Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

KESUCIAN MATA ETHAN TERNODAI

Hari sudah cukup sore saat Ethan sudah sampai mengantarkan sang bos berserta istri ke Villa milik sang bos.

“Aku rasa sebaiknya aku pulang. Aku takut terjadi apa-apa pada Adaline. Secara kan dia juga adalah tanggung jawab ku.” Seru Ethan, pelan.

Ethan pun menuju ke tempat para anak buahnya berjaga, dan menegaskan kembali apa-apa saja yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan.

Sebelum pulang, Ethan melihat kembali keadaan Villa dengan seksama. “apa dia akan baik-baik saja disini dengan pengawalan Dom?” ucap Ethan pada dirinya sendiri, karena mengkhawatirkan keselamatan Mr. Sean beserta istri.

Tapi sesaat kemudian Ethan teringat perkataan bos nya pada nya, bahwa sang bos sengaja menempatkan Ethan untuk menjaga Adaline White agar Ethan punya waktu untuk liburan di rumah.

Selama ini Ethan selalu mengikuti kemana pun Mr. Sean pergi, sehingga dalam penglihatan Sean, Ethan tidak punya waktu me time sedikit pun.

“Baiklah kalau begitu. Semoga aku benar-benar bisa berlibur jika aku berada di rumah.” Ujarnya, kemudian mengambil mobilnya untuk kembali ke rumah.

***

Setelah menempuh perjalanan berjam-jam, Emmanuel Ethan pun sampai ke rumah nya. Rumah yang terlihat sangat sederhana dari luar tapi tertata dengan sangat rapi pada bagian dalamnya.

"Dimana Adaline?" tanya Ethan pada salah seorang pelayan di rumah hanya.

"Nona Adaline sedang membersihkan diri nya tuan." Jawab pelayan itu.

Ethan sangat bersyukur karena gadis itu kini memiliki kegiatan lain untuk dilakukan nya.

Ethan yang sudah merasa sangat kelelahan pun memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Dia ingin berendam agar tubuh nya yang terasa pegal-pegal itu kembali fresh untuk menghadapi Adaline White besok pagi.

Ethan sudah tidak sabar untuk segera berendam. Membayangkan betapa menyegarkan nya berendam di air panas sudah membuat Ethan ingin cepat-cepat masuk ke kamarnya.

Ethan berjalan menuju kamar nya. Karena terbiasa berjalan tanpa suara, langkah kaki Ethan pun memang tidak terdengar sama sekali.

Sesampainya di kamar, Ethan melepaskan kemeja nya dan hanya menyisakan celana panjang hitam karet saja.

Kemudian ia berjalan menuju bathtub yang tertutup oleh tirai itu.

Dan saat tirai itu terbuka......

"Aaaaaaaaaaaaaaaa!!!" Teriak Ethan bersamaan dengan Adaline, yang ternyata sedang berendam tanpa pakaian di dalam bathtub nya Ethan.

"Aaaaaaaaaa.....aaaaaaaaa.....aaaaaaa!" Adaline membagi teriakannya menjadi tiga bagian agar lebih indah

Ethan langsung membalikan badannya sedangkan Adaline langsung masuk ke dalam air, hingga hanya bagian hidung nya ke atas saja yang terlihat.

"Apa yang kau lakukan di kamar ku dan di dalam bathtub ku!!"teriak Ethan sambil menutup mata nya meskipun dia sudah memunggungi Adaline.

Adaline mengeluarkan kepalanya. Dia terlihat ragu untuk menjawab apa. Sebab Adaline memang tidak tahu kalau ini adalah kamarnya Ethan.

"Matilah aku!! Mana aku tahu kalau ini adalah kamar nya. Semalam kan kami sama-sama tidur di ruang tengah."gumam Adaline dalam hati.

"Eehmm...Aku tidak tahu kalau ini adalah kamar mu. Aku tadi ingin mandi tapi setelah aku cek beberapa kamar di rumah ini, hanya kamar ini yang ada bathtub nya." jelas Adaline dengan suara pelan.

Kemudian masuk lagi ke dalam air hingga mulutnya kembali terbenam.

"Kalau begitu cepat keluar dari bathtub ku!!" Perintah Ethan yang menurunkan tangannya, dia sadar untuk apa dia menutupi mata nya, kan dia saat ini sudah membelakangi Adaline.

"Kenapa aku jadi bodoh begini!!" rutuk Ethan pada diri nya sendiri.

Adaline yang masih dalam mode panik, spontan keluar dari bathup begitu saja begitu Ethan memerintah kan nya keluar.

Lagian dalam pikiran Adaline, Ethan kan saat ini sedang memunggungi nya. Jadi tidak apa- apa jika dia berdiri dan keluar dari bathup.

Tapi tanpa Adaline sadari, ternyata Ethan tanpa sengaja malah dapat melihat tubuh Adaline di pantulan cermin yang berada tepat di depannya.

Pupil mata Ethan pun membesar. Dengan susah payah Ethan mencoba menelan Saliva nya. Ethan speechless, tidak tahu berkata apa. Ini adalah pertama kali nya Ethan melihat tubuh wanita tanpa busana langsung.

"Tubuhnya indah sekali..."Seru tanpa sadar. Ethan malah sempat kagum melihat tubuh Adaline tanpa ada penghalang satu helai kain pun.

"Astaga Ethan!! apa yang kau pikirkan!!! Lekas tutup mata mu! Atau suruh dia kembali masuk ke dalam air." Ujar Ethan kecil berjas putih sambil duduk di bahu kanan Ethan.

"Alaaah Ethan!! Tidak perlu dengarkan si muna ini! Kapan lagi brooooo..... jacpot mah ini maah!!!" Seru Ethan kecil berbaju hitam plus tanduk merah di kepala.

"Astaga!! aku malah tambah pusing mendengar ocehan dua makhluk ini!" Tukas Ethan menggelengkan kepala nya, sehingga makhluk dua tadi hilang otomatis.

Ethan kembali melihat ke arah Adaline dan dia merasa sedikit tidak pantas jika ia mengambil kesempatan dalam kesempitan seperti ini.

Dengan suara terbata-bata Ethan pun buka suara...

"Di-diam di tempat mu!!" Ujar Ethan yang masih melihat Adaline dari cermin tadi.

Adaline pun diam, dengan air yang terus bercucuran di sekujur tubuh nya yang tidak tertutupi apapun itu.

"Sekarang lekas kau masuk lagi ke dalam bathtub itu!!" Perintah Ethan dengan suara yang terdengar grogi.

"Tapi kenapa?" Tanya Adaline, yang heran kenapa Ethan sebentar menyuruh keluar dari bathtub lalu menyuruh nya masuk lagi ke dalam bathtub.

"Kau masih tanya kenapa?!!!! Harus nya aku yang tanya kenapa!! Kenapa kau main keluar saja dari bathtub itu tanpa mengenakan apapun!!" Protes Ethan, membuat Adaline yang tadi nya akan masuk ke dalam bathtub malah jadi berhenti dan bertanya,

"Bagaimana kau tahu kalau aku tidak mengenakan apapun?" Tanya Adaline ragu-ragu.

"Aku bisa melihat mu dari cermin ini."Jawab Ethan dengan polos nya.

Kini pandangan mata Adaline dan Ethan bagai saling tatap di cermin itu.

Dan begitu Adaline sadar apa yang sebenarnya terjadi, Adaline langsung teriak dan tanpa sengaja Adaline terpeleset dan hampir terjatuh ke dalam bathtub itu.

Untung nya Ethan melihat hal itu dari cermin dan reflek menarik tangan Adaline, hingga untuk sesaat Adaline terselamatkan.

Namun hal itu benar - benar hanya saja sesaat. Sebab sesaat kemudian tanpa sengaja mata Ethan menatap dada Adaline, dan membuat keseimbangan Ethan hilang. Dan akhir nya, Ethan dan Adaline sama-sama terjatuh ke dalam bathtub besar itu.

Ethan mengusap wajahnya yang basah dengan telapak tangan nya. Dengan tatapan lurus ke depan.

Bayangan saat dia dan Adaline saat saling bertatapan sesaat sebelum mereka terjatuh ke dalam bathtub itu membuat seluruh bulu roma Ethan berdiri.

Tanpa mengucapkan apapun Ethan keluar dari bathtub itu.

Sedangkan Adaline masih mematung didalam bathup itu. Dengan posisi kepala yang Adaline benam kan dan hanya menyisakan mata saja di permukaan air.

Jantung Adaline berdetak kencang. Perlahan Adaline menyentuh dadanya yang seperti bergemuruh tak jelas di bawah air itu.

"Aku ini kenapa?" tanya nya pada dirinya sendiri, mengedip kan mata nya berkali-kali.

Ethan meraih handuk nya dan mengeringkan tubuh nya yang basah kuyup karena mencoba menyelamatkan bocah itu.

"Lekaslah keluar dari bathtub itu, kau bisa masuk angin jika berlama-lama berendam di sana." Ucap Ethan dengan suara datar nya, berpura-pura kalau diri nya baik - baik saja saaat ini.

Padahal asli nya, jantung Ethan pun berdetak sama kerasnya dengan Adaline saat ini. Bahkan kalau bisa jantung Ethan ingin melompat keluar dan menghampiri jantung Adaline, yang kompakan berdetak kencang.

Ethan meletakkan tangannya di dada. Dia merasa ada yang tidak beres di dalam sana.

"Apa ini efek karena aku terjatuh tadi? Heem..aku rasa aku harus segera memeriksa diri ke dokter." gumam Ethan pada diri nya sendiri.

"Aku harus menelpon dokter pribadi nya dan meminta nya datang." Ujar Ethan dalam hati.

Ethan pun akan beranjak pergi namun baru selangkah Ethan melangkah Adaline memanggil nya.

"Heem...Ethan." Panggil Adaline, membuat detak jantung Ethan semakin cepat.

"Apa lagi ini Tuhan??" Seru Ethan dalam hati.

Ethan berhenti dan tidak berbalik untuk melihat ke arah Adaline. Dia bahkan tidak berkata apapun seakan-akan menunggu Adaline untuk melanjutkan perkataannya.

"Eheem..." Adaline berdehem kecil dulu sebelum melanjutkan perkataannya."Handuk?" ucapnya singkat.

"Handuk?" Ulang Ethan dalam hati, yang saat ini masih sulit mencerna apapun dengan otak nya yang membeku usai terendam di bathtub bersama Adaline tadi.

"Can I have it? " tanya Adaline terdengar ragu-ragu.

Tapi otak Ethan benar-benar lemot saat ini hingga dia masih tidak bisa mengerti dengan apa yang Adaline katakan.

"Ethan...aku butuh handuk." Ucap Adaline sekali lagi.

"Damn!!" rutuk Ethan dalam hati yang merasa kalau diri nya semakin bodoh entah karena apa.

"Ini." ujar Ethan sambil memberikan handuk yang dia gunakan untuk mengelap badannya tadi pada Adaline tanpa membalikkan tubuh nya.

"Kau ingin aku keluar lagi dari bathtub ini?" Ucap Adaline yang kemudian membenamkan kepala nya hingga hidung karena terlalu malu telah berkata seperti itu pada Emmanuel Ethan .

"Astaga bodoh nya aku!!" Rutuk Emmanuel Ethan sekali lagi pada diri nya sendiri.

Ethan pun mengambil tongkat baseball milik nya. Lalu menyangkut kan handuk itu di ujung stik baseball itu kemudian mundur beberapa langkah ke belakang. Dan mengulurkan nya pada Adaline.

"Tutup mata mu! di depan mu ada cermin." Ujar Adaline.

Ethan pun mengangguk dengan cepat dan langsung menutup mata nya.

Begitu melihat Ethan menutup mata nya, Adaline langsung berdiri lalu keluar dari bathtub itu. Adaline pun meraih handuk yang diberikan oleh Ethan dan mulai mengelap tubuh nya.

Tapi satu hal yang Adaline tidak ketahui bahwa saat Adaline terlalu fokus mengering kan tubuh nya, Ethan ternyata malah membuka mata nya dan menatap lekat ke arah cermin yang ada di depan nya.

Tanpa berkedip Ethan melihat setiap inci tubuh seksih Adaline White yang dibasahi oleh air di sekujur tubuh nya.

Jakun Ethan naik turun saat menelan saliva nya.

Saat Adaline akan selesai mengelap tubuh nya, Ethan kembali menutup mata nya, seakan-akan dia memang dari tadi dia terus menutup mata nya.

Adaline melihat ke arah cermin dan merasa tenang karena mengira Ethan sama sekali tidak mengintip.

Adaline pun berkata,

"Heeem... kau boleh membuka mata mu."

Ethan tidak menjawab perkataan Adaline. Dia hanya membuka mata nya lalu mengambil pakaian ganti untuk dirinya lalu pergi dari kamar itu.

Tepat setelah Ethan menutup pintu kamar itu, ia segera bersandar lemas di pintu itu sambil memegangi dadanya.

"Aku pasti sudah gila." ucap nya lalu masuk ke kamar satu lagi untuk membersihkan diri sekaligus menghilangkan hawa panas yang membakar diri nya dari dalam.

Hari sudah mulai masuk malam saat Ethan sudah bisa tenang tapi masih belum mau beranjak dari kamar itu.

Sebenarnya Ethan ingin keluar untuk makan tapi mau bagaimana, dia tidak berani. Dia terlalu gugup untuk bertemu dengan Adaline setelah kejadian tadi.

“Huuf!! Apa yang sebenarnya aku pikirkan sehingga aku berani membuka mata ku tadi.” Serunya pelan.

Ethan bersandar di sandaran kepala tempat tidur. Jantungnya yang tadi sudah mulai bisa berdetak normal tiba-tiba mulai tidak normal kembali setelah teringat lekuk tubuh Adaline.

“Aku tidak boleh membiarkan pikiran kotor ini terus bersarang di kepala ku!” Ujar Ethan, memutuskan untuk bermeditasi saja untuk mendapatkan ketenangan jiwa.

Namun baru sedetik Ethan memejamkan mata, tiba-tiba terdengar suara ponselnya.

“Mr. Sean?” serunya setelah melihat siapa yang menelpon.

Ketika Ethan akan menjawab panggilan itu, panggilan itu tiba-tiba berakhir. Dan sebuah pesan pun masuk ke ponsel Ethan.

Ethan membuka pesan dari Mr. Sean, dan ternyata ada sebuah misi yang harus dia kerjakan malam ini.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel