suka sama laki-laki itu gimana? "

"Ayah yakin kalau kamu bakal menyukainya, " ujar Ayah sambil memandang Maira.

"Kenapa Ayah bisa seyakin itu? Emang nya setelah dia dewasa Ayah pernah ketemu dengan dia? " tanya Maira.

"Pernah, sekali dan dia sangat sopan sama ayah. "

"Hmm, tapikan Ayah cuman sebentar bertemu dengannya, " tutur Maira yang masih mencoba membujuk ayahnya agar membatalkan perjodohan itu.

"Orang tuanya aja baik pasti anaknya juga baik, Maira jangan khawatir ya, " ujar Bunda dengan tersenyum untuk menyakinkan Maira.

"Hmm tapi Maira engga mau ya nikah muda, Maira masih kuliah dan mau ngejar cita-cita Maira, " gumam Maira memohon.

"Iya sayang, kamu nanti malem jangan kecewain ayah ya, " ujar ayahnya sambil mengelus kepala Maira. Maira hanya tersenyum dengan terpaksa.

"Yaudah Maira berangkat sekarang Yah Bun, " Maira bangun dari kursinya dan salim dengan ayah dan bundanya.

"Makannya engga diabisin sayang? " tanya bundanya.

"Udah kenyang bun, " jawab Maira.

"Maira berangkat dulu, " ujarnya lalu berjalan keluar rumah dengan muka yang masam.

Maira mengendarai mobilnya menuju perusahaan Leo, udah beberapa hari Maira magang diperusahaan tersebut. Maira sendiri tidak pernah tau wajah calon suaminya itu karena dia tak tertarik dengan perjodohan itu.

Beberapa menit kemudian mobilnya memasuki halaman perusahaan. Setelah memakirkan mobilnya dia langsung masuk ke dalan gedung itu dan menuju mejanya.

"Hei anak magang, " panggil Bella..

"Ini maklampir engga bisa apa buat hari ini aja engga ganggu aku, " gerutu Maira dalam hati karena moodnya sangat tidak baik hari ini.

Maira akhirnya berjalan kearah Bella.

"Iya ada apa kak? " tanya Maira dengan sopan.

"Photo copy ini, " perintah Bella dengan memberikan setumpuk dokumen.

Maira menerima tumpukan dokumen itu dengan malas. "Cepat jangan malas-malas!!! " gerutu Bella yang menatap tajam Maira.

"Iya kak, " ujar Maira dengan tersenyum manis yang kemudian berjalan untuk photo copy dokumen-dokumen itu.

Bella adalah orang yang tidak suka dengan Maira. Itu karena Bella menyukai laki-laki yang bernama Adit tetapi Adit selalu menyuekinya.

Dan dari awal Maira magang diperusahaan itu Adit menunjukan perhatianya terhadap Maira. Tetapi Maira tidak tertarik dengan Adit.

Sebenarnya bukan cuma Adit yang tertarik dengan Maira tapi ada beberapa karyawan lain yang menunjukan ketertarikanya dengan Maira. Sebenarnya hal itu sudah biasa Maira hadapi, karena dia memang sosok wanita yang cantik baik dan ramah terhadap siapapun.

Tidak salah kalau banyak laki-laki yang tertarik denganya.

"Ra, udah sarapan? " tanya Adit yang menghentikan langkahnya.

"Eh udah Pak, " jawab Maira dengan tersenyum.

"Oh iyaa, nanti makan siang bareng mau? "

"Maaf Pak engga bisa, "tolak Maira.

"Kalau nanti malem bisa jalan bareng engga? "

"Maaf engga bisa juga Pak, " tolak Maira lagi.

"Kenapa? Ada acara ya?" tanya Adit penasaran karena dirinya berharap Maira tidak menolak ajakanya tersebut.

"Iya saya mau makan malam dengan calon suami saya. " Adit terdiam mendengar jawaban dari Maira. Maira memang sengaja mengatakan hal itu karena sejujurnya dia terganggu dengan Adit.

"Yaudah saya permisi dulu Pak, mau photo copy, " ujar Maira yang kemudian berjalan meninggalkan Adit dan Adit masih diam di tempatnya menatap Maira dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

Dari kejauhan Bella kesal karena melihat Maira dengan Adit yang mengobrol.

"Udah dibilangin jangan deketin Pak Adit juga!!! " gumam Bella.

Setelah selesai photo copy Maira langsung menyerahkanya ke Bella..

"Ini kak, " ujarnya sambil menyerahkan dokumen tersebut.

"Bisa engga sih kamu jangan ganggu Pak Adit!!! "

"Maaf kak tapi saya tidak suka dengan Pak Adit, dia sendiri yang selalu ganggu saya, " jelas Maira.

"Sok kecantikan banget sih!!! Pak Adit itu punyaku, jangan deketin dia lagi!! paham engga hah!!! " ujar Bella dengan ketus.

"Kak, kakak itu cantik kakak juga sebenere baik dan setauku juga banyak laki-laki lain yang tertarik dengan kakak. Terus kenapa kakak sangat menyukai Pak Adit yang sama sekali tidak menghargai perjuangan kakak? "

"Bukan urusanmu!!! "

"Dan satu lagi kak, aku pikir Pak Adit tidak sebaik yang kakak pikir," Bella hanya diam mendengar perkataan Maira.

"Maaf, saya tidak bermaksud lancang dengan kakak. "Maira lalu berjalanan meninggalkan Bella yang masih diam.

Sebenernya apa yang dikatakan Maira semuanya benar, Bella adalah sosok gadis yang cantik bahkan juga banyak laki-laki yang tertarik denganya.

"Andai kamu tau Ra, " gumam Bella lirih yang melihat Maira berjalan menjauh darinya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel